• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

():: Mahabrata ::()

^meichi*!

IndoForum Newbie D
No. Urut
25179
Sejak
6 Nov 2007
Pesan
74
Nilai reaksi
1
Poin
8
Mohon para senior bantu yah
ada tugas nih dari sekolah, suruh bikin makalah masalah pewayangan

kasih comment yah
kalau ada yang salah mohon dibenarkan /hmm

kurukshetraeo7.jpg


Mahabharata (Sansekerta: महाभारत) adalah sebuah karya sastra kuno yang konon ditulis oleh Begawan Byasa atau Vyasa dari India. Buku ini terdiri dari delapan belas kitab, maka dinamakan Astadasaparwa (asta = 8, dasa = 10, parwa = kitab). Namun, ada pula yang meyakini bahwa kisah ini sesungguhnya merupakan kumpulan dari banyak cerita yang semula terpencar-pencar, yang dikumpulkan semenjak abad ke-4 sebelum Masehi.

Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah negara Astina. Puncaknya adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari.

Pengaruh dalam budaya

Selain berisi cerita kepahlawanan (wiracarita), Mahabharata juga mengandung nilai-nilai Hindu, mitologi dan berbagai petunjuk lainnya. Oleh sebab itu kisah Mahabharata ini dianggap suci, teristimewa oleh pemeluk agama Hindu. Kisah yang semula ditulis dalam bahasa Sansekerta ini kemudian disalin dalam berbagai bahasa, terutama mengikuti perkembangan peradaban Hindu pada masa lampau di Asia, termasuk di Asia Tenggara.

Di Indonesia, salinan berbagai bagian dari Mahabharata, seperti Adiparwa, Wirataparwa, Bhismaparwa dan mungkin juga beberapa parwa yang lain, diketahui telah digubah dalam bentuk prosa bahasa Kawi (Jawa Kuno) semenjak akhir abad ke-10 Masehi. Yakni pada masa pemerintahan raja Dharmawangsa Teguh (991-1016 M) dari Kadiri. Karena sifatnya itu, bentuk prosa ini dikenal juga sebagai sastra parwa.

Yang terlebih populer dalam masa-masa kemudian adalah penggubahan cerita itu dalam bentuk kakawin, yakni puisi lawas dengan metrum India berbahasa Jawa Kuno. Salah satu yang terkenal ialah kakawin Arjunawiwaha (Arjunawiwāha, perkawinan Arjuna) gubahan mpu Kanwa. Karya yang diduga ditulis antara 1028-1035 M ini (Zoetmulder, 1984) dipersembahkan untuk raja Airlangga dari kerajaan Medang Kamulan, menantu raja Dharmawangsa.

Karya sastra lain yang juga terkenal adalah kakawin Bharatayuddha, yang digubah oleh mpu Sedah dan belakangan diselesaikan oleh mpu Panuluh (Panaluh). Kakawin ini dipersembahkan bagi Prabu Jayabhaya (1135-1157 M), ditulis pada sekitar akhir masa pemerintahan raja Daha (Kediri) tersebut. Di luar itu, mpu Panuluh juga menulis kakawin Hariwangśa di masa Jayabaya, dan diperkirakan pula menggubah Gaţotkacāśraya di masa raja Kertajaya (1194-1222 M) dari Kediri.

Beberapa kakawin lain turunan Mahabharata yang juga penting untuk disebut, di antaranya adalah Kŗşņāyana (karya mpu Triguna) dan Bhomāntaka (pengarang tak dikenal) keduanya dari jaman kerajaan Kediri, dan Pārthayajña (mpu Tanakung) di akhir jaman Majapahit. Salinan naskah-naskah kuno yang tertulis dalam lembar-lembar daun lontar tersebut juga diketahui tersimpan di Bali.

