• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Selama 1 Miliar Tahun Samudera Kuno Kekurangan Oksigen

magnum

IndoForum Activist C
No. Urut
1320
Sejak
27 Mei 2006
Pesan
14.143
Nilai reaksi
417
Poin
83
Selama 1 Miliar Tahun Samudera Kuno Kekurangan Oksigen
ikan.jpg



Ketika dua pesawat penjelajah yang mendarat di planet Mars mencari eksistensi air dan tanda-tanda kehidupan, ahli geokimia mendapati bahwa eksistensi dan bentuk samudera kuno di bumi ini berlainan sama sekali dibanding dengan sekarang. Data menunjukkan, bahwa di samudera --induk “kehidupan bumi”, pada masa dahulu kala jumlah kandungan oksigennya lebih rendah dibanding pada saat ini, lagi pula masa ketika samudera tidak mengandung oksigen mungkin lebih panjang 1 miliar tahun waktunya dari yang diprediksikan.

Dengan dukungan NSF dan Universitas Rochester, AS ditemukan suatu metode baru cara penelitian yang dapat digunakan untuk menyingkap kondisi perubahan jumlah kandungan oksigen di samudera seluruh dunia. Sebagian besar ahli geologi berpendapat, bahwa 2 miliar tahun silam tidak ada oksigen di lautan, sedangkan pada 5 miliar tahun silam kaya akan kandungan oksigen, namun tidak dapat mendeteksi masa peralihannya.

Penanggung jawab proyek tersebut yakni Enriqueta Barrera mengatakan: “Penelitian ini menggunakan suatu metode baru isotop molibdenum, ilmuwan bisa memastikan perubahan lingkungan samudera dunia menurut metode demikian. Isotop-isotop ini telah membuka sebuah pintu bagi mereka, sehingga mereka berhasil menyelidiki kondisi samudera yang kekurangan oksigen semasa kurun waktu 500 juta hingga 2 miliar tahun silam.”

Ahli geokimia telah mengetahui bagaimana mengukur jumlah kandungan oksigen tertentu di wilayah kuno, namun masih belum bisa memastikan jumlah kandungan oksigen di semua samudera di bumi.

Dengan menggunakan metode baru yang dikembangkan oleh Gail Arnold yang melaporkan hasil penelitian dan rekan penelitinya Jane Barling serta Ariel Anbar, melakukan pendeteksian batuan di utara Australia, bahwasannya pada 1 miliar tahun silam di situ pernah menjadi dasar lautan. Peneliti dahulu membor batuan beberapa meter, dan mendeteksi komposisi kimianya, dengan maksud untuk membuktikan ia mengandung informasi yang berhubungan dengan samudera primitif. Sedangkan Mrs. Arnold membawa batu-batu itu ke ruang laboratorium, menggunakan teknologi baru mengukur kadar isotop molibdenum pada batu-batu tersebut.

Air sungai membawa molibdenum ke samudera, unsur ini larut dalam air laut, tetap berada di sana selama puluhan ribu tahun lamanya. Larutnya molibdenum dalam air laut dan menetap sangat lama di tengah laut, bercampur sangat baik dengan segala komposisi di lautan, oleh karena itu ia dianggap target bumi yang sangat baik. Dan dengan bentuk endapan tertinggal di dasar lautan, terbagi menjadi endapan kaya oksigen dan endapan minim oksigen.

Tim peneliti dari Universitas Rochester yang bekerja sama dengan Timothy Lyons dari Universitas Missouri, mempelajari contoh endapan dasar laut masa kini. Mereka mendapati, bahwa perubahan kimiawi isotop molibdenum pada endapan dasar samudera tidak sama, faktor yang menentukan adalah jumlah kandungan oksigen air laut di sekitarnya. Bahkan di bebatuan jenis tertentu ditemukan molibdenum sejarah samudera kuno. Dibandingkan dengan endapan dasar lautan sekarang, batuan di utara Australia memberitahu pada kami: Jumlah kandungan oksigen di samudera sangat rendah pada 1 miliar tahun silam.

Masalahnya, seberapa rendah jumlah kandungan oksigennya? Semua basis organisme selain bakteri dibentuk oleh inti sel, catatan geologi menunjukkan bahwa ia telah mempunyai sejarah selama 2 miliar tahun. Namun, cikal bakal binatang dan tumbuh-tumbuhan sekarang ini baru muncul dalam skala besar pada 500 juta tahun silam, dan waktu itu kebetulan adalah masa mulainya samudera berkecukupan oksigen. Ahli paleontologi dari Universitas Harvard yakni Andrew Knoll dulu pernah mengemukakan sebuah hipotesa: Inti sel yang agak pelik pada zaman dahulu memaksa bertahan untuk hidup, dan sebab-musabab pokok tumbuh suburnya bakteri, mungkin disebabkan oleh samudera yang kekurangan oksigen. Hasil penelitian Arnold merupakan satu langkah yang sangat penting pada pembuktian hipotesa ini.

