yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Sejumlah mahasiswa baru Universitas Purwakarta (Unpur) mengaku baru mengetahuikampus mereka dinonaktifkan sejak September tahun lalu.
"Saya baru tahu kampus ini nonaktif setelah menjalani perkuliahan. Orang tua saya di Subang enggak tahu kalaukampus ini nonaktif dan bermasalah," ujar Budi, bukan nama sebenarnya, salah seorang mahasiswa baru Unpur, ditemui dikampus Unpur Jalan Basuki Rahmat, Purwakarta, Senin (18/1) sore.
Saat ditemui, ia tengah bersama rekan-rekannya yang juga seangkatan. Mereka mendaftar di salah satu jurusan di Unpur pada September. Saat itu, mereka tidak mengetahui kampusnya dinonaktifkan Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).
"Perkuliahan kadang-kadang normal. Seminggu ada lima hari kuliah, dosennya kadang tidak ada. Jarang full ada dosen. Kuliahnya kan sore hari," ujar Budi.
Selain dia, mahasiswa lainnya sebut saja Maharani (19) yang ditemui saat bersamaan mengatakan, rekan-rekannya sempat mencoba mengklarifikasi status nonaktif kampus tersebut kepada pengurus kampus. Penjelasannya, pengurus pun memang menjelaskan soal statusnya tersebut.
"Pengurus hanya bilang kampus tersebut akan segera dicabut status nonaktifnya karena sekarang sedang dalam proses. Tapi sampai sekarang tidak ada perkembangan," ujar dia.
Selama enam bulan menjalani perkuliahan, kata dia, orang tua mereka sudah mendaftarkan mereka dengan biaya cukup besar. Total biaya yang dikeluarkan bervariatif, mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta.
"Satu semester saya bayar Rp 1,7 juta," ujar Budi lagi. "Saya sudah bayar full Rp 4,7 juta," ujar Maharani.
"Saya baru tahu kampus ini nonaktif setelah menjalani perkuliahan. Orang tua saya di Subang enggak tahu kalaukampus ini nonaktif dan bermasalah," ujar Budi, bukan nama sebenarnya, salah seorang mahasiswa baru Unpur, ditemui dikampus Unpur Jalan Basuki Rahmat, Purwakarta, Senin (18/1) sore.
Saat ditemui, ia tengah bersama rekan-rekannya yang juga seangkatan. Mereka mendaftar di salah satu jurusan di Unpur pada September. Saat itu, mereka tidak mengetahui kampusnya dinonaktifkan Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).
"Perkuliahan kadang-kadang normal. Seminggu ada lima hari kuliah, dosennya kadang tidak ada. Jarang full ada dosen. Kuliahnya kan sore hari," ujar Budi.
Selain dia, mahasiswa lainnya sebut saja Maharani (19) yang ditemui saat bersamaan mengatakan, rekan-rekannya sempat mencoba mengklarifikasi status nonaktif kampus tersebut kepada pengurus kampus. Penjelasannya, pengurus pun memang menjelaskan soal statusnya tersebut.
"Pengurus hanya bilang kampus tersebut akan segera dicabut status nonaktifnya karena sekarang sedang dalam proses. Tapi sampai sekarang tidak ada perkembangan," ujar dia.
Selama enam bulan menjalani perkuliahan, kata dia, orang tua mereka sudah mendaftarkan mereka dengan biaya cukup besar. Total biaya yang dikeluarkan bervariatif, mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta.
"Satu semester saya bayar Rp 1,7 juta," ujar Budi lagi. "Saya sudah bayar full Rp 4,7 juta," ujar Maharani.