• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Renungan Harian

LoVe_ChiKa

IndoForum Junior A
No. Urut
8777
Sejak
17 Nov 2006
Pesan
3.571
Nilai reaksi
379
Poin
83
Siapa aja boleh kok membantu ngepost Renungan harian, paling tidak mari bersama-sama belajar meluangkan waktu kita untuk mendengar bisikan pembawa bahagia, meluangkan sedikit waktu untuk membaca sabda2Nya.

Minggu, 06 Mei 2007
Bacaan Hari ini : 1 Korintus 12:12-27

PENYAKIT KAKI DAN MULUT
Kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri
dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri
(2Korintus 10:12)

Penyakit kaki dan mulut adalah penyakit yang mudah menular di antara hewan-hewan berkuku belah. Daerah sekitar mulut melepuh dan kaki menjadi sangat menyakitkan. Karena merasa tidak nyaman, hewan-hewan itu tidak dapat/mau makan ataupun minum sehingga berat badan mereka merosot drastis. Untunglah, tindakan pencegahan yang dilakukan telah membuat penyakit ini tak lagi dijumpai di Amerika Serikat sekarang.
Penyakit kaki dan mulut secara rohani rupanya juga mewabah di gereja. Dalam 1 Korintus 12, para pengikut Kristus disamakan dengan anggota-anggota tubuh. Penyakit tersebut menyebar manakala mereka yang merupakan satu tubuh Kristus, yakni gereja, mulai membanding-bandingkan diri satu sama lain (ayat 12). "Kaki" mungkin menjadi tidak puas dengan ketidakmampuannya mengeskpresikan diri seperti "mulut." "Mulut" juga mungkin merasa tidak puas karena tidak dapat berpindah tempat dan tidak mampu menahan tubuh. Orang-orang Kristen semacam itu pada akhirnya akan kehilangan semangat rohani dan menjadi tidak efektif dalam melayani Tuhan.
Sesuai kedaulatan-Nya anak-anak Allah telah dirancang begitu rupa dan ditempatkan sebagai bagian dalam tubuh Kristus, masing-masing untuk tujuan yang khusus. Setiap anggota sangat berarti bagi kelangsungan hidup gereja secara keseluruhan. Apabila setiap anggota sudah memenuhi perannya, maka akan tercipta keselarasannya yang membuat Juruselamat dimuliakan. Mari kita singkirkan penyakit kaki dan mulut di dalam gereja - M II

AGAR GEREJA MENJADI LEBIH SEHAT
LATIHLAH KARUNIA ROHANI ANDA
 
/no1
keren2
ikod yach

Senin, 7 may 2007
kutipan Matius 5:13-16

"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.... Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:13-16)

Tidak pernah ada orang yang memuji garam. Orang biasanya memuji makanan yang enak. Tetapi kalau makanan tidak enak, orang mungkin akan berkata makanan ini kurang garam. Terangpun demikian. Tidak ada orang yang memuji terang, tetapi lampu lah yang dipuji (misalnya: lampunya cantik). Tetapi kalau kurang terang, orang baru mengkritik. Seperti itu jugalah sebagai orang percaya (yang hidupnya bagaikan garam dan terang) tidak perlulah kita mencari pujian dari orang akan peranan kita dalam pelayanan.



Konklusi :
Setiap orang percaya kepada Tuhan Yesus di-design/dirancang untuk menjadi berkat, dan bukan hanya sekedar mencari atau menerima berkat
 
@1/2 dewa
iya kk bantuin aku ngepost renungan yah.... dan yg lain juga boleh kok...

Selasa, 08 Mei 2007
Bacaan Hari ini : Imamat 16:1-22

KISAH DUA EKOR DOMBA
Dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya,
supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah
(Ibrani 2:17)

Pada suatu hari yang cerah di Timur Tengah, dua ekor domba yang tak bercacat cela berdiri di hadapan imam besar. Undian dilakukan, dan perlahan sang imam besar menggiring domba yang kena undi ke altar untuk di sembelih sebagai korban penghapus dosa bagi banyak orang. Lalu darahnya dipercikkan ke tutup pendamaian. Domba tersebut adalah korban persembahan.

