• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Mengapa kata "ALLAH" dan "TUHAN" dipakai dalam Alkitab kita?

Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.

avagailnash

IndoForum Newbie F
No. Urut
64331
Sejak
15 Feb 2009
Pesan
11
Nilai reaksi
1
Poin
3
Sebenernya kontroversi ini sudah merupakan topik lama yang sering dibahas. Namun akhir-akhir ini beberapa kenalan gw dapat sms yang menyesatkan dengan mengatakan bahwa ALLAH adalah sesembahan orang Arab / Dewa Bulan, dan berbagai hal lain yang berkata bahwa sebagai orang Kristen, kita tidak boleh menyebut Tuhan Yesus sebagai ALLAH. So, gw angkat thread ini ke permukaan.

Gw dapat jawabannya. Pas kemarin ada Pameran Alkitab di gereja gw, gw ambil brosur yang bisa jadi jawaban atas kontroversi ini. Lihat-lihat juga di websitenya LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) ada juga ternyata

Nah, berikut sy referensikan dari http://www.alkitab.or.id:

Mengapa Kata “Allah” dan “TUHAN” dipakai dalam Alkitab Kita?

Pengantar

Kata “Allah” masih dipersoalkan oleh sebagian pengguna Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Persoalan ini mencuat ke permukaan, karena ada beberapa kelompok yang menolak penggunaan kata “Allah” dan ingin menghidupkan kembali penggunaan nama Yahweh atau Yahwe. Dalam teks Ibrani sebenarnya nama Yahweh atau Yahwe ditulis hanya dengan empat huruf konsonan (YOD-HE-WAW-HE, “YHWH”) tanpa huruf vokal. Tetapi, ada yang bersikeras, keempat huruf ini harus diucapkan. Terjemahan LAI dianggap telah menyimpang, bahkan menyesat¬kan umat kristiani di tanah air. Apakah LAI yang dipercaya gereja-gereja untuk menerjemah¬kan Alkitab telah melakukan kesalahan yang begitu mendasar? Di mana sebenarnya letak persoalannya? Penjelasan berikut bertujuan untuk memaparkan secara singkat pertimbangan-pertimbangan yang melandasi kebijakan LAI dalam persoalan ini.

