yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pos Indonesia sedang dalam tahap membentuk anak perusahaan yang bergerak di bidang properti. Perjalanan bisnis baru ini ditargetkan mulai beroperasi pada semester dua 2012.
"Kami akan membentuk PT Pos Properti Indonesia sebelum semester dua tahun ini," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia, I Ketut Mardjana, di Jakarta, Jumat (24/2/2012).
Ia mengatakan, anak usaha ini diharapkan dapat secara langsung menangani aset-aset properti BUMN tersebut sekaligus memanfaatkannya secara lebih optimal. Pihaknya mencatat, aset-aset properti PT Pos di berbagai pelosok Tanah Air hampir selalu berada di lokasi-lokasi utama yang strategis alias prime location.
"Sayangnya, masih banyak Kantor Pos dari sisi properti, tingkat utilisasinya masih rendah, sehingga anak usaha ini diharapkan mampu menjadi solusi tepat," katanya.
Ketut mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mengkaji hal-hal teknis dan rencana operasi bagi anak perusahaan tersebut. Salah satu gambarannya, kata Ketut, perusahaan itu akan membangun kerja sama dengan berbagai pihak yang potensial untuk membuka operasional kerjanya di kantor pos yang memiliki lokasi di tempat strategis.
"Pihak itu bisa saja perbankan, kantor, pertokoan, atau bahkan bioskop dengan sistem sewa atau bagi hasil, itu masih kita kaji sampai saat ini," katanya.
Ketut menambahkan, sampai saat ini sudah banyak pihak yang menyatakan minatnya untuk bekerja sama dengan PT Pos di bidang properti.
"Bahkan, sudah ada investor berminat untuk membangun bioskop di lokasi Kantor Pos yang strategis," katanya.
Keberadaan pusat keramaian di lingkungan Kantor Pos, menurut dia, sangat potensial mendorong transaksi dan penjualan perusahaan itu. BUMN tersebut saat ini sudah memiliki dua anak perusahaan yakni PT Bhakti Wasantara Net (BWN) dan PT Pos Logistik Indonesia (yang mulai beroperasi pada 30 Desember 2011).
Saat ini, PT Pos masih fokus pada tiga core bisnis di bidang jasa pengiriman surat, paket, dan layanan jasa keuangan. Pembentukan anak perusahaan ini diharapkan menjadi upaya untuk mengekspansi bisnis agar perusahaan induk menjadi lebih efisien.
"Kami akan membentuk PT Pos Properti Indonesia sebelum semester dua tahun ini," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia, I Ketut Mardjana, di Jakarta, Jumat (24/2/2012).
Ia mengatakan, anak usaha ini diharapkan dapat secara langsung menangani aset-aset properti BUMN tersebut sekaligus memanfaatkannya secara lebih optimal. Pihaknya mencatat, aset-aset properti PT Pos di berbagai pelosok Tanah Air hampir selalu berada di lokasi-lokasi utama yang strategis alias prime location.
"Sayangnya, masih banyak Kantor Pos dari sisi properti, tingkat utilisasinya masih rendah, sehingga anak usaha ini diharapkan mampu menjadi solusi tepat," katanya.
Ketut mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mengkaji hal-hal teknis dan rencana operasi bagi anak perusahaan tersebut. Salah satu gambarannya, kata Ketut, perusahaan itu akan membangun kerja sama dengan berbagai pihak yang potensial untuk membuka operasional kerjanya di kantor pos yang memiliki lokasi di tempat strategis.
"Pihak itu bisa saja perbankan, kantor, pertokoan, atau bahkan bioskop dengan sistem sewa atau bagi hasil, itu masih kita kaji sampai saat ini," katanya.
Ketut menambahkan, sampai saat ini sudah banyak pihak yang menyatakan minatnya untuk bekerja sama dengan PT Pos di bidang properti.
"Bahkan, sudah ada investor berminat untuk membangun bioskop di lokasi Kantor Pos yang strategis," katanya.
Keberadaan pusat keramaian di lingkungan Kantor Pos, menurut dia, sangat potensial mendorong transaksi dan penjualan perusahaan itu. BUMN tersebut saat ini sudah memiliki dua anak perusahaan yakni PT Bhakti Wasantara Net (BWN) dan PT Pos Logistik Indonesia (yang mulai beroperasi pada 30 Desember 2011).
Saat ini, PT Pos masih fokus pada tiga core bisnis di bidang jasa pengiriman surat, paket, dan layanan jasa keuangan. Pembentukan anak perusahaan ini diharapkan menjadi upaya untuk mengekspansi bisnis agar perusahaan induk menjadi lebih efisien.