Domba satunya lagi, yang disebut domba penanggung dosa, menggambarkan kebenaran yang lain lagi. Imam besar itu meletakkan kedua tangannya di atas kepala domba tersebut dan mengakui dosa-dosa bangsa Israel. Lalu domba tersebut dibawa ke padang gurun dan dilepas di sana. Domba itu pun pergi hingga tidak kelihatan lagi, dan ini menjadi lambang bahwa dosa-dosa bangsa Israel turut pergi bersamanya. Dosa telah dihapuskan dan orang-orang Israel diperdamaikan dengan Allah.

Domba itu sebagai gantinya.
Kedua domba yang dikisahkan diatas menggambarkan tindakan Kristus untuk menyelamatkan kita. Salib merupakan mezbah tempat Anak Domba Allah menyerahkan hidup-Nya sebagai kurban penghapus dosa manusia. Dan, sebagaimana domba tadi dijadikan sebagai simbol pelepas dosa bangsa Israel, demikian pula Yesus menggenapinya dalam kehidupan kita secara nyata. Dia menjadi pengganti bagi kita. Karena kita percaya kepada Dia, dosa-dosa kita dihapuskan-Nya.

Kedua domba tadi mewakili dua kebenaran: pengurbanan dan penggantian. Keduanya digenapi Kristus saat Dia mati di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Terpujilah Allah!
 
Selasa 8 mei 2007
kutipan Matius 5:14-16

“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Matius 5:14-16

difirman ini saya mendapatkan bahwa kita digambarkan sebagai terang yang menerangi lingkungan sekitar kita. Kita sbg manusia sering d sorot oleh masyarakat baik sikap ataupun perkataan dan perbuatan kita. Hendaknyalah kita mencontohi terang yg bermanfaat bagi sesama dan bukannya menjadi gelap yang menjerumuskan mereka kedalam dosa. ingatlah upah dosa adalah maut



konklusi:
Perbuatan kita mencerminkan iman kita dan dgn berbuat baik nama Bapa kita akan dimuliakan melalui kamu /no1
 
RABU, 09 MEI 2007

Bacaan Hari ini : Mazmur 42:2-5

KEBUTUHAN YANG TERUTAMA
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah
(Matius 4:4)

Kita adalah makhluk hidup yang memiliki berbagai macam kebutuhan. Sebagai contoh, tanpa udara, air, atau makanan, kita tidak dapat hidup. Selain kebutuhan yang sangat mendasar itu, kita juga punya kebutuhan lain yang harus dipenuhi jika ingin tetap sehat dan bahagia. Bukan sekadar kebutuhan jasmani, emosi, dan sosial, melainkan juga kebutuhan rohani.
Orang yang berpikir bahwa manusia hanya sekadar organisme lupa akan kebutuhan manusia yang terpenting. Douglas Coupland di dalam bukunya Life After God, berbicara tentang hal tersebut demikian "Inilah rahasia saya, yang saya katakan dengan hati terbuka, yang belum pernah saya alami sebelumnya .. Rahasia saya adalah saya membutuhkan Allah-karena saya orang berdosa dan tak mampu berjalan sendiri. Saya butuh Allah untuk memampukan saya memberi, karena saya sudah tidak mampu lagi memberi; memampukan saya berbaik hati kepada sesama, karena saya sudah tidak mampu lagi berbaik hati; memampukan saya mengasihi sesama, karena saya sudah tidak mampu lagi mengasihi."
Apakah Anda mengetahui kebutuhan Anda akan Allah? Yang jelas, penulis Mazmur 42 menyadari kebutuhannya akan Allah (ayat 2,3). Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan cara mendekatkan diri secara pribadi kepada Yesus Kristus. Bila Anda mengakui dosa Anda dan percaya bahwa Dia akan mengampuni Anda, maka Dia pun akan mengampuni. Kemudian dengan Roh Kudus-Nya, Dia akan datang untuk tinggal dalam diri Anda dan memampukan Anda untuk menjadi orang yang baik hati, murah hati, dan penuh kasih. Kristuslah kebutuhan kita yang terutama.
 
kamis 10 Mei 2007

kutipan Luk 3:13

"jangan menagih lebih banyak dari pada yg ditentukan bagimu."