Mengapa LAI menggunakan kata “Allah”?
Dalam Alkitab Terjemahan Baru (1974) yang digunakan secara luas di tanah air, baik oleh umat Katolik maupun Protestan, kata “Allah” merupakan padanan ’ELOHIM, ’ELOAH dan ’EL dalam Alkitab Ibrani:
  • Kej 1:1 “Pada mulanya Allah (’ELOHIM) menciptakan langit dan bumi”.
  • Ul 32:17 “Mereka mempersembahkan kurban kepada roh-roh jahat yang bukan Allah (’ELOAH).
  • Mzm 22:2 “Allahku (EL), Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”
Dari segi bahasa, tidak dapat dipungkiri, kata ’ELOHIM, ’ELOAH dan ’EL berkaitan dengan akar kata ’L, dewa yang disembah dalam dunia Semit kuno. EL, ILU atau ILAH adalah bentuk-bentuk serumpun yang umum digunakan untuk dewa tertinggi. Umat Israel kuno ternyata memakai istilah yang digunakan oleh bangsa-bangsa sekitarnya. Apakah hal itu berarti bahwa mereka penganut politeisme? Tentu saja, tidak! Umat Israel kuno memahami kata-kata itu secara baru. Yang mereka sembah adalah satu-satunya Pencipta langit dan bumi. Proses seperti inilah yang masih terus bergulir ketika firman Tuhan mencapai berbagai bangsa dan budaya di seluruh dunia.
Beberapa kelompok yang menolak kata “Allah” memang ber¬pendapat, kata itu tidak boleh hadir dalam Alkitab umat kristiani. Ada yang memberi alasan bahwa “Allah” adalah nama Tuhan yang disembah umat Muslim. Ada pula yang mengait¬kannya dengan dewa-dewi bangsa Arab. Seandainya pendirian ini benar, tentu ’EL, ’ELOAH dan ’ELOHIM pun harus dicoret dari Alkitab Ibrani! Lagi pula, beberapa inskripsi yang ditemukan pada abad keenam menunjukkan bahwa kata “Allah” telah digunakan umat kristiani Ortodoks sebelum lahirnya Islam. Hingga kini, umat kristiani di negeri seperti Mesir, Irak, Aljazair, Yordania dan Libanon tetap memakai “Allah” dalam Alkitab mereka. Jadi, kata “Allah” tidak dapat diklaim sebagai milik satu agama saja.
Kebijakan LAI dalam menerjemahkan ’ELOHIM, ’ELOAH dan ’EL sama sekali bukan hal baru. Terjemahan Alkitab yang pertama ke dalam bahasa Yunani sekitar abad ketiga SM. merupakan contoh tertua yang kita miliki. Terjemahan yang dikenal dengan nama “Septuaginta” dikerjakan di Aleksandria, Mesir, dan ditujukan bagi umat Yahudi berbahasa Yunani. Dalam Kejadian 1:1, misalnya, Septuaginta meng¬guna¬kan istilah THEOS yang biasa dipakai untuk dewa-dewa Yunani. Nyatanya, Perjanjian Baru pun memakai kata yang sama, seperti contoh berikut: ”Terpujilah Allah (THEOS), Bapa Tuhan kita Yesus Kristus” (2 Kor 1:3). Tentu, THEOS dalam kutipan ini tidak dipahami sebagai sembahan politeis.
Kata “Allah” dalam sejarah penerjemahan Alkitab di nusantara
Sebelum Alkitab TB-LAI diterbitkan pada tahun 1974, telah ada beberapa Alkitab dalam bahasa Melayu yang merupakan cikal bakal bahasa Indonesia. Injil Matius terjemahan A. C. Ruyl (1629) adalah upaya pertama dalam penerjemahan Alkitab di nusantara. Menariknya, dalam terjemahan perdana ini, kata “Allah” telah digunakan, seperti contoh berikut: “maka angkou memerin’ja nama Emanuel artin’ja Allahu (THEOS) ſerta ſegala kita” (Mat 1:23). Terjemahan selanjutnya juga mempertahankan kata “Allah”, antara lain:
  • Terjemahan Kitab Kejadian oleh D. Brouwerius (1662): “Lagi trang itou Alla ſouda bernamma ſeang” (Kej 1:5).
  • Terjemahan M. Leijdecker (1733): “Pada mulanja dedjadikanlah Allah akan ſwarga dan dunja” (Kej 1:1).
  • Terjemahan H.C. Klinkert (1879): “Bahwa-sanja Allah djoega salamatkoe” (Yes 12:2).
  • Terjemahan W.A. Bode (1938): “Maka pada awal pertama adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah”.
Seperti tampak pada contoh-contoh di atas, kata “Allah” yang baru belakangan ini dipersoalkan oleh sebagian umat kristiani telah digunakan selama ratusan tahun dalam terjemahan-terjemahan Alkitab yang beredar di nusantara. Singkatnya, ketika meneruskan penggunaan kata “Allah”, tim penerjemah LAI mempertimbangkan bobot sejarah maupun proses penerjemahan lintas-budaya yang sudah terlihat dalam Alkitab sendiri.
Apa dasar kebijakan LAI dalam soal “YHWH”?
Harus diakui, asal-usul nama YHWH tidak mudah ditelusuri. Dari segi bahasa, YHWH sering dikaitkan dengan kata HAYAH ‘ada, menjadi’, seperti yang terungkap dalam Keluaran 3:14: “Firman Allah (’ELOHIM) kepada Musa: ‘AKU ADALAH AKU.’ (’EHYEH ’ASHER ’EHYEH). Lagi firman-Nya: ‘Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU (’EHYEH) telah mengutus aku kepadamu.’” Maknanya yang persis tidak diketahui lagi, namun ada yang menafsirkannya sebagai kehadiran Tuhan yang senantiasa ‘ADA’ menyertai sejarah umat-Nya.
Apa dasar LAI menggunakan kata “TUHAN” (seluruhnya huruf besar) sebagai padanan untuk YHWH? Untuk menjawab ini, kita perlu memperhatikan sejarah. Umat Yahudi sesudah masa pembuangan amat segan menye¬but nama sakral YHWH secara langsung oleh karena rasa hormat yang mendalam. Lagi pula, pengucapan YHWH yang persis tidak diketahui lagi. Setiap kali bertemu kata YHWH dalam Alkitab Ibrani, mereka menyebut ’ADONAY yang berarti ‘Tuhan’. Tradisi pengucapan ini juga terlihat jelas dalam Septuaginta yang menggunakan kata KYRIOS (‘Tuhan’) untuk YHWH, seperti contoh berikut: ”KYRIOS menggembala¬kan aku, dan aku tidak kekurangan apa pun” (Mzm 23:1).
Ternyata, Yesus dan para rasul mengikuti tradisi yang sama! Sebagai contoh, dalam pen¬cobaan di gurun, Yesus menjawab godaan Iblis dengan kutipan dari Ulangan 6:16: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan (KYRIOS), Allahmu” (Mat 4:7). Dalam kutipan ini tidak ditemukan nama YHWH melainkan KYRIOS. Jika nama YHWH harus ditulis seperti dalam teks Ibrani, mengapa penulis Injil Matius tidak mempertahankannya? Begitu pula, dalam surat-surat rasul Paulus tidak pernah digunakan nama YHWH. Dalam Roma 10:13, misalnya, Paulus mengutip Yoel 2:32: “Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan (KYRIOS) akan diselamatkan”. Terbukti, kata yang digunakan adalah KYRIOS, bukan YHWH.
Mungkinkah Yesus dan para rasul telah mengikuti suatu tradisi yang “keliru”? Tentu saja, tidak! Para penulis Perjanjian Baru justru mengikuti tradisi umat Yahudi yang menyebut ’ADONAY (‘TUHAN’) setiap kali bertemu nama YHWH. Karena Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani, kata KYRIOS dipakai sebagai padanan untuk ’ADONAY yang mencerminkan tradisi pengucapan YHWH.
Singkatnya, LAI mengikuti teladan Yesus dan umat kristiani per¬dana menyangkut pengucapan YHWH. Dalam Alkitab TB-LAI, kata “TUHAN” ditulis dengan huruf besar semua sebagai padanan untuk ’ADONAY yang mengingat¬kan tradisi pengucapan itu. Penulisan ini memang sengaja dibedakan ¬dengan “Tuhan” (hanya huruf pertama besar), padanan untuk ’ADONAY yang tidak merepresentasi YHWH. Perhatikan contoh berikut: “Sion berkata: ‘TUHAN (YHWH) telah mening¬gal¬kan aku dan Tuhanku (’ADONAY) telah melupakan aku.’” (Yes 49:14). Pem¬bedaan ini tentu tidak relevan untuk Perjanjian Baru yang tidak memper-tahankan penulisan YHWH.
Berbagai terjemahan modern juga mengikuti tradisi yang sama, misalnya, dalam bahasa Inggris: “the LORD” (New Jewish Publication Society Version; New Revised Standard Version, New International Version, New King James Version, Today’s English Version); Jerman: “der HERR” (Einheits¬übersetzung; die Bibel nach der Übersetzung Martin Luthers); Belanda: “de HEER” (Nieuwe Bijbelvertaling); Perancis”: “le SEIGNEUR” (Traduction Oecumé¬ni¬que de la Bible).
Penutup
Kebijakan LAI mengenai padanan untuk nama-nama ilahi tidak diambil secara simplistis. Berbagai aspek harus dipertimbangkan dengan matang, antara lain:
  • Teks sumber (Ibrani dan Aram untuk Perjanjian Lama; Yunani untuk Perjan¬jian Baru) dan tafsirannya.
  • Tradisi umat Tuhan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
  • Sejarah pemakaian nama-nama ilahi dalam penerjemahan Alkitab ke dalam berbagai bahasa dan budaya dari zaman ke zaman.
  • Kebijakan yang diikuti tim-tim penerjemahan Alkitab di seluruh dunia, khususnya yang bergabung dalam Perserikatan Lembaga-lembaga Alkitab se-Dunia (United Bible Societies).
  • Kesepakatan yang diambil bersama dengan gereja-gereja, baik Katolik
mau¬pun Protestan, yang menggunakan Alkitab terbitan LAI hingga saat ini. Menjelang penyelesaian Alkitab TB-LAI, misalnya, pada tahun 1968 diadakan konsultasi di Cipayung dengan para pimpinan dan wakil gereja-gereja dari berbagai denominasi. Dalam konsultasi ini, antara lain, disepakati agar kata “Allah” tetap digunakan seperti dalam terjemahan-terjemahan sebelumnya.
LAI tidak pernah berpretensi seolah-olah terjemahannya sudah sempurna dan tidak perlu diperbaiki lagi. Akan tetapi, mengingat proses panjang dan berhati-hati yang ditempuh dalam menerbitkan Alkitab, tuntutan beberapa kelompok yang ingin menyingkirkan atau memulihkan nama tertentu, tidak dapat dituruti begitu saja. Dalam semua proses pengambilan keputusan menyangkut terjemahan Alkitab, berbagai faktor harus dipertimbangkan dengan saksama menyangkut teks-teks sumber, tafsirannya, tradisi penerjemahan sampai dampaknya bagi persekutuan dan kesaksian umat Tuhan bersama-sama, khususnya di tanah air kita.
Akhirnya, dengan penuh kesadaran akan terbatasnya kemampuan manusia di hadapan Allah, kita patut mempersembahkan puji syukur kepada Dia yang telah menyatakan firman yang diilhamkan-Nya untuk mendidik orang dalam kebenaran dan memperlengkapi umat-Nya untuk setiap perbuatan baik (2 Tim 3:16-17). Dialah yang telah mempersiapkan orang-orang untuk menjelmakan firman kebenaran-Nya dalam aneka bahasa dan budaya dari masa ke masa. Segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. [bfk]


Semoga postingan saya ini berguna. Jangan mau disesatkan oleh sms yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

In Jesus Love:
Avagail Nash
:x
 
wow..Haleluya aja deh gw
 
@avagailnash

Setahu saya memang tidak ada masalah dengan kata Allah.

"Anyway It's a good explanation & refenrence"
 
Syalom..........
Sudah lama ya saya tidak diskusi lagi di sini.............
Menurut saya sama saja, yang penting kan kita tahu :
Allah = Ellohim (gelar)
TUHAN= YHWE (nama)
beda kan dengan agama tetangga kita, karena bagi mereka kebalikannya :
Allah = Nama
Tuhan = gelar
Hal ini membuktikan bahwa penggunaan kata Allah dan Tuhan berbeda. Mereka bisa bilang tiada tuhan selain allah, tetapi kita mengatakan tiada Allah selain TUHAN.
Dan memang orang Yahudi tidak menyebbut nama YHWE, karena nama YHWE merupakan nama yang sakral dan berdasarkan Hukum Taurat ke-3 mereka dilarang untuk menyebut nama Ellohim(YHWE) dengan sembarangan, karena itu mereka memanggil-NYA dengan panggilan (bukan nama) Adonai.
 