Coba renungkan demikian minusnya pemahaman kita terhadap sejarah planet kita sendiri, benar-benar membuat malu. Ariel mengatakan, “Ada atau tidaknya oksigen di lautan, Anda akan menganggap bahwa ini adalah sebuah soal kimia yang sangat mudah dijawab. Hasil penelitian kami telah menjelaskan bahwa betapa sulitnya menggali sedikit informasi dari dalam batu, lagi pula masih begitu banyak benda-benda yang perlu diselidiki jika hendak mengetahui asal-usul kita.”

Dan langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisa sebenarnya berapa banyak kurangnya jumlah kandungan oksigen di tengah samudera kuno dibanding saat ini. Kesimpulan dari hasil penelitian tidak saja bermanfaat menyingkap misteri evolusi bumi, bahkan sangat bermanfaat terhadap penyelidikan makhluk hidup angkasa luar.

Dikutip dari The Epoch Times


(Sumber: secretchina)
Makhluk Hidup Prasejarah: Tertidur Lelap Selama 250 juta Tahun

Ilmuwan Amerika baru-baru ini menemukan mikroba terkuno di dunia yang telah hidup selama sekitar 250 juta tahun, dan memecahkan rekor organisme terkuno di bumi saat ini, serta telah memberikan bukti kebenaran terbaru atas teori yang mengatakan bahwa kehidupan di bumi mungkin berasal dari ruang dimensi lapisan luar angkasa.

Bakteri yang dinamakan 2-9-3 ini, secara alamiah tertutup rapat di dalam sebutir kristal garam, dan ditemukan di area onggokan limbah nuklir 2.000 kaki di dasar tanah padang pasir New Mexico, AS. Ilmuwan dari Universitas Xiqieshite Amerika, mengeluarkan bakteri dari kristal garam di bawah kondisi pendesinfeksian, kemudian menggunakan semacam tunjangan katalisator yang diekstrak dan dimurnikan oleh asam amino, sehingga bakteri yang telah masuk dalam keadaan mati semu dapat siuman.

Pertama-tama peneliti memdesinfeksikan permukaan kristal garam tersebut, membunuh bakteri sekarang yang menempel di atasnya, kemudian di bawah kondisi pendesinfeksian, baru secara hati-hati mengeluarkan bakteri yang berada di dalam kristal. Peneliti menjelaskan, bahwa tindakan demikian adalah untuk memastikan bakteri yang berada di dalam kristal, bukan di luar dugaan menyelundup dalam proses percobaan dan penganalisaan tersebut.

Peneliti menegaskan, oleh karena tidak ada tanda-tanda kristal tersebut pernah mengalami kerusakan, lagi pula ia berasal dari sebuah kristal garam yang telah terbentuk sejak 250 juta tahun silam, oleh karena itu mereka berpendapat, bahwa bakteri yang tertutup rapat di dalamnya, usianya sama dengan kristal garam, kurang lebih telah 250 juta tahun sejarahnya. Mereka mengatakan, bahwa menurut prosedur penanganan pendesinfeksian mereka yang ketat dan cermat, bahwasannya bakteri yang berada di dalam kristal tersebut adalah kesempatan yang menembus ke dalam membuat “polusi” tanpa sengaja, namun hanya 1/1 miliar.

Sebelumnya, mikroba yang paling kuno di bumi, ditemukan di atas lebah madu yang tersimpan di dalam ambar, dan diperkirakan kurang lebih telah 25-40 juta tahun usianya.

Peneliti yang bernama Rosenci Wallsy mengatakan: “Beberapa tahun yang lalu, negara bagian Texas, Amerika Serikat dihantam oleh meteor. Dan meteor ini sejarahnya telah 4,5 miliar tahun, dan melekat kristal garam yang di dalamnya mengandung cairan. Kita bisa membayangkan, ada kemungkinan bahwa kehidupan itu berasal dari jalur-jalur ini dan menebarkannya ke dalam alam semesta. Berdasarkan pendapat ini, mungkin juga makhluk-makhluk berjiwa tersebut jatuh ke planet lainnya, termasuk planet Mars yang dekat dengan kita, atau dengan kata lain, mungkin juga di planet Mars terdapat kehidupan.” Sehubungan dengan ini seorang peneliti mengatakan: “Bahwa ketika kita menuju ke planet Mars dan mengadakan penyelidikan, maka kristal garam di sana seyogianya adalah sebuah poin penting dalam penelitian.”

(Sumber: secretchina)
 
Kira-kira penyebabnya apa ya bisa sampai kekurangan oksigen... /hmm
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.