Vans eiger
IndoForum Senior C
- No. Urut
- 69130
- Sejak
- 22 Apr 2009
- Pesan
- 5.332
- Nilai reaksi
- 212
- Poin
- 63
Berikut pendapat politisi2 yang memberi saran agar Indonesia memutus hubungan Diplomatic dengan Malaysia :
*source*
Saya sendiri setuju dengan pendapat politisi ini, yang bersalah adalah PEMERINTAH INDONESIA. Karena tidak bisa menjadi pemimpin yang tegas & mudah dipengaruhi, karena pemerintah indonesia sendiri sudah ketergantungan dengan pihak luar..!
Jakarta - Politisi Partai Gerindra, Permadi, mendesak pemerintah memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia. Permadi menilai tindakan Malaysia terhadap Indonesia tidak bisa ditolerir lagi.
"Pemerintah tidak berbuat apa-apa atas tindakan Malaysia. Kalau menurut saya harusnya putuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia. Kalau berani, perang," kata Permadi saat ditemui di Kantor DPP PDIP lama di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (30/8/2009).
Saat itu di Kantor DPP PDIP lama tersebut tengah digelar aksi bakar bendera Malaysia oleh para penyandang tuna wicara. Permadi mengaku senang dengan adanya aksi tersebut. "Wuh saya seneng. Karena pemerintah tidak berbuat apa-apa," akunya.
Menurut mantan politisi PDIP ini, pemerintah tidak berani mengambil tindakan tegas atas tindakan Malaysia karena telah disetir oleh pihak asing. "Pimpinan saat ini memble, tidak berani mengambil tindakan karena kebijakannya sudah dipengaruhi oleh IMF. Mereka jadi agen neolib," ucapnya.
Permadi mengatakan, aksi yang dilakukan oleh para penyandang cacat itu hanya bagian kecil dari ekspresi masyarakat Indonesia yang masih peduli pada bangsanya. Menurutnya, tidak sedikit orang yang rela mati demi membela NKRI.
"Saya baru terima SMS, banyak veteran yang rela mati, dan bahkan baret merah yang sudah desersi juga siap mati untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan di beberapa daerah juga ada aksi serupa," tutur politisi yang dikenal sebagai paranormal itu.
Dalam pandangan Permadi, langkah yang paling bijak ditempuh pemerintah menyikapai Malaysia adalah dengan memutuskan hubungan diplomatik. Sebab jika perang akan sangat bersiko dan pemerintah belum tentu sanggup menanggungnya.
Seperti diketahui, akhir-akhir ini publik Indonesia kembali dibuat gerah terkait kasus tari pendet. Penghinaan pada lagu Indonesia Raya juga meruyak di forum diskusi di internet, yang diindikasikan pelakunya dari negeri jiran.
Penghinaan terhadap lagu Indonesia Raya ini dinilai Permadi sebagai penghinaan puncak Malaysia terhadap Indonsia. "Ini bukan lagi masalah TKI atau apa, tapi sudah lagu kebangsaan kita. Dan bayangkan tidak ada pejabat pemerintah yang bicara. Ini sungguh memalukan," tandasnya.
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menilai, diplomasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia terhadap Malaysia terkait berbagai persoalan yang dihadapi oleh kedua negara serumpun itu telah gagal.
"Diplomasi kita sudah gagal," ujar Tjahjo dalam pesan dingkat yang dikirimkannya kepada Kompas.com, Minggu (30/8).
Hubungan Indonesia dengan Malaysia sejak era pemerintahan Presiden Soekarno hingga sekarang, era Reformasi, selalu mengalami pasang surut. Bahkan, Presiden Soekarno pada era 60-an sempat menyatakan akan mengganyang negeri melayu itu.
Saat era Orde Baru, hubungan dua negara tetangga serumpun itu relatif stabil. Namun, pasca-Reformasi, berbagai persoalan kembali mewarnai hubungan kedua negara tersebut. Klaim seni budaya, klaim wilayah, dan masalah penyiksaan tenaga kerja Indonesia yang dilakukan oleh Malaysia merupakan contohnya.
Menghadapi permasalahan itu, Pemerintah Indonesia selama ini cenderung memakai langkah damai atau diplomasi. Namun, langkah damai yang dilakukan Indonesia itu nyatanya tak juga membuat jera Malaysia. Belakangan, Malaysia telah mengklaim tari pendet yang notabene merupakan kesenian yang berasal dari Bali, Indonesia.
Tak hanya itu, rekaman video penyiksaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian Malaysia terhadap orang yang diduga TKI belakangan beredar. Hal itu tentu semakin membuat marah masyarakat Indonesia. Menanggapi berbagai permasalahan itu, Tjahjo menilai, Pemerintah Indonesia harus melakukan ultimatum terhadap Malaysia.
Ultimatum ganyang Malaysia seperti yang pernah dilakukan oleh Presiden Soekarno, menurutnya, tepat untuk dilakukan.
*source*
Saya sendiri setuju dengan pendapat politisi ini, yang bersalah adalah PEMERINTAH INDONESIA. Karena tidak bisa menjadi pemimpin yang tegas & mudah dipengaruhi, karena pemerintah indonesia sendiri sudah ketergantungan dengan pihak luar..!