@ TS: Wow...panjang bangetz...... :D

Tapi kemarin, GS gw juga jelasin tentang ini, sama dari brosurnya LAI juga.

Nah, kalau memmakai bahasa teologia seperti yang disampaikan TS mungkin akan lebih sulit dipahami.

Sekedar menambahkan saja, saya berikan eksegesanya yah (/? waduh..eksegesa apa yah? :D)

Mengapa Kata “Allah” dan “TUHAN” dipakai dalam Alkitab kita?

  • Dalam Alkitab Terjemahan Baru (1974) terbitan LAI yang digunakan secara luas di tanah air, kata “Allah” merupakan padanan ’ELOHIM, ’ELOAH* dan ’EL dalam Alkitab Ibrani:
    • Kej 1:1 “Pada mulanya Allah (’ELOHIM) menciptakan langit dan bumi”
    • Ul 32:17 “Mereka mempersembahkan kurban kepada roh-roh jahat yang bukan Allah (’ELOAH).
    • Mzm 22:2 “Allahku (EL), Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”
  • Kata ’ELOHIM, ’ELOAH* dan ’EL memang berkaitan dengan akar kata ’L, dewa yang disembah dalam dunia Semit kuno.
  • Namun, saat itu umat Israel kuno ternyata hanya sekedar memakai istilah yang digunakan oleh bangsa-bangsa sekitarnya.
  • Ada yang memberi alasan bahwa “Allah” adalah nama Tuhan yang disembah umat Muslim. Ada pula yang mengaitkannya dengan dewa-dewi bangsa Arab.
  • Namun, beberapa inskripsi yang ditemukan pada abad keenam menunjukkan bahwa kata “Allah” telah digunakan umat kristiani Ortodoks sebelum lahirnya Islam.
  • Hingga kini, umat kristiani di negeri seperti Mesir, Irak, Aljazair, Yordania dan Libanon tetap memakai “Allah” dalam Alkitab mereka.
  • Jadi, kata “Allah” tidak dapat diklaim sebagai milik satu agama saja.

Mengapa kita menggunakan kata “TUHAN” dan tidak menggunakan kata “Yahweh”:

  • Umat Yahudi sesudah masa pembuangan amat segan menyebut nama sakral YHWH secara langsung oleh karena rasa hormat yang mendalam.
  • Setiap kali bertemu kata YHWH dalam Alkitab Ibrani, mereka menyebut ’ADONAY yang berarti ‘Tuhan’.
  • Tradisi pengucapan ini juga terlihat jelas dalam Septuaginta yang menggunakan kata KYRIOS (‘Tuhan’) untuk YHWH seperti contoh berikut: ”KYRIOS menggembalakan aku, dan aku tidak kekurangan apa pun” (Mzm 23:1).
  • Ternyata, Yesus dan para rasul mengikuti tradisi yang sama! Sebagai contoh, dalam pencobaan di gurun, Yesus menjawab godaan Iblis dengan kutipan dari Ulangan 6:16: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan (KYRIOS), Allahmu” (Mat 4:7).
  • Singkatnya, terjemahan Alkitab yang kita pakai saat ini mengikuti teladan Yesus dan umat kristiani perdana menyangkut pengucapan YHWH dengan menggunakan kata ADONAY yang dalam terjemahan Indonesia ditulis sebagai “TUHAN.”

Nah... semoga berguna. Tuhan Yesus Memberkati.

In Jesus Love,
Hazael Constantine Jeconiah:x

Menjadi Berhasil dan Selamatkan Jiwa Dimanapun Berada
 
hmm, tentang ALLAh adlah nama dewa arab pernah denger sih, tapi kita ga usah anggep serius and permasalahan ini, asal kita tetap mengikuti hukum kasihNya, dan juga membantu orang orang yang masih baru dalam Tuhan agar tidak tersesat...apalah arti sebuah nama???menurut aku sih itu, khan cuma nama ga masalah Tuhan Yesus juga kalo ngeliat kita ga dari nama kita.. tapi dari hati kita^^,


ikutan ah

In Jesus Love,
Zakharia kevin
<<<< nama asli ^^
 
yang penting Allah kita adalah Allah yang Kreatif, bukan?
Karena Allah berasal dari kata Elohim, Tuhan yang Kreatif, Tuhan pencipta.

Apakah allah-allah yang lain itu kreatif? nggak kan?
Berarti yang pantas menyandang gelar "Allah/Elohim" cuma Tuhan Allah kita, Yesus Kristus!
 
Referensi tambahan

Akar kata Allah, sebuah klarifikasi LAI


Informasi yang simpang siur mengenai kata "Allah" dalam Alkitab terbitan LAI dengan Alkitab versi Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan dan Kitab Suci 2000, mulai menimbulkan kegamangan baru dikalangan umat Kristiani, untuk menjelaskan kata "Allah", silahkan baca artikel dibawah ini agar iman kita kepada Kristus dapat dipertanggungjawabkan dengan benar dalam masyarakat.



Allah dan "YAHWEH"


Apa yang kita sebut sebagai Yahweh, dalam Alkitab Ibrani tertulis YHWH. Atau, dikenal juga sebagai tetragram. Tetragram tidak pernah diucapkan, karena itu sampai hari ini tidak ada yang tahu bagaimana kata itu dibunyikan dan apa huruf-hidupnya. Orang Yahudi tidak menyebut nama ini karena hormat (Band. titah ketiga). Jadi, berusaha mengucapkan/membunyikan YHWH dianggap tanda ketidak-hormatan pada Yang Ilahi, tanda tidak adanya "takut akan TUHAN".

Alkitab Ibrani itu sendiri mula-mula terdiri atas huruf-huruf konsonan saja. Ketika kemudian para masoret menambahkan huruf vokal, mereka menempatkan vokal yang terdapat dalam kata adonai (artinya Tuhanku) pada kata YHWH. Untuk mengingatkan, setiap kali menemukan kata "YHWH", mereka harus menyebutnya dengan 'adonay (= "Tuhan-ku"). Jadi, "YHWH" TIDAK PERNAH DIUCAPKAN ATAU DIBACA. Ketika berdoa pun mereka tidak menyebut Yahweh atau YHWH, tetapi adonai.

Umat Yahudi zaman sekarang tetap mempertahankan penulisan YHWH tanpa huruf vokal. Sementara dalam pengucapan terbagi dua. Kaum Yahudi ortodoks tidak mau mengucapkan nama itu untuk alasan apapun. Kaum Yahudi non ortodoks masih mau mengucapkannya jika terjadi dalam konteks pengajaran/pendidikan. Untuk percakapan atau berdoa mereka sama dengan kaum Yahudi ortodoks tidak menyebut nama itu tetapu memakai kata adonai jika berdoa dan kata hashem (artinya, the Name) dalam percakapan.

