• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Komiknya orang Medan

facebookeb

IndoForum Senior A
No. Urut
210735
Sejak
9 Jan 2013
Pesan
7.471
Nilai reaksi
96
Poin
48
yK0A.jpg
Cemana, gak aci, tengok, mentel, kedan, tre, gosokan hanya secuil kata-kata slang yang dikenal dengan bahasa Medan. Buat mereka yang tak pernah mendengar kata-kata tersebut pasti merasa asing dan aneh.

Kata-kata itu tak akan mungkin bisa ditemui di tempat lain selain di Medan, atau di kumpulan warga Medan yang merantau. Itu sebabnya, pelancong yang baru pulang berlibur dari Medan, pasti membawa kenang-kenangan berupa cerita lucu tentang orang-orang pakai bahasa Medan.

Keunikan bahasa Medan membuat sekumpulan pemuda kreatif menuangkan dalam bentuk komik digital. Komik digital yang bisa ditemui di media sosial Facebook itu bisa dicari di akun fanpage Digidoy Komik.

Komik yang digagas Dody Pratama, M Arif Siregar dan Fajar Maulana Harahap ini mulanya hanya hobi mengisi waktu senggang. Pemilihan nama Digidoy atas usulan Dody, di mana Digi berarti digital dan Doy atas pemberian Dody yang juga komikus pada komik itu.

"Digidoy terbentuknya sekitar Maret-April 2014, sempat vakum tiga bulan. Kemudian akhir tahun 2014 kita berpikir menjadikan Digidoy lebih serius," kata Arif, mahasiswa lulusan Ilmu Komputer itu, saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (17/9) kemarin.

Arif menjelaskan, Digidoy mulanya hanya dia dan Dody. Tapi karena punya niat membesarkan Digidoy mereka menambah personel, yakni Fajar Maulana yang mengurus IT.

"Kita enggak pakai-pakai dana gede, karena memang awal buat ini mengisi waktu luang. Alhamdulillah di awal kemunculan, kita mendapatkan respons yang baik," sambungnya.

Tiga pemuda ini punya alasan kenapa membuat komik yang tema dan bahasannya sangat Medan sekali. Salah satunya, bahasa Medan dan karakter orang Medan punya ciri khas dan unik.

"Kita pingin buat Medan terkenal, di televisi banyak karakter orang Medan tapi yang bikin masih banyak bukan karya anak Medan. Nah sekarang kita pikir kenapa enggak orang lokalnya sendiri yang buat. Makanya kami buat komik itu. Toh dari beberapa faktor, Medan itu enggak kalah dengan kota lain, seperti wisatanya, makanan dan yang paling unik dari Medan itu adalah bahasanya, aneh tapi lucu. Selain itu karakter orangnya, Medan itu terkesan kasar kelihatannya pada enggak kaya gitu," beber dia.

"Makanya kuat komik dengan judul 'Kek Ginilah Medan '(kayak ginilah Medan), ceritanya kita ambil dari kisah masyarakat sehari-hari. Enggak semuanya lucu, tapi bahasa dan karakter orang ini kan unik, itu yang mau kita angkat," sambungnya.

Dalam sepekan fanpage Digidoy yang sudah dilike 43.947 orang memposting tiga tulisan yang diposting di hari Senin isinya soal umum, Kamis soal horor dan Sabtu soal kegalauan.

"Alhamdulillah, saat ini untuk satu komik viewer 100.000 ribu. Untuk kontennya, per pekan kita harus siapkan 20 materi berita. Setiap pekan kita juga saling saring ide, kita coba moment apa yang kira-kira bikin lucu atau orang bikin terkenang di Medan. Termasuk kejadian atau hal-hal yang sedang hangat diperbincangkan juga kita jadikan pertimbangan," ungkap angkatan 2004.

Biasanya, kata dia, untuk membuat satu komik hanya butuh satu hari. Proses yang pada tahap finalisasi sebelum tayang.

"Karenakan kita enggak mau juga ada bahasa-bahasa yang kasar sekali. Makanya yang edit bahasa harus benar-benar teliti," sambungnya.

Saking banyaknya komik yang diposting, mereka sampai lupa komik postingan pertama bercerita tentang apa. Hanya saja, mereka kini sudah merasakan banyak orang yang senang dengan keberadaan Komik Digidoy meski protes tetap saja ada.

"Ada juga yang protes bahkan dari orang Medan-nya sendiri, banyak yang miskomunikasi bilang bahasa medan, itu dikira Melayu, Batak. Ada juga yang bilang kenapa enggak pakai bahasa yang benar. Tapi kan kita memang pingin menonjolkan itu. Kita pingin jadi dedengkot yang angkat konten lokal Medan," ujar dia.

Mereka berharap ke depan pecinta Komik Digidoy akan terus bertambah. Bahkan kalau ada penerbit yang berminat, mereka tak menutup kemungkinan Digidoy akan dibuat dalam bentuk cetak.

"Makanya itu kita banyak ikut di acara untuk memperkenalkan Digidoy juga. Untuk ke depan, komik ini akan tetap kita pertahankan, tapi kita juga sedang berniat membuat gamenya sedergaha aja sih, tapi konsepnya masih digodok," pungkas Arif.

yo99.jpg

0CTW.jpg

0bv8.jpg

0mBX.jpg

0RLp.jpg
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.