Biasanya kita didalam hidup sering cemburu dengan apa yg didapatkan orang laen sedangkan kita tidak mendapatkannnya dan kita juga sering tidak puas degan segala sesuatu yg telah kita dapatkan. ingatlah Tuhan selalu mengetahui batas kemampuan kita. Dalam alkitab juga disebutkan tentang talenta ada hamba yang diberi satu talenta, dua, dan lima, sesuai kemampuan mereka. hal yg terjadi pada kita semua juga sama. kita diberikan kemampuan dan kita juga mendapatkan hasil yg sesuai dengan kemampuan kita.

tips: tingkatkan talenta anda untuk mendapatkan hasil yang lebih

konklusi:
bersyukurlah dengan apa yg telah kita dapatkan. terimalah segala sesuatu apa adanya. dan jangan pernah tidak puas dengan apa yang kita dapatkan



nb:sori kmaren molor jadi ga sempat buka alkitab buat renungan/swt
 
Jumat, 11 Mei 2007
Bacaan Hari ini : Efesus 5:1-16

PERIKSALAH HIDUP ANDA
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,
janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif
(Efesus 5:15)

Semakin lama saya semakin menguasai matematika. Itu karena setiap hari saya dan anak saya, Chem, membahas matematika. Ia mengerjakan 30 soal dari PR matematikanya, dan saya membantu memeriksanya. Kadangkala kami mendapati bahwa semuanya sudah benar.
Sewaktu memeriksa, saya melihat bahwa ia mengerti benar cara menyelesaikan soal-soal tersebut. Dalam beberapa hal, ia memang lebih pandai dalam bidang itu daripada saya. Namun kadang-kadang, walaupun tahu cara mengerjakan soal tersebut, ia memberi jawaban yang salah, entah karena tidak tepat dalam memakai rumus atau hanya karena tidak memeriksa jawabannya dengan cermat.
Tidakkah kita terkadang seperti itu dalam hidup kekristenan kita? Kita tahu apa yang seharusnya kita lakukan. Meski mengerti benar bagaimana seharusnya kita hidup sebagai orang Kristen, namun kita sering ceroboh atau malas. Kita tahu yang baik, namun kita melupakannya.
Sebagai contoh, kita tahu bahwa seharusnya kita tidak bergosip. Namun, tak lama kemudian kita telah menggunjingkan seorang teman. Contoh lain: kita tahu Allah menginginkan kita menjaga agar hati dan pikiran kita agar tetap bersih, tetapi kita melonggarkan penjagaan dan menonton acara TV atau bioskop yang tidak mendidik.
Itu benar, bukan? Kita sering menjadi ceroboh dalam menjalani hidup bagi Allah. Marilah kita lebih berhati-hati dan mencermati cara hidup kita sebagai orang Kristen (Efesus 5:15). Pastikan bahwa kita sedang menjalani hidup yang berkualitas bagi Bapa surgawi - J
 
Alasan Untuk Hidup

Jumat, 18 Mei 2007
Bacaan Hari ini : Filipi 3:1-11

ALASAN UNTUK HIDUP
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan
(Filipi 1:21)

Isaac Asimov menceritakan kisah tentang Pak Jones yang mabuk laut karena melakukan perjalanan laut yang berat. Pada saat itu seorang pelayan kapal yang baik menepuk pundak Jones dan berkata, "Saya mengerti keadaan ini sangat tidak menyenangkan bagi Anda. Namun percayalah, Pak, tidak pernah ada orang yang meninggal karena mabuk laut." Jones mendongakkan wajahnya yang pucat pada pelayan yang penuh perhatian itu dan menjawab, "Oh, jangan katakan itu! Justru harapan indah tentang kematianlah yang membuatku tetap bertahan hidup."
Kata-kata Jones itu mengungkapkan suatu makna, bukan sekadar ironi. Sebagai orang Kristen, saya mendengar gema kata-kata Paulus kepada jemaat di Filipi. Ia berkata bahwa harapan indah tentang kematian membuatnya tetap bertahan (Filipi 1:21-23). Paulus tidak minta dilepaskan dari penderitaan, karena pengharapannya berakar dalam Kristus yang mati di kayu salib untuk manusia berdosa, bangkit dari kubur, naik ke surga, dan suatu hari kelak akan membawa Paulus ke hadirat-Nya.
Bagaimana mungkin harapan untuk bertemu Kristus, yakni saat kematian menjemput atau saat kedatangan Kristus, dapat membuat Paulus tetap bertahan? Harapan itu memberinya makna dalam setiap hal yang dialami dan memberinya alasan untuk hidup bagi Kristus. Selain itu, harapan tersebut juga memberinya dorongan untuk memusatkan perhatian pada sesama yang membutuhkan penguatan. Ia berkata, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" (ayat 21).
Bapa, terima kasih atas kebangkitan Kristus. Karena Dialah kami memiliki alasan untuk hidup - M II
 
Tuhan Tolonglah !