Di samping itu, mahakarya sastra tersebut juga berkembang dan memberikan inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni pengungkapan, terutama di Jawa dan Bali, mulai dari seni patung dan seni ukir (relief) pada candi-candi, seni tari, seni lukis hingga seni pertunjukan seperti wayang kulit dan wayang orang. Di dalam masa yang lebih belakangan, kitab Bharatayuddha telah disalin pula oleh pujangga kraton Surakarta Yasadipura ke dalam bahasa Jawa modern pada sekitar abad ke-18.

Dalam dunia sastera popular Indonesia, cerita Mahabharata juga disajikan melalui bentuk komik yang membuat cerita ini dikenal luas di kalangan awam. Salah satu yang terkenal adalah karya dari R.A. Kosasih.

Versi-versi Mahabharata

Di India ditemukan dua versi utama Mahabharata dalam bahasa Sansekerta yang agak berbeda satu sama lain. Kedua versi ini disebut dengan istilah "Versi Utara" dan "Versi Selatan". Biasanya versi utara dianggap lebih dekat dengan versi yang tertua.




Daftar kitab

Mahābhārata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering disebut Astadasaparwa. Rangkaian kitab menceritakan kronologi peristiwa dalam kisah Mahābhārata, yakni semenjak kisah para leluhur Pandawa dan Korawa (Yayati, Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala, Bharata) sampai kisah diterimanya Pandawa di surga.

Adiparwa
Kitab Adiparwa berisi berbagai cerita yang bernafaskan Hindu, seperti misalnya kisah pemutaran Mandaragiri, kisah Bagawan Dhomya yang menguji ketiga muridnya, kisah para leluhur Pandawa dan Korawa, kisah kelahiran Rsi Byasa, kisah masa kanak-kanak Pandawa dan Korawa, kisah tewasnya rakshasa Hidimba di tangan Bhimasena, dan kisah Arjuna mendapatkan Dropadi.

Sabhaparwa
Kitab Sabhaparwa berisi kisah pertemuan Pandawa dan Korawa di sebuah balairung untuk main judi, atas rencana Duryodana. Karena usaha licik Sangkuni, permainan dimenangkan selama dua kali oleh Korawa sehingga sesuai perjanjian, Pandawa harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun dan setelah itu melalui masa penyamaran selama 1 tahun.

Wanaparwa
Kitab Wanaparwa berisi kisah Pandawa selama masa 12 tahun pengasingan diri di hutan. Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah Arjuna yang bertapa di gunung Himalaya untuk memperoleh senjata sakti. Kisah Arjuna tersebut menjadi bahan cerita Arjunawiwaha.

Wirataparwa
Kitab Wirataparwa berisi kisah masa satu tahun penyamaran Pandawa di Kerajaan Wirata setelah mengalami pengasingan selama 12 tahun. Yudistira menyamar sebagai ahli agama, Bhima sebagai juru masak, Arjuna sebagai guru tari, Nakula sebagai penjinak kuda, Sahadewa sebagai pengembala, dan Dropadi sebagai penata rias.

Udyogaparwa
Kitab Udyogaparwa berisi kisah tentang persiapan perang keluarga Bharata (Bharatayuddha). Kresna yang bertindak sebagai juru damai gagal merundingkan perdamaian dengan Korawa. Pandawa dan Korawa mencari sekutu sebanyak-banyaknya di penjuru Bharatawarsha, dan hampir seluruh Kerajaan India Kuno terbagi menjadi dua kelompok.

Bhismaparwa
Kitab Bhismaparwa merupakan kitab awal yang menceritakan tentang pertempuran di Kurukshetra. Dalam beberapa bagiannya terselip suatu percakapan suci antara Kresna dan Arjuna menjelang perang berlangsung. Percakapan tersebut dikenal sebagai kitab Bhagavad Gītā. Dalam kitab Bhismaparwa juga diceritakan gugurnya Resi Bhisma pada hari kesepuluh karena usaha Arjuna yang dibantu oleh Srikandi.

