Azazil
IndoForum Newbie E
- No. Urut
- 114893
- Sejak
- 22 Jan 2011
- Pesan
- 46
- Nilai reaksi
- 2
- Poin
- 8
TIDAK dapat disangkal lagi air zat gizi esensial bagi kehidupan. Semua sistem dalam tubuh bergantung pada air. Kurangnya air dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi, yaitu saat air dalam tubuh tidak mencukupi untuk melakukan fungsi kerja tubuh secara normal.
Dehidrasi ringan sekalipun menyebabkan gangguan pada sistem tubuh, termasuk pada tingkat kinerja, kognitif dan suasana hati (mood). Studi terbaru yang dilakukan oleh Lawrence Armstrong, pada 2010 menyimpulkan perempuan lebih rentan (tingkat dehidrasi 1,3%) terhadap dampak negatif dehidrasi pada kinerja, kognitif dan mood dibandingkan lelaki (tingkat dehidrasi 1,5%).
”Selain mengatur suhu tubuh, air juga berfungsi untuk melembabkan jaringan mulut, mata dan hidung, melindungi organ dan jaringan tubuh, membantu mencegah konstipasi, membantu melarutkan mineral dan zat gizi lainnya sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh, sebagai pelumas sendi, meringankan beban ginjal dan hati dengan melarutkan sisa-sisa metabolisme.
Itu menunjukkan betapa air adalah zat gizi yang esensial bagi tubuh, sehingga kehilangan air sebanyak 20% saja akibatnya bisa fatal,” kata DR.dr. Luciana Sutanto, SpGK, belum lama ini.
Penelitian-penelitian mutakhir mengindikasikan kurangnya asupan cairan, khususnya air mempunyai efek pada risiko batu dan infeksi saluran kencing, kanker usus besar dan saluran kencing, konstipasi, obesitas pada anak dan remaja, hipertensi dan tromboemboli vena, penyakit jantung koroner dan prolaps katup mitral jantung.
Selain itu, stroke pembuluh darah otak, hiperosmolar, hiperglikemik diabetik ketoasidosis, glaukoma, terganggunya fungsi kelenjar ludah serta gangguan kesehatan lansia secara umum. Demikian kata Luciana.
”Proses perolehan air dalam tubuh kita dapat terjadi secara disadari yaitu dengan makan dan minum atau tidak disadari yaitu hasil metabolisme. Sedangkan proses kehilangan air dapat terjadi secara disadari, yaitu melalui urin dan feses maupun terjadi secara tidak disadari, yaitu melalui nafas dan keringat," terangnya.
Luciana meneruskan, "Perolehan dan kehilangan air dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, luas permukaan tubuh, suhu dan kelembaban lingkungan, aktivitas fisik serta penyakit".
Pada kesempatan yang sama, Saptawati Bardosono, mengatakan, ”Saat ini dunia termasuk di Indonesia sedang mengalami masalah dehidrasi ringan kronik, yang diakibatkan oleh gangguan pada mekanisme rasa haus, kurang menyukai rasa air minum, kebiasaan mengonsumsi diuretika alamiah (kafein dan alkohol), partisipasi dalam latihan fisik, dan kondisi lingkungan (wc yang sanitasinya kurang baik). Ayo, jangan sampai mood memburuk karena kekurangan cairan. (go4/*****)
Dehidrasi ringan sekalipun menyebabkan gangguan pada sistem tubuh, termasuk pada tingkat kinerja, kognitif dan suasana hati (mood). Studi terbaru yang dilakukan oleh Lawrence Armstrong, pada 2010 menyimpulkan perempuan lebih rentan (tingkat dehidrasi 1,3%) terhadap dampak negatif dehidrasi pada kinerja, kognitif dan mood dibandingkan lelaki (tingkat dehidrasi 1,5%).
”Selain mengatur suhu tubuh, air juga berfungsi untuk melembabkan jaringan mulut, mata dan hidung, melindungi organ dan jaringan tubuh, membantu mencegah konstipasi, membantu melarutkan mineral dan zat gizi lainnya sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh, sebagai pelumas sendi, meringankan beban ginjal dan hati dengan melarutkan sisa-sisa metabolisme.
Itu menunjukkan betapa air adalah zat gizi yang esensial bagi tubuh, sehingga kehilangan air sebanyak 20% saja akibatnya bisa fatal,” kata DR.dr. Luciana Sutanto, SpGK, belum lama ini.
Penelitian-penelitian mutakhir mengindikasikan kurangnya asupan cairan, khususnya air mempunyai efek pada risiko batu dan infeksi saluran kencing, kanker usus besar dan saluran kencing, konstipasi, obesitas pada anak dan remaja, hipertensi dan tromboemboli vena, penyakit jantung koroner dan prolaps katup mitral jantung.
Selain itu, stroke pembuluh darah otak, hiperosmolar, hiperglikemik diabetik ketoasidosis, glaukoma, terganggunya fungsi kelenjar ludah serta gangguan kesehatan lansia secara umum. Demikian kata Luciana.
”Proses perolehan air dalam tubuh kita dapat terjadi secara disadari yaitu dengan makan dan minum atau tidak disadari yaitu hasil metabolisme. Sedangkan proses kehilangan air dapat terjadi secara disadari, yaitu melalui urin dan feses maupun terjadi secara tidak disadari, yaitu melalui nafas dan keringat," terangnya.
Luciana meneruskan, "Perolehan dan kehilangan air dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, luas permukaan tubuh, suhu dan kelembaban lingkungan, aktivitas fisik serta penyakit".
Pada kesempatan yang sama, Saptawati Bardosono, mengatakan, ”Saat ini dunia termasuk di Indonesia sedang mengalami masalah dehidrasi ringan kronik, yang diakibatkan oleh gangguan pada mekanisme rasa haus, kurang menyukai rasa air minum, kebiasaan mengonsumsi diuretika alamiah (kafein dan alkohol), partisipasi dalam latihan fisik, dan kondisi lingkungan (wc yang sanitasinya kurang baik). Ayo, jangan sampai mood memburuk karena kekurangan cairan. (go4/*****)