• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Makna Batiniah Hari-Hari Ramadhan

the_jalinus

IndoForum Junior D
No. Urut
15803
Sejak
18 Mei 2007
Pesan
1.943
Nilai reaksi
49
Poin
48
Ada sebuah buku yang berjudul "Madrasah Ruhaniah, berguru pada ilahi di bulan suci", di dalamnya terdapat bagian yang berjudul "makna batiniah hari-hari ramadhan". Dijelaskan bahwa tiap-tiap hari dibulan ramadhan ada maknanya, saya copas makna-makna hari di bulan ramadhan ini, sebagai sharing buat temen-temen, siapa tau ada yang berminat...

HARI 1

“inilah bulan, ketika kamu diundang menjadi tamu Allah”​

Marhaban Ya Ramadhan. Dalam kitab minhajd al-balaghah diriwayatkan khutbah Nabi Muhammad saw. Menyambut bulan ramadhan. Seperti biasa, khutbah Nabi itu singkat tetapi menyentuh hati. Ditengah-tengah khutbah, Nabi melayani pertanyaan para sahabatnya. Khutbahnya dialogis, Rosulullah saw menguraikan kata-kata yang sederhana, tetapi mengandung muatan makna yang dalam. Di bawah ini, khutbah yang dialogis dan memberikan catatan pada bagian-bagian yang sering dilupakan kaum Muslim.

“Wahai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah yang membawa berkah, rahmat, dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam yang utama. Jam demi jamnya adalah jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini napaf-napasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.

“Wahai manusia! Barang siapa diantara kamu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka disisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.”

(Sahabat-sahabat bertanya : “Ya Rosulullah! Tidak semua kami mampu berbuat demikian. “Rosulullah meneruskan”) “jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”

“wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya pada bulan ini, ia akan berhasil melewati shirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (maksudnya, pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya dihari kiamat. Barang siapa menahan kejelekannya di bulan ini. Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

“Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan silaturahmi di bulan ini. Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

“Barang siapa memperbanyak shalawat di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan yang lain ringan. Barang siapa di bulan ini membaca satu ayat al-Qur’an, sama nilainya dengan mengkhatam al-Qur’an pada bulan yang lain.

“Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu aga Ia tidak akan pernah menutupkannya lagi. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonkan kepada Tuhanmu agar ia tidak pernah membukanya bagimu. Setan-setan terbelenggu, bermohonlah agar mereka tidak lagi menguasaimu.”

‘Ali bin Abi Thalib berkata: “Aku berdiri dan berkata : Ya Rosulullah, amal apa yang paling utama di bulan ini?”
Nabi menjawab : “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga dari apa yang diharamkan Allah”.

Do’a hari 1
“Ya Allah, jadikan puasaku di bulan ini puasa mereka yang berpuasa sebenarnya. Dan ibadah malamku termasuk ibadah mereka yang beribadah sebenarnya. Bangunkan aku dari tidurnya orang-orang yang lalai. Ampuni dosa-dosaku, wahai Tuhan Semesta Alam. Maafkan segala kesalahanku, Wahai Yang Mengampuni setiap hamba-Nya yang memohon ampunan.

cat : tulisannya udah di edit sebagian (ditambah atau dikurangi). Untuk Do'a, karena tidak punya font arab, jadi hanya terjemahnya saja....
 
SUBHANALLAH
Maha Suci ALLAH

om msh ad lnjtanx g?
 
lanjut ke hari 2,3,4 dst...
 
@keen knight & emon 32
maaf sekali, pas ke warnet, bukunya gak di bawa, jadi untuk hari ke dua ini, di postingnya besok pas hari ke tiga...
 
