Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 42.050
- Nilai reaksi
- 25
- Poin
- 0
Tempat yg asri namun sering menutup diri dengan banyaknya perubahan di dunia yg semakin modern. Membuat daerah Sumatra Barat agak susah bersaing dengan wilayah sekitarnya, namun dengan banyak nya peran pemerintah yg membangun infrastruktur untuk wilayah ini memberikan kehidupan baru bagi masyarakat sekitar.
Termasuk kampung halamanku dengan hamparan bukit & sawah yg kurindu, warna hijau menciptakan nyaman & sedap dipandang namun sayang hingga saat ini saya tak dapat menghampirinya, pandemi & uang yg jadi kendala. Biaya untuk mudik dari pulau ke Sumatra Barat memang tak murah maka rindu kampung halaman jelas sangat terasa.
Quote:
Foto Jadul Tahun 1999
Terlebih di suasana pandemi seperti ini, sudah dua tahun virus tak pergi hingga banyak orang sudah bosan berada di rumah. Mereka butuh tamasya, butuh refreshing, butuh penyegaran dalam kehidupan. Seperti halnya diriku yg cuma dapat terpaku melihat foto-foto masa lalu disaat pulang ke kampung halaman.
Rindu kepada tempat yg memang dapat dibilang bersejarah dalam kehidupan masa lalu, memang itulah fitrah manusia. Kenangan akan keindahan alam, sanak saudara yg berada di kampung memberikan cerita tersendiri. Tapi kami sebagai anak perantauan untuk menghilangkan rasa rindu itu biasanya mendengarkan lagu daerah yg menciptakan hati remuk redam mendengarkannya.
kembali lagi di tahun 2015
Kabupaten Agam, Bayur di tepian danau maninjau menciptakan kenangan terindah di tempat yg memang eksotis. Rumah nenekku berada tepat di atas masjid raya Bayur, masjid yg dulunya cuma berpondasi dari kayu kini sudah berubah jadi beton yg kuat.
Bisa dibilang ini adalah masjid tertua di pinggiran danau maninjau, namun yg menarik adalah di sekeliling danau dihamparkan bukit yg indah untuk mencapainya harus melalui kelok 44, sebuah kelokan curam yg terkenal di kampung ku.
Semenjak ada balap sepeda dunia, jalanan di kampungku sudah bagus, rata & juga sempurna. Biasanya disebut "tour de singkarak", dimana itu adalah nama danau terbesar di Sumatra Barat.
Kampungku memang sudah berubah ketika banyak wisatawan asing merapat, namun dimasa pandemi seperti ini mungkin keadaan kampung tidak seperti di kota akbar yg terdampak paling hebat. Karena penduduk disana banyak wirausaha & sebagai petani, dimana hasil bumi atau sawah untuk konsumsi pribadi bukan untuk komersil.
Itulah sedikit cerita tentang kampungku, bagaimana dengan agan?
Terima kasih yg sudah membaca thread ini hingga akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat & merdeka. See u next thread.
"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
Pic : Dokumen Pribadi