Dronaparwa
Kitab Dronaparwa menceritakan kisah pengangkatan Bagawan Drona sebagai panglima perang Korawa. Drona berusaha menangkap Yudistira, namun gagal. Drona gugur di medan perang karena dipenggal oleh Drestadyumna ketika ia sedang tertunduk lemas mendengar kabar yang menceritakan kematian anaknya, Aswatama. Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah gugurnya Abimanyu dan Gatotkaca.

Karnaparwa
Kitab Karnaparwa menceritakan kisah pengangkatan Karna sebagai panglima perang oleh Duryodana setelah gugurnya Bhisma, Drona, dan sekutunya yang lain. Dalam kitab tersebut diceritakan gugurnya Dursasana oleh Bhima. Salya menjadi kusir kereta Karna, kemudian terjadi pertengkaran antara mereka. Akhirnya, Karna gugur di tangan Arjuna dengan senjata Pasupati pada hari ke-17.

Salyaparwa
Kitab Salyaparwa berisi kisah pengangkatan Sang Salya sebagai panglima perang Korawa pada hari ke-18. Pada hari itu juga, Salya gugur di medan perang. Setelah ditinggal sekutu dan saudaranya, Duryodana menyesali perbuatannya dan hendak menghentikan pertikaian dengan para Pandawa. Hal itu menjadi ejekan para Pandawa sehingga Duryodana terpancing untuk berkelahi dengan Bhima. Dalam perkelahian tersebut, Duryodana gugur, tapi ia sempat mengangkat Aswatama sebagai panglima.

 
Sauptikaparwa
Kitab Sauptikaparwa berisi kisah pembalasan dendam Aswatama kepada tentara Pandawa. Pada malam hari, ia bersama Kripa dan Kertawarma menyusup ke dalam kemah pasukan Pandawa dan membunuh banyak orang, kecuali para Pandawa. Setelah itu ia melarikan diri ke pertapaan Byasa. Keesokan harinya ia disusul oleh Pandawa dan terjadi perkelahian antara Aswatama dengan Arjuna. Byasa dan Kresna dapat menyelesaikan permasalahan itu. Akhirnya Aswatama menyesali perbuatannya dan menjadi pertapa.

Striparwa
Kitab Striparwa berisi kisah ratap tangis kaum wanita yang ditinggal oleh suami mereka di medan pertempuran. Yudistira menyelenggarakan upacara pembakaran jenazah bagi mereka yang gugur dan mempersembahkan air suci kepada leluhur. Pada hari itu pula Dewi Kunti menceritakan kelahiran Karna yang menjadi rahasia pribadinya.

Santiparwa
Kitab Santiparwa berisi kisah pertikaian batin Yudistira karena telah membunuh saudara-saudaranya di medan pertempuran. Akhirnya ia diberi wejangan suci oleh Rsi Byasa dan Sri Kresna. Mereka menjelaskan rahasia dan tujuan ajaran Hindu agar Yudistira dapat melaksanakan kewajibannya sebagai Raja.

Anusasanaparwa
Kitab Anusasanaparwa berisi kisah penyerahan diri Yudistira kepada Resi Bhisma untuk menerima ajarannya. Bhisma mengajarkan tentang ajaran Dharma, Artha, aturan tentang berbagai upacara, kewajiban seorang Raja, dan sebagainya. Akhirnya, Bhisma meninggalkan dunia dengan tenang.

Aswamedhikaparwa
Kitab Aswamedhikaparwa berisi kisah pelaksanaan upacara Aswamedha oleh Raja Yudistira. Kitab tersebut juga menceritakan kisah pertempuran Arjuna dengan para Raja di dunia, kisah kelahiran Parikesit yang semula tewas dalam kandungan karena senjata sakti Aswatama, namun dihidupkan kembali oleh Sri Kresna.

Asramawasikaparwa
Kitab Asramawasikaparwa berisi kisah kepergian Drestarastra, Gandari, Kunti, Widura, dan Sanjaya ke tengah hutan, untuk meninggalkan dunia ramai. Mereka menyerahkan tahta sepenuhnya kepada Yudistira. Akhirnya Resi Narada datang membawa kabar bahwa mereka telah pergi ke surga karena dibakar oleh api sucinya sendiri.