Hari ke 2

Hari ke 2​

“kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu,
kelaparan dan kehausan di hari kiamat.”​

Menjaga diri. Pertanyaan Ali tentang amalan yang paling utama di bulan Ramadhan mengunci khutbah Nabi saw. Inti dari puasa adalah al-wara’-menjaga diri. Ketika Rosulullah saw mendengar seorang wanita mencaci-maki budaknya, ia menyuruh orang mengambil makanan. Kepada perempuan itu, Nabi Saw berkata “makanlah!” ia memprotes, “Saya puasa ya Rosulullah.” Nabi menjawab, “Bagaimana mungkin berpuasa, tetapi kamu mencaci-maki budakmu. Alangkah banyaknya yang lapar. Alangkah sedikitnya yang berpuasa.”

Nabi Saw menyindir perempuan ituyang hanya melaparkan perutnya saja, tetapi tidak berpuasa. Perempuan itu hanya jawwa tetapi tidak shawwam. “Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga (al-hadits). Semua ini terjadi karena mereka menahan diri dari lapar dan dahaga, tetapi tidak menjaga diri dari apa-apa yang di haramkan Allah. Bayangkan betapa banyaknya kekayaan negara yang dapat diselamatkan di bulan Ramadhan, karena semua orang yang berpuasa menjaga dirinya dari melakukan korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Perceraian akan berkurang di bulan ini, karena suami-istri menjaga dirinya untuk tidak saling menyakiti. Pertengkaran digantikan dengan persahabatan, karena smua warga masyarakat tidak mau melakukan hal-hal yang merugikan sesama. Angka kejahatan tentu saja akan menurun, karena setiap orang yang shaum menahan tangannya dan anggota badan lainnya dari perbuatan yang tercela.

Apa yang kita bayangkan dalam angan-angan ternyata tidak berwujud dalam kenyataan. Mengapa? Seperti kata Rosulullah, banyak sekali yang lapar tetapi sedikit sekali yang berpuasa. Ketika para ahli fiqih mendefinisikan puasa sebagai menahan diri dari makan, minum dan berjimak, sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari, Nabi Saw menerangkan puasa sebagai menjaga diri dari segala yang diharamkan Allah. Para ahli fiqih bercerita tentang al-jawwa, Rosul yang mulia berkisah tentang al-shawwam. Kemuliaan bulan Ramadhan diberikan kepada al-shawwam.

Doa hari ke 2

"Ya Allah, dekatkan aku di bulan ini pada keridhaan-Mu. Jauhkan aku di dalamnya dari kemurkaan dan kebencian-Mu. Bimbinglah aku dengan kasih-Mu untuk membaca ayat-ayat-Mu. Wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi."
 
Hari ke 3

Hari ke 3​

“sungguh telah datang kepada kalian bulan allah
dengan membawa berkah dan rahmat.”​

Bula berkah. Ramadhan adalah bulan yang menaburkan berkah. Berkah adalah kelebihan manfaat di atas manfaat yang biasa. Berkah adalah bonus. Bila Rp. 100.000,00 yang anda peroleh anda habiskan untuk berfoya-foya sendirian, uang anda tidak mengandung berkah. Bila dengan uang yang sama anda mengobati orang yang sakit, membayar utang orang yang berutang, memberi makan pada orang yang lapar, memberi pakaian pada orang telanjang, maka uang anda adalah yang penuh berkah. Bila air minum itu selain melepaskan dahaga juga menyembuhkan sakit anda, maka air minum itu mengandung berkah.

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah karena setiap alam yang kita lakukan dilipatgandakan pahalanya. Satu nilai fardlu di bulan Ramadhan dihargai sama dengan 70 fardhu di bulan yang lain. Membaca satu ayat al-qur’an di bulan ramadhan ini sama dengan mengkhatam al-quran di bulan yang lain. Bahkan seandainya orang itu hanya tidur di bulan ini, tidurnya dihitung sebagai ibadah. Seandainya ia hanya bernapas di bulan Ramadhan, napasnya dihitung tasbih.

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Sebaliknya, sesuai dengan keadilan Ilahi, dosa yang dilakukan di bulan Ramadhan dilipatgandakan siksanya beberapa kali dosa yang dilakukan di bulan-bulan yang lain. Bahkan ketika anda berpuasa, tetapi anda tidak mampu menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah, anda kehilangan semua pahala, semua berkah.

