Goldmediator
IndoForum Junior A
- No. Urut
- 40290
- Sejak
- 14 Apr 2008
- Pesan
- 3.012
- Nilai reaksi
- 67
- Poin
- 48
Ternyata Pelatih Lin Dan Kelahiran Lampung
Di ajang Piala Thomas di Bukit Jalil, Malaysia, 9-16 Mei lalu, Lin Dan tampil begitu perkasa. Ia melalap pemain-pemain negara-negara lain termasuk pemain peringkat satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei dan pemain utama Indonesia, Taufik Hidayat di babak final.
Setiap kali Lin Dan bertanding, di tepi lapangan duduk pelatihnya, seorang yang sudah uzur. Namun bagi para pemain bulu tangkis dari China dan Indonesia yang mengenalnya, orang tua itu dikenal sebagai seorang tua yang banyak ilmunya. Seorang locianpwe, kalau menggunakan istilah penulis cerita silat masa lalu, Kho Ping Hoo.Orang tua itu, Tang Hsienhu, Tang Xianhu atau Tong Sinfu, merupakan seorang yang sangat dihormati Lin Dan. Peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 ini selalu mengatakan semua kemenangannya hanya dipersembahkan buat Tang atau Tong.
"Dia memang pelatih saya, namun saya memandangnya sebagai kong-kong, kakek saya. Ia seorang pelatih yang bertanggungjawab dan saya beruntung memilikinya. Ia tidak hanya membimbing saya dari segi teknik, namun juga dalam nilai-nilai kehidupan," kata Lin Dan.
Kehadiran Tang atau Tong di tepi lapangan saat Lin Dan menghadapi Taufik Hidayat di partai pertama final Piala Thomas, Minggu (16/9) sebenarnya merupakan psy war yang sengat dahsyat buat tim Indonesia.
Tong memang lahir dan besar di Indonesia. Tepatnya di Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942. "Di Tiongkok, nama saya sering disebut Tang Xianhu atau Tang Hsien Hu, bergantung dialek daerah masing-masing. Tapi, orang tua saya memberi nama Tong Sin Fu," katanya.
Kembali ke Tiongkok saat 1950-an, ia kembali ke Indonesia sebagai pelatih pada 1986. Pertama melatih di klub Pelita Jaya, Tong kemudian ditarik menangani pelatnas Cipayung. Di tangan dingin Tong atau yang kerap dipanggil "Oom Tong" oleh para pemain, lahir pemain-pemain yang kemudian membawa Indonesia mendominasi dunia bulu tangkis 1990-an seperti Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, Hariyanto Arbi mau pun para pemain puteri angkatan Susy Susanti dan Lily Tampi.
Oom Tong inilah yang ikut dalam proyek besar merebut medali emas olimpiade Barcelona 1992 yang dipenuhi oleh Alan Budikusuma dan Susy Susanti. Bahkan Tong kemudian ikut membidani lahirnya generasi Hendrawan.
Namun cerita Tong di Indonesia berakhir pada 1998 setelah permohonannya menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) ditolak. Ia kemudian kembali ke China dan kembali ditarik melatih timnas China. Di tangannya kemudian lahir generasi baru China seperti Xia Xuanze hingga Lin Dan dan Xi Jinpeng.
sumber : http://www.tribunnews.com/2010/05/17/pelatih-lindan-orang-indonesia

Di ajang Piala Thomas di Bukit Jalil, Malaysia, 9-16 Mei lalu, Lin Dan tampil begitu perkasa. Ia melalap pemain-pemain negara-negara lain termasuk pemain peringkat satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei dan pemain utama Indonesia, Taufik Hidayat di babak final.
Setiap kali Lin Dan bertanding, di tepi lapangan duduk pelatihnya, seorang yang sudah uzur. Namun bagi para pemain bulu tangkis dari China dan Indonesia yang mengenalnya, orang tua itu dikenal sebagai seorang tua yang banyak ilmunya. Seorang locianpwe, kalau menggunakan istilah penulis cerita silat masa lalu, Kho Ping Hoo.Orang tua itu, Tang Hsienhu, Tang Xianhu atau Tong Sinfu, merupakan seorang yang sangat dihormati Lin Dan. Peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 ini selalu mengatakan semua kemenangannya hanya dipersembahkan buat Tang atau Tong.
"Dia memang pelatih saya, namun saya memandangnya sebagai kong-kong, kakek saya. Ia seorang pelatih yang bertanggungjawab dan saya beruntung memilikinya. Ia tidak hanya membimbing saya dari segi teknik, namun juga dalam nilai-nilai kehidupan," kata Lin Dan.
Kehadiran Tang atau Tong di tepi lapangan saat Lin Dan menghadapi Taufik Hidayat di partai pertama final Piala Thomas, Minggu (16/9) sebenarnya merupakan psy war yang sengat dahsyat buat tim Indonesia.
Tong memang lahir dan besar di Indonesia. Tepatnya di Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942. "Di Tiongkok, nama saya sering disebut Tang Xianhu atau Tang Hsien Hu, bergantung dialek daerah masing-masing. Tapi, orang tua saya memberi nama Tong Sin Fu," katanya.
Kembali ke Tiongkok saat 1950-an, ia kembali ke Indonesia sebagai pelatih pada 1986. Pertama melatih di klub Pelita Jaya, Tong kemudian ditarik menangani pelatnas Cipayung. Di tangan dingin Tong atau yang kerap dipanggil "Oom Tong" oleh para pemain, lahir pemain-pemain yang kemudian membawa Indonesia mendominasi dunia bulu tangkis 1990-an seperti Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, Hariyanto Arbi mau pun para pemain puteri angkatan Susy Susanti dan Lily Tampi.
Oom Tong inilah yang ikut dalam proyek besar merebut medali emas olimpiade Barcelona 1992 yang dipenuhi oleh Alan Budikusuma dan Susy Susanti. Bahkan Tong kemudian ikut membidani lahirnya generasi Hendrawan.
Namun cerita Tong di Indonesia berakhir pada 1998 setelah permohonannya menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) ditolak. Ia kemudian kembali ke China dan kembali ditarik melatih timnas China. Di tangannya kemudian lahir generasi baru China seperti Xia Xuanze hingga Lin Dan dan Xi Jinpeng.
sumber : http://www.tribunnews.com/2010/05/17/pelatih-lindan-orang-indonesia