Mosalaparwa
Kitab Mosalaparwa menceritakan kemusnahan bangsa Wresni. Sri Kresna meninggalkan kerajaannya lalu pergi ke tengah hutan. Arjuna mengunjungi Dwarawati dan mendapati bahwa kota tersebut telah kosong. Atas nasihat Rsi Byasa, Pandawa dan Dropadi menempuh hidup “sanyasin” atau mengasingkan diri dan meninggalkan dunia fana.

Mahaprastanikaparwa
Kitab Mahaprastanikaparwa menceritakan kisah perjalanan Pandawa dan Dropadi ke puncak gunung Himalaya, sementara tahta kerajaan diserahkan kepada Parikesit, cucu Arjuna. Dalam pengembaraannya, Dropadi dan para Pandawa (kecuali Yudistira), meninggal dalam perjalanan.

Swargarohanaparwa
Kitab Swargarohanaparwa menceritakan kisah Yudistira yang mencapai puncak gunung Himalaya dan dijemput untuk mencapai surga oleh Dewa Indra. Dalam perjalanannya, ia ditemani oleh seekor anjing yang sangat setia. Ia menolak masuk surga jika disuruh meninggalkan anjingnya sendirian. Si anjing menampakkan wujudnya yang sebenanrnya, yaitu Dewa Dharma.
 
ini cerita tentang mahabrata itu kan mei /hmm /hmm gue terkesannay sih klo cerita ttg perang mahabrata tuh tentang kurawa yang sombong banget yang akhirnya kalah dengan pandawa /no1

dan juga bisma yang hanya membela negerinya walapun dia tau klo letak kesalahan terdapat pad akurawa /no1
 
/no1

dulu waktu mei masih sd
pilemnya ada di TPI
tapi sekarang sudah ga ada

masalah BISMA
memang dia sendiri tahu kalau yang dia lakukan itu salah
tapi gmana lagi, semua sudah menjadi bubur



""" Saat perang antara Pandawa dan Korawa meletus, Bisma berada di pihak Korawa. Sesaat sebelum pertempuran, ia berkata kepada Yudistira bahwa dirinya telah diperbudak oleh kekayaan, dan dengan kekayaannya Korawa mengikat Bisma. Meskipun demikian, karena Yudistira telah melakukan penghormatan sebelum pertempuran, maka Bisma merestui Yudistira dan berdo'a agar kemenangan berada di pihak Pandawa, meskipun Bisma sangat sulit untuk ditaklukkan. Bisma juga pernah berkata kepada Duryodana, bahwa meski dirinya (Bisma) memihak Korawa, kemenangan sudah pasti berada di pihak Pandawa karena Kresna berada di sana, dan dimanapun ada Kresna maka di sanalah terdapat kebenaran serta keberuntungan dan dimanapun ada Arjuna, di sanalah terdapat kejayaan.[2]

Dalam pertempuran akbar di dataran keramat Kurukshetra, Bisma bertarung dengan dahsyat. Prajurit dan ksatria yang melawannya pasti binasa atau mengalami luka berat. Dalam kitab Bismaparwa dikatakan bahwa di dunia ini para ksatria sulit menandingi kekuatannya dan tidak ada yang mampu melawannya selain Arjuna – ksatria berpanah yang terkemuka – dan Kresna – penjelmaan Wisnu. Meskipun Arjuna mendapatkan kesempatan untuk melawan Bisma, namun ia sering bertarung dengan setengah hati, mengingat bahwa Bisma adalah kakek kandungnya sendiri. Hal yang sama juga dirasakan oleh Bisma, yang masih sayang dengan Arjuna, cucu yang sangat dicintainya.