Bulan Rahmat. Nabi Saw mengebut bulan ini bulan rahmat (kasih sayang), karena bulan ini kita menajamkan kembali rasa sayang kita. Kita dianjurkan menyayangi anak yatim, karena mereka adalah anak-anak yang telah kehilangan kasih sayang. Kita diperintahkan untuk mengasihi orang-orang muda, supaya mereka tidak mencari kasih sayang di tempat-tempat yang terlarang. Kita diimbau untuk menyantuni saudara-saudara kita yang lemah, fakir miskin, dan para pekerja yang berada di bawah tanggungan kita. Bulan Ramadhan adalah bulah solidaritas sosial. Di tengah-tengah masyarakat yang sudah gersang dengan rasa kasih, Ramadhan hadir untuk meniupkan rahmat.

Pada bulan inilah anak-anak menjalin kembali kasih sayang mereka dengan orang tua mereka, pegawai mempererat hubungan persaudaraan dengan atasan mereka, dan orang-orang miskin memadu ikatan kasih mereka dengan orang-orang kaya.

Do'a hari ke 3
"Ya Allah, karuniakan kepadaku di bulan ini, pemahaman dan kecerdasan. Jauhkan aku dari kebodohan dan kejahilan. Anugerahkan padaku bagian dari setiap kebaikan yang Engkau turunkan di bulan ini. Wahai Yang Maha Dermawan dari segala yang dermawan."
 
Hari Ke 4

Hari ke 4​

“Inilah bulan maghfiroh, bulan yang paling mulia
di sisi Allah.”
Bulan maghfiroh. Pada bulan ramadhan, Allah membukakan pintu tobat dan ampunan. Pada bulan inilah kita menemukan saat yang paling tepat; ketika kita tersungkur di hadapan Allah, merintih memohonkan ampunan-Nya. Punggung kita yang sudah sarat dengan dosa kita ringankan dengan memperpanjang sujud kita. Di sini kita membebaskan diri kita dari pasungan dosa dengan memperbanyak istighfar.

Karena itu, di antara wirid yang harus kita biasakan di bulan Ramadhan adalah istighfar : Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan Mahamulia. Ampunilah aku. Innaka ‘afuwwun karim, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.

Bulan tuhan. Bulan ramadhan menjadi bulan yang agung karena disnisbatkan kepada Tuhan. Tuhan bukan hanya Wujud yang kepada-Nya kita haturkan persembahan dan kita mohonkan pertolongan. Dalam Al-qur’an, Tuhan adalah kampung halaman kita, tempat kembali kita. “Kepada Allah kamu semua kembali” (QS Al-Maidah : 48). Dalam bahasa Jalaluddin Rumi, sufi penyair dan penyair sufi, Tuhan adalah “rumpun bambu” kita, sedangkan kita adalah seruling bambu yang tercerabut dari rumpunnya penderitaan kita yang berkepanjangan karena mengejar keinginan kita sebetulnya hanyalah jeritan pilu karena kerinduan untuk kembali kepada-Nya. Manusia adalah “anggota keluarga Tuhan” yang dikeluarkan dari rumah-Nya untuk bermain-main di halaman dunia ini (sesungguhnya, kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan hiburan__ QS Al-An’am : 32).

Karena itu, Ka’bah disebut rumah Tuhan, karena kesanalah para jamaah haji berangkat, meninggalkan segala urusan dunia mereka. Ramadhan disebut bulan Tuhan karena pada bulan itulah kita pulang. Kita meninggalkan halaman permainan kita.

Selama kita asyik bermain, kita sibuk membeli “jajanan” yang bermacam-macam: kekayaan, kekuasaan, kemasyhuran, atau sebutlah apa saja yang Anda ingat. Kita lupa bahwa ada makana lain yang jauh lebih sehat dan lebih lezat. Pada bulan Ramadhan, Tuhan mempersiapkan jamuan-Nya dan Anda diundang untuk menjadi tamu-Nya.

