• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Sebuah Alasan Bahwa Arisan Tak Selamanya Buruk

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.835
Nilai reaksi
24
Poin
0
Sebuah Alasan Bahwa Arisan Tak Selamanya Buruk


Cangkeman.net -Arisan merupakan salah satu aktivitas ibu rumah tangga yg sering dipandang sebagai kegiatan sia-sia. Apa yg dilakukan tidak lebih dari bergosip ria, makan & minum bersama, & tentu saja mengocok nama untuk menentukan siapa yg mendapatkan jatah di waktu berikutnya. Terkadang mereka mengikuti lebih dari satu arisan. Dari arisan tingkat RT, tingkat lingkungan, mungkin juga arisan keluarga & arisan yg anggotanya berasal dari di mana anak-anak mereka bersekolah. Pertanyaannya, apakah kegiatan arisan betul-betul buruk tanpa manfaat? Jika demikian, mengapa para 'penjaga' rumah ini tetap mengerjakan kegiatan arisan meski seringkali dipandang negatif?

Sebagai laki-laki sekaligus pejuang cuan, saya pernah berpikir bahwa kegiatan arisan tidak lebih dari menghambur-hamburkan uang. Bagaimana tidak? Dua dari sekian pintu kontrakan petak yg saya punya, diketahui uang sewa yg diterima setiap bulan dialokasikan untuk biaya arisan. Sebagai keluarga yangnggakkaya-kayaamat, mengetahui fakta tersebut menciptakan saya memicingkan mata. Seharusnya uang segitu dapat dipakai untuk menambah nominal tabungan, misalkan. Tetapi setelah menjalankanWork from Homeselama lebih dari setahun, saya memiliki perspektif baru.


Bayangkan anda merupakan seorang istri yg sudah melahirkan dua anak, berkomitmen mengurusi segala tetek-bengek urusan rumah tangga. Kamu adalah orang yg perdana kali bangun dari istirahat malam, mempersiapkan sarapan & berusaha merayu si sulung untuk bangun supaya bersiap sekolah. Belum lagi terkadang muncul drama kecil di pagi hari. Si sulung tiba-tibangambektak mausarapan, ditambah si bungsu terbangun disaat yg kurang tepat. Setelah anak bersekolah & suami pergi bekerja, anda masih harus mengurusi pekerjaan rumah tangga;ngemongsi bungsu, membersihkan rumah, barangkali selagi istirahatdisambisarapan & memperhatikan segala aktivitas si bungsu.


Siang sedikit apabila terdapat jemuran, anda menyetrika. Jam makan siang, anak sudah selesai bersekolah & kalian makan bersama. Istirahat sebentar lalu dilanjut memasak untuk makan malam. Selanjutnya kalau menemukan pakaian kotor menumpuk, anda mesti mencuci. Tak terasa adzan Ashar berkumandang. Hari sudah menjelang sore. Sang suami dalam perjalanan pulang atau mungkin sudah tiba di rumah. Mungkin saja anda masih harus mengurus si bungsu, atau sekedar menyiram tanaman sambil menunggu waktu makan malam bersama, lalu diakhiri dengan istirahat sebentar sebelum tidur malam.


Mungkin anda berpikir semua kegiatan di atas sangat mudah dilakukan. Namun pada kenyataannya, apa yg anda bayangkan nyatanya sulit & sangat menguras tenaga, pikiran, terkadang emosi. Terlihat sepele memang, tetapi mengurusi kegiatan rumah tangga bukan pekerjaan sepele. Terdapat kemampuan tersendiri yg harus dipunya supaya pekerjaan yg dilakukan tetap baik. Sama seperti pegawai kantoran dalam menyelesaikan tugas & tanggung jawabnya membutuhkan kemampuan tertentu supaya hasil pekerjaan jadi memuaskan. Kalau tidak, akan mendapatkan komplain. Pun begitu ibu rumah tangga dalam menyelesaikan berbagai tugas & tanggung jawabnya.


Fakta selanjutnya yg mesti diketahui adalah berbagai kegiatan tersebut nyaris dilakukan sepanjang waktu. Meski terkadang terjadi perubahan kecil di sana-sini, misalkan ada waktu untuk berlibur bersama, atau sang suami menolong sedikit. Terlebih saat pandemi, sangat dapat kepala rumah tangga menolong sang istri selagi pekerjaan tidak menumpukbanget. Tetapi tidak mengubur fakta bahwa sang istri yg mayoritas mengurusi semua kegiatan berumah tangga. Pandemi harus diakhiri. Artinya, suatu saat nanti, sang suami kembali bekerja penuh di kantor sementara sang istri kembali mengerjakan berbagai tugas rumah tangga seorang diri.