Kalau sekarang kita mengucapkan "YHWH" sebagai "YAHWEH", kita harus sadar bahwa pengucapan itu (tetragram dengan tambahan vokal a dan e) adalah salah satu dugaan belaka, hasil rekonstruksi para ahli berdasarkan teks-teks Yunani kuno dan bahasa Amorit yang dikaitkan dengan kata ha*way/hayah (Kel 3:14). Tetapi, walaupun teori ini tampaknya memiliki alasan yang jelas, haruslah disadari bahwa ini hanyalah salah satu rekonstruksi dan penjelasan teoretis. Dalam penerjemaham Alkitab, LAI hampir selalu menerjemahkan "YHWH" dengan "TUHAN". Kecuali, di beberapa kasus dimana kata Ibrani mengkombinasikan "adonai" dengan "YHWH". Dalam kasus-kasus tersebut, LAI menerjemahkannya sebagai "Tuhan ALLAH (2Sam. 7:19 dan Yes 5:3), sebab konsep "Tuhan" sudah dikandung dalam kata "Adonai".

Kebijakan penerjemahan seperti ini mengikuti terjemahan Septuaginta (terjemahan Yunani atas Alkitab Ibrani bagi umat Yahudi di diaspora) yang menerjemahkan YHWH dengan 'Kyrios' yang berarti: TUHAN, baik dalam tulisan maupun dalam pengucapan. Para penulis kitab-kitab Perjanjian Baru selalu mengikuti LXX dan menerjemahkan "YHWH" dengan 'Kyrios' (TUHAN) kalau mengutip PL. Di beberapa tempat di kadang PB juga ada kata 'Theos'. Sejarah kekristenan mencatat, kebijakan ala Septuaginta ini diteruskan sampai saat ini.

Jadi, dengan kebijakan penerjemahan seperti ini LAI sebenarnya telah memperlihatkan penghargaan terhadap tradisi umat Yahudi mengenai nama ilahi sekaligus telah setia meneruskan tradisi Kekristenan awal.



ALLAH dan ELOHIM


LAI memakai kata "Allah" untuk menerjemahkan kata Ibrani 'elohîm'. Kata Ibrani elohîm berasal dari akar kata El (Yang Ilahi) yang lebih dominan dalam teks-teks PL yang lebih 'kuno'. Secara grammatikal, elohîm adalah sebuah bentuk plural dan kadang-kadang memang berfungsi untuk menunjuk pada 'ilah-ilah' (dewa-dewa, allah-allah), misalnya dalam Kel 12:12; 18:11. Hal yang khas dalam PL adalah pemakaian bentuk plural elohîm justru untuk menunjuk pada Allah Israel yang satu. Bagaimana gejala ini dijelaskan? Sebagian ahli menjelaskannya sebagai sebuah "plural majestatis" (plural of majesty). Ahli lain lebih melihat bentuk plural elohîm sebagai sebuah intensifikasi yang mengarah pada absolutisasi: "Allah dari segala allah" (God of gods) atau "Allah Maha Tinggi" (The Highest God), pokoknya: satu-satunya Allah yang menghadirkan Yang Ilahi secara konprehensif dan absolut! Nah, dalam alur pemahaman ini jelas terjemahan LAI yang memakai "Allah" untuk elohîm dapat dipertanggung-jawabkan, sebab secara etimologis, kata "Allah" berasal dari kata Arab "Al" (sang, satu-satunya, The) dan "ilah" (Yg Ilahi, god). Yang mau ditekankan adalah: keabsolutan dan keunikan dari Yang Ilahi. Kata "Allah" sendiri bukanlah istilah milik agama Islam saja. Istilah ini sebelumnya justru sudah dipakai orang-orang Kristen Arab jauh sebelum orang-orang muslim menggunakannya, dan ketika mendengar kata "Allah" saat ini orang-orang Kristenpun tidak pernah memahaminya sebagai Tuhan kaum muslim. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai YHWH, kami persilahkan Saudara untuk membaca "Alkitab dan Komunikasi" terbitan LAI dan "Siapakah Yang Bernama Allah Itu?" terbitan BPK-GM.



Pada umumnya LAI tetap mempertahankan kata 'Allah' karena alasan-alasan berikut ini:

"Allah" adalah kata Arab yg sepadan dengan kata-kata Ibrani dalam PL: El, Elohim atau Eloah.
Orang-orang Kristen Arab sebelum adanya agama Islam sudah memakai kata "Allah" ini dalam doa-doa mereka, juga teolog-teolog Kristen-Arab sudah memakai kata "Allah" dalam tulisan-tulisan mereka. Jadi, penggunaan kata "Allah" oleh orang Kristen di Arab lebih tua dari pemakaiannya dalam agama Islam.

"Allah" dipakai dalam semua versi Kitab Suci bahasa Arab dari zaman kuno sampai sekarang ini. Orang-Orang Kristen di Aljasair, Mesir, Irak, Yordania, Libanon, Malaysia, Brunai,dll dimana bahasaya mempunyai kontak dgn bahasa Arab, semuanya memakai kata "Allah". Kami informasikan pula bahwa Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan dan Kitab Suci 2000 pada dasarnya memakai teks Alkitab dari LAI, hanya mereka mengubah terjemahan nama-nama ilahi sesuai keinginan mereka. Perubahan ini tidak pernah mereka konsultasikan kepada LAI. Sebenarnya di sini sudah ada pelanggaran yuridis menyangkut 'copyright', tetapi LAI tidak atau belum mempesoalkannya. LAI selalu berupaya agar terjemahannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan bahasa-bahasa asli Alkitab. Tetapi LAI tentu tidak berhak mewajibkan terjemahannya untuk semua umat atau gereja. Syukurlah sampai saat ini masih banyak gereja yang mendukung dan memakai terjemahan LAI. Perbedaan visi dan pandangan adalah hal yang wajar, juga menyangkut terjemahan, asalkan dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah

from: Calvin Yehezkiel Limuel via Facebook.
 
sebenarnya judul dan isi thread ini dah jelas bgt..
penjabarannya jg jelas..
hm....sorry bukannya sy mrotes...
knapa sampe ada pertanyaan spt judul thread ini di forum kristen..??
sepertinya agak sedikit aneh saja...
ALLAH = lebih bersifat pribadi..
TUHAN = lebih bersifat umum...
spt ini saja kan cukup..??
klo kita di japan....
bhs berbeda lagi...
jadi spt apa yg tepatnya..???

thx..
[sorry...sy jd pusing jg bacanya heheheh]

regards,

novert.
 
tidak penting untuk urusan ini..
ALLAH atau YHWH..
yang penting kita tahu siapa yang kita tuju yaitu BAPA..
betul gak??
 
tidak penting untuk urusan ini..
ALLAH atau YHWH..
yang penting kita tahu siapa yang kita tuju yaitu BAPA..
betul gak??

gak begitu juga sebenarnya meskipun benar bahwa yang kita tuju yaitu keselamatan bersama Allah Bapa dan Tuhan Yesus..... namun satu hal bahwa dalam kenyataannya kata2 itu seringkali diperdebatkan dalam banyak hal yang menyangkut kebenaran dalam Alkitab seperti hal yang dijelaskan TS... jadi ada benarnya kan bahwa kita harus mengetahui hal ini bukan :-bd

Sebab bagi saya segala hal yang berkaitan yang berkaitan dengan Allah Bapa dan Tuhan Yesus adalah penting sebab itu prioritas hidup saya adalah membahagiakan dan melayani Tuhan :-bd
 
dari thread sebelah..
Berberapa menit lalu sebelum saya menulis artikel ini, kenalan saya dari sebuah forum memberikan link ke artikel ini:

http://www.gkmin.net/gk/Siapa_yang_Anda_sembah.pdf

Sedikit tentang GK Ministries ini, adalah sebuah situs yang tidak terafiliasi dengan gereja lain, maupun dengan Gereja Kalvari yang secara kebetulan juga berpusat di Salatiga. Website ini dikelola oleh orang yang mengklaim sebagai seorang awam, bukan aktivis gereja, yang bernama Petrus Wijayanto. Ia mengklaim bahwa artikel-artikel dalam situs ini adalah "pendapat/pandangan pribadi, berdasarkan informasi dari berbagai sumber, dengan pemikiran dan perenungan pribadi, serta tidak mewakili organisasi tertentu." Meskipun begitu, kita tidak dapat mengabaikan isi situs ini karena meskipun pendapat orang awam, tetap saja dapat menyesatkan orang awam lainnya. Demi supaya teman-teman saya tidak ikut terseret, saya akan meluruskan perihal ini. Saya akan membahas soal file PDF di atas saja terlebih dahulu, di lain waktu saya akan membahas artikel miliknya yang lain.

