magnum
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 1320
- Sejak
- 27 Mei 2006
- Pesan
- 14.143
- Nilai reaksi
- 417
- Poin
- 83
Penduduk Austria dilanda kepanikan karena sedang menghadapi ancaman serangan laba-laba berbisa. Sejumlah warga dilaporkan telah digigit laba-laba perut kuning yang menyebabkan sakit kepala dan mula-mual.
Sekitar 190 orang memeriksakan diri ke rumah sakit utama di wilayah barat laut Kota Linz karena merasa diserang. Namun, sesuai pemberitaan jaringan penyiaran nasional Austria Österreichischer Rundfunk (ORF), hasil pemeriksaan dokter menunjukkan hanya ada 8 orang yang terbukti terkena racunnya.
Laporan mengenai serangan hewan berbisa tersebut menghiasi berita utama media lokal di awal musim panas yang sedang berlangsung saat ini. Meskipun tidak mematikan, terjadinya serangan yang beruntun membuat panik ratusan warga dan mendorong pemerintah untuk mengatasinya.
"Gigitan laba-laba perut kuning benar-benar menyakitkan meskipun tidak mematikan," kata Menteri Kesehatan Austria, Maria Rauch-Kallat. Jika Anda digigit, lanjut Rauch-Kallat, jangan panik dan segera menghubungi dokter untuk diberi perawatan.
"Rasanya seperti disengat lebah, namun tidak terlalu sakit," kata Baldinger (53), seorang dokter di Provinsi Upper Austria yang terserang laba-laba minggu lalu saat berkebun. Dua hari kemudian, luka bekas gigitannya memerah dan terinfeksi dan efek lainnya akan berlangsung antara 8 hingga 10 minggu kemudian.
Para ahli mengimbau warga agar tidak terlalu panik. Hewan yang memiliki nama latin Cheirasanthiium punctorium dan dikenal dengan nama Dornfingerspinne di Jerman merupakan salah satu dari 1000 spesies yang ditemukan di Austria dan negara tetangganya, Jerman, Italia, dan Swiss.
"Mereka selalu terlihat sepanjang tahun," kata Christian Komposch dari Institut Ekologi Hewan di Graz. Ia menyalahkan media lokal yang mendramatisir serangan tersebut sehingga menimbulkan kepanikan dan misinformasi.
Menurut Komposch, tindakan tepat pertama kali dapat dilakukan saat tergigit adalah membasuh luka dengan air hangat. Namun, yang paling penting tentu saja tidak panik.
Meskipun mengancam, laba-laba jenis ini punya nilai jual. menurut Harian Kurier, para kolektor serangga berani merogok kocek lebih dari 255 dollar untuk seekor spesimen.
Sekitar 190 orang memeriksakan diri ke rumah sakit utama di wilayah barat laut Kota Linz karena merasa diserang. Namun, sesuai pemberitaan jaringan penyiaran nasional Austria Österreichischer Rundfunk (ORF), hasil pemeriksaan dokter menunjukkan hanya ada 8 orang yang terbukti terkena racunnya.
Laporan mengenai serangan hewan berbisa tersebut menghiasi berita utama media lokal di awal musim panas yang sedang berlangsung saat ini. Meskipun tidak mematikan, terjadinya serangan yang beruntun membuat panik ratusan warga dan mendorong pemerintah untuk mengatasinya.
"Gigitan laba-laba perut kuning benar-benar menyakitkan meskipun tidak mematikan," kata Menteri Kesehatan Austria, Maria Rauch-Kallat. Jika Anda digigit, lanjut Rauch-Kallat, jangan panik dan segera menghubungi dokter untuk diberi perawatan.
"Rasanya seperti disengat lebah, namun tidak terlalu sakit," kata Baldinger (53), seorang dokter di Provinsi Upper Austria yang terserang laba-laba minggu lalu saat berkebun. Dua hari kemudian, luka bekas gigitannya memerah dan terinfeksi dan efek lainnya akan berlangsung antara 8 hingga 10 minggu kemudian.
Para ahli mengimbau warga agar tidak terlalu panik. Hewan yang memiliki nama latin Cheirasanthiium punctorium dan dikenal dengan nama Dornfingerspinne di Jerman merupakan salah satu dari 1000 spesies yang ditemukan di Austria dan negara tetangganya, Jerman, Italia, dan Swiss.
"Mereka selalu terlihat sepanjang tahun," kata Christian Komposch dari Institut Ekologi Hewan di Graz. Ia menyalahkan media lokal yang mendramatisir serangan tersebut sehingga menimbulkan kepanikan dan misinformasi.
Menurut Komposch, tindakan tepat pertama kali dapat dilakukan saat tergigit adalah membasuh luka dengan air hangat. Namun, yang paling penting tentu saja tidak panik.
Meskipun mengancam, laba-laba jenis ini punya nilai jual. menurut Harian Kurier, para kolektor serangga berani merogok kocek lebih dari 255 dollar untuk seekor spesimen.