arcala
IndoForum Beginner A
- No. Urut
- 89881
- Sejak
- 20 Jan 2010
- Pesan
- 1.120
- Nilai reaksi
- 71
- Poin
- 48
Maaf Klo Ada Posting yang Re-post /hmm /gawi
------------------------------
DAFTAR ISI :
---------------------------------------------------------
PERTAMAX
Cerita ini dari berbagai sumber yang layak dipercaya.
Puti suluh makan adalah seorang wanita cantik dizamannya. Puti suluh makan berasal dari Tanjung Gagak, berdekatan dengan Muara air Dikit atau Ujung Buki Pematang Suo. Dusun Tanjung Gagak dikuasai raja gagak. Nama gagak diambil dari nama sejenis burung yaitu burung gagak.
------------------------------
DAFTAR ISI :
- DANAU KACO LEMPUR
- Legenda Batu Panjang
- Asal Mula Nama Irian
- Batu Menangis
- Asal Usul Danau Maninjau
- SI PAHIT LIDAH
- CINDELARAS
- Asal Usul Danau Lipan
- Kutukan Raja Pulau Mintin (Kalteng)
- ASAL MULA KERANG DI NIMBORAN
- Cerita rakyat bali : "Jayasuprana dan Layonsari"
- Mentiko Betuah
- Legenda Gunung Wurung, Kisah Putung Kempat, Untung Suropati
- Syekh Belabelu, Cerita layang
- Semangka Emas (sambas) dan Asal Mula Danau Si Losung Dan Si Pinggan (Sumut)
- Puteri Junjung Buih - Kalimantan Selatan
- Legenda Sungai Jodoh ( Cerita Rakyat Batam )
- Legenda Kebo Iwa, patriot Nusantara
- Si Lancang - Riau
---------------------------------------------------------
PERTAMAX
Danau Kaco lempur
Cerita ini dari berbagai sumber yang layak dipercaya.
Puti suluh makan adalah seorang wanita cantik dizamannya. Puti suluh makan berasal dari Tanjung Gagak, berdekatan dengan Muara air Dikit atau Ujung Buki Pematang Suo. Dusun Tanjung Gagak dikuasai raja gagak. Nama gagak diambil dari nama sejenis burung yaitu burung gagak.
Puti suluh makan menurut konon dilahirkan di dusun Tanjung Gagak dan dibesarkan disana. Menurut riwayat sebelumnya "Puti suluh makan" bernama putri letak melintang kenapa diberi nama demikian? Sebab diberi nama melintang karena ada keanehan pada (Maaf) kemaluan atau vagina-nya, adapun yang terdapat pada kemaluan adalah melintang. Dengan keanehan letak vagina itulah maka diberi nama letak melintang.
Wajah cantik, dimiliki oleh gadis letak melintang ini membuat para pemuda dan anak-anak remaja yang ada di desa Tanjung Banuang Dusun Tinggi dan Tanjung Kasri Kegirangan. Dalam wilayah pemuncak nan tigo kaum, punya keinginan atau jatuh cinta kepada puti letak melintang, sehingga namanya begitu populer seantero negeri itu. Karena kecantikan dan kemolekannya banyak anak-anak raja dan pemuda waktu itu berkeinginan melamarnya. Namun Puti Letak Melintang setiap lamaran diterima oleh Bapaknya sulit sekali raja gagak menolak lamaran. Sehingga lamaran sudah bertumpuk membuat raja gagak bingung siapa diantara mereka diterima lamarannya.
Titipan tanda ikatan janji seperti emas dan intan diberikan anak raja dan pemuda seantaro kawasan negeri itu kepada Puti letak Melintang telah memenuhi kendi kecil yang terbuat dari tanah. Keinginan anak raja dan pemuda terhadap puti ini membuat ayah Puti Letak Melintang juga jatuh cinta pada anaknya, hingga membuat niat durjana dan gilanya bangkit, bahkan ingin menikah dengan anaknya untuk dijadikan isteri.
Makin hari keinginan menikahi anaknya makin kuat, maka akhirnya niat jahat untuk mesum dengan anak sendiri diketahui oleh isterinya, rupanya terjadilah pertengkaran antara raja gagak dengan isteri, serta timbul niat jahat membunuh isterinya. Setelah isterinya meninggal raja gagak membawa anaknya Puti untuk pindah ke Gunung Kunyit bagian barat, dipinggiran Sungai Manjuto. Kemudian menetap disana dan mendirikan desa (sekarang masih ada bekas atau peninggalan didesa itu diberi nama Dusun Batong Limok Purot).
Kawasan yang dihuni oleh Raja gagak dan anaknya puti beserta rakyatnya tidak aman untuk di tempati sebagai sebuah pemukiman, karena sangat liar dan penuh dengan binatang buas, terutama ular. setiap hari mereka diganggu oleh ular yang banyak sekali, baik dalam maupun luar rumah. Merasa tidak aman tinggal di negeri itu, maka raja gagak membawa anaknya lari dari rakyatnya dengan membawa emas dan intan yang dipersembahkan sebagai tanda ikatan janji dari anak raja dan pemuda setempat yang tersimpan di kendi tanah.