Nama YHVH dibaca, Yahweh?

Agaknya Petrus Wijayanto sejalan atau terafiliasi dengan Sacred Name Movement, yang menekankan penggunaan kata YHVH, dan nama-nama yang menurut bahasa aslinya. Tetapi meskipun demikian, ada berberapa kesalahan yang dibuat oleh Petrus Wijayanto ini, yaitu tentang nama Yahweh.
Nama Tetragrammaton YHVH, yang adalah nama Tuhan Allah kita, adalah dianggap sebagai nama yang kudus, nama yang sakral yang tidak boleh diucapkan sembarangan (Ulangan 5:11). Selama masa pembuangan, para Imam tidak lagi mengajarkan bagaimana cara mengucapkan nama YHVH yang benar, dan akhirnya karena takut salah menyebutkan, bangsa Israel akhirnya menyebutkan Adonay, sebagai ganti kata YHVH. Praktek ini tetap berlanjut sampai kepada penulisan Alkitab-Alkitab non-Ibrani seperti LXX (Septuaginta) dalam bahasa Yunani, di mana setiap kata YHVH diterjemahkan menjadi ho kurios, yang berarti ha'adon dalam bahasa Ibrani, Tuhan (proper noun). Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara membaca YHVH yang benar?
Tidak ada yang tahu, tetapi penyebutan yang paling populer adalah Yehovah dan Yahweh. Yahweh adalah nama yang lebih awal muncul, dan cukup populer, dan Yahweh digunakan di setiap tempat dalam situs gkmin. Yahweh juga dipopulerkan oleh Hillsong sebagai lagu dalam album live recording terbaru (2009) mereka, "Faith + Hope + Love". Tetapi menurut seorang bible scholar, Bagus Pramana (BP), yang adalah pendiri situs SarapanPagi.org menyatakan bahwa Yahweh bukan nama Ibrani karena berbagai hal, misalnya, nama Ibrani tidak mengenal konsonan ganda, di antara huruf h dan w (he dan vav) harus ada vokal. Which means, setidaknya bukan Yahweh, tapi mungkin Yahuweh. Origin nama Yahweh sendiri sebenarnya bukan dari kata YHVH, tetapi meminjam dari ejaan nama Yunani dari Zeus, yaitu Iaove, yang disebut sebagai Jove (Jupiter) oleh bangsa Romawi, lalu diutak-atik akhirnya menjadi Iave saja, atau lebih lanjut dikenal sebagai Yahweh. Jadi, Bp. Petrus Wijayanto melakukan satu kesalahan terbesar di sini.
Sedangkan nama Yehovah sebenarnya didapatkan dari pembubuhan niqqud yang juga dipakai dalam Adonay kepada YHVH, oleh para kaum Masoret.

Trivia:
1. Dalam DVD Live Recording "Faith + Hope + Love", Rev. Fergusson berkhotbah sebelum lagu Yahweh mulai dinyanyikan, ia hanya sekali menyebutkan kata Yahweh, sisanya Yehovah.
2. Dalam film "The Passion of the Christ", Jim Caviezel dilatih untuk menyebutkan YHVH sebagai IEUE (Yodh dibaca I, He dibaca E (dalam Yunani, huruf epsilon ekuivalen dengan huruf he), vav/waw dibaca U).

Artikel Rujukan:
Apakah "YAHWEH" nama TUHAn yang Paling Sahih? hxxp://www.sarapanpagi.org/apakah-yahweh-nama-tuhan-yang-paling-sahih-vt1710.html
Pandangan Dari Sisi Lain Tentang Nama "YAHWEH" hxxp://www.sarapanpagi.org/pandangan-dari-sisi-lain-tentang-nama-yahweh-vt28.html
YHVH - Yehovah - Studi Kata hxxp://www.sarapanpagi.org/yhvh-yehovah-study-kata-vt7.html

Nama Allah Dipermasalahkan

Bp. Petrus menganggap tidak layak menggunakan nama Allah. Padahal sebenarnya, nama Allah telah digunakan oleh umat Nasrani/Kristen yang ada di Arab jauh sebelum Islam lahir. Kata Allah sendiri adalah terjemahan dari kata Elohiym (Ibrani), dan Alaha (Syriac). Dan Allah berarti Sang Pencipta/Yang Kreatif. Dan Allah sebenarnya merupakan suatu titel.

Halaman 10 menulis tentang Kejadian 33:20 "Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya itu: 'Allah Israel ialah Allah.'" Tetapi ia lupa bahwa itu adalah sebuah nama, yang memang harusnya jangan diterjemahkan. Allah Israel ialah Allah diterjemahkan dari "El-Elohey Yisrael". Prof. Strong dalam kamus Ibrani/Yunani-Inggrisnya menerjemahkannya sebagai "the mighty God of Israel".

Halaman 13 menulis tentang kesalahan penerjemahan. Perlu diingat bahwa LAI dan penerjemah KJV menerjemahkan Alkitab dari manuskrip yang berbeda. Majority Text dan teks Wescott-Hort menulis burung nazar (enos aetos, burung elang), sedangkan Textus Receptus menulis malaikat (enos aggelos). Mungkin burung nazar adalah simbol dari malaikat, karena malaikat berarti pembawa pesan, burung nazar maksudnya burung yang membawa nazar, tidak terlalu berbeda bukan?
Untuk Yehezkiel 34:16, kemungkinan telah terjadi kesalahan penyalinan oleh kaum Masoret, karena LXX (Septuaginta), teks Yunani dari Perjanjian Lama yang telah beredar 1000 tahun lebih awal memakai kata "eniskhusô", yang artinya melindungi. Jadi TB tidak salah menerjemahkan, apalagi jika dilihat, terjemahan TB itu membuat ayat itu pararel.

Halaman 14, tentang kesalahan yang tidak prinsip, tambahan kata yang secukupnya dipertimbangkan dari makanan sehari-hari, yang secukupnya. Coba lihat penerjemahan KJV: Our Daily Bread. Jika berkelimpahan dan tidak habis, untuk apa?

Tentang bahasa yang tidak biasa dipakai. Memangnya kenapa? Itu tetap bahasa Indonesia. Sedangkan mengenai galah ransang, yang bahasa Inggrisnya pricks atau goads (penghalau, kayu palang), "sukar menendang galah rangsang" sebenarnya diduga adalah peribahasa Yahudi, yang artinya adalah "sukar bagimu (Paulus) untuk melawan sesuatu yang lebih besar darimu (TUHAN)".

Jadi sebenarnya tidak ada masalah jika kita menyebut nama Allah. Allah memang bukan nama sebenarnya, melainkan sebuah titel. Nama-Nya ialah YHVH Yehoshua Hamashiakh, atau Tuhan Yesus Kristus (Yakobus 1:1).

