• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Pembelajaran mengenai Mimpi

Th0R

IndoForum Banned
No. Urut
1696
Sejak
1 Jun 2006
Pesan
943
Nilai reaksi
0
Poin
16
Kecil dan alamiah memang apabila manusia kerapkali mengalami mimpi. Tapi dibalik kejadian alamiah yang berlangsung terus menerus tersebut, justru tersimpan sebuah misteri yang cukup menarik untuk dibahas bahkan di kalangan para ahli dan pakar ilmu pengetahuan dunia.

Berbagai pendapat pernah muncul menanggapi apa wujud mimpi sebenarnya. Mimpi kita seringkali timbul dari bentuk rangsangan verbal, visual maupun emosi, yang kemudian membentuk cerita tak masuk akal tapi kerapkali menarik pada saat kita tidur, bahkan kita bisa memecahkan solusi pada saat kita bermimpi, setidaknya sebagian orang mempercayai hal itu kerapkali terjadi. Ilmuwan belum memiliki ide yang dapat menggambarkan apa arti dan kegunaan mimpi itu sendiri secara sistematis, ataukah itu hanya sebuah gambaran acak dari impuls otak, ataukah merupakan untaian cerita yang memang dilakukan recall memory oleh otak, atau ada alasan lain?? (Sebab kita juga sering mendengar istilah dejavu).

Membahas mengenai mimpi yang juga seringkali dibahas secara psychoanalytic, kita juga harus secara biologist mengenal yang namanya tidur, cara kerja otak, dan tahapan kerja tersebut pada saat kita tertidur. Disini kita akan sedikit membahas mengenai hal tersebut secara AGAK spesifik.

Otak manusia dipercaya dapat menghasilkan 4 jenis gelombang yang juga dikenal sebagai Delta, Theta, Alpha dan Beta. Setiap jenis gelombang menyatakan perbedaan kecepatan getaran listrik pada otak manusia. Delta adalah yang ter-pelan, yakni berkisar antara 0-4 getaran perdetik, jenis getaran ini hanya akan muncul pada saat manusia berada pada fase tidur Deep Sleep, yang mana otaknya akan bekerja lebih lambat. Disusul kemudian dengan Theta yang bergetar dengan kecepatan 4-7 getaran perdetik yang kerapkali muncul pada saat manusia memasuki fase tidur Light Sleep. Gelombang berikutnya adalah Alpha yang memiliki getaran secepat 8-13 getaran perdetik, dan akan timbul pada saat otak bekerja (Kita tersadar / REM). Yang tercepat adalah Beta waves, dimana dia memiliki kecepatan 13-40 getaran perdetik dan hanya akan timbul pada saat manusia sedang mengalami masa stress ataupun membutuhkan kekuatan mental yang tegar, getaran yang lebih cepat dr 40 getaran perdetik mampu menyebabkan kerusakan mental / kejiwaan. Keempat gelombang otak tadi adalah dasar pembentuk electroencephalogram (EEG)

Disaat tidur, manusia mengalami 5 fase tidur, yang dibagi menjadi demikian:
1. Light Sleep - Dimana otot otot tubuh mulai melakukan relaxation, dengan masih mengandung sedikit gerakan otot. Tidur pada tahap ini seringkali masih mudah terbangun, sebagian orang di Indonesia mengenalnya sebagai "Riyep2" or something like that .. LOL
2. Deeper Sleep - Pada fase ini, tidak hanya otot yang mulai melakukan relaxation, akan tetapi kecepatan bernafas dan denyut jantung pun menjadi lebih lambat, disertai dengan turun nya suhu tubuh.
3. Deep Sleep [Stage 1] - Pada fase ini, selain suhu tubuh menurun, otot relaxation dan bernafas serta denyut jantung mulai terasa lebih pelan, otakpun memulai menghasilkan gelombang delta.
4. Deepest Sleep [Stage 2] - Kenapa dikatakan stage 2?! Karena memiliki ciri yang bisa dikatakan sama persis seperti fase Deep Sleep, hanya saja dalam kondisi ini, tubuh sudah benar benar terbiasa dengan kondisi tersebut, sehingga manusia tidur dalam kondisi sangat lelap pada fase ini.
5. Rapid Eye Movement (REM) - Berbeda dengan kondisi tidur yang lain, pada saat mencapai fase REM, otak manusia tidak dapat dikatakan beristirahat. Otak akan memproduksi gelombang otak jenis Alpha, nafas menjadi cepat, suhu tubuh sedikit meningkat, dan walaupun otot tetap dalam keadaan relax, denyut jantung kembali menjadi aktif. Pada fase inilah mimpi timbul dalam tidur manusia.