Kresna yang menjadi kusir kereta Arjuna dalam peperangan, menjadi marah dengan sikap Arjuna yang masih segan untuk menghabisi nyawa Bisma, dan ia nekat untuk menghabisi nyawa Bisma dengan tangannya sendiri. Dengan mata yang menyorot tajam memancarkan kemarahan, ia memutar-mutar chakra di atas tangannya dan memusatkan perhatian untuk membidik leher Bisma. Bisma tidak menghindar, namun justru bahagia jika gugur di tangan Madhawa (Kresna). Melihat hal itu, Arjuna menyusul Kresna dan berusaha menarik kaki Kresna untuk menghentikan langkahnya.

Dengan sedih dan suara tersendat-sendat, Arjuna berkata, "O Kesawa (Kresna), janganlah paduka memalsukan kata-kata yang telah paduka ucapkan sebelumnya! Paduka telah mengucapkan janji bahwa tidak akan ikut berperang. O Madhawa (Kresna), apabila paduka melanjutkan niat paduka, orang-orang akan mengatakan bahwa paduka pembohong. Semua penderitaan akibat perang ini, hambalah yang harus menanggungnya! Hambalah yang akan membunuh kakek yang terhormat itu!..."

Kresna tidak menjawab setelah mendengar kata-kata Arjuna, ia mengurungkan niatnya dan naik kembali ke atas keretanya. Kedua pasukan tersebut melanjutkan kembali pertarungannya. """

Sebelum hari kematiannya, Pandawa dan Kresna mendatangi kemah Bisma di malam hari untuk mencari tahu kelemahannya. Bisma mengetahui bahwa Pandawa dan Kresna telah masuk ke dalam kemahnya dan ia menyambut mereka dengan ramah. Ketika Yudistira menanyakan apa yang bisa diperbuat untuk menaklukkan Bisma yang sangat mereka hormati, Bisma menjawab:
...ketahuilah pantanganku ini, bahwa aku tidak akan menyerang seseorang yang telah membuang senjata, juga yang terjatuh dari keretanya. Aku juga tidak akan menyerang mereka yang senjatanya terlepas dari tangan, tidak akan menyerang orang yang bendera lambang kebesarannya hancur, orang yang melarikan diri, orang dalam keadaan ketakutan, orang yang takluk dan mengatakan bahwa ia menyerah, dan aku pun tidak akan menyerang seorang wanita, juga seseorang yang namanya seperti wanita, orang yang lemah dan tak mampu menjaga diri, orang yang hanya memiliki seorang anak lelaki, atau pun orang yang sedang mabuk. Dengan itu semua aku enggan bertarung...



Bisma tidur dengan tubuh yang ditancapi ratusan panah sambil memberi nasihat kepada Pandawa dan Korawa

Bisma juga mengatakan apabila pihak Pandawa ingin mengalahkannya, mereka harus menempatkan seseorang yang membuat Bisma enggan untuk bertarung di depan kereta Arjuna, karena ia yakin hanya Arjuna dan Kresna yang mampu mengalahkannya dalam peperangan. Dengan bersembunyi di belakang orang yang membuat Bisma enggan berperang, Arjuna harus mampu melumpuhkan Bisma dengan panah-panahnya. Berpedoman kepada pernyataan tersebut, Kresna menyadarkan Arjuna akan kewajibannya. Meski Arjuna masih segan, namun ia menuntaskan tugas tersebut. Pada hari kesepuluh, Srikandi menyerang Bisma, namun Bisma tidak melawan. Di belakang Srikandi, Arjuna menembakkan panah-panahnya yang dahsyat dan melumpuhkan Bisma. Panah-panah tersebut menancap dan menembus baju zirahnya, kemudian Bisma terjatuh dari keretanya, tetapi badannya tidak menyentuh tanah karena ditopang oleh puluhan panah yang menancap di tubuhnya. Namun Bisma tidak gugur seketika karena ia boleh menentukan waktu kematiannya sendiri. Bisma menghembuskan nafasnya setelah ia menyaksikan kehancuran pasukan Korawa dan setelah ia memberikan wejangan suci kepada Yudistira setelah perang Bharatayuddha selesai.
 