Sabtu, 19 Mei 2007
Bacaan Hari ini : Yeremia 2:26-37

TUHAN TOLONGLAH !
Di manakah para allahmu yang kaubuat untuk dirimu? Biarlah mereka bangkit,
jika mereka dapat menyelamatkan engkau pada waktu malapetakamu!
(Yeremia 2:28)

Pernahkah Anda memperhatikan reaksi orang-orang terhadap tragedi? Orang-orang yang tidak beragama sekalipun akan mencoba untuk mencari pertolongan Allah yang sebelumnya mereka abaikan. Menurut catatan peristiwa, kecelakaan pesawat, banjir, angin ribut, atau taufan sering kali membuat orang berseru memohon pertolongan Tuhan.
Sungguh menyenangkan membayangkan bahwa Bapa surgawi sedang menunggu saat-saat kepanikan seperti itu agar Dia dapat mengirimkan pertolongan darurat dari surga untuk menyelamatkan kita. Namun Alkitab menyatakan hal yang berbeda. Melalui Yeremia, Tuhan menantang umat-Nya yang sedang tertimpa malapetaka untuk meminta pertolongan kepada berhala-berhala yang mereka sembah. Dia ingin mereka sadar bahwa mempercayai dewa-dewa palsu adalah tindakan yang sia-sia.
Tuhan mengajukan pertanyaan yang sama kepada kita. Saat kita dalam kesukaran, Dia seolah bertanya, "Mengapa kau berseru kepada-Ku sekarang? Di manakah pahlawan olahraga dan bintang film idolamu? Mengapa kau tidak mencari pertolongan dari televisi, bergantung pada gajimu, menenangkan diri dengan bantuan hartamu, atau mengandalkan kartu kreditmu? Biarlah dewa-dewa yang selama ini telah kaulayani dengan setia melayanimu sekarang!"
Allah tidak suka kita mempercayai dewa-dewa palsu sekaligus masih mengharapkan perlindungan Allah dalam kesukaran. Dia akan bermurah hati memberikan pengampunan jika kita benar-benar bertobat. Dia pun menawarkan pengharapan dan pertolongan bagi mereka yang mau belajar bergantung kepada-Nya setiap saat - MII
 
Menghitung Hari

Minggu, 20 Mei 2007
Bacaan Hari ini : Kolose 4:1-6

MENGHITUNG HARI
Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada
(Kolose 4:5)

Bila kita hidup sampai 65 tahun, berarti waktu yang kita miliki adalah sekitar 600.000 jam. Anggaplah kita berumur 18 tahun saat menyelesaikan SMU, maka kita masih memiliki 47 tahun, atau hampir 412.000 jam untuk hidup setelah kelulusan itu.
Jika kita menghabiskan waktu 8 jam sehari untuk tidur; 8 jam untuk kegiatan pribadi, kemasyarakatan, dan rekreasi; dan 8 jam untuk bekerja, maka dalam 47 tahun kita memiliki 137.333 jam dalam setiap kategori. Bila kita memasukkan waktu bekerja dan bermain dalam hitungan jam, maka waktu yang terpakai mungkin terasa lama. Namun bila dilihat dalam terang kekekalan, waktu yang ada akan terasa berlalu begitu cepat. Oleh karena itu, kita harus menggunakan setiap waktu yang ada dengan bijak.
D.J. De Pree, mantan anggota Dewan Direktur RBC yang hidup sampai usia hampir 100 tahun, telah bertahun-tahun memperhitungkan usianya dalam hitungan hari. Bila Anda menanyainya, "Berapa usia Anda?" ia segera akan menjawab dalam hitungan hari. Ia mendasarkan kebiasaannya ini pada Mazmur 90:12, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." Kebiasaan, menghitung hari ini mengingatkannya akan perjalanan waktu yang begitu cepat dan perlunya hidup dengan memandang pada nilai-nilai kekekalan.
Setiap jam, hari, dan tahun yang datang pada kita segera akan berlalu. Oleh karenanya, entah kita menghitungnya atau tidak, pastikanlah bahwa waktu yang kita gunakan berguna bagi Kristus - R