Jika melihat dari jam kerja, jam kerja yg dipunya ibu rumah tangga sebetulnya sama dengan milik suami. Tetapi kalau mau mencari perbedaan, dapat dilihat dari tempat kegiatan & urusan pembayaran. Jika suami bekerja & diberi bayaran oleh perusahaan sementara sang istri tidak. Memang gaji suami diberikan istri entah penuh atau tidak tergantung kesepakatan bersama. Tetapi itu uang hasil jerih payah suami bukan istri.


Bukan tidak mungkin ada waktunya anda jenuh dengan kegiatan berumah tangga. Hal lain yg mungkin terjadi adalah munculnya keharapan untuk bersosialisasi. Hampir sepanjang waktu kehidupan berumah tangga, 'dunia' yg anda punya itu-itu saja, menghadapi hal yg sama & berjumpa dengan orang yg sama. Dari sini muncul keharapan untuk bersosialisasi dengan orang lain, minimal sekedar beramah-tamah. Di mulai dari tetangga, berlanjut ke skala yg lebih luas, seperti; tingkat RT, lingkungan, kerabat yg kebetulan tinggal di wilayah yg sama & seterusnya. Mungkin dari kegiatan macam itu tercetus ide arisan.


Berdasarkan penjelasan yg cukup mendetail dari yg saya kemukakan di beberapa paragraf sebelumnya, arisan merupakan tempat untuk menyalurkan emosi bagi ibu rumah tangga. Saya pikir tujuan tersebut sangat baik. Terkadang kita butuh tempat untuk menyalurkan emosi. Sudah banyak berbagai artikel yg menyatakan bahwa perempuan merupakan makhluk yg lebih mengedepankan sisi emosi dibandingkan pikiran. Dalam kegiatan arisan, salah satu aktivitasnya adalah bergosip.


Arisan tanpa bergosip bagaikanhandphonetanpa pulsa. Di masa sekarang,handphonetanpa pulsa hanyalah benda tak berguna. Demikian dengan arisan tanpa gosip tak lebih dari kegiatan sia-sia. Kalau membicarakan gosip, aktivitas ini lebih menjurus membicarakan hal remeh yg tak tahu ujungnya di mana. Ya memang itu tujuannya. Dalam kondisi bosan diakibatkan menjalankan kegiatan yg sama & berjumpa dengan orang yg sama, buat apa menambah pikiran berat yg dirasa tak perlu? Terkadang membicarakan hal remeh memang perlu. Agar hidup tak terlalu kaku.


Suatu waktu, saya bertanya pada dirinya; Apa alasan utama anda dalam mengikuti arisan? Kemudian dijawab; Kalau ku tak ikut, dari mana lagi ku kan mendapatkan teman? Jawaban sederhana namun sangat menusuk. Memang dulu saya pernah menawarkan supaya dirinya memiliki usaha sampingan. Tak perlu hingga beromset berjuta-juta. Minimal dapat mengusir kebosanan dalam mengurusi rumah tangga. Barangkali dari kegiatan tersebut dapat mendapatkan teman baru juga. Tetapi ditolak olehnya. Lalu saya menambahkan; Ah, memang dasarnya saja anda yg malas. Kemudian ia cuma tertawa malu sebelum mengatakan bahwa dari arisan sudah lebih dari cukup dalam mendapatkan teman. Sementara urusan mencari uang diserahkan sepenuhnya kepada saya.


Di lain waktu, saya pernah mengalami kejadian unik. Ketika sedang membeli sarapan untuk keluarga, sang penjual bercerita macam-macam berbagai hal baik yg sudah saya lakukan. Saya cukup terkejut & bertanya dari mana mendapatkan informasi tersebut. Sang penjual mengaku mendapatkannya dari sang 'penjaga' rumah kami yg kebetulan sebagai teman arisan sang penjual. Berangkat dari kejadian tersebut, saya berpikir bahwa arisan ternyata dapat menyebarkan pengaruh baik tentang keluarga kita. Semakin banyak tersebar hal-hal baik mengenai keluarga diketahui oleh orang lain, tentunya sejalan dengan semakin tinggi martabat keluarga yg kita punya. Hal ini menciptakan saya semakin bangga dengan dirinya & semakin semangat dalam mencari rezeki.


Arisan memang sering dipandang buruk bagi beberapa orang. Tetapi kalau kita melihat dari sisi lain, nyatanya terdapat beberapa manfaat yg dirasakan oleh sang penggiat arisan. Namun, bukan berarti menciptakan ibu-ibu rumah tangga yg memiliki hobi ini cuma berfokus kepada arisan lalu mengesampingkan berbagai tanggung jawab berumah tangga. Jika mereka mengurusi segala tetek-bengek rumah tangga dengan baik, mengapa tidak diizinkan saja mereka mengikuti arisan tanpa memandang kegiatan tersebut tak punya manfaat?


Ditulis oleh Angga Pras ekslusif diCANGKEMAN Hari ini 17:47
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.