/hmm /hmm beari bisma tuh kasarannya d beli gitu ya oleh kurawa yang sombong /hmm

klo arjuna ama yudistira sih gue sering dgr kehebatannya /no1 n film yg d TPI dulu aku sering liat kok /no1 ada lagi ga ya skrg filmnya bagus lho tuh pdhal /no1
 
/hmm
pilemnya itu juga kalau ga salah dari India cc

dulu sih ada Indosiar menanyangkannya
tapi sudah ga asli ceritanya

maksudnya ga kek cerita yang dari India
mungkin terpengaruh sama Budaya Indonesia

soalnya Cerita Mahabrata kan banyak Versi
 
klo bukunya aku masih ada lengkap dari pertama sampe terakhir /no1

klo filmmending d puter yang asli dari india karena klo udh adaptasi tuh suah bayanginnya /no1 bntr nih aku masih cari gambarnya perang mahabrata terutama bisma yg meninggal tidak menyentuh tanah /no1
 
/hmm
kirimin dunk cc bukunnya
kalau ga di poto copi
biar ongkosnya di tanggung

butuh nih buat makalah

bhismaarrowbedgl6.jpg
 
Hmm..
Kl makalah sih bagusnya ada sumber asli..
Misalnya nanya dari orang" tua yg dianggap lebih taw..
N jgn lupa penulisan Justified nya yah..
Msh belok kiri belok kanan tuh..
 
Adiparwa
Kitab Adiparwa berisi berbagai cerita yang bernafaskan Hindu, seperti misalnya kisah pemutaran Mandaragiri, kisah Bagawan Dhomya yang menguji ketiga muridnya, kisah para leluhur Pandawa dan Korawa, kisah kelahiran Rsi Byasa, kisah masa kanak-kanak Pandawa dan Korawa, kisah tewasnya rakshasa Hidimba di tangan Bhimasena, dan kisah Arjuna mendapatkan Dropadi.

boleh ditambahin nih ????
ada bagian terpenting Adi Parwa yang tidak dikemukan diatas, yaitu dibaginya Hastina menjadi dua bagian yaitu Hastina pura dan wilayah Hastina yang berupa Hutan, Kandava... lalu Pandawa menbangun kerajaan disana dinamakan Indraprastha lalu mengadakan Aswamedha yajna (upacara Kuda utk meluaskan pengaruh kerajaan dan eksistensi Raja di Raja ), kemudian dilanjut dengan Rajasuya ( penobatan seorang Maharaja ).
keberhasilan Pandawa melaksankan Aswamedha dan Rajasuya lah yang makin memicu kebencian dan irihati Duryodhana ( ini merupakan salah satu hal pokok dlm keseluruhan Mahabharata)

Sabhaparwa
Kitab Sabhaparwa berisi kisah pertemuan Pandawa dan Korawa di sebuah balairung untuk main judi, atas rencana Duryodana. Karena usaha licik Sangkuni, permainan dimenangkan selama dua kali oleh Korawa sehingga sesuai perjanjian, Pandawa harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun dan setelah itu melalui masa penyamaran selama 1 tahun.

Duryodhana tidak pernah merencanakan sesuatu yang licik, dia lebih condong pada Radheya ( di indonesia lebih dikenal dengan nama Karna ) utk mencapai tujuan dengan cara Ksatria, tapi pengaruh Sakuni (sangkuni ;di Bali Sekuni) akhirnya mempengaruhi putusan Duryodhana, makanya judi itu digelar di Sabha Jayanta. dimana akhirnya dimenangkan oleh Kaurawa ( Korawa )

Wanaparwa
Kitab Wanaparwa berisi kisah Pandawa selama masa 12 tahun pengasingan diri di hutan. Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah Arjuna yang bertapa di gunung Himalaya untuk memperoleh senjata sakti. Kisah Arjuna tersebut menjadi bahan cerita Arjunawiwaha.

