w4rr10r
IndoForum Beginner C
- No. Urut
- 5879
- Sejak
- 31 Agt 2006
- Pesan
- 721
- Nilai reaksi
- 69
- Poin
- 28
Mengejar Kapal Pembawa Jenazah
JAKARTA, KOMPAS - Sekitar 100 anggota keluarga korban terbakarnya Kapal Motor Penumpang Levina I di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, masih berharap mendapatkan kembali keluarga mereka yang hilang. Mereka mengerumuni KRI Pulau Raibu yang membawa dua jenazah yang baru ditemukan, Sabtu (24/2).
Para keluarga korban yang sudah menunggu selama dua hari hampir kehilangan kesabaran ketika mendengar KRI Pulau Raibu menemukan lagi dua korban. Mereka langsung berdiri di tepi dermaga mengejar posisi merapatnya kapal.
Saat kapal hendak merapat, belasan personel polisi dan TNI Angkatan Laut terpaksa menghalau para keluarga korban agar tidak terkena lemparan tali. Mereka juga didorong ke belakang agar tidak naik ke kapal dan mengganggu proses evakuasi.
Beberapa laki-laki sempat histeris ketika melihat tangan salah satu korban yang terentang, tidak tertutup plastik. "Itu pasti Agus," kata Oman.
Kedua jenazah itu dimasukkan ke dalam kantung mayat dan diidentifikasi di posko kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok. Berdasarkan kartu tanda penduduk yang ada di kantung mereka, masing-masing bernama Agus, warga Sukabumi, dan Ahmad Fauzi, warga Banyumas.
Dugaan Oman tepat. Salah satu korban adalah Agus, keponakannya. Sedangkan jasad Ahmad Fauzi dikenali Hadirin, adiknya.
Setelah keluarga korban mengenali keduanya, jenazah-jenazah itu segera dikirim ke kamar mayat RS Cipto Mangunkusumo. Para keluarga juga mengikuti sampai ke RSCM.
Beberapa perempuan yang bukan keluarga kedua korban berteriak-teriak histeris. Mereka menangisi anggota keluarga mereka yang tidak kunjung ditemukan.
Sri Lestari juga menangisi suaminya, Afrizal, yang belum ditemukan. Keluarga korban sudah menunggu di Pelabuhan Tanjung Priok sejak dua sampai tiga hari lalu. Mereka tidur di ruang tunggu pelabuhan karena tanpa diberi penjelasan dan akomodasi yang layak oleh PT Praga Jaya Sentosa sebagai pemilik KMP Levina I.
Hadirin mengatakan, dia tidak mandi dan menghemat untuk makan karena dananya terbatas.
Sementara itu, pihak PT Praga Jaya Sentosa enggan memberikan komentar mengenai akomodasi bagi keluarga korban.
Penemuan kedua korban menambah jumlah korban meninggal menjadi 18 orang. Penemuan itu mematahkan asumsi tidak adanya lagi korban yang hilang.
Pandji Nirwana, Kepala Kesatuan Pengamanan Laut dan Pantai Jakarta, menyatakan, pencarian terus dilakukan selama seminggu. Dua helikopter dan sembilan kapal TNI AL dikerahkan untuk mencari korban. (ECA)
JAKARTA, KOMPAS - Sekitar 100 anggota keluarga korban terbakarnya Kapal Motor Penumpang Levina I di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, masih berharap mendapatkan kembali keluarga mereka yang hilang. Mereka mengerumuni KRI Pulau Raibu yang membawa dua jenazah yang baru ditemukan, Sabtu (24/2).
Para keluarga korban yang sudah menunggu selama dua hari hampir kehilangan kesabaran ketika mendengar KRI Pulau Raibu menemukan lagi dua korban. Mereka langsung berdiri di tepi dermaga mengejar posisi merapatnya kapal.
Saat kapal hendak merapat, belasan personel polisi dan TNI Angkatan Laut terpaksa menghalau para keluarga korban agar tidak terkena lemparan tali. Mereka juga didorong ke belakang agar tidak naik ke kapal dan mengganggu proses evakuasi.
Beberapa laki-laki sempat histeris ketika melihat tangan salah satu korban yang terentang, tidak tertutup plastik. "Itu pasti Agus," kata Oman.
Kedua jenazah itu dimasukkan ke dalam kantung mayat dan diidentifikasi di posko kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok. Berdasarkan kartu tanda penduduk yang ada di kantung mereka, masing-masing bernama Agus, warga Sukabumi, dan Ahmad Fauzi, warga Banyumas.
Dugaan Oman tepat. Salah satu korban adalah Agus, keponakannya. Sedangkan jasad Ahmad Fauzi dikenali Hadirin, adiknya.
Setelah keluarga korban mengenali keduanya, jenazah-jenazah itu segera dikirim ke kamar mayat RS Cipto Mangunkusumo. Para keluarga juga mengikuti sampai ke RSCM.
Beberapa perempuan yang bukan keluarga kedua korban berteriak-teriak histeris. Mereka menangisi anggota keluarga mereka yang tidak kunjung ditemukan.
Sri Lestari juga menangisi suaminya, Afrizal, yang belum ditemukan. Keluarga korban sudah menunggu di Pelabuhan Tanjung Priok sejak dua sampai tiga hari lalu. Mereka tidur di ruang tunggu pelabuhan karena tanpa diberi penjelasan dan akomodasi yang layak oleh PT Praga Jaya Sentosa sebagai pemilik KMP Levina I.
Hadirin mengatakan, dia tidak mandi dan menghemat untuk makan karena dananya terbatas.
Sementara itu, pihak PT Praga Jaya Sentosa enggan memberikan komentar mengenai akomodasi bagi keluarga korban.
Penemuan kedua korban menambah jumlah korban meninggal menjadi 18 orang. Penemuan itu mematahkan asumsi tidak adanya lagi korban yang hilang.
Pandji Nirwana, Kepala Kesatuan Pengamanan Laut dan Pantai Jakarta, menyatakan, pencarian terus dilakukan selama seminggu. Dua helikopter dan sembilan kapal TNI AL dikerahkan untuk mencari korban. (ECA)