• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Menghimpun Uang dengan Iming-Iming Pekerjaan Mudah

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
SLEBp.jpg
Nada sambung itu terdengar jelas setelah solopos.com, memencet nomor telepon yang tercantum di situs perusahaan jasa pengelemen benang teh celup PT Hadena (HDN).

”Assalamu’alaikum…,” kata seorang perempuan di ujung telepon. Espos yang menyamar sebagai pelamar pekerjaan pengeleman benang teh celup menyampaikan keinginan bergabung di perusahaan tersebut.

Perempuan yang mengaku bernama Ating itu langsung meminta Espos mengirim alamat tempat tinggal via pesan pendek (SMS). ”Nanti, saya kirim alamat kantor kami yang terdekat di kota tempat Anda tinggal. Semua penjelasan akan disampaikan di sana,” kata dia sembari mohon diri dan menutup telepon.

Seorang pengiklan jasa pengelemen benang teh Rosela, Tama, juga memberikan jawaban serupa ketika Espos menghubunginya melalui telepon.

Lelaki yang menyebarkan iklan perekrutan tenaga pengelem benang teh celup dengan pamflet yang ditempelkan di berbagai tempat di Kota Solo itu langsung meminta Espos mendatangi kantor di Jl. Kolonel Sutarto, kompleks Ruko Jebres Square 3A.
”Penjelasannya akan diberikan di kantor. Silakan datang langsung,” kata dia. Usaha pengelemen benang teh celup itu menutup-nutupi informasi aturan main. Semua personel yang dituliskan nomor teleponnya enggan menjelaskan dan meminta Espos datang langsung ke kantor perusahaan itu.

Pantauan Espos, setiap hari selalu terlihat orang yang lalu lalang di kompleks Ruko Jebres Square 3A tersebut. Seorang juru parkir (jukir) di area tersebut menuturkan setiap hari tak kurang 40 kendaraan yang ia tangani khusus di area ruko tersebut.
Mereka yang datang ke kantor PT Hadena itu ada yang tergolong remaja, mahasiswa, hingga orang-orang dewasa. “Pada hari Senin banyak sekali [yang datang]?” ujar dia.

Penerima tamu perusahaan tersebut menyebutkan sejak beroperasi Maret 2013 lalu ada lebih dari 1.000 orang yang telah bergabung. Sejumlah orang yang pernah atau masih berhubungan dengan perusahaan itu, saat ditemui Espos memiliki pengakuan yang nyaris sama, yakni kecewa dan merasa tertipu.

Namun, tak sedikit pula yang menyatakan tetap ingin mengadu nasib di perusahan itu. Espos yang kala itu menyamar sebagai pelamar tenaga pengelem benang teh celup sempat berbincang-bincang dengan seseorang yang mengaku berasal dari Desa Gaum, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar.

”Sudah sebulan bergabung dan sama sekali belum mendapatkan upah, kok Bapak tetap percaya dengan usaha ini?” tanya Espos di area parkiran ruko tersebut.
”Gaji saya katanya diakumulasi, nanti kalau sudah tiba saatnya juga akan diberikan?” kata dia.

”Sekarang Bapak disuruh ngapain?” tanya Espos lagi.

”Nyari anggota baru dengan menginformasikan kepada teman-teman atau siapa saja yang tertarik,” kata lelaki yang kemudian mengaku bernama Anton.
Anton mengaku tertarik bergabung dengan usaha pengeleman benang teh celup itu karena tergiur upah yang tinggi, yakni Rp70.000/boks berisi 200-an kertas pembungkus teh celup.

Pekerjaan itu bisa dikerjakan di rumah sebagai kerja sambilan. Perusahaan menjanjikan peserta akan mendapatkan gaji bulanan, meski tak kerja atau hanya tidur-tiduran di rumah. Itulah sebabnya, Anton mengaku tak akan mundur meski sudah mengeluarkan uang sekitar Rp300.000 dan belum menerina upah serupiah pun.

”Mungkin memang belum saatnya [mendapat upah]. Katanya banyak peserta lainnya yang sudah menjadi orang sukses setelah bergabung di sini,” ujar lelaki yang mengaku sehari-hari bekerja sebagai pegawai honorer bagian tata usaha di salah satu SD di Tasikmadu ini.

Penelusuran Espos dari dokumen perjanjian yang terkesan disembunyikan PT HDN, usaha tersebut memakai trik ala multilevel marketing (MLM). Sumber pendapatan utamanya ialah uang yang dibayarkan para pelamar dan kemudian terpaksa membeli produk-produk teh dengan harga selangit.

Dengan kata lain, produk teh maupun usaha jasa pengelemen benang sesungguhnya hanyalah siasat mengelabuhi warga yang tergiur dengan tawaran pekerjaan gampang bergaji menggiurkan.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.