Pada tahap REM itulah manusia biasanya mengalami mimpi, sebab pada faae tersebut, manusia dapat menonaktifkan steam otak yang tidak akan pernah di nonaktifkan pada saat manusia beraktifitas.

Sebuah kenyataan menyimpulkan bahwa 5 menit sesudah sebuah mimpi berakhir, manusia akan melupakan setidak tidaknya 40-50% bagian dari mimpi mereka. Dan 10 menit sesudahkan mereka bisa melupakan 80-90% bagian dari apa yang mereka impikan. Kenapa hal demikian dapat terjadi?! Mimpi kembali ditekankan merupakan memory recall yang kemudian ditampilkan oleh otak melalui sistematik kerja secara psikologis, dan kebanyakan daripada itu adalah bukan hal yang penting, sehingga otak tidak akan dapat selalu mengingat apa yang telah kita mimpikan pada saat kita tidur. Riset lainpun menyatakan bahwa manusia merupakan mahkluk hidup yang berpikir secara progresif, sehingga menimbulkan keraguan dan kesulitan disaat mereka ingin mengingat sesuatu begitu mereka terjaga dari tidur. Dalam beberapa kasus, khususnya mereka yang memiliki tingkatan memory Short Term Memory, justru kerapkali tidak akan ingat apa mereka bermimpi atau tidak disaat tidur.

Seperti juga yang gw katakan di thread sebelah, ada research yang dilakukan oleh para ilmuwan jepang dan USA sehubungan dengan mengendalikan mimpi yang melahirkan sebuah mesin mimpi indah bernama Yumemi Koubou. Apakah itu benar?! Bagaimana mgkn kita bisa mengendalikan mimpi?!

Secara ilmu pengetahuan saya setuju hal itu tidak mgkn!! Apalagi alat tersebut tidak memiliki perangkat tambahan apapun, the first thing i thought when i saw that machine is RIDICULOUS. Kenapa?! Mengendalikan otak manusia dengan remote waves?! Just like Hi********s Machine then .. (Cencored .. Not for Educational Purposes .. Restricted Research of NASA).

Riset mengatakan bahwa dalam dalam fase bermimpi manusia memiliki sesuatu yang bernama Lucid Dream. Sebuah kemampuan untuk dapat menganalisa dan menyadari bahwa anda bermimpi dan kemudian anda dapat mengendalikan gambaran apa yang ingin anda visualisasikan pada saat anda bermimpi. Sebagian mengatakan hal ini MUSTAHIL dan tidak ada. Akan tetapi sensus membuktikan bahwa setidak tidaknya 100rb dari sekitan miliar penduduk USA memiliki kemampuan Lucid Dreaming tersebut. Jepang melalui Yumemi Koubou nya ternyata membuat orang menjadi setidaknya MAMPU mencoba menjadi Lucid Dreamer. Dengan bantuan suara dan sedikit gelombang radio khusus, Yumemi Koubou mampu mempengaruhi manusia secara psikologis untuk memimpikan keadaan sesuai dengan yang telah di set pada mesin tersebut. Tidak 100% berhasil memang, akan tetapi apabila anda cukup berkonsentrasi dan cukup terbiasa dengan mendengarkan music pada saat tidur, hal ini menjadi JAUH lebih MGKN terjadi pada diri anda (Setidaknya begitu yang saya coba) .. LOL

Frequently Asked Questions:
1. Hmm .. Gw pernah tidur dan berasa seperti tertindih sesuatu. Apa itu setan? Fenomena apa ini? Apa ada hubungan nya dengan ilmu gaib?!