JANGAN SEKEDAR MENGHABISKAN WAKTU
TETAPI INVESTASIKANLAH WAKTU ITU
 
Bacaan hari ini diambil dari Mat 5:13-16
"Terang dan garam dunia"
Salah satu bacaan favorit aku ne. Ga perlu ditafsirkan rumit2, analogi yang dipake Tuhan Yesus udah jelas banget.
Bisa dibayangin kan kalo ada masakan yang tidak digaramin, bakal gimana rasanya. Atau kalau kamu ada di suatu tempat yang tidak ada cahayanya sama sekali. Gelap, suram, hampa....
Nah, menurut aku TUhan Yesus udah kasih pedoman sama kita gimana seharusnya model kita sebagai pengikut Kristus di tengah masyarakat heterogen dengan berbagai latar kehidupan.
Saat lingkungan kita membutuhkan kita dan tanpa kita orang2 disekitar kita merasa ada yang kurang atau dengan keberadaan kita orang2 disekitar kita merasa lebih berarti mungkin kita telah menjadi garam untuk mereka. contoh simpel, misalnya teman kamu sedang berada dalam kecemasan karena menghadapi suatu peristiwa penting dalam hidupnya lalu kamu datang menghampirinya, meredakan kecemasannya dan membuatnya lebih siap menghadapi peristiwa penting itu, kamu telah menjadi garam.
Untuk menjadi terang, menurut aku kita harus terlebih dahulu menyiapkan batin dan mental kita karena menjadi terang berarti menjadi perhatian banyak orang dan terang berfungsi menyingkap sekat2 kegelapan. Contoh simpel, teman kamu sedang kebingungan menghadapi permasalahannya dan dengan bantuan kamu dia menemui solusi dari permasalahannya, kamu telah menjadi terang. Contoh simpel lagi, meskipun kenyataanya tidak selalu mudah untuk dilakukan, misalnya lingkungan kerja kita dilingkupi iklim yang tidak sehat. Manipulasi data, persaingan tidak sehat, tindak korupsi, de el el. Saat itulah kita harus berani menerangi semuanya itu dengan menampillkan terang dari diri kita. Tidak mudah memang, tapi Tuhan Yesus kan sudah berfirman:"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran karena merekalah yang empunya kerajaan surga."
Jadi kita bisa mulai jadi terang dan garam dengan mulai dari orang2 di sekitar kita. Keluarga, teman atau tetangga kita. Tentunya tidak lupa dengan selalu menyertakan Tuhan Yesus dalam setiap usaha kita.
:):):):):):):):)
 
Bacaan hari ini diambil dari Mat 6:1-6;16-18Bacaan hari ini merangkum tiga perikop sekaligus, yaitu "Hal Memberi Sedekah", "Hal Berdoa" dan "Hal Berpuasa".
Esensi dari ketiganya kurang lebih begini. Jika kita melakukan hal-hal yang baik hanya karena ingin dilihat orang saja, perbuatan kita itu tidak berarti di mata Tuhan.
Sadar atau tidak kita sering termasuk orang2 yang kena sindir oleh Tuhan Yesus (gw salah satunya :P/heh). Sebelum menolong orang, atau menjalankan kewajiban agama kita, yang dipikirkan lebih dulu adalah 'ada nggak untungnya bwat saya?' atau kita berharap bahwa orang2 akan memberikan citra positif pada kita. Syukur deh kalau ada teman2 yang melakukan semua itu dengan dorongan yang benar2 tulus dari dalam hati karena sudah merupakan kewajiban kita sebagai pengikut Kristus.
So, ga ada salahnya mulai hari ini kita memurnikan (bwat yang udah murni just go ahead) motivasi kita sebelum melakukan kewajiban2 kita seperti yang sudah difirmankan Tuhan Yesus.
Mungkin kalimat kedua dari Mat 6:16 bisa membantu. "Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu"
:):):):):):):):):):):)
 
Pengampunan
dinaskahkan oleh: Yosep Pakuli
(berdasarkan Matius 18:21-35)
DUA ORANG LAKI-LAKI BERJALAN MENUJU PANGGUNG SAMBIL BERTENGKAR.
001. Yosep : Sudahlah... Condro, aku sudah bosan mendengar alasan-alasanmu itu....!!
002. Condro : Tapi... kali ini... saya tidak bohong, Pak Yosep...
003. Yosep : Oooo...!! Jadi... yang sebelum-sebelumnya bohong...?!! Iya....??!! Begitu..??!!
004. Condro : Bukan begitu.... pak Yosep...
005. Yosep : Bukan begitu, bagaimana..??!!
006. Condro : Maksud saya... saat ini, saya betul-betul sedang susah...
007. Yosep : Susah..??!! Sudah berapa kali kamu menyebut itu sebagai alasan, Condro...??
008. Condro : Tolonglah... pak Yosep.. sekali ini saja...
009. Yosep : Tidak bisa!! Aku bosan mendengar alasan-alasanmu, Condro... Bayar.. atau kamu aku perkarakan....!!
010. Condro : Waduuhh... jangan sekejam itu dong, Pak Yosep... bagaimanapun.. kita kan masih saudara... meskipun saudara jauh...
011. Yosep : Apa katamu??!! Saudara...??!! Mau KKN kamu ya?? Hah..??!! Mau KKN...?? Mau aku laporkan kamu ke aparat?
012. Condro : Jangan begitu dong, Pak Yosep... masa cuma gara-gara uang segitu saja...

