yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Manusia Neanderthal yang lama dikira sebagai pemakan daging, ternyata juga banyak mengonsumsi makanan hijau. Sebuah studi atas plak di gigi mereka menemukan menu makanan mereka penuh dengan tumbuh-tumbuhan.
Persepsi Neanderthal pemakan daging karena mereka diperkirakan punah 25 ribu tahun yang lalu akibat kekurangan makanan, sementara manusia modern yang omnivora (pemakan segala) justru mampu berkembang. Belakangan, kepunahan Neanderthal karena terjadinya "penyerapan" ke manusia yang baru datang sehingga manusia yang non-Afrika dewasa ini membawa sedikit gen Neanderthal.
Bukti Neanderthal juga memakan tumbuh-tumbuhan datang dari sisa-sisa 13 kerangka yang ditemukan di Gua El Sidron, Spanyol. Kebanyakan kerangka itu memiliki plak kalsium di gigi mereka.
Karen Hardy, seorang antropolog di Universitas Otonom Barcelona, Spanyol, penasaran plak ini bisa memberikan penjelasan apa menu makanan Neanderthal. Hardy meneliti lebih jauh, mencari bahan organik yang menempel di plak itu.
Hardy bersama sebuah tim yang termasuk di dalamnya Stephen Buckley, seorang ahli kimia-arkeologis dari Universitas York, Inggris, menggunakan gas kromatografi dan spektrometri massa untuk menganalisis plak yang dikumpulkan dari sepuluh gigi lima jasad Neanderthal dari gua di Spanyol itu.
Hasilnya, plak itu mengandung serangkaian karbohidrat dan butiran pati yang menunjukkan Neanderthal mengonsumsi beragam tumbuhan. Dan kontrasnya, hanya sedikit lipid atau protein dari daging di gigi mereka.
Seperti dilansir Nature, 18 Juli 2012, para peneliti juga menemukan ada bukti tumbuhan yang dimakan dibakar terlebih dulu dan bahkan dibumbui.
"Ide bahwa Neanderthal umumnya makan daging sulit untuk saya terima karena keanggotaan mereka umumnya dari kumpulan spesies vegetarian," kata Richard Wrangham, seorang antropolog dari Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts.
Di antara unsur yang ditemukan Hardy adalah kimia dari tanaman semacam yarrow dan kamomil yang berasa pahit dan hampir tanpa gizi apa pun. Analisis genetika membuktikan Neanderthal mampu merasakan pahit ini namun jadi pertanyaan mengapa mereka makan.
Antropolog Universitas Toronto, Kanada, Michael Chazan, berteori, tumbuhan pahit itu digunakan saat memasak dengan api. Dia muncul sebagai produk sampingan memasak. Sementara Wrangham berteori, kamomil sebagai penyedap.
Namun Hardy tak sepandangan dengan Wrangham. “Ide Neanderthal duduk menunggu semangkuk salad di luar imajinasi saya dan tak ada bukti mereka memasak dengan kuali, jadi sup sepertinya tidak mungkin," katanya.
Hardy berteori, yallow dan kamomil justru dipakai sebagai pengobatan karena pengobatan modern juga menggunakannya sebagai anti-peradangan dan antiseptik. "Semua primata cerdas menggunakan tanaman obat, jadi mungkin Neanderthal menggunakannya juga."
Persepsi Neanderthal pemakan daging karena mereka diperkirakan punah 25 ribu tahun yang lalu akibat kekurangan makanan, sementara manusia modern yang omnivora (pemakan segala) justru mampu berkembang. Belakangan, kepunahan Neanderthal karena terjadinya "penyerapan" ke manusia yang baru datang sehingga manusia yang non-Afrika dewasa ini membawa sedikit gen Neanderthal.
Bukti Neanderthal juga memakan tumbuh-tumbuhan datang dari sisa-sisa 13 kerangka yang ditemukan di Gua El Sidron, Spanyol. Kebanyakan kerangka itu memiliki plak kalsium di gigi mereka.
Karen Hardy, seorang antropolog di Universitas Otonom Barcelona, Spanyol, penasaran plak ini bisa memberikan penjelasan apa menu makanan Neanderthal. Hardy meneliti lebih jauh, mencari bahan organik yang menempel di plak itu.
Hardy bersama sebuah tim yang termasuk di dalamnya Stephen Buckley, seorang ahli kimia-arkeologis dari Universitas York, Inggris, menggunakan gas kromatografi dan spektrometri massa untuk menganalisis plak yang dikumpulkan dari sepuluh gigi lima jasad Neanderthal dari gua di Spanyol itu.
Hasilnya, plak itu mengandung serangkaian karbohidrat dan butiran pati yang menunjukkan Neanderthal mengonsumsi beragam tumbuhan. Dan kontrasnya, hanya sedikit lipid atau protein dari daging di gigi mereka.
Seperti dilansir Nature, 18 Juli 2012, para peneliti juga menemukan ada bukti tumbuhan yang dimakan dibakar terlebih dulu dan bahkan dibumbui.
"Ide bahwa Neanderthal umumnya makan daging sulit untuk saya terima karena keanggotaan mereka umumnya dari kumpulan spesies vegetarian," kata Richard Wrangham, seorang antropolog dari Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts.
Di antara unsur yang ditemukan Hardy adalah kimia dari tanaman semacam yarrow dan kamomil yang berasa pahit dan hampir tanpa gizi apa pun. Analisis genetika membuktikan Neanderthal mampu merasakan pahit ini namun jadi pertanyaan mengapa mereka makan.
Antropolog Universitas Toronto, Kanada, Michael Chazan, berteori, tumbuhan pahit itu digunakan saat memasak dengan api. Dia muncul sebagai produk sampingan memasak. Sementara Wrangham berteori, kamomil sebagai penyedap.
Namun Hardy tak sepandangan dengan Wrangham. “Ide Neanderthal duduk menunggu semangkuk salad di luar imajinasi saya dan tak ada bukti mereka memasak dengan kuali, jadi sup sepertinya tidak mungkin," katanya.
Hardy berteori, yallow dan kamomil justru dipakai sebagai pengobatan karena pengobatan modern juga menggunakannya sebagai anti-peradangan dan antiseptik. "Semua primata cerdas menggunakan tanaman obat, jadi mungkin Neanderthal menggunakannya juga."