Arjuna bertapa digunung Indrakila bukan Himalaya ( Himalaya yg kita tau merupakan sebutan untuk Gunung Kailasa tempat bersthana Deva Siva ) untuk memperoleh anugerah Pasupata dari Siva ( Pasopati) serta astra Devata lainnya (aindraastra= senjata Indra, agneastra= senjata Agni Vaywaastra= senjata Vayu dll...) sebagai alat utk memenangkan perang dengan Kaurawa bila nanti Perang pecah, oh ya Arjunawiwaha pun memilki banyak perbedaan dengan kisah aslinya di Wanaparwa

Wirataparwa
Kitab Wirataparwa berisi kisah masa satu tahun penyamaran Pandawa di Kerajaan Wirata setelah mengalami pengasingan selama 12 tahun. Yudistira menyamar sebagai ahli agama, Bhima sebagai juru masak, Arjuna sebagai guru tari, Nakula sebagai penjinak kuda, Sahadewa sebagai pengembala, dan Dropadi sebagai penata rias.

tambahan...........
kisah pernikahan Abhimanyu dengan Uttari ( putri Wirata ) sehingga tercipta hubungan kekeluargaan antara Pandawa dgn Wirata, hal ini penting disampaikan karena Wirata merupakan sekutu Pandawa terpenting disamping Pancala ( kerajaan Drupada ayah Drupadi ) dalam Bharatayuddha

Udyogaparwa
Kitab Udyogaparwa berisi kisah tentang persiapan perang keluarga Bharata (Bharatayuddha). Kresna yang bertindak sebagai juru damai gagal merundingkan perdamaian dengan Korawa. Pandawa dan Korawa mencari sekutu sebanyak-banyaknya di penjuru Bharatawarsha, dan hampir seluruh Kerajaan India Kuno terbagi menjadi dua kelompok.

tambahan....
Kaurawa mempunyai 11 auksahuni Pandawa hanya 7 Aukhsahini, perlu juga disajikan tentang keberpihakan Salya pada Kaurawa, juga tentang pembicaraan Khrisna dengan Radheya yg mengungkap jadi diri Radheya ( Karna ), juga kunjungan Kunti pada Radheya dimana Radheya berjanji tidak akan membunuh Pandawa kecuali Arjuna. kemudian tentang Khrisna yg menawarkan pilihan , dirinya atau pasukan Narayana ( pasukan elit bangsa Whrisni ) kepada Duryodhana dan Arjuna saat keduanya meminta bantuan pada Khrisna juga sikap Netral Balarama ( Baladewa ). hal2 diatas penting disampaikan karena merupakan sebab2 penting dari Parwa2 selanjutnya

Bhismaparwa
Kitab Bhismaparwa merupakan kitab awal yang menceritakan tentang pertempuran di Kurukshetra. Dalam beberapa bagiannya terselip suatu percakapan suci antara Kresna dan Arjuna menjelang perang berlangsung. Percakapan tersebut dikenal sebagai kitab Bhagavad Gītā. Dalam kitab Bhismaparwa juga diceritakan gugurnya Resi Bhisma pada hari kesepuluh karena usaha Arjuna yang dibantu oleh Srikandi.

versi India Bhisma bukanlah Resi (tepatnya Rsi ) karena beliau belum menjalankan Wanaprastha Asrama ( level hidup dimana seseorang mulai memutuskan ikatan duniawi )
oh ya klo versi Jawa Srikandi itu istri Arjuna ya ?
klo di India bukan Srikandi tapi Sikhandi ( kakak Drupadi dan Dhristadyumna ) merupakan titisan Amba (sama dengan Versi Jawa ) tapi dia terlahir sebagai Wanita lalu bertukar kelamin deng seorang Yaksha ( mahluk surgawi ) sehingga menjadi laki-laki tulen, tapi Bhisma (Devavrata) tetap mengenali Sikhandi sebagai titisan Amba

sekian dulu ah kapan-kapan tak lanjut deh Parwa Parwa selanjutnya... ;)
 
Bisma adalah orang yg sangat mulia. oleh karena itu dia sangat dihormati pandawa. Bisma diberi hak oleh dewata untuk bisa menentukan sendiri waktu kematiannya. dia gak bisa mati ditangan arjuna atau bahkan kresna sekalipun. tapi hanya bisa mati ditangan srikandi. karena karma di masa lalu.
 