013. Yosep : Uang segitu katamu?? Coba.. kamu hitung, berapa besar utangmu..??
014. Condro : Lima puluh juta Rupiah....
015. Yosep : Lima puluh juta Rupiah??!! Seratus juta limaratus ribu empatratus tigapuluhdua Rupiah.....!!
016. Condro : Haah?!! Berapa pak Yosep...?!
017. Yosep : Seratus juta limaratus ribu... empat.. empat... ah, berapa tadi itu..? Pokoknya ya segitulah... seratus juta Rupiah...!!
018. Condro : Kok bisa sebanyak itu pak Yosep? Kan dulu pinjamnya cuma limapuluh juta Rupiah..??
019. Yosep : Sudah berapa lama kamu pinjam?
020. Condro : Sudah....
021. Yosep : Sudah lima tahun empat bulan tiga hari....! Itupun sudah aku hitung dengan bunga rata-rata di bawah bunga pinjaman bank, kalau tidak, pasti lebih besar lagi....
022. Condro : Tapi pak Yosep... kasihanilah saya... berilah saya kesempatan sekali lagi...
023. Yosep : Tidak! Sudah cukup aku memberi kamu kesempatan. Pokoknya, kalau dalam tiga hari ini, kamu tidak kembalikan uangku, rumahmu beserta seluruh isinya, termasuk istri dan anak-anakmu, aku sita....!!
024. Condro : Aduh... jangan pak Yosep... jangan....
025. Yosep : Sudah, aku tidak mau berpanjang kata lagi dengan kamu. Itu sudah menjadi keputusanku dan tidak bisa diganggu-gugat lagi!
026. Condro : Kasihanilah saya pak Yosep... usaha saya baru saja bangkrut terkena krismon... istri saya sedang hamil tua... anak saya lima... kalau rumah saya disita... ke mana saya dan keluarga harus berteduh....?
027. Yosep : Itu bukan urusan saya....!

030. Condro : Masa pak Yosep tega sih membiarkan saya menderita seperti itu... kita kan masih saudara....
031. Yosep : Jangan sebut-sebut itu lagi! Aku muak mendengarnya! Kamu ini benar-benar orang berani dan sabar...
032. Condro : Maksud pak Yosep?
033. Yosep : Berani utang dan sabar bayar, tahu??!!
034. Condro : Ooooo.....
035. Yosep : Oke, sekarang.... jadi gimana maunya kamu?
036. Condro : Kalau boleh, bunganya jangan dihitung dan beri saya waktu tiga bulan, pasti saya lunasi semua pinjaman saya...
037. Yosep : Hmmmm.... oke, kalau memang itu maumu... dengan mengingat kita masih saudara dan rasa belas kasihanku padamu... aku turuti semua permintaanmu...
038. Condro : Terima kasih pak Yosep... terima kasih...
039. Yosep : Tapi ingat! Ini adalah kesempatan terakhir bagimu... kalau tidak kamu tepati juga janjimu... tidak ada ampun lagi bagimu...!!
038. Condro : Baik pak... baik...
039. Yosep : Sekarang kamu boleh pergi...
040. Condro : Permisi...
CONDRO BERANJAK KELUAR BERSAMAAN DENGAN ITU MUNCUL TIWUL.
041. Condro : Hei, Tiwul! Mau ke mana kau terburu-buru....
042. Tiwul : Eh.. oh.. Condro... apa kabar...?
043. Condro : Apa kabar, apa kabar.... sudahlah tidak perlu basa-basi! Mana uangku yang seratus ribu itu... hah??!!
044. Tiwul : Ah... eh...

