Paraf
IndoForum Newbie E
- No. Urut
- 45364
- Sejak
- 5 Jun 2008
- Pesan
- 63
- Nilai reaksi
- 1
- Poin
- 8
SBY: Pejabat-Rakyat Harus Berdiskusi
PANGKALPINANG (Ant/Lampost): Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para pejabat di daerah berdiskusi dengan rakyat setempat untuk mencari jalar keluar dari masalah yang ada.
Pesan itu disampaikan Presiden pada acara silaturahmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan tokoh masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Kabupaten Sungailiat, Jumat (1-8).
Seorang warga, Sofyan Sauri, mengeluh tentang sulitnya kehidupan di Kabupaten Bangka Selatan. Menurut Sofyan, sekitar 90 persen dari 200 ribu penduduk Bangka Selatan hidup bergantung pada alam seperti penambangan, mengambil hasil hutan dan laut.
"Tidak ada industri di sana. Masyarakat itu satu-satunya hidup bergantung dengan alam, tidak ada listrik," ujarnya dengan suara keras.
Sauri memprotes banyaknya peraturan pemerintah (PP) dan peraturan daerah (perda) yang menyulitkan kehidupan warga karena menghalangi satu-satunya sumber nafkah mereka itu.
"Jadi, kami mohon pemerintah pusat dan daerah bekerja sama agar kebijakan ini tidak merugikan masyarakat," pintanya.
Mendengar permintaan itu, Presiden Yudhoyono tidak langsung menanggapi, tapi mencari bupati Bangka Selatan. "Bupati Bangka Selatan ada. Tolong jelaskan duduk persoalan yang ada," perintahnya langsung mengundang tawa hadirin.
Bupati Bangka Selatan, Justiat Noer, yang sedang duduk santai di barisan kedua pun kontan berdiri dan harus memberi penjelasan.
"Tidak apa-apa, ini demi kebaikan bersama. Ini ada keluhan dari rakyat dan kita harus mencari solusinya," kata Presiden.
Justiar menjelaskan kondisi daerah. Mendengar penjelasan Bupati, Presiden Yudhoyono menjanjikan mengutus salah seorang menterinya untuk memeriksa langsung keadaan Kabupaten Bangka Selatan.
"Saya kira perlu ada panduan untuk melihat masalah. Saya akan menurunkan menteri bersama gubernur dan bupati untuk melihat masalah di Bangka Selatan," tuturnya.
Dalam kaitan itu, Presiden melihat salah satu solusinya adalah dengan melakukan diskusi bersama antara rakyat dan pejabat daerah sehingga ditemukan upaya bersama menyelesaikan persoalan yang ada.
Di bagian lain SBY mengatakan provinsi yang lahir belakangan memang selalu bersemangat ingin mengejar ketinggalan dari provinsi lain di Indonesia.
"Kalau itu semangat dan cita-cita, memang siapa yang tidak ingin maju. Harus dipelihara semangat itu," kata Presiden. Namun, ia mengingatkan provinsi tergolong baru seperti Babel jangan mengambil perbandingan dengan provinsi telah lama ada.
Apalagi, kata Presiden, membandingkan keadaan dengan provinsi sudah ada sejak Indonesia merdeka yang memiliki infrastruktur dan fasilitas lengkap. "Saya ingatkan tidak ada jalan pintas. Tidak ada yang seperti membalikkan telapak tangan," ujarnya.
Selama ini, menurut Presiden, kepala daerah provinsi hasil pemekaran seperti Babel, Sulawesi Barat, Papua Barat, Gorontalo, pasti datang meminta tolong kepada pemerintah pusat agar dibantu mengejar ketertinggalan.
Pemerintah pusat, janji Presiden, pasti membantu. Namun, ia juga meminta daerah guna bekerja keras sesuai dengan kekuatan yang dimiliki
N-1
PANGKALPINANG (Ant/Lampost): Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para pejabat di daerah berdiskusi dengan rakyat setempat untuk mencari jalar keluar dari masalah yang ada.
Pesan itu disampaikan Presiden pada acara silaturahmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan tokoh masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Kabupaten Sungailiat, Jumat (1-8).
Seorang warga, Sofyan Sauri, mengeluh tentang sulitnya kehidupan di Kabupaten Bangka Selatan. Menurut Sofyan, sekitar 90 persen dari 200 ribu penduduk Bangka Selatan hidup bergantung pada alam seperti penambangan, mengambil hasil hutan dan laut.
"Tidak ada industri di sana. Masyarakat itu satu-satunya hidup bergantung dengan alam, tidak ada listrik," ujarnya dengan suara keras.
Sauri memprotes banyaknya peraturan pemerintah (PP) dan peraturan daerah (perda) yang menyulitkan kehidupan warga karena menghalangi satu-satunya sumber nafkah mereka itu.
"Jadi, kami mohon pemerintah pusat dan daerah bekerja sama agar kebijakan ini tidak merugikan masyarakat," pintanya.
Mendengar permintaan itu, Presiden Yudhoyono tidak langsung menanggapi, tapi mencari bupati Bangka Selatan. "Bupati Bangka Selatan ada. Tolong jelaskan duduk persoalan yang ada," perintahnya langsung mengundang tawa hadirin.
Bupati Bangka Selatan, Justiat Noer, yang sedang duduk santai di barisan kedua pun kontan berdiri dan harus memberi penjelasan.
"Tidak apa-apa, ini demi kebaikan bersama. Ini ada keluhan dari rakyat dan kita harus mencari solusinya," kata Presiden.
Justiar menjelaskan kondisi daerah. Mendengar penjelasan Bupati, Presiden Yudhoyono menjanjikan mengutus salah seorang menterinya untuk memeriksa langsung keadaan Kabupaten Bangka Selatan.
"Saya kira perlu ada panduan untuk melihat masalah. Saya akan menurunkan menteri bersama gubernur dan bupati untuk melihat masalah di Bangka Selatan," tuturnya.
Dalam kaitan itu, Presiden melihat salah satu solusinya adalah dengan melakukan diskusi bersama antara rakyat dan pejabat daerah sehingga ditemukan upaya bersama menyelesaikan persoalan yang ada.
Di bagian lain SBY mengatakan provinsi yang lahir belakangan memang selalu bersemangat ingin mengejar ketinggalan dari provinsi lain di Indonesia.
"Kalau itu semangat dan cita-cita, memang siapa yang tidak ingin maju. Harus dipelihara semangat itu," kata Presiden. Namun, ia mengingatkan provinsi tergolong baru seperti Babel jangan mengambil perbandingan dengan provinsi telah lama ada.
Apalagi, kata Presiden, membandingkan keadaan dengan provinsi sudah ada sejak Indonesia merdeka yang memiliki infrastruktur dan fasilitas lengkap. "Saya ingatkan tidak ada jalan pintas. Tidak ada yang seperti membalikkan telapak tangan," ujarnya.
Selama ini, menurut Presiden, kepala daerah provinsi hasil pemekaran seperti Babel, Sulawesi Barat, Papua Barat, Gorontalo, pasti datang meminta tolong kepada pemerintah pusat agar dibantu mengejar ketertinggalan.
Pemerintah pusat, janji Presiden, pasti membantu. Namun, ia juga meminta daerah guna bekerja keras sesuai dengan kekuatan yang dimiliki
N-1