Ramadhan memukuli kita dengan lapar dan dahaga, agar nanti kita tidak menderita di hari akhir. Kita dipaksa untuk memuntahkan jajanan kita, demi kesehatan dan keselamatan kita. Nabi bersabda, “Tidak akan masuk kerajaan langit orang yang memenuhi perutnya.” Tidak akan masuk Rumah Tuhan orang yang setiap harinya hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiknya. Ular hawa nafsu sudah bersarang dalam dirimu; dan kamu tetap saja tidur lelap. Orang yang tidak sadar bawa ia tenggelam, tidak akan berusaha menggapai pegangan. Orang yang tidak tahu bahwa rumahnya terbakar, tidak akan berusaha menghubungi petugas kebakaran. Orang yang menderita gangguan psikologis tidak merasa sakit, dan karena itu tidak mencari dokter.

Doa hari ke 4
“Ya Allah, berikan padaku di bulan ini kekuatan untuk melaksanakan perintah-Mu. Biarkan aku merasakan nikmatnya berzikir kepada-Mu. Ilhamkan kepadaku untuk senantiasa dapat bersyukur kepada-Mu. Lindungi aku dengan penjagaan dan perlindungan-Mu. Wahai Yang Maha Melihat segala sesuatu.”
 
Hari ke 5

Hari ke 5

“muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda,
sambungkan tali persaudaraanmu.”​

Bulan Rekonsiliasi. Ramadhan adalah tali yang diulurkan Tuhan kepada orang yang tenggelam, air yang disemprotkan Tuhan pada rumah yang terbakar, dan dokter yang memberikan terapi keda penderta gangguan jiwa. Menurut Al-Qur’an, sumber segala derita manusia adalah kekalahannya melawan hawa nafsunya. Hawa nafsu itu, dalam konsep para sufi, adalah dimensi kebinatangan dalam diri kita. Pernakah anda melihat iklan salah satu pesawat telepon, yang menampilkan tokoh dunia dengan perilaku kekanak-kanakannya. Dalam diri setiap orang, ada jiwa kanak-kanak. Dalam diri setiap manusia, juga ada jiwa kebinatangannya. Di dalamnya, ada jiwa binatang buas, yang mengubah masyarakat menjadi pertarungan tanpa henti antara sesama serigala. Tidak jadi soal, apakah anda militer, politisi sipil, atau sekadar pejabat daerah dengan jiwa ini anda akan berusaha untuk menang dengan risiko apa pun. Anda tidak peduli lagi dengan jumlah korban dan besarnya kerusakan. Jika anda hanyalah orang kecil, dengan jiwa binatang buas ini, anda akan menumpahkan kemarahan dengan memberontak semua aturan, menolak semua kekuasaan, dan menentang setiap kompromi. Filsafat binatang buas dirumuskan oleh Lunatsarsky, ideologi komunis yang menyimpang: “jauhkan cinta sejauh-jauhnya. Apa yang kita butuhkan adalah kebencian. Hanya dengan kebencian kita akan berhasil menguasai dunia.”

Di dalam diri manusia juga ada jiwa binatang ternak, yang mengubha homo sapiens menjadi homo economicus. Bila jiga ini mengatur orang-orang kaya, mereka akan menjadi makhluk yang rakus, bakhil, tidak peduli dengan penderitaan orang lain. Pada akhirnya, ia juga tidak peduli dengan penderitaannya sendiri. Pada orang-orang miskin, jiwa binatang ternak ini akan menjadikan mereka seperti kerba yang ditusuk hidung. Demi sesuap nasi, mereka akan menjual kehormatannya, agamanya dan hati nuraninya. Kedua-duanya, kata Rumi akan menjadi bebek yang melambangkan “kerakusan, paruhnya selalu di tanah, mengeruk apa saja yang terbenam, entah basah atau kering, tenggorokannya tak pernah santai satu saat pun. Ia tidak mendengar firmah Tuhan selain Makan dan Minumlah! Seperti penjarah yang merangsek rumah dan memenuhi kantongnya dengan cepat, ia memasukkan ke dalam kantongnya, baik dan buruk, permata atau kacang, tiada beda.” (matsnawi)