Bisma adalah orang yg sangat mulia. oleh karena itu dia sangat dihormati pandawa. Bisma diberi hak oleh dewata untuk bisa menentukan sendiri waktu kematiannya. dia gak bisa mati ditangan arjuna atau bahkan kresna sekalipun. tapi hanya bisa mati ditangan srikandi. karena karma di masa lalu.

bukan dewata Om
tapi oleh ayahnya Maharaja Santanu......
sebagai anugerah karena beliau mengambil sumpah untuk tidak menikah dihadapan Raja Nelayan ( ayah satyawati ) dimana Santanu yang tertarik dan mabuk asmara terhadap Satyawati tidak bisa memenuhi persyaratan yg diajukan oleh Raja Nelayan bahwa harus keturunan Satyawati yang menjadi Pewaris tahta Hastina, sehingga pinangannya ditolak.
Devavrata atas inisiatip sendiri menjemput Satyawati karena tau ayahnya sakit karena asmara, lalu terjadilah sumpah yang mengerikan/menggetarkan itu, karena mengambil sumpah itu lah dia bergelar " Bhisma "
 
hehe. pdhl aku belum tau ttg mahabrata, jd tau deh ceritanya....

makasih ya bro??
 
@sakradeva
santanu kan manusia biasa. mana bisa memberikan hak untuk menentukan kematian ke manusia lain.

dewatalah yg ngasih, tapi memang karena tergugah liat baktinya terhadap ayahnya.
 
@venusgospel
gini ya......
dalam tradisi Hindu setiap orang yang melakukan tindakan Dharma ( sesuai sastra Agama ) akan mendapat Punya ( punia ), misalnya para Rsi yang melakukan tapa brata/ yoga / meditasi banyak sekali mempunyai Punia ini, mereka gunakan Punia ini untuk menganugerahi seseorang ato malah mengutuk seseorang ( dengan ketentuan Punia mereka mencukupi utk itu ), para Rsi sangat menhindari pemberian kutukan karena akan sangat mengurangi Punia mereka ( dengan kata lain hasil jerih payah mereka selama itu akan terbuang sia-sia ).
namun masalah Punia ini tidak monopoli milik Varna ( golongan ) Brahmana aja, tapi juga Warna yang lain, Ksatria Wesya dan Sudra. jadi bukan Dewa saja yang bisa memberikan anugerah.
Maharaja Santanu telah banyak mempunyai Punia karena perbuatannya di masa lalu, sehingga memungkinkan beliau memberi suatu anugerah kepada putranya sesuai Punia yang dia miliki.
 
sori baru online /no1 TS nya mana nih /hmm bukuny amasih gue cari yang lengkap mklm buku lama /no1

ada yang punya filmnya mahbrata ga /hmm
 
detail banget.... di pelajaran sejarah gw, namanya dikenal sebagai Epos Mahabrata, dikarang oleh Vyasa, pake bahasa sansekerta, inti dari isinya itu kebaikan selalu menang atas kejahatan. hahaha..
 
klo rama dan sinta masuk ke dalam mahabrata ga ya /hmm /hmm
 
klo rama dan sinta masuk ke dalam mahabrata ga ya /hmm /hmm

ga non....
Rama Sita ( bukan shinta, coz literatur India namanya Sita, di Bali juga Sita, cuma di Jawa aja menyebutnya Shinta )
keduanya tokoh cerita dalam Ramayana..... namun kisah Ramayana ini juga diceritakan dalam Mahabharata ( tepatnya di Wanaparva )
Ramayana dan MahaBharata di dalam pengelompokan Kitab-kitab suci Hindu termasuk dalam kelompok Itihasa.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.