Pada saat mencapai kondisi REM (Rapid Eye Movement) pada dasarnya tubuh manusia menjadi mati rasa. Sebab stem otak akan menghasilkan Glycine (Sebuah zat asam amino) yang kemudian akan disalurkan ke bagian Motorik tubuh manusia. Jenis otot yang bekerja dibawah pengaruh sadar akan menjadi TIDAK DAPAT DIGERAKAN. Hal ini terjadi guna mengantisipasi anda berlaku jauh diluar dari mimpi (Misal anda mimpi main bola, anda akan dijauhkan dari gerakan / perilaku tubuh garuk2 pantat). Fenomena Glycine inipun yang bisa dikatakan menjadi alasan adanya fenomena tidur tertindih itu, melewati masa REM secara paksa / terkejut membuat tubuh masih setengah paralyzed disaat anda sudah sedikit banyak tersadar.

2. Apa itu dejavu?!

Hingga saat ini masih banyak yang mengatakan bahwa dejavu adalah bagian dari suatu rangkaian peristiwa serupa yang kemudian digambarkan dan bercampur dengan keadaan yang akan terjadi di kemudian hari. Maka dari itu manusia hanya akan menyadari dia mengalami dejavu disaat kejadian baru saja terjadi. Sebab hanya gambaran kondisinya saja yang kira kira serupa dengan yang ada dalam mimpi mereka. Im not quite Sure with this one, because no research prove it yet.

Sekian.

Thanks.
Th0R
 
Saya pernah dejavu, bahkan sudah sampai 18 kali dalam seeumur hidup, percaya atau tidak, saya mengalaminya....... :D

Memang benar otak terdiri atas 4 gelombang, dan kemungkinan gelombang itu berada pada 2000GHz, tidak kita sadari memang, bagaimana caranya menangkap gelombang itu masih merupakan tanda tanya

@Th0r: Kamu tahu Mimpi gabungan? Mimpi dimana orang lain turut kedalamnya juga, tetapi fase itu adalah hampir mustahil [0.0001% kemungkinan] :D
 
Hm..
Jadi pas kita tidur itu, kalo gak mimpi cuma sampai fase 4..
kalo mimpi, sampe fase 5 ?
Lalu, kalo mimpi buruk trus bangun itu gmn?apa otak merespon karena mengira itu kejadian nyata../hmm
 
/wah Waktu kecil gw sering mimpi masuk jurang, dan ternyata jatok dari tempat tidur :))

BTW, nice topik Bro :D
 
@DEJAVU
mpe karang wa gak ngerti...
gak bisa dijelaskan secara teori

klo wa mimpi jatuh..
trus kaki wa tiba2 nendang trus terbangun gmn
 
dejavu perasaan abis bangun tu klo pengalaman hari kemarin itu terasa udah terjadi lama sekali itu maksudnya apaan?
@wichiandy
hmm mimpi gabungan ya?maksudnya mimpi kita sama kayak orang lain gitu kan?itu mah [0,000001%]bisa terjadi
 
Huhuhu, sepertinya semua orang belum tahu dejavu ya :D

Keterangan tentang dejavu dalam inggris :

The term déjà vu (French for "already seen", also called paramnesia) describes the experience of feeling that one has witnessed or experienced a new situation previously. The term was created by a French psychic researcher, Émile Boirac (1851–1917) in his book L'Avenir des sciences psychiques (The Future of Psychic Sciences), which expanded upon an essay he wrote while an undergraduate French concentrator at the University of Chicago. The experience of déjà vu is usually accompanied by a compelling sense of familiarity, and also a sense of "eerieness," "strangeness," or "weirdness." The "previous" experience is most frequently attributed to a dream, although in some cases there is a firm sense that the experience "genuinely happened" in the past.

The experience of déjà vu seems to be very common; in formal studies 70% or more of the population report having experienced it at least once. References to the experience of déjà vu are also found in literature of the past, indicating it is not a new phenomenon. However, in laboratory settings, it is extremely difficult to invoke the déjà vu experience, making it a subject with few empirical studies. Recently, however, researchers have found ways to recreate this sensation using hypnosis.

