• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Lokasamgraha

goesdun

IndoForum Junior A
No. Urut
32661
Sejak
7 Feb 2008
Pesan
3.022
Nilai reaksi
66
Poin
48
LOKASAMGRAHA
(Kesejahteraan Umat Hindu)​
"Adalah kewajiban bagi setiap orang untuk mendedikasikan (membaktikan) hidupnya, intelejensi (kepandaiannya), kekayaannya, kata-katanya, dan pekerjaannya bagi kesejahteraan mahluk lain"
(Bhagawata Purana : 10.22.35)​

[FONT=&quot]Kini adalah saatnya bagi kita semua untuk memperluas makna yadnya, tidak saja pengorbanan dalam hubungannya dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama umat, berdasarkan ‘daya" (compassion atau cinta kasih) dan ‘dana’ (pemberian bantuan)[/FONT]



Agama yang tidak peka terhadap penyakit masyarakat dan tidak ikut ambil bagian dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, tidak mendapat tempat dalam masyarakat modern, tidak menarik bagi manusia modern. ( Sarvepalli Radhakrisnan)

Lokasamgraha adalah ideal masyarakat Hindu. Lokasamgraha mengisyaratkan, adanya kesadaran sosial dari masing-masing pemeluk Hindu, bahwa pencapaian masyarakat yang sejahtera, masyarakat yang bebas dari kemiskinan material maupun spiritual, memerlukan adanya kesetiakawanan, solidaritas, saling tolong menolong, (bahasa Bali "salunglung sabayantaka"), atau kesalingterhubungan dari seluruh pemeluk Hindu.

Kesadaran, solidaritas sosial dan kesalingterhubungan ini melintasi klan, soroh, marga, dadia, padarman, suku bangsa.

Dengan kata lain, setiap pemeluk Hindu, dimanapun dia berada, apapun klan, marga atau suku bangsanya adalah saudara bagi pemeluk Hindu lainnya.

Penderitaan seorang pemeluk Hindu, adalah juga penderitaan bagi pemeluk Hindu lainnya.

Kebahagiaan bagi seorang pemeluk Hindu adalah juga kebahagiaan bagi pemeluk Hindu lainnya.

Solidaritas keumatan ini, dalam masyarakat Hindu di Bali disebut "suka duka".

Konsep, norma, dan nilai-nilai suka-duka, perlu diperluas, tidak hanya menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan ritual atau upakara, tetapi juga meliputi bidang lain, seperti misalnya bidang ekonomi dan pendidikan.

Dan tidak hanya bagi pemeluk Hindu yang berasal dari suku Bali, tapi mencakup seluruh pemeluk Hindu di Indonesia, apapun sukunya.


oOo


Langkah-langkah membayar Dharma Dana
3215041134_482598a2d4.jpg






 
Perkembangan Hindu di Amerika

CHICAGO, ILLINOIS, 16 Oktober 2007: Hinduisme adalah kebijaksanaan yang kaya, mendalam, kuno, tidak lekang waktu, abadi dan mudah beradaptasi yang dikemas berasama dalam praktek-praktek dan naskah-naskah suci di mana umat Hindu memiliki akses mengalir di India, di mana dikatakan bahwa seseorang menjadi Hindu karena “pengaruh lingkungan”. Pertama kali kita pikir bahwa di antara agama-agama kaum imigran, Hinduisme, karena ke-unikan-nya, akan menjadi agama yang paling sulit untuk diwariskan ke generasi muda. Kami berharap kaum muda Hindu di kelompok-kelompok studi akan memunculkan kebingungan tentang identitas keagamaan mereka. Kami tidak berharap apa yang kenyataannya kami temukan yang diwakili dengan baik oleh para mahasiswa Universitas Illinois di Chicago (UIC) kami mulai bicara tentang lima tahun lalu: para murid yang lahir di Amerika dan dibesarkan dalam keluarga Hindu Amerika yang begitu antusias baik pria maupun wanita. Study kami lebih jauh mengenai institusi-institusi hindu dan keluarga-keluarga Hindu telah menyingkapkan sebagian sebab-sebab dalam apa yang sejauh ini telah menjadi kisah sukses : institusi keagamaan (mandir-mandir, perkumpulan suci, sekolah agama minggu, kemah studi musim panas, kelas-kelas khusus), sebagian besar dari kegiatan ini baru-baru saja didirikan; para pengajar (guru agama, musik dan tari); persahabatan dan jalinan kerjasama, dan perhatian yang makin meningkat dari para orangtua.

