Amanda
IndoForum Beginner C
- No. Urut
- 122162
- Sejak
- 12 Mar 2011
- Pesan
- 806
- Nilai reaksi
- 30
- Poin
- 28
“Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.” (Roma 12:9)
Dalam pelayanan, salah satu unsur yang penting adalah kasih. Tanpa kasih, tidak mungkin ada orang yang mau melayani. Tanpa kasih pula, pelayanan kita tidak akan benar-benar memuliakan-Nya, karena pelayanan kita akan dikuasai oleh semangat kompetisi dan keegoisan.
Rasul Paulus mendefinisikan tentang kasih dengan mengaitkannya dengan kepura-puraan atau kemunafikan.
Menurut NIV Spirit of the Reformation Study Bible, kata “munafik” diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai hyprocrisy. Kata ini berasal dari kata hypocrites (aktor) yang di dalam drama Yunani kuno aktor ini berakting dengan menggunakan topeng
Paulus hendak mengajar jemaat Roma dan kita bahwa kasih bukanlah kasih yang bertopeng seperti demikian. Ketika kita berbicara mengenai topeng, kita sebenarnya berbicara mengenai kepalsuan. Di dalam dunia yang kita hidupi ini, sudah terlalu banyak kepalsuan yang kita tonton dan perhatikan. Mulai dari film, drama, dll, kita menjumpai beraneka ragam kepalsuan. Tidak jarang di dalam dunia realitas, kita menjumpai kepalsuan ini bahkan di dalam diri banyak orang Kristen. Mereka aktif ke gereja, suka menghadiri seminar dan acara-acara rohani, namun mereka hidup di dalam kepalsuan. Atau dengan kata lain, mereka bermuka dua. Di hadapan semua orang, orang seperti ini bisa kelihatan baik, benar, dll, tetapi ketika tidak ada orang yang memperhatikan, ia bisa berlaku sebaliknya. Di hadapan orang tertentu, ia bisa menyanjung orang tersebut, namun sayangnya, ketika orang tertentu itu telah pergi, ia berkata sebaliknya.
Ya, hidup di dalam topeng berarti hidup di dalam kepalsuan
Kebanyakan akibat berpura-pura itu sangat merugikan diri kita sendiri
Kiranya hari ini kita belajar untuk tulus dalam hal apa pun. Taburlah kasih dengan tulus maka kita akan menuai kebaikan pula dari Tuhan
Tuhan Yesus memberkati senantiasa
Dalam pelayanan, salah satu unsur yang penting adalah kasih. Tanpa kasih, tidak mungkin ada orang yang mau melayani. Tanpa kasih pula, pelayanan kita tidak akan benar-benar memuliakan-Nya, karena pelayanan kita akan dikuasai oleh semangat kompetisi dan keegoisan.
Rasul Paulus mendefinisikan tentang kasih dengan mengaitkannya dengan kepura-puraan atau kemunafikan.
Menurut NIV Spirit of the Reformation Study Bible, kata “munafik” diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai hyprocrisy. Kata ini berasal dari kata hypocrites (aktor) yang di dalam drama Yunani kuno aktor ini berakting dengan menggunakan topeng
Paulus hendak mengajar jemaat Roma dan kita bahwa kasih bukanlah kasih yang bertopeng seperti demikian. Ketika kita berbicara mengenai topeng, kita sebenarnya berbicara mengenai kepalsuan. Di dalam dunia yang kita hidupi ini, sudah terlalu banyak kepalsuan yang kita tonton dan perhatikan. Mulai dari film, drama, dll, kita menjumpai beraneka ragam kepalsuan. Tidak jarang di dalam dunia realitas, kita menjumpai kepalsuan ini bahkan di dalam diri banyak orang Kristen. Mereka aktif ke gereja, suka menghadiri seminar dan acara-acara rohani, namun mereka hidup di dalam kepalsuan. Atau dengan kata lain, mereka bermuka dua. Di hadapan semua orang, orang seperti ini bisa kelihatan baik, benar, dll, tetapi ketika tidak ada orang yang memperhatikan, ia bisa berlaku sebaliknya. Di hadapan orang tertentu, ia bisa menyanjung orang tersebut, namun sayangnya, ketika orang tertentu itu telah pergi, ia berkata sebaliknya.
Ya, hidup di dalam topeng berarti hidup di dalam kepalsuan
Kebanyakan akibat berpura-pura itu sangat merugikan diri kita sendiri
Kiranya hari ini kita belajar untuk tulus dalam hal apa pun. Taburlah kasih dengan tulus maka kita akan menuai kebaikan pula dari Tuhan
Tuhan Yesus memberkati senantiasa