• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Resistensi Insulin

algarosella

IndoForum Newbie F
No. Urut
287699
Sejak
24 Mar 2020
Pesan
6
Nilai reaksi
0
Poin
1
diabetes.jpg

Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin. Seseorang dapat mengalami resistensi insulin selama bertahun-tahun tanpa pernah menyadarinya.
Tubuh mencerna karbohidrat dalam makanan menjadi glukosa kemudian melepaskannya ke dalam darah. Sel-sel tubuh akan menyerap glukosa dibantu oleh hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas. Selanjutnya, glukosa yang terserap akan diubah menjadi energi di dalam sel.
Saat seseorang mengalami resistensi insulin, pankreas tetap memproduksi insulin, tapi sel-sel tubuh tidak menyerap glukosa sebagaimana mestinya. Kondisi ini menyebabkan penumpukan glukosa di dalam darah, sehingga membuat kadar glukosa tubuh lebih tinggi dari ukuran normal. Pada tingkatan yang lebih parah, kondisi ini dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Bila kadar glukosa lebih dari normal namun belum masuk pada kriteria diabetes tipe 2, kondisi ini disebut prediabetes.
Faktor Risiko Pemicu Resistensi Insulin
Penyebab resistensi insulin belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa hal yang memiliki keterkaitan ataupun menjadi faktor seseorang lebih berisiko mengalami resistensi insulin, di antaranya:
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Kebiasaan hidup yang kurang sehat, seperti merokok dan jarang beraktivitas fisik atau olahraga (sedentary lifestyle).
  • Memiliki anggota keluarga yang menderita diabetes.
  • Kebiasaan mengonsumsi makanan berkadar gula dan karbohidrat tinggi.
  • Mengalami diabetes gestasional.
  • Kehamilan.
  • Stres berkepanjangan.
  • Sedang mengonsumsi obat kortikosteroid.
  • Seorang pria dengan lingkar pinggang lebih dari 90 cm dan wanita dengan lingkar pinggang lebih dari 80 cm.
  • Berusia lebih dari 45 tahun.
  • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi, kadar kolesterol atau trigliserida tinggi, dan penyakit jantung.
  • Menderita sindrom ovarium polikistik.
Resistensi insulin adalah faktor penyebab diabetes
Resistensi insulin adalah salah satu dari sekian banyak penyebab diabetes tipe 2. Kondisi ini menandakan bahwa tubuh Anda tidak dapat merespons kerja insulin dengan sebagaimana mestinya.
Insulin adalah hormon yang dibuat oleh sel beta dalam organ pankreas. Hormon insulin secara spesifik bertugas membantu setiap sel dan jaringan tubuh menyerap gula dalam darah (glukosa) untuk digunakan sebagai energi. Proses inilah yang membantu menstabilkan kadar gula darah tubuh tetap normal.
Tubuh beberapa orang dapat menghasilkan hormon insulin dalam jumlah cukup untuk mendukung proses tersebut. Namun, tubuh mereka belum tentu dapat menggunakan insulin dengan benar untuk mengendalikan gula darah. Ketika insulin tidak bekerja seperti seharusnya, sel dan jaringan tidak akan menyerap gula dalam darah dengan benar. Akibatnya, gula akan menumpuk dalam darah dan kadarnya akan naik lebih tinggi dari batas normal.
Dengan kata lain, mengalami resistensi insulin adalah faktor yang meningkatkan risiko Anda mengalami diabetes. Orang dengan kondisi ini akan pertama kali didiagnosis dokter mengalami pradiabetes. Bila dibiarkan, pradiabetes akan berlanjut ke kondisi yang cukup parah, yakni diabetes tipe 2.
Selain lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2, penderita resistensi insulin dapat memiliki ataupun lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan sebagai berikut:
  • Perlemakan hati
    Perlemakan hati adalah penumpukan lemak di dalam organ hati yang diakibatkan oleh lemak yang tidak terkontrol. Salah satu penyebabnya yaitu resistensi insulin.
  • Aterosklerosis
    Aterosklerosis adalah penebalan dan pengerasan dinding arteri besar atau sedang. Aterosklerosis berisiko menyebabkan stroke, penyakit jantung koroner, dan penyakit pembuluh darah tepi.
  • Luka pada kulit, akantosis nigrikans, dan skin tag
    Kadar gula darah yang tinggi karena resistensi insulin dapat mengganggu proses penyembuhan luka. Sebagian penderita resistensi insulin dapat mengalami kondisi yang disebut akantosis nigrikans dengan ciri-ciri bercak hitam pada leher, ketiak, atau pangkal paha. Sementara itu, skin tag adalah permukaan kulit yang menonjol atau menggantung.
  • Sindrom ovarium polikistik/polycystic ovary syndrome (PCOS)
    PCOS adalah gangguan hormonal yang berdampak kepada siklus menstruasi wanita. Kondisi ini juga dapat berdampak pada kesuburan wanita.
  • Gangguan pertumbuhan
    Insulin dalam kadar tinggi dapat berdampak kepada pertumbuhan badan karena insulin sendiri adalah hormon yang mendukung pertumbuhan.
Cara Mengurangi Risiko Resistensi Insulin
Meski belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, namun kabar baiknya ada cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena resistensi insulin dan mencegah diabetes, antara lain:
  • Olahraga selama setidaknya 30 menit per hari dengan jenis aktivitas sedang, misalnya jalan cepat. Lakukan aktivitas ini minimal 5 kali dalam seminggu.
  • Biasakan untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, protein, dan biji-bijian utuh. Jauhi makanan berkolesterol tinggi.
  • Jaga berat badan agar tetap ideal. Jika Anda kelebihan berat badan, konsultasikan kepada dokter untuk menjalani program penurunan berat badan secara sehat.
  • Batasi konsumsi karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi yang dapat meningkatkan kadar gula darah secara cepat, seperti roti putih, gula, dan jagung mentah. Sudahi pula kebiasaan mengonsumsi produk olahan dari kentang seperti keripik kentang atau kentang goreng, serta makanan berkolesterol tinggi.
  • Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti makanan kaya serat (nasi merah, roti gandum utuh) dan sayuran bebas tepung (asparagus, wortel, brokoli).
Karena resistensi insulin biasanya tidak menimbulkan gejala khusus, maka cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan tes darah untuk mengetahui kadar gula darah dan tes HbA1C. Tes HbA1C merupakan tes darah untuk mengevaluasi kadar gula darah dalam 3 bulan terakhir.

Sumber: alga-rosan.com
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.