• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Pameran Teladan Bung Hatta : Renungan Sosok sosok Bapak Bangsa #NgabuburitCerita

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.650
Nilai reaksi
23
Poin
0
2742225_202403260915270383.jpg


Hari itu saya ingat tanggal 14 Maret 2024. Saya dapat kesempatan oleh Hatta Foundation (Yayasan Pahlawan Nasional Mohammad Hatta) yg yayasan ini sudah berdiri sejak 1950 diprakasai oleh Bapak Margono & Bapak Hatta sendiri, untuk berpartisipasi mengurusi pameran berkaitan Keteladanan Bung Hatta selama hidup yg beliau perjuangkan sedari remaja untuk tanah kelahirannya.

Acara pameran tersebut dilaksanakan di Taman Makam Bung Hatta secara sederhana dari tanggal 14-17 Maret 2024.

Kenapa sederhana?
itu yg mungkin jadi pemikiran banyak orang yg mendengarkan. Perkara alasan utama saya jawab akan jadi pertanyaan berpikir "siapa yg akan mendanai pameran terkait Bung Hatta & perjuangan Bung Hatta dengan anti korupsi sedangkan kita tau pasti siapa pemilik dana?"

Saya ingat jawaban itu saya lontarkan ke semua pengunjung yg saya temui sepanjang 4 hari menjaga pameran. Semua terdiam & tersenyum miris. Saya yakin mereka tau pasti maksud saya.

Dalam pameran itu berisikan arsip foto & dokumen yg tersimpan rapi dalam ruang perpustakaan pribadi beliau yg berisikan 12.000 judul buku & ribuan arsip lainnya. Hal yg buat saya tercengang dalam pameran itu ada dokumen terkait surat yg ditujukan ke wapres saat itu, Bapak Wilopo, untuk sidang membahas mega skandal pertamina & bulog bersama Ibnu Sutowo tetapi Ibnu Sutowo malah menghindar & lari ke luar negeri. Saat itu Bung Hatta bertugas sebagai ketua penasihat komisi 4. Sungguh bukti tak terbantahkan keadaan saat itu. Bung Hatta setelah berhenti menjabat sebagai wakil presiden terlihat masih berelasi ke rakyat, hal itu terlihat pada arsip-arsip yg ditampilkan pada pameran. Bagaimana Hatta memisahkan urusan Pribadi & negara, urusan keyakinan & bernegara dapat dilihat jelas pada pameran tersebut.

Pada hari penutupan menjelang ngabuburit pun saya dapat mendengar langsung kurator pameran, Bapak Erwien Kusuma, menceritakan temuan-temuan arsip yg menciptakan saya makin terhentak usaha Hatta tidak berhenti walaupun usianya sudah senja, Bung Hatta sebagai perseorangan menjadikan dirinya pengkritik yg tajam siapapun ia kritis.

Dalam diskusi yg berjudul "Jika Hatta Menyaksikan Indonesia hari ini..." menciptakan saya Bung Hatta sebagai perseorangan berpikir melampaui zamannya, berpikir jauh kedepan. Saya berpikir mungkin hal tersebut karena kesayangannya kepada tanah air yg sudah ia perjuangkan semenjak remaja, bahkan saat Bung Hatta sekolah di Belanda pun ia sangat terkenal berpikiran tajam. Ada momen ia ikut di adili dalam persidangan di negeri Belanda, tetapi ia dinyatakan tidak bersalah. Sungguh diskusi yg menciptakan saya bercermin bahwa begitulah kalau kita harap berjuang kita tahu apa yg kita perjuangkan walaupun pahitnya apa yg Bung Hatta perjuangkan tidak tercapai tetapi saya mengilhami bahwa yg Bung Hatta perjuangkan adalah jalan Tuhan itu, ia dapat berkerja & meiliki visi kedepan secara strategis untuk kemajuan tanah air demi bakti kepada Sang Pencipta, tidak diam tetapi mengerjakan segala perubahan yg ia dapat lakukan. Tentu pameran tersebut jadi renungan sekaligus tamparan yg harusnya mengaku dirinya muslim mengejar akhirat tetapi tidak mengerjakan perbaikan bangsa ke arah yg lurus, tegas, terpuji & bersih. Walaupun harus saya akui jalan seperti itu sangat berat.

Jalan yg Hatta lalui bukan jalan mudah, cerita beliau tidak dapat membayar listrik & air hingga listrik & air rumah ya di putus, untuk membeli barang pun beliau harus rajin menabung adalah cermin bahwa hidup beliau tidak mudah. Ya, memang tidak mudah semenjak mengundurkan diri jadi wapres tunjangan / pensiun yg orang-orang pikirkan tidak pernah sepeserpun Bung Hatta terima (berdasarkan kesaksian putri-putri beliau). Bahkan rumah yg beliau tinggalkan semasa hidupbaru bebas pajak sekitar tahun 2000-an. Lalu bagaimana beliau dapat membiayai hidup? ya hidup sebagai pengajar, penulis & dukungan finasial istri beliau tersayang.

Jalan yg gak mudah itu tetap ia yakini semasa Hidup hingga Akhir Hayat.
suatu teladan yg dekat dalam kehidupan sehari-hari & berbangsa serta bernegara.


kalau teman-teman tertarik berita "pameran teladan Bung Hatta" banyak diliputi media online & cetak.

sekian #NgabuburitCerita sepanjang 4 hari yg mengesankan yg saya alami.

Terima kasih
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.