byakuya
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 46894
- Sejak
- 25 Jun 2008
- Pesan
- 14.460
- Nilai reaksi
- 288
- Poin
- 83
HIV-AIDS di Bengkulu sungguh memprihatinkan. Pasalnya, tak ada satu daerah pun yang bebas dari virus yang mematikan tersebut. Pihak terkait pun akhirnya bekerja keras.
"Tidak ada daerah yang bebas dari HIV/AIDS, semuanya sudah terjangkit, jadi ini yang membuat kami bekerja keras untuk membentuk Komisi Penanggulangan AIDS di seluruh kabupaten/kota," ungkap Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bengkulu, Arna Maretha tentang penyebaran virus HIV/AIDS yang sudah merata di 10 kabupaten dan kota dalam Provinsi Bengkulu, Kamis (18/3).
Kondisi memprihatinkan itu menuntut penanggulangan terhadap penyebaran virus mematikan ini harus dilakukan dengan secepatnya dengan melibatkan semua pihak yang dikoordinir KPA provinsi.
Tentang itu, menurut Arna mengatakan pihaknya sudah berhasil membentuk KPA di 10 kabupaten atau kota. Artinya penanggulangan HIV di tingkat kabupaten sudah bisa dioptimalkan.
Sebanyak 10 kabupaten/kota yang sudah membentuk KPA yakni Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Mukomuko, Bengkulu Selatan, Kepahiang, Lebong, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Seluma, dan Kaur.
Arna mengatakan, dukungan pemerintah kabupaten/kota terhadap penanggulangan bahaya AIDS sudah mengalami kemajuan, terlihat dari komitmen pembentukan KPA di tiap kabupaten/kota tersebut.
"Kami merasakan dukungan dari pemerintah kabupaten/kota sangat besar untuk membantu kami membentuk seluruh KPA di wilayah masing-masing, sehingga penanggulangan AIDS bisa dilakukan secara bersama-sama," katanya.
Selanjutnya, masing-masing KPA akan menyusun program yang diutamakan pada penyuluhan bahaya narkoba dan kaitannya dengan HIV/AIDS. Arna mengatakan penggunaan narkoba sangat erat kaitannya dengan penularan virus HIV/AIDS di Bengkulu.
"Penggunaan jarum suntik bergantian menjadi faktor utama penularan virus HIV/AIDS, kemudian seks bebas berada di urutan kedua," ujarnya.
Peningkatan jumlah penderita HIV di Bengkulu tergolong tinggi di mana setiap bulan tujuh hingga sepuluh orang diketahui menjadi pengidap baru melalui tes di RSUD setempat.
Arna mengatakan penyebaran virus HIV/AIDS di Bengkulu cukup mengkhawatirkan jika dilihat dari data 2003 hingga 2009.
"Pada 2003 ada empat orang, 2004 dua orang, 2005 sembilan orang, 2006 sebanyak 28 orang, 2007 ada 22 orang, 2008 meningkat menjadi 44 orang dan 2009 sebanyak 56 orang," imbuhnya.
"Tidak ada daerah yang bebas dari HIV/AIDS, semuanya sudah terjangkit, jadi ini yang membuat kami bekerja keras untuk membentuk Komisi Penanggulangan AIDS di seluruh kabupaten/kota," ungkap Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bengkulu, Arna Maretha tentang penyebaran virus HIV/AIDS yang sudah merata di 10 kabupaten dan kota dalam Provinsi Bengkulu, Kamis (18/3).
Kondisi memprihatinkan itu menuntut penanggulangan terhadap penyebaran virus mematikan ini harus dilakukan dengan secepatnya dengan melibatkan semua pihak yang dikoordinir KPA provinsi.
Tentang itu, menurut Arna mengatakan pihaknya sudah berhasil membentuk KPA di 10 kabupaten atau kota. Artinya penanggulangan HIV di tingkat kabupaten sudah bisa dioptimalkan.
Sebanyak 10 kabupaten/kota yang sudah membentuk KPA yakni Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Mukomuko, Bengkulu Selatan, Kepahiang, Lebong, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Seluma, dan Kaur.
Arna mengatakan, dukungan pemerintah kabupaten/kota terhadap penanggulangan bahaya AIDS sudah mengalami kemajuan, terlihat dari komitmen pembentukan KPA di tiap kabupaten/kota tersebut.
"Kami merasakan dukungan dari pemerintah kabupaten/kota sangat besar untuk membantu kami membentuk seluruh KPA di wilayah masing-masing, sehingga penanggulangan AIDS bisa dilakukan secara bersama-sama," katanya.
Selanjutnya, masing-masing KPA akan menyusun program yang diutamakan pada penyuluhan bahaya narkoba dan kaitannya dengan HIV/AIDS. Arna mengatakan penggunaan narkoba sangat erat kaitannya dengan penularan virus HIV/AIDS di Bengkulu.
"Penggunaan jarum suntik bergantian menjadi faktor utama penularan virus HIV/AIDS, kemudian seks bebas berada di urutan kedua," ujarnya.
Peningkatan jumlah penderita HIV di Bengkulu tergolong tinggi di mana setiap bulan tujuh hingga sepuluh orang diketahui menjadi pengidap baru melalui tes di RSUD setempat.
Arna mengatakan penyebaran virus HIV/AIDS di Bengkulu cukup mengkhawatirkan jika dilihat dari data 2003 hingga 2009.
"Pada 2003 ada empat orang, 2004 dua orang, 2005 sembilan orang, 2006 sebanyak 28 orang, 2007 ada 22 orang, 2008 meningkat menjadi 44 orang dan 2009 sebanyak 56 orang," imbuhnya.