Sewaktu dibawa lari, tidak beberapa lama kemudian, konon menurut kabar waktu itu anaknya hamil oleh bapak sendiri. Kemudian raja gagak punya rencana ingin pergi ke Tanjung Kasri. Setelah sampai di Muara Lambing Sungai Manjuto, raja gagak membatalkan niatnya. Kepergian raja gagak hendak menyembunyikan emas dan intan yang ada di dalam kendi ke dalam lubuk Muara Labing, namun sang raja gagal untuk menyembunyikannya. Karena membiaskan cahaya kemilau pada alam sekitarnya. Ia takut bila kelak di temukan dan diambil oleh orang yang akan lewat dekas sana "kalau saya simpan, karena kemilau pada alam sekitar, nanti diambil orang. Lebih baik saya simpan di tempat yang lebih aman", Kata Raja Gagak membathin.
Kemudian Raja Gagak mengambil kembali kendi Guci tadi dan berjalan mengikuti Arus Sungai Manjuto-Lempur, tidak beberapa jauh dari Sungai Manjuto Raja Gagak menyembunyikan emas dan intan didasar Danau Kaco. "Baiknya saya simpan didasar Danau Kaco saja. Inikan jauh dari pantauan orang", Kata Raja Gagak sambil membenamkan kendi berisi emas sembahan tersebut ke Dasar Danau Kaco.
(Menurut riwayat Kendi Emas dan Intan yang berkilau didasar Danau Kaco diyakini masyarakat setempat masih tersimpan didasar Danau Kaco Itu. Percobaan pengambilan emas ini telah membuat Lisyuar Yusuf warga Koto Payang meninggal dunia). Setelah Raja Gagak menyembunyikan atau menyimpan emas dan intan di dasar Danau Kaco, maka ia pun melanjutkan perjalanan menuju Bukit lintang. Bersama dengan anaknya "Puti Letak Melintang". Setelah sampai di puncak bukit lintang. Raja gagak berpikir panjang dan panik. Karena anaknya sudah hamil karena perbuatannya sendiri. Disisi lain memikirkan emas dan intan yang sudah diambinya sebagai tanda ikatan cinta dari anak-anak raja di wilayah kerinci lainnya.
Karena sudah hamil dan sangat malu, maka raja berpantun "Bukit Lintang, kena cahaya matahari pagi. Puti Letak Melintang bila membawa membikin intang (masalah), bila ditinggal membawa sedih hati". Aku malu pada diriku dan pinangan orang kutolak. Lebih baik aku membunuh Puti Letak Melintang", Katanya membathin dalam hati. Setelah Raja Gagak Berpantun, kemudian ia memotong dan membunuh anaknya dengan keris.
Puti Letak melintang dimakamkan di Puncak Bukit Lintang, tepatnya dipuncak Bukit Lintang kanan jalan Ipuh-Lempur. Sementara terdapat Buyang tapan yang selalu dibawanya dan berupa sebentuk jangki. Barang tersebut terbuat dari bambu kepunyaan bukit melintang bergulir dan jatuh kearah bukit giwo. Konon, Buyang ini menjelma menjadi ular sawo, ular besar.
Versi lain yang berkembang, Puli suluh Makan bila makan dalam gelap telunjuk jarinya bercahaya, bagaikan lampu (suluh). Cerita lain, buyang tapan yang menjelma jadi ular bisa diketemukan bila anda menempuh perjalanan ipuh lempur. (cerita ini diangkat dari cerita rakyat lempur - sumber terpilih )
Wajah cantik, dimiliki oleh gadis letak melintang ini membuat para pemuda dan anak-anak remaja yang ada di desa Tanjung Banuang Dusun Tinggi dan Tanjung Kasri Kegirangan. Dalam wilayah pemuncak nan tigo kaum, punya keinginan atau jatuh cinta kepada puti letak melintang, sehingga namanya begitu populer seantero negeri itu. Karena kecantikan dan kemolekannya banyak anak-anak raja dan pemuda waktu itu berkeinginan melamarnya. Namun Puti Letak Melintang setiap lamaran diterima oleh Bapaknya sulit sekali raja gagak menolak lamaran. Sehingga lamaran sudah bertumpuk membuat raja gagak bingung siapa diantara mereka diterima lamarannya.
Titipan tanda ikatan janji seperti emas dan intan diberikan anak raja dan pemuda seantaro kawasan negeri itu kepada Puti letak Melintang telah memenuhi kendi kecil yang terbuat dari tanah. Keinginan anak raja dan pemuda terhadap puti ini membuat ayah Puti Letak Melintang juga jatuh cinta pada anaknya, hingga membuat niat durjana dan gilanya bangkit, bahkan ingin menikah dengan anaknya untuk dijadikan isteri.