Saya membaca satu pernyataan Bp. Petrus yang sangat mengganggu saya: "jika menganggap YHWH yang benar, pilihlah Kristen, jika menganggap Allah yang benar, pilihlah Islam. Bahkan, jika menganggap tak ada yang benar, tidak perlu memilih Kristen maupun Islam. Agama adalah HAK ASASI (p. 19)." Jika saya mau menggunakan kata Allah itu juga pilihan saya, anda tidak mau menggunakan kata TUHAN dan Allah itu juga pilihan anda.

Halaman 21, Bp. Petrus melakukan kesalahan. TUHAN diterjemahkan dari "YHVH", Allah diterjemahkan dari "Elohiym".

Tentang "Kata Allah hanya milik Islam", saya hanya ingin mengatakan, bahwa kata Allah telah muncul jauh sebelum Islam berdiri, dipakai oleh orang Kristen Arab/Nasrani Nestorian, dan orang-orang Quraish sebagai sesembahan berhala mereka. Perlu dipertanyakan origin pemakaian kata Allah oleh Muhammad. Kata Allah, jika ternyata berasal dari penggunaan kata Allah oleh para Nasrani, maka sebenarnya kami, umat Kristen yang bilang Allah hanya milik Kristen. Jika ternyata asalnya dari nama dewa orang Quraish (perlu diingat, Muhammad pernah menjadi seorang Quraish), nah, itu yang perlu dipertanyakan.

Halaman 34, Bp. Petrus sekali lagi melakukan kesalahan. Elohiym bukan berarti sesembahan, tetapi "Sang Pencipta/The Creator" atau "Yang Kreatif/The Creative One" atau "Yang berkuasa/The Almighty One"

Halaman 37, YHVH tidak diketahui makna katanya. Tetapi Tuhan menyebutkan nama-Nya yang lain yaitu, "AKU ADALAH AKU" (Keluaran 3:14), yang diterjemahkan dari "EHYEH ASHER EHYEH".

Catatan Akhir
Kita memang tidak lagi menyebutkan YHVH. Tidak salah menyebutkan YHVH, Yehovah, tetapi sekarang kita telah mengenal nama Tuhan kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus (Yakobus 1:1). Bukti? Well, bukti yang paling cepat, setan akan lari tunggang langgang, jika anda dengan penuh iman mengusir mereka dengan nama Yesus, dengan darah Yesus. Nama Yesus punya kuasa. To God be all Glory, to Jesus the King. Haleluyah!

Fakta menarik:
1. Meskipun tidak pernah dibahas oleh ahli bahasa lain, saya tertarik untuk membahas soal ini. Nama Ibrani Yesus ialah Yehoshua atau Yeshua, menurut bahasa yang waktu itu digunakan oleh Yesus. Ketika orang Romawi mendengar orang-orang Yahudi memanggil Yesus sebagai Yeshua (baca: Yishwa), mereka lantas menyebut dan menuliskan nama Yesus menjadi IESVS (baca: Yesus). Dan dalam bahasa Yunani menjadi Iêsous (baca: Yesus atau Yisus). Analisis kata saya ialah, jika Yehoshua berasal dari kata YHVH dan Shua (Yasha) yang artinya YHVH menyelamatkan, berarti, Iêsous bisa jadi berasal dari kata Ieue (iota epsilon upsilon epsilon, ekuivalen dari YHVH/Yod He Vav He) dan sozo yang artinya YHVH menyelamatkan. Wow...

With blessings from Jesus Christ, our Lord and our Savior,

Calvin Limuel
Monday, March 22, 2010
 
Pada umumnya LAI tetap mempertahankan kata 'Allah' karena alasan-alasan berikut ini:

"Allah" adalah kata Arab yg sepadan dengan kata-kata Ibrani dalam PL: El, Elohim atau Eloah.
Orang-orang Kristen Arab sebelum adanya agama Islam sudah memakai kata "Allah" ini dalam doa-doa mereka, juga teolog-teolog Kristen-Arab sudah memakai kata "Allah" dalam tulisan-tulisan mereka. Jadi, penggunaan kata "Allah" oleh orang Kristen di Arab lebih tua dari pemakaiannya dalam agama Islam.

"Allah" dipakai dalam semua versi Kitab Suci bahasa Arab dari zaman kuno sampai sekarang ini. Orang-Orang Kristen di Aljasair, Mesir, Irak, Yordania, Libanon, Malaysia, Brunai,dll dimana bahasaya mempunyai kontak dgn bahasa Arab, semuanya memakai kata "Allah".
Jawaban ini sepertinya ilmiah tetapi pada dasarnya tidak memiliki landasan yang kuat.

Benar bahwa kata الله (baca : Allah) ini merupakan sebutan bagi tuhan dalam bhs Arab. Dalam bhs Inggris kata tuhan diterjemahkan sebagai God. Orang cina menyebut tuhan dengan 上帝 (baca : Shàngdì), orang, orang India menyebut tuhan भगवान (baca : Bhagavāna), dan orang Yunani (Greek) menyebut tuhan dengan Θεός (baca : Theós). Bagaimana orang Ibrani menyebut tuhan ? Apakah kata dalam bhs Ibrani ini אל dapat dibaca sebagai "Allah" ? ;;)

Dan kenapa LAI menterjemahkan tuhan dengan Allah, padahal jelas bahwa Allah itu adalah padanan kata untuk tuhan dalam bahasa Arab. Dan bukti yang jelas bahwa tuhan = Allah = God adalah dalam terjemahan alkitab sbb :

Terjemahan Alkitab dalam bhs Indonesia
Kej. 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

Terjemahan Alkitab dalam bhs Indonesia
Kej. 1:1 In the beginning God created the heavens and the earth.

Terjemahan Alkitab dalam bhs Arab
في البدء خلق الله السماوات والأرض
Fil bada'a kholaqo Allah as-samawati wal ardho

Terjemahan Alkitab dalam bhs Yunani
Στην αρχή ο Θεός δημιούργησε τον ουρανό και τη γη
Sti̱n archí̱ o Theós di̱mioúrgi̱se ton ouranó kai ti̱ gi̱

dan ini dalam bhs Ibrani (Hebrew)

בראשית ברא אלוהים את השמים ואת הארץ

Anda perhatikan, bahwa ketika LAI memilih kata tuhan dengan Allah, maka artinya LAI sedang menggunakan bhs Arab sebagai padanan kata tsb, padahal alkitab sendiri diperoleh dari 2 sumber bhs yaitu PL bhs Ibrani, dan PB bhs Yunani.

Maka, seharusnya minimal kristen memanggil tuhan dengan Theós atau אל dan bukan dengan bhs Arab الله

Orang Islam dimaklumi memanggil tuhannya dengan sebutan الله (baca : Allah) karena kitab rujukan mereka berbahasa Arab. Lalu bagaimana denga kitab bacaan kristen ? ;;)

Maka sungguh tidak layak jika kristen memanggil tuhan dengan sebutan Allah karena sebutan Allah hanya dikenal oleh orang Arab dan khususnya umat Islam, sedangkan penyebutan Allah oleh orang kristen di Indonesia adalah menyimpang dari aturan bahasa.


Btw, apakah anda tidak malu meneyebut Allah sebagai nama tuhan padahal katanya Allah itu dikenal sebagai dewa bulan ? =))
 
Gw quote dari Penjelasan Calvin Yehezkiel Limuel yang singkAt namun masuk dalam inti sebenarnya yang dipermasalahkan:

Jadi sebenarnya tidak ada masalah jika kita menyebut nama Allah. Allah memang bukan nama sebenarnya, melainkan sebuah titel.

kata allah [ntah itu dalam huruf besar ato kecil] adalah sebuah GELAR dan bukan NAMA.

