Nemesis
IndoForum Activist E
- No. Urut
- 55724
- Sejak
- 26 Okt 2008
- Pesan
- 9.732
- Nilai reaksi
- 503
- Poin
- 113
Sewaktu kita duduk di taman kanak-kanak, kita
berpikir kalau seorang
teman yang baik adalah teman yang meminjamkan
krayon warna merah
ketika yang ada hanyalah krayon warna hitam.
Di sekolah dasar, kita lalu menemukan bahwa
seorang teman yang baik
adalah teman yang mau menemani kita ke toilet,
menggandeng tangan kita
sepanjang koridor menuju kelas, membagi makan
siangnya dengan kita
ketika kita lupa membawanya.
Di sekolah lanjutan pertama, kita punya ide kalau
seorang teman yang
baik adalah teman yang mau menyontekkan PR-nya
pada kita, pergi
bersama ke pesta dan menemani kita makan siang.
Di SMA, kita merasa kalau seorang teman yang baik
adalah teman yang
mengajak kita mengendarai mobil barunya,
meyakinkan orang tua kita
kalau kita boleh pulang malam sedikit, mau
mendengar kisah sedih saat
kita putus dari pacar,
Di masa berikutnya, kita melihat kalau seorang
teman yang baik adalah
teman yang selalu ada terutama di saat-saat sulit
kita, membuat kita
merasa aman melalui masa-masa seperti apapun,
meyakinkan kita kalau
kita akan lulus dalam ujian sidang sarjana kita.
Dan seiring berjalannya waktu kehidupan, kita
menemukan kalau seorang
teman yang baik adalah teman yang selalu memberi
kita dua pilihan yang
baik, merangkul kita ketika kita menghadapi
masalah yang menakutkan,
membantu kita bertahan menghadapi orang-orang yang
hanya mau mengambil
keuntungan dari kita, menegur ketika kita
melalaikan sesuatu,
mengingatkan ketika kita lupa, membantu
meningkatkan percaya diri
kita, menolong kita untuk menjadi seseorang yang
lebih baik, dan
terlebih lagi... menerima diri kita apa adanya...
berpikir kalau seorang
teman yang baik adalah teman yang meminjamkan
krayon warna merah
ketika yang ada hanyalah krayon warna hitam.
Di sekolah dasar, kita lalu menemukan bahwa
seorang teman yang baik
adalah teman yang mau menemani kita ke toilet,
menggandeng tangan kita
sepanjang koridor menuju kelas, membagi makan
siangnya dengan kita
ketika kita lupa membawanya.
Di sekolah lanjutan pertama, kita punya ide kalau
seorang teman yang
baik adalah teman yang mau menyontekkan PR-nya
pada kita, pergi
bersama ke pesta dan menemani kita makan siang.
Di SMA, kita merasa kalau seorang teman yang baik
adalah teman yang
mengajak kita mengendarai mobil barunya,
meyakinkan orang tua kita
kalau kita boleh pulang malam sedikit, mau
mendengar kisah sedih saat
kita putus dari pacar,
Di masa berikutnya, kita melihat kalau seorang
teman yang baik adalah
teman yang selalu ada terutama di saat-saat sulit
kita, membuat kita
merasa aman melalui masa-masa seperti apapun,
meyakinkan kita kalau
kita akan lulus dalam ujian sidang sarjana kita.
Dan seiring berjalannya waktu kehidupan, kita
menemukan kalau seorang
teman yang baik adalah teman yang selalu memberi
kita dua pilihan yang
baik, merangkul kita ketika kita menghadapi
masalah yang menakutkan,
membantu kita bertahan menghadapi orang-orang yang
hanya mau mengambil
keuntungan dari kita, menegur ketika kita
melalaikan sesuatu,
mengingatkan ketika kita lupa, membantu
meningkatkan percaya diri
kita, menolong kita untuk menjadi seseorang yang
lebih baik, dan
terlebih lagi... menerima diri kita apa adanya...