Makin hari keinginan menikahi anaknya makin kuat, maka akhirnya niat jahat untuk mesum dengan anak sendiri diketahui oleh isterinya, rupanya terjadilah pertengkaran antara raja gagak dengan isteri, serta timbul niat jahat membunuh isterinya. Setelah isterinya meninggal raja gagak membawa anaknya Puti untuk pindah ke Gunung Kunyit bagian barat, dipinggiran Sungai Manjuto. Kemudian menetap disana dan mendirikan desa (sekarang masih ada bekas atau peninggalan didesa itu diberi nama Dusun Batong Limok Purot).
Kawasan yang dihuni oleh Raja gagak dan anaknya puti beserta rakyatnya tidak aman untuk di tempati sebagai sebuah pemukiman, karena sangat liar dan penuh dengan binatang buas, terutama ular. setiap hari mereka diganggu oleh ular yang banyak sekali, baik dalam maupun luar rumah. Merasa tidak aman tinggal di negeri itu, maka raja gagak membawa anaknya lari dari rakyatnya dengan membawa emas dan intan yang dipersembahkan sebagai tanda ikatan janji dari anak raja dan pemuda setempat yang tersimpan di kendi tanah.
Sewaktu dibawa lari, tidak beberapa lama kemudian, konon menurut kabar waktu itu anaknya hamil oleh bapak sendiri. Kemudian raja gagak punya rencana ingin pergi ke Tanjung Kasri. Setelah sampai di Muara Lambing Sungai Manjuto, raja gagak membatalkan niatnya. Kepergian raja gagak hendak menyembunyikan emas dan intan yang ada di dalam kendi ke dalam lubuk Muara Labing, namun sang raja gagal untuk menyembunyikannya. Karena membiaskan cahaya kemilau pada alam sekitarnya. Ia takut bila kelak di temukan dan diambil oleh orang yang akan lewat dekas sana "kalau saya simpan, karena kemilau pada alam sekitar, nanti diambil orang. Lebih baik saya simpan di tempat yang lebih aman", Kata Raja Gagak membathin.
Kemudian Raja Gagak mengambil kembali kendi Guci tadi dan berjalan mengikuti Arus Sungai Manjuto-Lempur, tidak beberapa jauh dari Sungai Manjuto Raja Gagak menyembunyikan emas dan intan didasar Danau Kaco. "Baiknya saya simpan didasar Danau Kaco saja. Inikan jauh dari pantauan orang", Kata Raja Gagak sambil membenamkan kendi berisi emas sembahan tersebut ke Dasar Danau Kaco.
(Menurut riwayat Kendi Emas dan Intan yang berkilau didasar Danau Kaco diyakini masyarakat setempat masih tersimpan didasar Danau Kaco Itu. Percobaan pengambilan emas ini telah membuat Lisyuar Yusuf warga Koto Payang meninggal dunia). Setelah Raja Gagak menyembunyikan atau menyimpan emas dan intan di dasar Danau Kaco, maka ia pun melanjutkan perjalanan menuju Bukit lintang. Bersama dengan anaknya "Puti Letak Melintang". Setelah sampai di puncak bukit lintang. Raja gagak berpikir panjang dan panik. Karena anaknya sudah hamil karena perbuatannya sendiri. Disisi lain memikirkan emas dan intan yang sudah diambinya sebagai tanda ikatan cinta dari anak-anak raja di wilayah kerinci lainnya.
Karena sudah hamil dan sangat malu, maka raja berpantun "Bukit Lintang, kena cahaya matahari pagi. Puti Letak Melintang bila membawa membikin intang (masalah), bila ditinggal membawa sedih hati". Aku malu pada diriku dan pinangan orang kutolak. Lebih baik aku membunuh Puti Letak Melintang", Katanya membathin dalam hati. Setelah Raja Gagak Berpantun, kemudian ia memotong dan membunuh anaknya dengan keris.
Puti Letak melintang dimakamkan di Puncak Bukit Lintang, tepatnya dipuncak Bukit Lintang kanan jalan Ipuh-Lempur. Sementara terdapat Buyang tapan yang selalu dibawanya dan berupa sebentuk jangki. Barang tersebut terbuat dari bambu kepunyaan bukit melintang bergulir dan jatuh kearah bukit giwo. Konon, Buyang ini menjelma menjadi ular sawo, ular besar.
Versi lain yang berkembang, Puli suluh Makan bila makan dalam gelap telunjuk jarinya bercahaya, bagaikan lampu (suluh). Cerita lain, buyang tapan yang menjelma jadi ular bisa diketemukan bila anda menempuh perjalanan ipuh lempur. (cerita ini diangkat dari cerita rakyat lempur - sumber terpilih )