Source : IGN. Ambara; sumber HPI
 
Menuju Keluarga Yang Awatar Menurut Hindu

Berikut akan ditampilkan rangkuman Dharmatula umat Hindu di Batam dengan Ida Pedanda Sebali Tianyar yang dilaksanakan di Pura Agung Ametha Bhuana Batam pada saat upacara Mahakumbabisekam Sri Lalitha Tri Purusa Sundari Temple beberapa waktu yang lalu. Adapun tema yang dibahas pada dharmatula tersebut adalah:

"Bagaimana Cara Menciptakan Keluarga Yang Sukinah/Awatar Menurut Hindu dan Persiapan Menuju Keluarga Yang Sejahtera Bagi Brahmacari"

Pembukaan dari Ida Pedanda Sebali Tianyar:

Membuka kehidupan grehasta dalam filsafat agama hindu dikatakan sebagai usaha untuk menyatukan buana alit dan buana agung. Kehidupan grehasta memberikan kesempatan untuk menyatukan purusa dan predana dalam lembaga perkawinan. Purusa dan Predana dalam tatwa tidak ditekankan dalam perbedaan jenis kelamin, akan tetapi dilihat dari fungsi-fungsi yang melekat dari purusa dan pradana tersebut.

Jadi siapapun di dalam keluarga berperan sebagai purusa dan pradana mesti memegang teguh kewajiban-kewajiban yang harus diemban.

Seorang Purusa hendaknya memiliki sifat-sifat berikut:

1. Bersifat seperti Pertiwi, yaitu memberikan penghidupan bagi keluarga yang dibinanya. Sesorang purusa hendaknya menjaga pertiwi yang diembannya dengan penuh tanggung jawab. Seorang kepala keluarga yang berani menjual tanah warisnya tanpa tujuan yang jelas terhadap kelangsungan masa depan anak bisa dikatakan sudah durhaka kepada ibu pertiwi.

2. Bersifat seperti Apah, yaitu menjadikan air menjadi bersih adalah tugas seorang purusa dalam keluarga. Kewajiban juga mengolah air dengan mengedepankan kesejahteraan alam.

3. Bersifat seperti Bayu, yaitu sebagai penggerak ekonomi keluarga dengan mencari harta dengan penuh kebijaksanaan. Seorang purusa janganlah banyak berhutang dan lebih banyak menabung dari harta yang didapat. Purusa juga harus mengawasi bagaimana menjaga agar istri jangan banyak berhutang.

4. Bersifat seperti Teja. Teja dalam seorang purusa adalah ilmu pengetahuan. Seorang purusa memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan pada keluarga dengan mengedepankan pendidikan moral. Seorang purusa hendaknya bisa berpredikat pradnyan untuk bisa menyelamatkan moral dan menjadi sumber penerangan moral keluarga.

Pradana/prakerti artinya melayani. Kewajiban utama seorang istri adalah untuk “melayani” dengan berdasar pada keselarasan fungsi purusa dan pradana. Kebijaksanaan seorang istri akan menentukan keberhasilan suami.