According to Arthur Funkhouser there are three types of déjà vu:

Déjà vécu

Usually translated 'already seen' or 'already lived through,' déjà vécu is described in a quotation from David Copperfield by Charles Dickens:

We have all some experience of a feeling, that comes over us occasionally, of what we are saying and doing having been said and done before, in a remote time - of our having been surrounded, dim ages ago, by the same faces, objects, and circumstances - of our knowing perfectly what will be said next, as if we suddenly remember it!

When most people speak of déjà vu, they are actually experiencing déjà vécu. Surveys have revealed that about one third of the population have had these experiences, more often (and perhaps more intense) in people between the ages of 15 and 25.[citation needed] The experience is usually related to a very banal event, but is so striking that it is remembered for years afterwards.

Déjà vécu refers to an experience involving more than just sight, which is why labeling such "déjà vu" is usually inaccurate. The sense involves a great amount of detail, sensing that everything is just as it was before. Because of this, theories that the situation was just read about earlier or experienced in a previous life are invalid, as those experiences could not recreate the exact situation due to a lack of sense involvement or the presence of modern surroundings.

More recently, the term déjà vécu has been used to describe very intense and persistent feelings of a déjà vu type, which occur as part of a memory disorder.

Déjà senti

This phenomenon specifies something 'already felt.' Unlike the implied precognition of déjà vécu, déjà senti is primarily or even exclusively a mental happening, has no precognitive aspects, and rarely if ever remains in the afflicted person's memory afterwards.

Dr. John Hughlings Jackson recorded the words of one of his patients who suffered from temporal lobe or psychomotor epilepsy in an 1889 paper:

What is occupying the attention is what has occupied it before, and indeed has been familiar, but has been for a time forgotten, and now is recovered with a slight sense of satisfaction as if it had been sought for. ... At the same time, or ... more accurately in immediate sequence, I am dimly aware that the recollection is fictitious and my state abnormal. The recollection is always started by another person's voice, or by my own verbalized thought, or by what I am reading and mentally verbalize; and I think that during the abnormal state I generally verbalize some such phrase of simple recognition as 'Oh yes - I see', 'Of course - I remember', &c., but a minute or two later I can recollect neither the words nor the verbalized thought which gave rise to the recollection. I only find strongly that they resemble what I have felt before under similar abnormal conditions.

As with Dr. Jackson's patient, some temporal-lobe epileptics may experience this phenomenon.

Déjà visité

This experience is less common and involves an uncanny knowledge of a new place. Here one may know his or her way around in a new town or landscape while at the same time knowing that this should not be possible.

Dreams, reincarnation and also out-of-body travel have been invoked to explain this phenomenon. Additionally, some suggest that reading a detailed account of a place can result in this feeling when the locale is later visited. Two famous examples of such a situation were described by Nathaniel Hawthorne in his book Our Old Home and Sir Walter Scott in Guy Mannering. Hawthorne recognized the ruins of a castle in England and later was able to trace the sensation to a piece written about the castle by Alexander Pope two hundred years earlier.

C. G. Jung published an account of déjà visité in his 1952 paper On synchronicity.

In order to distinguish déjà visité from déjà vécu, it is important to identify the source of the feeling. Déjà vécu is in reference to the temporal occurrences and processes, while déjà visité has more to do with geography and spatial dimensions.
 
Wow, Interesting topic, gw dah sering bgt ngalamin De Javu, hr ini aja gw merasa dah 2x ngalamin, gw inget2 lage kek mimpi gw waktu kls 3 SMP (skr 2 SMA) wow, so long like that? Btw gw juga perna waktu tidur, kaki gw bergerak sendiri ampe gw bangun.....
 
Gw berarti jg sering terjadi dejavu dunk ya....
Tp mimpinya pas SD gituan...
terjadinya baru akhir2 ini....
ya abis mimpinya lucu...
(difoto pas tmen ngiler (not my id), eh malah terjadi)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.