• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.710
Nilai reaksi
23
Poin
0
Halo agan sista dimanapun kalian berada, tetap patuhi protokol kesehatan & jangan lupa pakai masker..​

Kali ini ane mau ajak agan sista bahas tentang polemik Rindu Orde Baru

Ditengah ekonomi yg semakin susah karena pandemi tak kunjung usai, ada beberapa pihak yg merasa lebih makmur hidup dijaman presiden yg ono, dari pada yg ini, alasanya karena dijaman yg ono terciptanya keamanan dimasyarakat & ekonomi tidak terlalu susah seperti sekarang, harga kebutuhan serba murah, sehingga rakyat merasa makmur..

Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru


Sumber Gambar​


Mari kita tinjau dari sisi kemanusiaan, apakah betul memang seperti yg dikatakan beberapa pihak yg merasa lebih makmur dimasa yg ono, atau malah sebaliknya??

Spoiler for Orde Baru:
Kasus Pulau Buru Tahun 1965-1966
Penembakan Misterius Petrus Tahun 1981-1985
Penculikan & penghilangan secara paksa 24 Aktivis & Politik Tahun 1997-1998
Peristiwa Trisakti 12 Mei 1998

Dan deretan-deretan kasus lainya. Referensi

Dari beberapa kasus yg sudah terjadi dimasa orde baru, ane mau bahas sosok yg jadi saksi nyata layak tidaknya orde baru dirindukan, dia adalah Wiji Thukul.


- - - BIOGRAFI - - -​

Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru

Sumber Gambar​

Wiji Thukul bernama asli wiji widodo. Lahir tahun 1963 di Sorogenen, Solo, Jawa Tengah. Lahir dikalangan kaum buruh, Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai tukang becak. Wiji Thukul mulai menulis puisi sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) & mulai tertarik dengan teater saat duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), tidak melanjutkan sekolahnya karena mengalah, supaya biaya sekolahnya diperuntukkan untuk pendidikan adik-adiknya. Melalui teman sekolahnya pada Tahun 1981 Wiji Thukul yg saat itu merupakan remaja penakut & tidak percaya dirimemutuskan untuk bergabung dengan Teater Jagalan Tengah (Jagat). Bersama teater inilah Wiji Thukul berbekal kegemaran membaca & menulis kemudian mengembangkan bakatnya, ia mulai sering mengamen puisi hasil karyanya dengan berbagai iringan musik seperti rebana, gong, seruling, kentongan, gitar & lain sebagainya, keluar masuk dari kampung ke kampung tidak cuma di wilayah Solo, akan tetapi Yogyakarta, Klaten, hingga Surabaya.Referensi

Kondisi sosial lingkungan yg tertindasmelahirkan beberapa karya-karya Wiji Thukul yg bernada emosional kompleks. Bercampur antara kebahagiaan & kegetiran, rasa haru & protes kuat sebagai bentuk perlawanan rakyat kecil. Dibumbui pemberontakan & keberanian.

Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru

Sumber Gambar​

Pada masa Orde Baru segala kritik & pembangkangan dihadapi dengan keras. rakyat tidak bebasuntuk mengeluarkan pendapatnya. Wiji Thukul merupakan Aktivis & penyair yg terkenal cadel di masa Rezim Orde Baru, dengan perawakanya yg kurus kerempeng tidak menciutkan nyalinya untuk menyuarakan puisi-puisi perlawananya diberbagai tempat secara lantang & menentang kekejaman penguasa, Ia seperti tak takut akan ancaman kematian.


- - - KARYA - - -​

Dengan menciptakan karya puisi, Wiji Thukul mengpakaiya untuk menyuarakan aspirasi-aspirasinya kepada pemerintah. Ada 3 sajak dari sekian banyaknya karya-karya Wiji Thukul yg dijadikan sebagai sajak wajib saat mengerjakan aksi demonstrasi:

Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru

Sumber Gambar​

1. Dalam karya puisinya yg berjudul Peringatan, Wiji Thukul mencoba menjelaskan bahwa banyak hal-hal yg terjadi pada pihak pemerintahan yg merupakan sebuah ruang gelap bagi Negeri. Saat rakyat peduli & tidak mendengar pemerintah, & ketika kebenaran tidak dapat diperoleh dimanapun. Kemelut itu akan membawa Indonesia dalam keterpecah belahan, cerai-berai, & tak memiliki tujuan bernegara lagi. Wiji Thukul dengan sangat berani menentang kebijakan-kebijakan yg dibuat oleh pemerintah pada masa orde baru & ia tidak tanggung-tanggung untuk mengajak masyarakat khususnya para buruh untuk mengerjakan aksi supaya mendapat hak asasi manusia. Referensi Jurnal

Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru

Sumber Gambar​


2. Dalam karya puisinya yg berjudul Sajak SuaraWiji Thukul mencoba menjelaskan bahwa Upaya-upaya yg dilakukan penguasa untuk menciptakan rakyat bungkam tidak akan sanggup menghentikan keraguan rakyat kepada pemerintah. Suara tidak dapat dihentikan karena suara adalah unsur demokrasi untuk mencapai kemerdekaan yg sesungguhnya, paksaan cuma akan menimbulkan perlawanan. Suara yg dihinggakan bukan untuk mengambil paksa kekuasaan Penguasa, tetapi untuk berdamai mewujudkan demokrasi. Suara akan jadi kekuatan yg dahsyat, menuntut Penguasa untuk merubah kebijakan-kebijakan yg tidak berpihak pada rakyat, kalau penguasa tetap bertahan dengan menjadikan kekerasan berupa ancaman & ketakutan sebagai senjata, maka suara-suara itu akan bergema, memburu layaknya kutukan. Referensi Jurnal


Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru

Sumber Gambar​


3. Dalam karya puisinya yg berjudul Bunga & TembokWiji Thukul menggambarkan mengatakan bunga yg dipakai untuk menyatakan kelompok rakyat kecil, & mengatakan tembok dipakai sebagai simbol penguasa. Dengan kekuasaan yg dimiliki, Pemerintah semena-mena dalam rangka melaksanakan Program Pembangunan dengan cara menggusur rumah-rumah penduduk untuk dijadikan pembangunan gedung-gedung, lahan Industri, pembebasan tanah & pelebaran jalan, tanpa memikirkan nasib rakyat kecil. Referensi Jurnal

Wiji Thukul di dalam karya-karyanya cuma harap menyampaikan apa yg dia rasakan jadi warga negara, Ia cuma harap rakyat bersama pemerintah bersatuuntuk memperbaiki negeri ini, bukan malah saling tuduh ataupun saling mengkhianati satu sama lain, Ia mengharapkan adanya keselarasan antara pemerintah dengan rakyatnya.


- - - PERGERAKAN - - -​

Terjun dalam beberapa aksi demonstrasi dengan menyuarakan penderitaan rakyat yg diperlakukan semena-mena oleh pemerintah, dikatakannya sebagai "panggilan hidupnya". Beberapa aksi yg dilakukan Wiji Thukul: Referensi Jurnal


Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru

Sumber Gambar​


Tahun 1992, Wiji Thukul ikut serta dalam aksi memprotes pencemaran lingkungan yg dilakukan oleh pabrik tekstil PT. Sari Warna AsliSolo

Tahun 1994, terjadi aksi petani di Ngawi, JawaTimur. Wiji Thukul yg memimpin aksi massa & mengerjakan orasi, Ia kemudian ditangkap & dipukuli oleh aparat.

Tahun 1995, Wiji Thukul memimpin aksi demonstrasi secara garang & berhasil membakar semangat lebih dari 15 ribu buruh pabrik garment PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) Desa Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah. Ia menggerakkan para demonstran supaya mogok kerja dari pagi. Namun aparat keamanan dengan cepat bergerak, Wiji Thukul tertangkap & dihajar bertubi-tubi oleh aparat, menciptakan mata kananya cedera karena dipopor senjata oleh Aparat, sehingga terancam buta.

Akan tetapi pada akhir juli terjadi penyerangan di kantor pusat PDI (Partai Demokrasi Indonesia), tepatnya 27 Juli 1996yang diketahui sebagai peristiwa Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli alias (Kudatuli), dimana setelah penyerangan PRD di jadikan kambing hitam & ditunjuk sebagai dalang penyerangan kantor pusat PDI, Wiji Thukul & para aktivis PRD diburu & dijadikan sebagai buronan, sehingga sangat menyulitkan kehidupan para aktivis. Selama pelarian, Wiji Thukul memiliki beberapa nama Samaran yaitu Paulus, Aloysius & Martinus Martin. Ia juga sering memakai topi supaya tidak mudah dikenali, & juga memakai jaket guna untuk menyamarkan tubuhnya yg kurus kerempeng. Referensi

Tahun 1998, Wiji Thukul kembali ke jakarta untuk bergabung dengan para aktivis, buruh, mahasiswa, & rakyat miskin kota untuk mengerjakan aksi turun jalan.