Seorang Pradana hendaknya memiliki sifat-sifat berikut:

1. Bersifat Pertiwi, yaitu harus menyiapkan diri menjadi ibu dari anak-anak. Anak menurut hindu adalah antara lain: anak didarma, anak kandung, anak karma (anak yang paling utama), dan anak angkat. Tugas seorang predana yang terberat adalah menjadikan suami sebagai anak dalam arti untuk bisa diayomi agar menjadi manusia yang baik.
2. Bersifat sebagai Parwati. Seorang pradana hendaknya bisa seperti gunung yang tahan goncangan. Sebagai parwati, pendekatan diri dengan Hyang Widi dengan praktek yadnya dan yoga semadi sangat diperlukan. Menyebut nama Tuhan sudah semestinya dilaksanakan dalam semua langkah kegiatan sehari-hari. Nyanyikanlah wargasari pada saat memotong sayur, ucapkanlah om nama siwa ya pada saat menghaluskan bumbu dan lakukanlah yadnya sesa setelah selesai memasak, niscaya seorang predana akan menjadi yang tahan goncangan badai kehidupan mercepada.
3. Bersifat seperti Laksmi yaitu pandai menata kehidupan keluarga dengan dorongan moril kepada suami dan anak-anak.
4. Bersifat seperti Padmi: sebagai partner suami yang baik menyangkut kebutuhan lahir dan bathin. Siap lahir dan bathin secara tepat waktu, kamasutra menjadi keharusan.
5. Bersifat Pati: satya brata. Menjaga kesetiaan dan kehormatan seorang istri. Contoh sifat ini adalah sang satyawati terhadap sang salya mengikat kain kepada sang suami.

Berikut petikan tanya-jawab antara umat dengan Ida Pedanda Sebali Tianyar:

Pertanyaan 1: Apakah betul bahwa anak laki-laki bisa membebaskan karma orang tuanya seperti yang ada dalam ceritera jagatkaru?

Jawaban: Jagatkaru hanya tafsir. Laki laki menurut agama hindu harus dipandang sebagai purusa murni yang disesuaikan dengan fungsinya dalam keluarga. Adalah adat yang menggelapkan dan menjerumuskan prioritas laki-laki menjadi lebih mulia dari wanita padahal penghormatan kepada perempuan di Bali sangat mulia dengan sebutan “ibu” kepada pura di bali. Janganlah kita terbelenggu kepada tafsir, lebih banyaklah menekankan kepada kitab sruti yang tidak berdasar tafsir.

Pertanyaan 2: Bagaimana cara membentuk keluarga sukinah?

Jawaban: Agama hindu mengedepankan membentuk keluarga yang awatar. Seorang purusa harus bertanggung jawab membentuk keluarga awatar dengan menjaga keteguhan diri dan menunjukkan kesucian diri kepada keturunan dan kesetiaan pada dharma. Banyak orang suci lahir pada keluarga yang sukinah. Bersiaplah menjadi keluarga yang siap menerima awatar. Sadu suci, suasana berkasih sayang dengan istri, tetangga teman dsb.

Pertanyaan 3: Bagaimana pandangan Hindu tentang Poligami dan Poliandri?

Jawaban: Hukum purusa dan pradana berkorelasi satu-satu. Dalam pandangan hindu melihat hukum purusa dan predana yang satu berhubungan dengan yang lain, sehingga poligami dan poliandri menjadi tidak dibenarkan. Yang membenarkan adalah tafsir yang disebabkan karena kesulitan mencapai pasangan sejati. Kekurangan ini yang menjadi penyebab kurangnya kita menyadari kekurangan kita.

Pertanyaan 4: Jika mempunyai anak perempuan saja apakah artinya keluarga tidak mempunyai Purusa ?

Jawaban: Penjelasan tentang purusa harus ditelaah lebih jauh. Weda menitik-beratkan akan fungsi purusa dalam keluarga. Kalau hal ini tidak dapat dilakukan maka satu satunya adalah dengan process nyentana, maka anak perempuan menjadi bisa menjadi seorang purusa. Yang paling penting dalam keluarga, bagaimana membentuk anak yang subhakarma.

Sumber : Hindu Batam
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.