Kej. 1:1 In the beginning God created the heavens and the earth. >> apakah "God" itu nama? tentu saja bukan.. "God" adalag sebuah gelar. ;))
orang Yunani (Greek) menyebut tuhan dengan Θεός (baca : Theós).

apakah Theós itu sebuah NAMA?? ;))

demikian pula saat LAI menerjemahkan

Kej. 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. >> "ALLAH" disini bukanlah sebuah NAMA. Allah adalah gelar yang dipakai untuk menyebut-NYA.

Dalam kamus bahasa Indonesia:
Allah n nama Tuhan dl bahasa Arab;
pencipta alam semesta yg mahasempurna;
Tuhan Yang Maha Esa yg disembah oleh orang yg beriman

ada kata "ALLAH" dalam bahasa Indonesia.. sekalipun kata ALLAH itu serapan dari bahsa Arab, namun kata Allah adalah resmi masuk dalam kosakata Bahasa Indonesia. Dalam kamus diatas disebutkan 3 definisi yang menerangkan kata "Allah". Arti yang pertama memang disebutkan sebagai NAMA...namun dalam arti kedua dan ketiga disebutkan juga sebagai GELAR / SEBUTAN.

Sebenarnya post dari Calvin Yehezkiel Limuel yang terdapat dalam http://indoforum.org/showpost.php?p=1768681&postcount=13 sudah sangat menjelaskan mengenai hal ini.

Thx /thx
 
ada kata "ALLAH" dalam bahasa Indonesia.. sekalipun kata ALLAH itu serapan dari bahsa Arab, namun kata Allah adalah resmi masuk dalam kosakata Bahasa Indonesia. Dalam kamus diatas disebutkan 3 definisi yang menerangkan kata "Allah". Arti yang pertama memang disebutkan sebagai NAMA...namun dalam arti kedua dan ketiga disebutkan juga sebagai GELAR / SEBUTAN.

Sebenarnya post dari Calvin Yehezkiel Limuel yang terdapat dalam http://indoforum.org/showpost.php?p=1768681&postcount=13 sudah sangat menjelaskan mengenai hal ini.

Thx /thx
Allah lebih umum digunakan oleh orang Islam di Indonesia, tidak ada umat lain yang mengenal Allah dan menyebut Allah di Indonesia selain umat Islam. Adapun kristen, maka penyebutan Allah tsb dalam terjemahan alkitanya tidak memiliki dasar, seharusnya cukup ditranslate menjadi "tuhan" saja dan bukan jadi "Allah".

Sila pertama dalam Pancasila menyebutkan : Ketuhanan yang Maha Esa.

Tidak pernah menjadi : Ke-Allah-an yang Maha Esa, karena dalam kamus Allah adalah sebutan tuhan dalam bhs Arab. <= tidak umum dalam serapan bahasa Indonesia kecuali dikenal oleh umat Islam di Indonesia.

Dan lucunya, LAI berbusa-busa berkata :
"Allah" adalah kata Arab yg sepadan dengan kata-kata Ibrani dalam PL: El, Elohim atau Eloah.
Orang-orang Kristen Arab sebelum adanya agama Islam sudah memakai kata "Allah" ini dalam doa-doa mereka, juga teolog-teolog Kristen-Arab sudah memakai kata "Allah" dalam tulisan-tulisan mereka. Jadi, penggunaan kata "Allah" oleh orang Kristen di Arab lebih tua dari pemakaiannya dalam agama Islam.
Padahal Kristen Barat tidak pernah sudi memakai kata Allah dalam Biblenya, hanya Kristen Indonesianya saja yang tidak tau malu mencatup nama Allah dalam alkitabnya.

Kalau melihat sumber kitab Ibrani, seharusnya orang kristen menyebut tuhan bukan dengan kata "Allah" tetapi dengan kata "El" karena kata inilah yang lebih dekat dengan bhs asli PL. Contoh El Shadday (Tuhan yang Maha Kuasa = God Almigthy)

Bahkan alkitab sendiri merupakan catutan dalam bhs Arab, sedangkan dalam bhs Inggris disebut "The Book" atau kalau ditranslate dalam bhs Indonesia menjadi "Buku Ini".

Kenapa kristen senang mencatup kata-kata dalam bhs Arab dalam kitab sucinya yang disebut Alkitab (Buku Ini) :D


Btw,


Constantine berkata:
apakah Theós itu sebuah NAMA??

demikian pula saat LAI menerjemahkan

Kej. 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. >> "ALLAH" disini bukanlah sebuah NAMA. Allah adalah gelar yang dipakai untuk menyebut-NYA.
Nampaknya konsep anda bersebrangan dengan konsep rekan anda di bawah ini

St. Yosef berkata:
beda kan dengan agama tetangga kita, karena bagi mereka kebalikannya :
Allah = Nama
Tuhan = gelar
Hal ini membuktikan bahwa penggunaan kata Allah dan Tuhan berbeda. Mereka bisa bilang tiada tuhan selain allah, tetapi kita mengatakan tiada Allah selain TUHAN.
Padahal sudah saya jelaskan bahwa tuhan = God = الله = Θεός = אל

Dan bagaimana menterjemahkan kalimat berikut ke dalam bhs Indonesia ?

You shall not take the name of the LORD your God in vain, for the LORD will not hold [him] guiltless who takes His name in vain. (Kel. 20:7, KJV Version)

Dan LAI membuat terjemahan sbb :

Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. (Kel. 20:7, versi Terjemahan baru)

Modifikasi terjemahan di atas :

Jangan menyebut nama LORD, tuhanmu, dengan sembarangan, sebab LORD akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. (Kel. 20:7, versi Terjemahan Draculi)


Seharusnya, nama tuhan dalam bhs Inggris adalah LORD (dalam bhs Arab "ar-robb" = الرب), karena Allah=tuhan=God=Theos ;)
 
Sebenarnya hal ini diluar kepentingan Sub-Forum Kristen. Jika Anda memang ingin memperdebatkan hal ini, bukan disini tempatnya..Silakan menuju ke Flame Arena.

Thread ini saya tutup untuk perdebatan karena Thread ini hanyalah sebuah referensi bagi pembaca Alkitab versi Terjemahan baru yang menjelaskan mengenai mengapa mereka menggunakan kata Allah.


Allah lebih umum digunakan oleh orang Islam di Indonesia, tidak ada umat lain yang mengenal Allah dan menyebut Allah di Indonesia selain umat Islam. Adapun kristen, maka penyebutan Allah tsb dalam terjemahan alkitanya tidak memiliki dasar, seharusnya cukup ditranslate menjadi "tuhan" saja dan bukan jadi "Allah".

Padahal sebenarnya, nama Allah telah digunakan oleh umat Nasrani/Kristen yang ada di Arab jauh sebelum Islam lahir. Kata Allah sendiri adalah terjemahan dari kata Elohiym (Ibrani), dan Alaha (Syriac). Dan Allah berarti Sang Pencipta/Yang Kreatif. Dan Allah sebenarnya merupakan suatu titel.

Apakah hanya karena UMUM DIGUNAKAN DI INDONESIA saja lantas kata "ALLAH" menjadi MILIK satu agama tertentu? /heh

Padahal Kristen Barat tidak pernah sudi memakai kata Allah dalam Biblenya, hanya Kristen Indonesianya saja yang tidak tau malu mencatup nama Allah dalam alkitabnya.