045. Condro : Sudah satu minggu, belum juga kamu kembalikan. Aku minta sekarang juga kau kembalikan uangku itu!
046. Tiwul : Kan janjinya satu bulan.... lagipula anakku belum lagi sembuh betul... masih perlu biaya untuk berobat...
047. Condro : Aku tidak mau tahu! Itu urusanmu! Kau kembalikan uangku sekarang... atau motor bututmu itu, aku sita!!
048. Tiwul : Jangan Condro.. itu kan satu-satunya alat mata pencaharianku... dengan apa aku harus mencari makan nantinya...
049. Condro : Aku tidak peduli...!!!
050. Yosep : Hei, Condro... apa yang kamu perbuat terhadap temanmu itu?
051. Condro : Oh, pak Yosep... ah, tidak... cuma... cuma...
052. Yosep : Tiwul, berapa utangmu pada Condro?
053. Tiwul : Seratus ribu... pak...
YOSEP MENGELUARKAN UANG DARI SAKUNYA DAN MEMBERIKAN PADA
CONDRO.
054. Yosep : Ini uangmu! Ambillah! Tiwul, lain kali berhati-hatilah....
055. Tiwul : Baik pak.. terima kasih...
056. Yosep : Condro, besok kamu lunasi semua utang-utangmu padaku, kalau tidak, aku sita rumahmu beserta seluruh isinya!!!
YOSEP MELANGKAH PERGI DIIKUTI TIWUL DENGAN GEMBIRA. CONDRO
MENGIKUTI.
057. Condro : Pak Yosep... pak... pak... kasihani saya pak... pak...
SEMUA KELUAR. SELESAI.
Makassar, 23 Agustus 2007
Yosep Pakuli
 
Ud sepi yah thread ini?
LoVe ChiKa nya kemana? /sob
 
@atas

LoVe_Chika kan sudah mengundurkan diri dari forum ini karena kesibukannya..

Kalau saya, belum ada bahan /sob
 
^
Silahkan selama dirasa baik untuk bahan renungan

Ini ada renungan hari selasa kemarin
Saya kutip dari hasil googling

Renungan Harian: Salasa 27 Mei 2008
(Peringatan St. Agustinus dari Kanterbury)

Bacaan I: 1 Petrus 1: 10 – 16; Mazmur 98: 1 - 4
Injil: Markus 10: 28 - 31

Apakah anda pernah membayangkan dirimu bertanya kepada Allah, ‘Tuhan, apa yang Engkau kehendaki bagiku hari ini? Tujuan dan misi macam apakah yang Tuhan kehendaki dariku?’ Ini adalah pertanyaan yang baik – kita tak perlu takut untuk bertanya kepada Tuhan. Mungkin yang kita takuti adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan kita.

Bacaan pertama hari ini yang diambil dari surat pertama Petrus menyampaikan kepada kita bahwa: kita menjadi kudus di dalam seluruh hidup kita sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kita. Menjadi Kudus adalah menjadi seperti Allah, karena Allah adalah Kudus (Ayat 15). Bagaimana pun, kita tak boleh menyamakan kekudusan dan kesalehaan. Benar bahwa kesalehan adalah sesuatu yang baik dan mengagumkan: adalah sesuatu yang baik untuk mendoakan doa-doa kita dengan sikap devosi, menghadiri perayaan ekaristi, merayakan sakramen-sakramen lain dan melakukan semua praktek yang diasosiasikan dengan komitment reliogius kita. Namun, St. Petrus tidak menghimbau kita untuk menjadi saleh tapi kudus, dan kekudusan adalah sesuatu yang lain dari kesalehan.

Menjadi kudus berarti ‚memisahkan diri’. Sangatlah menyedihkan bahwa kebanyakan dari kita tidak ‚memisahkan diri’ sama sekali tapi secara penuh masuk kedalam dunia dan godaan-godaannya, pencobaan dan kesulitan-kesulitan. Kekudusan itu bearti menjadi seperti Allah dan mengimitasi kualitas-kualitas-Nya. Allha itu baik, murah hati, penuh kasih, penuh pengampunan, berbelas kasihan, dan kita oleh kuasa Roh Kudus dipanggil untuk memiliki kualitas-kualitasn Allah tersebut di atas.

Kunci menuju kekudusan adalah memiliki hubungan/relasi dengan Allah. St. Alfonsus dari Liguori mengerti kekudusan sebagai berikut: Keseluruhan kekudusan dan perfection seseorang terletak dalam cintanya terhadap Jesus Kristus.

