• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Perlu Bimbingan dari Tuhan

stanza

IndoForum Beginner E
No. Urut
44969
Sejak
31 Mei 2008
Pesan
441
Nilai reaksi
3
Poin
18
Kitab Mazmur sebagian besar berisi pujian dan doa Daud kepada Tuhan; dengan bahasa yang halus dan bermakna puitis. Mazmur 143 yang berisi doa meminta pertolongan dan pengajaran, dalam ayat 8, 10 berbunyi: "Perdengarkanlah kasih setia-mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku". "Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkau Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!"
Daud yang sekalipun sudah memiliki hubungan dekat dengan Tuhan, masih memohon bimbingan dari Tuhan agar dapat berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam kedua ayat tersebut terdapat tiga permohonan Daud yang saling berhubungan daan bertahap:
- perdengarkanlah kasih setia-Mu
- beritahukanlah jalan yang harus kutempuh; dan
- ajarlah aku melakukan kehendak-Mu.

Perdengarkanlah kasih setia-Mu
Dalam rangkaian doa itu, Daud belajar mendengarkan suara Tuhan. Dalam doa- doa kita, bukanlah kita sering melakukan yang sebaliknya? Sedikit sekali kesempatan yang kita berikan kepada Tuhan untuk berbicara. Sebaliknya, kita menyampaikan sederet permohonan dengan pengharapan Tuhan akan mendengar dan mengabulkannya. Hati kita enggan untuk mendengar suara Tuhan melalui firman-Nya, padahal seperti doa Daud, suara atau firman Tuhanlah yang memberi jalan dan arah yang benar kepada kita.
Kebiasaan manusia sehari- hari dalam bermasyarakat adalah cenderung memberikan wejangan dan nasehat kepada orang lain, tetapi dirinya enggan mendengar nasehat dari orang lain. Telinga yang berfungsi untuk mendengar telah berkurang tugasnya, sementara mulut yang tugasnya berbicara mendapat tugas yang lebih dari semestinya. Manusia lebih suka mendikte dan mengatur orang lain, kemudian hatinya menjadi puas kalau orang lain tunduk sambil menganggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa suaranya didengar dan diperhatikan. Sementara dirinya sendiri acuh terhadap anjuraan orang lain.
Sifat angkuh manusia secara tidak sadar dapat terbawa dalam doa- doanya kepada Tuhan. Manusia tidak mempersilakan Tuhan berbicara dan tidak menyediakan waktu sejenakpun untuk belajar mendengar suara Tuhan. Ketidakseimbangan ini biasa kita lakukan di dalam doa- doa kita. Kita selalu berharap agar Tuhan mendengar rintihan dan permohonan kita yang begitu panjang, bagaikan sebuah daftar menu makanan.
Daud menunjukkan sikap dan cara yang berbeda dari kita. Ia mempersilakan Tuhan untuk memperdengarkan kasih dan kesetiaan-Nya kepadanya. Langkah ini pertama diajukan Daud kepada Tuhan sebelum bertindak kepada hal yang lain. Sikap yang dilakukan Daud seharusnya juga diwujudkan dalam sikap kita, umat Kristen pada zaman modern ini. Kita perlu mendengar suara Tuhan agar setiap langkah kehidupan rohani kita dapat searah dengan jalan-Nya.

Beritahukanlah jalan yang harus kutempuh
Kerinduan Daud untuk mendengarkan suara Tuhan ditindaklanjuti dengan kerinduan agar Tuhan memberitahukan jalan yng harus ditempuhnya. Daud menyadari bahwa dirinya yang lemah memerlukan pengarahan dari Tuhan agar ia dapat berjalan sebagai umat-Nya yang setia. Kehidupan manusia di tengah- tengah dunia yang serba kompleks, menawarkan bermacam- macam pilihan, ajaran yang seba menarik dan menjanjikan, tidak terlepas dari sifat dunia dengan kekejian, kebrutalan, kejahatan, iri hati, dan kedengkian ikut mewarnai dan mempengaruhi setiap manusia.
Dunia telah mewarnai kehidupan setiap manusia, tidak terkecuali orang Kristen. Tak jarang kita bertemu dengan orang- orang Kristen yang mengikuti arus yang ada di sekitarnya. Jalan yang hendak ditempuh dinilai dengan akal dan pikiran duniawinya. Kalau menyenangkan dan menguntungkan, akan menjadi pilihan, dengan mengabaikan penilaian dari segi iman Kristen. Imannya telah dijadikan sebagai ukuran yang kedua. Maka, tidak mustahil iman yang seperti itu akan semakin mengerdil.
Penilaian secara manusiawi yang dianggap baik, belum tentu baik bagi dirinya maupun orang lain. Selain itu, penilaian duniawi belum tentu benar di hadapan Tuhan. Satu kebenaran yang harus dimiliki setiap orang Kristen ialah baahwa yang baik dan benar di hadapan Tuhan pasti baik dan benar untuk manusia. Oleh karena itu, Tuhanlah yang seharusnya menjadi sandaran dan petunjuk jalan bagi kehidupan umat-Nya.
Skap Daut seperti yang tercermin dalam doanya sepatutnya dapat diterapkan dalam setiap kehidupan umat Kristen. Banyak pilihan yang muncul di depan anak- anak Tuhan, namun berkat kasih dan kesetiaan Tuhan mereka dapat memilih jalan yang terbaik dan sesuai dengan kehendak-Nya. Berjalan bersama Tuhan tidak akan pernah menjerumuskan anak- anak-Nya kepada jalan yang sesat. Sebaliknya, jalan Tuhan akan membawa setiap insan Kristen berkenan dan diberkati oleh Tuhan.

Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu
Pada tahap yang ketiga Daud masih tidak melepaskan diri dari bimbingan Tuhan. Daud dengan kerendahan hati memohon agar dirinya dimampukan dan diajarkan melakukan kehendak Tuhan. Ajaran- ajaran Tuhan bukan hanya untuk diketahui dan dipahami, tetapi pada titik puncaknya untuk dilakukan.
Tidak ada gunanya apabila seseorang paham akan aturan dan hukum, tetapi tidak pernah mentaati dan melakukannya. Namun, masih saja kita menemukan hal demikian dalam kehidupan sehari- hari. Tak jarang kita bertemu dengan orang Kristen yang telah belajar dan memahami betul ajaran firman Tuhan, tetapi sikap dan tingkah lakunya sehari- hari ternyata melenceng jauh dari ajaran Tuhan. Hal seperti itu dapat membawa dampak negatif bagi nilai- nilai kekristenan itu sendiri. Walaupun penyimpangan itu hanya dilakukan oleh beberapa orang saja, tetapi mata dunia akan menilai secara keseluruhan sebagai umat Kristen.
Daud sendiri menyadari akan kelemahannya di hadapan Tuhan. Apakah keadaan kita lebih baik daripada Daud? Seharusnya kita malu jika kita masih mengagungkan kekuatan dan ego kita yang enggan mengakui kelemahan dan kekurangan kita. Apa yang dapat kita agungkan dan tonjolkan kepada Tuhan? Apakah ilmu, kepandaian, kekuatan, kehormatan kita, yang hanya bersifat duniawi itu? Semua itu tidak berarti di hadapan Tuhan, hanya dengan kasih dan kekuatan dari Tuhan orang Kristen dapat berjalan dan melakukan kehendak-Nya.
Setelah mendengar, mengerti, kemudian memahami, selanjutnya melakukan atau menindaklanjuti adalah suatu hal yang tidak mudah. Iblis dengan segala kemampuan dan misinya akan berusaha menggagalkan usaha manusia yang bertekun kepada Tuhan. Ikrarnya itu masih terus berkumandang dan menghinggapi pribadi- pribadi yang berusaha setia kepada kehendak Tuhan. Kalau dalam tahap- tahap sebelumnya manusia dapat lolos dari rongrongan dan godaan si Iblis, maka pada tahap yang terakhir ini mungkin tipu muslihatnya akan semakin berat. Dalam kenyataannya orang Kristen merasa sulit dan berat melakukan kehendak Tuhan, terasa berat untuk meninggalkan kebiasaan lama, terlalu lemah untuk berani melawan keinginan dan hawa nafsu dirinya, enggan untuk berkorban dalam segala bentuk yang seharusnya dilakukan. Itulah godaan- godaan yang dapat menyusup ke dalam kehidupan orang- orang Kristen. Bahkan, sekali- kali si jahat berhasil membujuk orang- orang Kristen untuk meninggalkan jalan Tuhan dengan cara memutarbalikkan fakta. Sebagai contoh, ada orang Kristen yang pada awalnya begitu setia berjalan di jalan Tuhan, namun setelah melalui pertimbangan dan pemikiran ( yang telah disusupi si jahat ), tanpa disadari nya dirinya telah menyimpang dari jalan Tuhan. Dan, akhirnya semangatnya yang semula begitu berapi-api menjadi padam sama sekali.
Bagaimanapun besarnya kemampuan dan kekuatan yang kita miliki, hendaknya kita sadari bahwa kita adalah makhluk yang lemah. Kekuatan kita mudah berubah, dan pada dasarnya mudah tersandung dan terjatuh apabila menghadapi tantangan yang berat. Namun, kekuatan bersama Tuhan merupakan kekuatan yang dapat memampukan manusia untuk tetap tegar dan berjalan bersama firman Tuhan yang kekal adanya.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.