- - - HILANG - - -​

Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru

Sumber gambar​

Namun setelah kerusuhan Mei 1998, tepatnya pada Juli 1998 Wiji Thukul yg sebelumnya terus berkomunikasi dengan keluarga saat berpindah-pindah dikabarkan hilang & putus komunikasi. Di Umur ke-34 Tahun Wiji Thukul jadi salah satu dari 23 aktivis yg dihilangkan secara paksa pada Tahun 1997-1998 menjelang tumbangnya Rezim Orde Baru. Referensi


Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru

Sumber Gambar​

Awal mula hilangnya Wiji Thukul tak lepas dari peristiwa 27 Juli 1996yang diketahui sebagai peristiwa Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli alias (Kudatuli). Setelah itu Wiji Thukul sempat meloloskan diri dari kejaran kaum mata-mata juga para serdadu ke pontianak. Setelah dirinya disembunyikan oleh Martin rekannya di Pontianak, lalu ia berpindah-pindah kota mencari tempat persembunyian akibat jadi target kejaran aparat. Mulai dari Solo, Salatiga, Jakarta, hingga sempat disembunyikan di Serpong, Tangerang.

Kabar Wiji Thukul hilang bertepatan dengan peningkatan operasi represif rezim Orde Baru, dalam upaya pembersihan aktivitas politik yg berlawanan dengan Orde Baru, hilangnya Wiji Thukuldiketahui belakangan setelah 12 orang dinyatakan hilang pada maret 1998 menjelang runtuhnya Rezim Orde Baru. Pada tahun 2000, keluarga kemudian melaporkan nama orang yg diduga sudah dihilangkan secara paksa kepada Komisi untuk Orang Hilang & Korban Tindak Kekerasan (KontraS). Referensi

Meskipun Wiji Thukul bersama para aktivis & para mahasiswa lainya berhasil menarik mundur & menjatuhkan Pemerintahan Orde Baru, akan tetapi sosoknya hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, apakah Wiji Thukul masih hidup atau sudah tiada, sangat menyedihkan bukan tidak dapat merasakan keberhasilan dari perjuanganya hingga jadi era Reformasi. Sosoknya mungkin sudah tidak lagi dapat kita temui, namun semangat perlawanannya masih terus hidup di negeri ini.

Wiji Thukuladalah saksi kejadian sejarah di masa Orde Baru. Puisi-puisinya merupakan warisan sejarah yg merupakan kebenaran & lahir dari masalah sosial. Kudatuli jadi satu dari segudang kasus kejahatan kemanusiaan masa lalu yg terus membayangi Negara ini. Jika kekuasaan terus menutup mata & mengulur waktu untuk membayar lunas hutang pemerintah atas kemanusiaan. Itu cuma akan jadi bom waktu yg berdampak pada siklus kebal hukum. Lambat laun masyarakat akan belajar dari lingkaran kekerasan yg tak pernah diakhiri oleh negaranya sendiri. Para korban cuma akan kembali jadi korban berulang kali, diberi janji, disuguhi harapan & kemudian dibiarkan mati pelan-pelan.


- - - SIAPA RINDU ORDE BARU - - -​

Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru

Sumber Gambar​

"Apa yg dirindukan?, korupsinya?, kolusinya?, nepotismenya?,"ujar Hasto Kristiyanto dalam konsolidasi dengan kader di Bandung Barat. Kristiyanto mempertanyakan adanya kerinduan pada Orde Baru. Padahal era itu dinilainya menyuburkan korupsi, kolusi & nepotisme.
Referensi

Menurut ane kalo merindukan orde baru boleh saja, tetapi itu sama saja seperti kita berjalan mundur. Pendahulu kita sudah susah payah loh membangun demokrasihingga seperti saat ini. Meskipun memang faktanya ekonomi kita belum mapan sepenuhnya, tetapi setidaknya kita dapat merasakan kenikmatan kebebasan. Kita bebas bersuara, berpendapat maupun mengkritik pemerintah, yg tidak dapat di dapatkan pada masa orde baru dulu.

Terimakasih sudah baca hingga selesai, Jadi menurut agan sista apa nih yg patut dirindukan dari orde baru?Share pendapat anda yaa..​












Hari ini 13:07
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.