Namun, kebinatangan hanyalah satu sisi dari kepribadian manusia. Di samping insan bahimi, manusia binatang, ia juga menyimpan sifat-sifat ketuhanan; dan karena itu, ia sekaligus insan malakuti. Manusia mempunyai kaki yang berdiri kukuh di atas bumi dan kepala yang menjulang ke langit. Dalam diri manusia selalu terjadi pertarungan antara – apa yang dilukiskan Robert Stevenson—Mr. Jekyll dan Mr. Hyde, antar insan bahimi dan insan malakuti.

Pada suatu hari , Nabi Saw, melihat anak-anak muda sedang bertanding mengangkat batu. Ia memuji mereka seraya berkata, “Manusia yang paling perkasa ialah yang sanggup mengendalikan dirinya.” Manusia paling kuat adalah Mr. Jekyll yang menaklukan Mr. Hyde.

Ramadhan datang untuk memenangkan isan malakuti. Nabi saw memberikan nasihat agar di bulan ini kita mengubah pola hubungan kebinatangan yang berdasarkan kebencian dan permusuhan dengan pola ketuhanan yang berdasarkan cinta dan silaturahmi. Ketimbang mengejar-ngejar kemenangan, yang selalu berakhir dengan kekalahan, daripada memburu keberuntungan yang selalu berujung pada kemalangan, mengapa tidak kita cari keadilan dan persaudaraan. Baik kepada rakyat kecil maupun para pembesar, Nabi berkata, “bersedekahlah kepada fakir miskin. Muliakanlah para pemimpin kamu dan kasih-sayangilah orang-orang kecil diantara kamu. Sambungkan persaudaraan kamu. Sayangilah anak-anak yatim orang lain supaya Tuhan menyayangi anak-anak yatim kamu.”
Marilah kita perindah akhlak kita di bulan Tuhan ini, bulan yang bermanfaat untuk merekonstruksi kehidupan kita dengan lebih baik.

Doa hari ke 5
“Ya Allah, jadikan aku di bulan ini termasuk mereka yang beristighfar kepada-Mu. Masukkan aku ke dalam kelompok yang saleh diantara hamba-hamba-Mu. Tuliskan aku di antara kelompok para kekasih yang dengan dengan-Mu. Demi kasih-Mu, Wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.”
 
keep share om the Jalinus penting juga utk siraman rohani di bulan suci ini. apalagi nyimak nya pas mo nunggu buka pasti pahalanya ngalir amiiiiinnnn
 
hari ke 6

@remoz
amien... makasih dah baca2 tulisan ini...

Hari ke 6​

“kasihilah anak yatim,
niscaya anak-anakmu dikasihi manusia.”​

Berkhidmat: Jalan Tercepat Menuju Tuhan. Pada suatu hari, seorang kiai muda dari Pesantren Lirboyo datang menemui saya dengan membawa buku tebal yang berisi renungan-renungan sufistik. Kiai itu tak pernah menempuh pendidikan formal, ia hanya masuk pesantren. Buku yang di bawanya diketik sendiri melalu mesin ketik yang tampaknya dibuat di Jerman sebelum Perang Dunia II. Setelah berbincang dengannya, saya menyadari bahwa kiai ini luar biasa. Ia banyak menggunakan istilah-istilah bukan saja dalam bahasa Arab, tetapi juga dalam bahasa Inggris modern.

