• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Menyisir Reruntuhan Benteng Somba Opu

pinnacullata

IndoForum Activist C
No. Urut
24506
Sejak
24 Okt 2007
Pesan
13.034
Nilai reaksi
224
Poin
63
Jika anda ke Makassar, Sulawesi Selatan, sempatkan sejenak untuk mampir ke Benteng Somba Opu. Konon kabarnya, benteng yang dibangun Sultan Gowa ke IX, Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna pada tahun 1525 ini, dibangun dari tanah liat dan putih telur sebagai pengganti semen.

Secara arsitekturial, benteng ini berbentuk segi empat, dengan panjang sekitar 2 kilometer, tinggi 7-8 meter, dan luasnya sekitar 1.500 hektar. Seluruh bangunan benteng dipagari dengan dinding yang cukup tebal.

Pada abad ke 16 benteng ini sempat menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa. Sayangnya, tanggal 24 Juni 1669 benteng ini dikuasai oleh VOC dan kemudian dihancurkan hingga terendam ombak pasang.

Kini, benteng Somba Opu lebih tepat disebut sebagai reruntuhan. Kegagahan benteng yang ada di masanya dulu, seakan lapuk dimakan usia. Kedua bastion yang dulu ada di atas benteng, kini hanya tinggal onggokan puing saja. Sebagai gantinya, di atas bekas bastion tersebut dibangun saukang yang digunakan untuk tempat berdoa dan pemujaan bagi masyarakat setempat.

"Kami biasanya ke saukang bersama keluarga besar setiap setahun sekali," kata Hamid De Nyondrik (41), warga Sarombe, Gowa.

Adatnya, warga datang ke saukang membawa sesaji seperti nasi putih, nasi merah, atau nasi kuning, ayam bakar, dan bunga. Setelah dibacakan doa, sesaji tersebut dimakan besama keluarga.

Relokasi 300 Warga

Benteng Somba Opu ditemukan sejumlah ilmuwan tahun 1980-an. Sekitar tahun 1990, bangunan benteng yang sudah rusak direkonstruksi sehinga tampak lebih indah. Dahulu, di atas benteng tersebut terdapat pemukiman warga. Karena itu, seiring adanya rekonstruksi tersebut sekitar 300 warga direlokasi ke Taeng dan Sapiria sebelah utara untuk pengembangan benteng.

Selain reruntuhan benteng Somba Opu, di dalam kompleks benteng terdapat beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan, seperti Bugis, Makassar, Mandar, dan Kajang. Selain itu, juga terdapat sebuah meriam bernama Baluwara Aung sepanjang 9 meter dengan berat 9.500 kg, dan sebuah museum yang berisi benda-benda bersejarah peninggalan Kesultanan Gowa.

Pengunjung cukup membayar biaya retribusi Rp 1.700 untuk dapat masuk ke kompleks benteng Somba Opu.
 
Hehe, di Kotaku itu e benteng somba opu....
didalam ada alat2 yg digunakan nelayan di Sul-sel jaman dulu...

soal semen dari telur gw juga baru tau...
 
buset keren banget tuh jadi pengen ke sana gue /no1

pantainya bagus ya katanya d makasar /hmm
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.