Bagaimana kita mengekspresikan atau menunjukkan cinta kita pada Jesus? Disini kesalehan kita nampak – tapi tidak mengambil bagian dengan suatu sikap yang murung, tidak bahagia atau legalistic, tapi dengan sikap yang penuh kegembiraan di dalam Allah dan umat-Nya. Seseorang tak dapat menjadi kudus tanpa kehidupan doa, tanpa membaca dan merenungkan Kitab Suci, tanpa menerima sakramen-sakramen, dan tanpa bertumbuh matang dalam cinta untuk Jesus di dalam Ekaristi.

Pada tahun 596 St. Agustinus dari Canterbury diutus oleh Paus Gregorius Agung untuk menobatkan orang-orang Inggris. Kita yang percaya kepada Kristus khususnya orang-orang Kristen di Inggris adalah ahli waris dari karaya misinya dan kita patut bergembira di dalam kesaksian, semangat dan kekudusannya.

Francistown – Botswana, 27 Mei 2008
Fr. Joe Ruma,SVD ([email protected])
 
SUNGAI DI GURUN
Bacaan : Kejadian 43:1-14


Barangkali banyak orang kristiani sudah mengetahui kisah di balik penulisan lagu It Is Well with My Soul (Nyamanlah Jiwaku). Lagu itu menggambarkan iman yang luar biasa dari sang penulis, Horatio G. Spafford. Ia bangkit untuk menuliskan lagu ini di tengah rasa duka yang mendalam, yakni saat ia harus kehilangan empat anaknya yang tenggelam di Samudra Atlantik. Ya, di tengah permasalahannya yang besar Spafford tetap dapat melihat penyertaan Tuhan di dalam hidupnya, sehingga berulang kali ia mengatakan, "Nyamanlah jiwaku, nyamanlah jiwaku."

Yakub adalah sosok yang harus mengalami banyak rasa duka pada masa tuanya. Setelah anak kesayangannya, Yusuf, dikabarkan mati, kini ia harus bersiap-siap kehilangan anak bungsunya, Benyamin. Ia tahu bahwa hal itu sangat sulit bagi dirinya, bahkan ia pun menyebut apa yang dialaminya sebagai malapetaka (ayat 6). Namun, di tengah segala rasa duka yang berat di hatinya, Yakub masih mengingat dan tetap berharap bahwa Allah yang Mahakuasa tetap menyertai dirinya dan juga anak-anaknya (ayat 14).

Di tengah susah dan beratnya hidup ini, kita perlu tetap belajar menyadari bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Kemahakuasaan-Nya akan tetap menyertai anak-anak-Nya. Inilah hal yang mesti selalu kita ingat dan syukuri. Memang kita kerap "tidak melihat" tangan Tuhan beserta kita, tetapi bukan berarti Tuhan tidak beserta kita. Barangkali Tuhan membiarkan kita hanya melihat padang gurun yang gersang, tetapi sesungguhnya Dia telah menyiapkan sungai di depan kita -RY

DI TENGAH KESULITAN APA PUN
INGATLAH AKAN PENYERTAANNYA
 
Renungan Hari Ini ^^
Agama itu Layaknya Kelompok Diskusi.
Bacaan: 1 Korintus 12:12-30

Seorang Guru mempunyai 5 kelompok diskusi di kelas Indonesia, mereka diberi nama Katolik, Protestan, Islam, Hindu, dan Budha. Masing-masing diberikan tugas dan pernyataan diskusi sendiri-sendiri kemudian mempresentasikan pendapat mereka. Pada awal mulanya, masing-masing kelompok dapat rukun dan saling berbagi dan membantu satu sama lain. Namun salah satu kelompok mempropagandakan dirinya, dan tiba-tiba saja menyerang kelompok lain dan langsung menyatakan bahwa kelompok kamilah yang benar!
Akhirnya, kelima kelompok bertengkar, membuat kelas menjadi ribut. Guru mereka marah sekali, dan akhirnya mencampakkan kelas itu begitu saja.
Saudara-saudari terkasih, inilah cerminan masyarakat kita sekarang ini! Meskipun memang benar, tugas kita adalah mewartakan Injil ke seluruh penjuru dunia, tapi ada baiknya, bahwa kita tidak perlu memaksa, apalagi dengan kekerasan, untuk memberitakannya. Kita tunjukkan yang baik dari kita agar orang-orang melihat, bahwa, inilah kita!
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.