Saya tertarik untuk mengetahui di mana dan bagaimana ia belajar. Ia bercerita bahwa ia pernah belajar kepada salah seorang ulama yang dikalangan NU dianggap sebagai seorang sufi. Ketika ia berguru pada ulama ini, ia selalu diberi tugas untuk memandikan kuda pak kiai. Ia melakukannya dengan penuh gembira karena ia pernah mendengar cerita tentang seorang santri yang juga diperintahkan untuk mencuci kuda Syaikh Khalil di Bangkalan. Santri yang suka memandikan kuda itu lalu menjadi besar dan mendirikan Nahdlatul Ulama. Namanya KH. Hasyim Asy’ari.

Cerita-cerita itu menunjukkan kepada kita bahwa mereka yang lebih banyak berkhidmat kepada kiainya daripada belajar, ternyata memperoleh ilmu yang luar biasa dan pengetahuan yang sangat tinggi. Hal ini juga mengingatkan saya kepada salah seorang kiai di Purwakarta yang mengaku bahwa ketika ia nyantri, ia jarang menghafal kitab. Ia sering tidak hadir karena selalu dipanggih untuk memijat kiainya. Setelah ia keluar dari pesantren, ia malah berhasil mendirikan pesantrennya sendiri.

Para santri di atas mendapatkan pelajaran pertama mereka dalam Islam, yaitu khidmat. Perkhidmatan tidak bisa diajarkan melalui lisan, tapi harus dengan praktik. Bila kita belajar tasawuf kepada para sufi zaman dahulu, pelajaran pertama yang kita dapatkan bukanlah dengan duduk di kursi dan memegang kertas, tetapi dengan membersihkan lantai dan toilet.

Kita terbiasa untuk menggerakkan telunjuk kita pada setiap orang dengan sejumlah perintah tertentu. Kita sering menggukana telunjuk kita untuk menyuruh orang berkhidmat kepada kita, bukan untuk berkhidmat kepada mereka. Kita terbiasa dikhidmati. Oleh karena itu, semestinya kita belajar tentang khidmat langsung di dalam praktiknya.

Do’a hari ke 6
“Ya Allah, jangan Kau rendahkan aku di bulan ini untuk bermaksiat kepada-Mu. Jangan Kau dera aku dengan cambuk kemurkaan-Mu. Jauhkan aku dari datangnya siksaan-Mu. Demi anugerah-Mu, Wahai Tumpuan para pedamba. “

 
Hari ke 7

Hari ke 7
"Barang siapa memberi buka pada orang mukmin di bulan
Ini, maka di sisi Allah sama nilainya dengan memerdekakan seorang budak.”​

Perkhidmatan Dalam Alqur’an. Di dalam Al-Qur’an, khidmat sering disebut dengan istilah jihad dan dilakukan dengan dua hal : bi amwalikum wa anfusikum, dengan harta dan jiwa kalian. Dalam konteks ini, al-qur’an selalu menyebutkan kata amwalikum (hartamu) sebelum anfusikum (jiwamu). Al-qur’an mengajari kita untuk berkhidmat dengan harta sebelum dengan jiwa. Banyak di antara kita yang sering rela mengorbankan nyawa, tetapi tidak rela mengorbankan hartanya. Manusia sering mengorbankan kesehatannya, tubuhnya, bahkan jiwanya demi harta.

Oleh karena itu, perkhidmatan dengan harta di dalam Islam lebih didahulukan daripada perkhidmatan dengan jiwa. Contoh perkhidmatan dengan harta yang merupakan salah satu rukun Islam adalah mengeluarkan zakat. Ayat-ayat al-qur’an yang menjelaskan karakteristik orang takwa selalu menyebut perihal zakat atau infak di jalan Allah sebagai salah satu cirinya. Surah al-baqarah ayat 2-4 menyebutkan ciri-ciri orang takwa sebagai orang yang mengimani yang gaib, menegakkan shalat, mengeluarkan infak, dan mengimani kitab-kitab terdahulu.

Kemudian dalam surat ali-imran ayat 133-135, Allah berfirman : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang menafkahkan , baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”

Tanda –tanda orang takwa juga disebutkan dalam surat al-baqarah ayat 177 : “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta; dan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar ; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”[/I

Surat ali imron ayat 92 menyebutkan infak akan sesuatu yang dicintai syarat untuk mencapai kebajikan. Ayat tersebut berbunyi : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan , sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai.”