Kareena bahasa mereka tidak menyerap bahasa Arab. BAHASA INDONESIA banyak menggunakan kata-kata serapan BAHASA ARAB.

Kenapa kristen senang mencatut kata-kata dalam bhs Arab dalam kitab sucinya yang disebut Alkitab (Buku Ini)

sebenarnya tidak mencatut bahasa Arab.. namun Bahasa Indonesia memiliki hubungan yang cukup kuat dengan bahasa Arab.

You shall not take the name of the LORD your God in vain, for the LORD will not hold [him] guiltless who takes His name in vain. (Kel. 20:7, KJV Version)

Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. (Kel. 20:7, versi Terjemahan baru)

Saya merasa tidak ada masalah dengan hal ini...

"Allahmu...." bukan sebuah nama.. namun sebutan bagi TUHAN...=))

ok deh saya analogikan..


Jangan menyebut nama Budi, Bapakmu dengan sembarangan....

apakah "Bapak" itu nama?

Akhir kata:

Tentang "Kata Allah hanya milik Islam", saya hanya ingin mengatakan, bahwa kata Allah telah muncul jauh sebelum Islam berdiri, dipakai oleh orang Kristen Arab/Nasrani Nestorian, dan orang-orang Quraish sebagai sesembahan berhala mereka.

Perlu dipertanyakan origin pemakaian kata Allah oleh Muhammad. Kata Allah, jika ternyata berasal dari penggunaan kata Allah oleh para Nasrani, maka sebenarnya kami, umat Kristen yang bilang Allah hanya milik Kristen. Jika ternyata asalnya dari nama dewa orang Quraish (perlu diingat, Muhammad pernah menjadi seorang Quraish), nah, itu yang perlu dipertanyakan.

Namun, beberapa inskripsi yang ditemukan pada abad keenam menunjukkan bahwa kata “Allah” telah digunakan umat kristiani Ortodoks sebelum lahirnya Islam.

Hingga kini, umat kristiani di negeri seperti Mesir, Irak, Aljazair, Yordania dan Libanon tetap memakai “Allah” dalam Alkitab mereka.

Jadi, kata “Allah” tidak dapat diklaim sebagai milik satu agama saja.


Sebagai moderator Sub-Forum Kristen, saya tidak mengijinkan perdebatan di Thread ini. Ada tempat khusus bagi member IndoForum untuk berdebat. Saya tidak akan segan-segan mengenakan infraction jika Anda melanjutkan perdebatan mengenai kata "ALLAH" di Sub-Forum ini.


Terimakasih,

In Jesus Love,
Constantine
 
Ma'af, apakah boleh moderator terjun dalam diskusi kemudian membuat ancaman kepada netters sebagaimana berikut ?

Constantine berkata:
Sebagai moderator Sub-Forum Kristen, saya tidak mengijinkan perdebatan di Thread ini. Ada tempat khusus bagi member IndoForum untuk berdebat. Saya tidak akan segan-segan mengenakan infraction jika Anda melanjutkan perdebatan mengenai kata "ALLAH" di Sub-Forum ini.

Setahu saya, di forum2 lain moderator tidak boleh terlibat langsung dalam diskusi karena dikhawatirkan akan berbuat tidak fair sebagaimana perbuatan anda di atas.

Dan ini kritik bagi anda selaku moderator, karena jelek2 saya di forum lain menjabat moderator juga dan tidak melakukan diskusi langsung langsung dengan netter kecuali dengan menggunakan nick lain yang tidak menjabat moderator forum.

Tapi baiklah ini forum anda, anda yang berkuasa di sini.

Hanya lucu saja, kenapa harus memilih kata Allah, kenapa tidak kata Thian atau Theos selaku bhs asli PB.

Akhir kata
Perlu dipertanyakan origin pemakaian kata Allah oleh Muhammad. Kata Allah, jika ternyata berasal dari penggunaan kata Allah oleh para Nasrani, maka sebenarnya kami, umat Kristen yang bilang Allah hanya milik Kristen. Jika ternyata asalnya dari nama dewa orang Quraish (perlu diingat, Muhammad pernah menjadi seorang Quraish), nah, itu yang perlu dipertanyakan.
Karena Muhammad adalah bangsa Arab, dan dia menyebut tuhan dalam bhs Arab "Allah". Semua bangsa Arab, baik kristen, dan kaum penyembah berhala menyebut tuhan dengan kata "Allah".

Seluruh orang Inggris dan Amerika menyebut tuhan dengan kata "God". Hal simple seperti ini anda tidak paham.

Maka tidak ada hak bagi Kristen Indonesia menyebut kata Allah sebagai tuhan, karena Allah dikenal di Indonesia sebagai Tuhannya agama Islam. kalo yesus <= tuhannya orang kristen.

Sekian akhir dari post saya, jika anda suka sesuai kekuasaan yang anda miliki silahkan delete postingan saya ini. karena hal ini bagi saya sudah biasa, ketika tersudut maka umat kristen di semua forum akan berlaku seperti itu

;))
 
Ma'af, apakah boleh moderator terjun dalam diskusi kemudian membuat ancaman kepada netters sebagaimana berikut ?



Setahu saya, di forum2 lain moderator tidak boleh terlibat langsung dalam diskusi karena dikhawatirkan akan berbuat tidak fair sebagaimana perbuatan anda di atas.

Dan ini kritik bagi anda selaku moderator, karena jelek2 saya di forum lain menjabat moderator juga dan tidak melakukan diskusi langsung langsung dengan netter kecuali dengan menggunakan nick lain yang tidak menjabat moderator forum.

Tapi baiklah ini forum anda, anda yang berkuasa di sini.

Peraturan itu hanya berlaku di Forum debat.Forum ini bukan forum debat,melainkan forum agama.Sehingga di semua forum agama tidak boleh ada perdebatan atau Flaming.Jika,ingin berdebat sudah ada letaknya yaitu di Flame Arena.Hal yang sama akan dilakukan oleh moderator lain di forum agama masing2 ^^.

Hanya lucu saja, kenapa harus memilih kata Allah, kenapa tidak kata Thian atau Theos selaku bhs asli PB.

Akhir kata

Karena Muhammad adalah bangsa Arab, dan dia menyebut tuhan dalam bhs Arab "Allah". Semua bangsa Arab, baik kristen, dan kaum penyembah berhala menyebut tuhan dengan kata "Allah".

Seluruh orang Inggris dan Amerika menyebut tuhan dengan kata "God". Hal simple seperti ini anda tidak paham.

Maka tidak ada hak bagi Kristen Indonesia menyebut kata Allah sebagai tuhan, karena Allah dikenal di Indonesia sebagai Tuhannya agama Islam. kalo yesus <= tuhannya orang kristen.

Sekian akhir dari post saya, jika anda suka sesuai kekuasaan yang anda miliki silahkan delete postingan saya ini. karena hal ini bagi saya sudah biasa, ketika tersudut maka umat kristen di semua forum akan berlaku seperti itu
;))
Kami moderator tidak akan seenaknya mengambil keputusan kok tenang saja^^.
post dari anda pertanyaan kan ? kalo debat,maka akan kami hapus.Sekali lagi ini bukan Flame Arena,tapi Forum Agama.....
setahu saya,nama Allah itu bukan muncul di Indonesia pertama kali disebutkan dan sebelum Tuhan Yesus turun ke dunia,setahu saya dari jaman perjanjian lama.tapi kenapa pake Allah bukan Theos,atau Thian.Itu kayaknya kebijakan LAI deh /hmm...maaf kalo kurang pengetahuannya :D
 
Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.