Topan terkuat yang menerjang China dalam setengah abad menewaskan lebih 100 orang, puluhan dari mereka berlindung di sebuah rumah yang rubuh, kata kantor berita Xinhua hari Jumat (11/8) dan angka korban tampaknya akan naik.
Topan Saomai menghantam kabupaten Cangnan di propinsi Zhejiang, China Timur hari Kamis (10/8) setelah pihak berwenang memindahkan lebih 1 juta orang di provinsi komersil yang padat penduduknya ke tempat yang aman.
Hingga Jumat siang, 104 orang dikonfirmasikan tewas dan 190 lainnya hilang di Zhe-jiang dan provinsi tetangga, Fujian, kata Xinhua. Sebanyak 54.000 rumah hancur.
Sedikitnya 41 penduduk desa, termasuk delapan anak-anak tewas ketika sebuah rumah rubuh di kota Jinxiang hanya perjalanan satu jam dari tempat topan itu mencapai daratan, kata Xinhua dan seorang pejabat setempat.
Sebagian besar korban adalah para jiran yang mengira bangunan beton bertingkat dua itu akan lebih aman dari tempat berlindung mereka yang terbuat dari batu bata dan kayu, kata Xinhua, dengan menambahkan dua lainnya tewas dalam musibah rubuhnya sebuah rumah terpisah di kota tersebut.
“Banyak orang datang ke sini berlindung di sekolah-sekolah dan pabrik-pabrik karena rumah mereka rusak,” kata pejabat itu di Jinxiang.
Musnahnya hasil panenan, putusnya aliran listrik dan rusaknya prasarana merupakan bukti di kabupaten Cangnan.
“Banyak orang yang cedera tapi keluarga saya semuanya selamat,” kata Wu Yelian, wanita lanjut usia yang menjajakan mie instan dan minuman kaleng kepada para supir yang terkurung di tengah panas dan kepadatan pada sebuah jalan pegunungan sempit diluar.
“Saya tidak melihat topan sekuat ini dalam beberapa tahun. Pada masa lalu kami dilanda topan kuat, sebuah bendungan jebol dan banyak penduduk tewas.”
Aliran listrik terputus di lima kota dekat dengan di mana Topan Saomai mencapai daratan, kata Xinhua.
Di sepanjang sebuah jalan raya di Cangnan pohon-pohon bertumbangan, ranting-ranting dan pucuknya berpatahan. Ubin dan bahkan batu bata dari rumah-rumah pertanian yang sangat sederhana berserakan di tanah. Kabel listrik dan kabel telepon putus.
Topan itu melintasi pantai dengan pusaran angin berkecepatan 216 kilometer per jam, lebih kuat dari topan yang menerjang Zhejiang pada Agustus 1958 dan menewaskan lebih 3.000 orang.
Sumber : Analisa
Topan Saomai menghantam kabupaten Cangnan di propinsi Zhejiang, China Timur hari Kamis (10/8) setelah pihak berwenang memindahkan lebih 1 juta orang di provinsi komersil yang padat penduduknya ke tempat yang aman.
Hingga Jumat siang, 104 orang dikonfirmasikan tewas dan 190 lainnya hilang di Zhe-jiang dan provinsi tetangga, Fujian, kata Xinhua. Sebanyak 54.000 rumah hancur.
Sedikitnya 41 penduduk desa, termasuk delapan anak-anak tewas ketika sebuah rumah rubuh di kota Jinxiang hanya perjalanan satu jam dari tempat topan itu mencapai daratan, kata Xinhua dan seorang pejabat setempat.
Sebagian besar korban adalah para jiran yang mengira bangunan beton bertingkat dua itu akan lebih aman dari tempat berlindung mereka yang terbuat dari batu bata dan kayu, kata Xinhua, dengan menambahkan dua lainnya tewas dalam musibah rubuhnya sebuah rumah terpisah di kota tersebut.
“Banyak orang datang ke sini berlindung di sekolah-sekolah dan pabrik-pabrik karena rumah mereka rusak,” kata pejabat itu di Jinxiang.
Musnahnya hasil panenan, putusnya aliran listrik dan rusaknya prasarana merupakan bukti di kabupaten Cangnan.
“Banyak orang yang cedera tapi keluarga saya semuanya selamat,” kata Wu Yelian, wanita lanjut usia yang menjajakan mie instan dan minuman kaleng kepada para supir yang terkurung di tengah panas dan kepadatan pada sebuah jalan pegunungan sempit diluar.
“Saya tidak melihat topan sekuat ini dalam beberapa tahun. Pada masa lalu kami dilanda topan kuat, sebuah bendungan jebol dan banyak penduduk tewas.”
Aliran listrik terputus di lima kota dekat dengan di mana Topan Saomai mencapai daratan, kata Xinhua.
Di sepanjang sebuah jalan raya di Cangnan pohon-pohon bertumbangan, ranting-ranting dan pucuknya berpatahan. Ubin dan bahkan batu bata dari rumah-rumah pertanian yang sangat sederhana berserakan di tanah. Kabel listrik dan kabel telepon putus.
Topan itu melintasi pantai dengan pusaran angin berkecepatan 216 kilometer per jam, lebih kuat dari topan yang menerjang Zhejiang pada Agustus 1958 dan menewaskan lebih 3.000 orang.
Sumber : Analisa