Kemudian dalam surat al-dzariat ayat 15-19, tuhan berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.”

Dari ayat-ayat di atas, kita lihat bahwa menginfakkan harta selalu disebut sebagai ciri orang takwa. Sementara mengerjakan shalat sebagai karakteristik orang takwa tidak selalu disebutkan dalam ayat-ayat itu.

Ketika turun ayat : kamu belum berbuat baik sebelum kamu menginfakkan apa yang kamu cintai (ali imran : 92), seorang sahabat Nabi bernama Thalhah menjadi amat gelisah. Ia sibuk memikirkan hartanya yang paling ia cintai. Ia ingat bahwa ia amat menyukai kebun miliknya yang terletak di samping Masjid Nabi. Ia sering melihat Nabi berbaring di kebun itu sebelum pergi ke mesjid. Ia kemudian datang menemui Nabi dan berkata, “Ya Rosulullah, tak ada harta yang paling saya cintai selain kebun di samping masjid ini. Sekerang saya infakkan kebun ini di jalan allah setelah saya mendengar ayat 92 surat ali imran.

Setelah mendengar ayat itu, sebaiknya kita juga sudah dapat memikirkan harta apa yang paling kita cintai. Setelah itu, kita harus menginfakkan harta yang paling kita cintai itu. Karena bila kita tidak melakukannya, kita belum mencapai kebajikan.
Surat Muhammad ayat 36-37 berbunyi : “Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala keppadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu. Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan kedengkianmu.”
Dalam tafsir Ibn katsir, berkenaan dengan ayat ini disebutkan : sesungguhnya Allah swt tahu bahwa kalau kau mengeluarkan rezekimu, pada saat yang sama kau mengeluarkan penyakit-penyakit batinmu, diantaranya kedengkian, iri hati, egoisme, dan mementingkan diri sendiri. Dengan kebiasaan mengeluarkan harta, akan keluar juga kedengkianmu.

Para psikoterapis mengetahui ada banyak sekali gangguan jiwa, seperti kegelisahan, keresehan dan stres yang berkepanjangan, yang bermula dari perbuatan kita yang selalu mementingkan diri kita sendiri; menghendaki orang lain berperilaku seperti yang kita kehendaki dan menginginkan dunia berjalan seperti yang kita atur. Kita menjadi sangat menderita bila sesuatu yang kita inginkan itu tidak terjadi. Yang selalu kita pikirkan adalah keinginan-keinginan ego kita.
Untuk menghilangkan ego, kita harus melakukan latihan-latihan. Diantara latihan itu adalah mengeluarkan harta. Harta adalah sesuatu yang selalu kita inginkan. Kita hanya bisa belajar untuk menaklukkan keinginan-keinginan kita dengan mengeluarkan harta yang kita cintai.

Dalam surat at-taubah ayat 103, tuhan memerintahkan Nabi Saw: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Kedermawanan dan kebersihan hati memang memiliki keterkaitan. Kalau orang sudah dermawan, insya allah, hatinyapun bersih. Seperti disebutkan dalam surat Muhammad 36-37 tadi, bila kita mengeluarkan harta kita, Tuhan juga akan menghilangkan penyakit-penyakit hati kita. Kebakhilan merupakan ungkapan egoisme. Orang yang bakhil adalah orang yang tidak mau berbagi dengan orang lain dan ingin memiliki sesuatu hal hanya untuk dirinya sendiri.

Doa hari ke 7
“ya allah, bantulah aku di bulan ini untuk menunaikan puasa dan menegakkan shalat-shalatnya. Hindarkan aku dari kesalahan dan dosa. Anugerahkan padaku kelestarian dalam berzikir pada-Mu. Demi taufik-Mu, wahai pemberi petunjuk orang-orang yang tersesat."
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.