BANDUNG, JUMAT - Minat masyarakat Indonesia kuliah di negara jiran Malaysia terus meningkat beberapa tahun terakhir. Terutama, di tengah kondisi krisis finansial saat ini. Malaysia mulai dipercaya sebagai alternatif utama WNI mencari pendidikan berkualitas dan terjangkau di luar negeri.
Hal itu diungkapkan Director Education Kedutaan Besar Malaysia Darsham Daud dalam jumpa pers Pameran Pendidikan Tinggi Malaysia di Hotel Aston Tropicana, Jumat (16/1) sore. Ia menuturkan, saat ini, sekitar 10.000 mahasiswa Indonesia menimba ilmu di Malaysia. Jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan lima tahun lalu.
Menurutnya, salah satu keunggulan Malaysia, adalah pendidikan berkualitas yang terjangkau. "Biaya kuliah, sampai dengan selesai (strata satu) itu di negeri cukup dengan rata-rata Rp 50 juta. Untuk swasta, empat kali lipatnya," ujarnya.
Sementara biaya hidup, mengutip hasil survey Jakarta Post, ia mengkalim, biaya hidup di kota besar di Malaysia misalnya Kuala Lumpur, lebih murah daripada Jakarta. "Jakarta di urutan 11 sedangkan Kuala Lumpur 33," ucapnya.
Dengan biaya yang terjangkau ini, bagi WNI yang hendak kuliah di luar negeri, Malaysia bisa menjadi alternatif utama. Adapun bidang-bidang unggulan universitas asal Malaysia adalah bisnis, akunting, teknologi informasi, desain grafis, dan perhotelan. Beberapa program studi di bidang ini sudah berbahasa pengantar Inggris.
Pemerintah Malaysia, ucapnya, telah menargetkan jumlah mahasiswa asing yang ada di Malaysia mencapai 100.000 di 2010 mendatang. Sehingga, Malaysia ke depannya, dapat menjadi salah satu melting pot antarbangsa, setidaknya di tingkat Asia Tenggara di dalam hal pendidikan. Terbanyak berasal dari Indonesia.
Adapun pameran yang berlangsung di Bandung Sabtu (17/1) dan Minggu (18/1) ini akan mengikutsertakan sedikitnya tujuh perguruan tinggi dari Malaysia. Diantaranya, Universiti Malaya, Universiti Malaysia Sabah, International Islamic Colleges, dan Multimedia Universiti.
Hal itu diungkapkan Director Education Kedutaan Besar Malaysia Darsham Daud dalam jumpa pers Pameran Pendidikan Tinggi Malaysia di Hotel Aston Tropicana, Jumat (16/1) sore. Ia menuturkan, saat ini, sekitar 10.000 mahasiswa Indonesia menimba ilmu di Malaysia. Jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan lima tahun lalu.
Menurutnya, salah satu keunggulan Malaysia, adalah pendidikan berkualitas yang terjangkau. "Biaya kuliah, sampai dengan selesai (strata satu) itu di negeri cukup dengan rata-rata Rp 50 juta. Untuk swasta, empat kali lipatnya," ujarnya.
Sementara biaya hidup, mengutip hasil survey Jakarta Post, ia mengkalim, biaya hidup di kota besar di Malaysia misalnya Kuala Lumpur, lebih murah daripada Jakarta. "Jakarta di urutan 11 sedangkan Kuala Lumpur 33," ucapnya.
Dengan biaya yang terjangkau ini, bagi WNI yang hendak kuliah di luar negeri, Malaysia bisa menjadi alternatif utama. Adapun bidang-bidang unggulan universitas asal Malaysia adalah bisnis, akunting, teknologi informasi, desain grafis, dan perhotelan. Beberapa program studi di bidang ini sudah berbahasa pengantar Inggris.
Pemerintah Malaysia, ucapnya, telah menargetkan jumlah mahasiswa asing yang ada di Malaysia mencapai 100.000 di 2010 mendatang. Sehingga, Malaysia ke depannya, dapat menjadi salah satu melting pot antarbangsa, setidaknya di tingkat Asia Tenggara di dalam hal pendidikan. Terbanyak berasal dari Indonesia.
Adapun pameran yang berlangsung di Bandung Sabtu (17/1) dan Minggu (18/1) ini akan mengikutsertakan sedikitnya tujuh perguruan tinggi dari Malaysia. Diantaranya, Universiti Malaya, Universiti Malaysia Sabah, International Islamic Colleges, dan Multimedia Universiti.