yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Menurut seorang pekerja bangunan bernama Slamet, pertama kali temuan ratusan batu Candi Prambanan digunakan sebagai bahan baku talud pada Kamis (27/8). Ia mengatakan, batuan candi tersebut digunakan sebagai dinding dan dasaran sungai.
Hingga kemarin masih banyak batuan yang belum diekskavasi dari lokasi. "Itu sepanjang dasaran masih ada (batu) banyak. Pertama kali ditemukan dua batu bentuk kotak, sekira pukul 09.00," katanya saat ditemui di lokasi, Senin (31/8). Oleh pekerja, temuan ini langsung dilaporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi.
Slamet menuturkan, ia bersama beberapa teman sedang mengerjakan perbaikan Talud Pleret. Saat alat berat mengeruk tanah, tampak ada batu persegi panjang yang potongannya mirip batu candi. "Pengerukan menggunakan alat berat.
Di kedalaman sekitar 3 meter tampak ada batu persegi panjang yang potongannya rapi mirip batuan candi," jelasnya.
Slamet menuturkan, merasa curiga, batu itu pun langsung diangkat ke atas. Saat melakukan pengerukan lagi ternyata ditemukan batuan serupa.
"Saat dikeruk lagi ternyata ada banyak. Lalu ada warga yang melihat dan langsung melapor ke BPCB," ujarnya.
Menurut Slamet, ketika ditemukan batuan candi ini menempel dengan semen dan batu bata merah. Ia menduga batuan candi zaman dulu digunakan untuk pembangunan Talud Pleret.
"Sepertinya digunakan untuk membangun talud. Itu di sana tulisannya talud dibangun tahun 1923," tegasnya.
Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta, Wahyu Astuti, membenarkan adanya temuan ratusan batu candi yang digunakan oleh warga untuk bahan baku saluran air tersebut.
"Warga menemukan lebih dari 100 blok. Langsung kita panggil steller (penyusun batu candi) Candi Prambanan. Ternyata benar, itu dari Candi Prambanan," kata Wahyu Astuti.
Ia menuturkan, mulai kemarin bebatuan tersebut dibawa ke area Candi Prambanan untuk diamankan. Dari pantauan di lokasi, talud sepanjang 100 meter peninggalan Belanda itu mulai dipugar. Batu-batu besar tampak berserakan di dalam talud sedalam sekira 3 meter tersebut.
Wahyu Astuti mengatakan, sebelum ada Undang-Undang Perlindungan Cagar Budaya, banyak masyarakat yang menggunakan batuan candi yang memang banyak ditemukan di wilayah Yogyakarta untuk bahan baku pembangunan.
Kebetulan, batuan candi sangat berlimpah dan mudah diangkut. Bentuknya pun tergolong bisa menyesuaikan, karena tidak terlalu besar. "Memang masa lalu, belum ada undang-undang, dan banyak batu yang digunakan untuk pembangunan stasiun atau landasan rel dan tanggulnya," ujarnya.
Pemindahan batu membutuhkan waktu berhari-hari. "Mulai kita pindahkan ke kompleks Candi Prambanan. Nanti kalau sudah terkumpul dan dilakukan pemugaran pagar akan digunakan," pungkasnya.
Berdasarkan pengamatan, truk mulai mengangkut batuan candi ke kompleks Prambanan. Tampak pula para pekerja perbaikan talud melakukan penggalian sebab diduga masih ada batuan candi yang tertimbun.