• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berita Ketua DPRD Sumut Meninggal : Ini Demokrasi Kebablasan

tensaigandy

IndoForum Junior B
No. Urut
22494
Sejak
20 Sep 2007
Pesan
2.380
Nilai reaksi
85
Poin
48
sumber : detikNews
dprd-sumatera-utara-dalam.jpg


Medan - Demo anarkis yang berbuntut meninggalnya Ketua DPRD Sumut Abdul Aziz Angkat dinilai sebagai peristiwa yang memprihatinkan. Dan hal itu dilihat sebagai ekses dari demokrasi yang kebablasan.

"Padahal tidak ada hal yang luar biasa terjadi ketika mereka berhadapan dengan DPRD, tidak juga dari sikap Almarhum. Respons Almarhum bahwa sidang paripurna tidak bisa segera dilakukan sebagaimana tuntutan demonstran adalah respons standar dan semestinya dapat dipahami demonstran. Mengapa harus ada reaksi yang berlebihan?" ujar Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara (USU) Ahmad Taufan Damanik di Medan, Selasa (3/2/2009).

Taufan yang juga Ketua Yayasan Kelompok Kerja Sosial Perkotaan (KKSP) menyatakan, hal lain yang perlu dicermati, mengapa pengamanan juga tak bisa mengendalikan suasana sehingga harus jatuh korban.

Prosedur pengamanan demonstrasi juga perlu dikaji ulang. Karena, bagaimana mungkin bisa terjadi bila seorang pejabat negara bisa sampai dikeroyok massa di kantor lembaga negara, sementara kota Medan maupun Sumatera Utara tidak sedang dalam keadaan konflik.

"Ini harus dicarikan jawabannya sehingga persoalan bisa menjadi lebih jelas. Tetapi yang pasti, tindakan hukum yang tegas harus dilakukan kepada pihak yang melakukan kekerasan termasuk kepada penanggung jawab aksi. Sumatera Utara selama ini sangat kondusif, sehingga kalau kejadian ini tidak diatasi dengan hukum yang tegas, maka sangat mungkin akan terulang lagi di kemudian hari. Bahkan bisa memancing reaksi yang lebih meluas," urainya.

Bagaimanapun, lanjut Taufan, demokrasi itu hanya bisa dijalankan di dalam sistem hukum yang jelas. Orang boleh menyampaikan pendapat, demonstrasi, boleh juga setuju atau tidak setuju akan sesuatu ide. Tapi hukum harus bertindak menjaga bahwa tidak ada kekerasan di dalam praktek berdemokrasi, siapa pun pelakunya.

Di luar itu, akal sehatlah yang mesti dikedepankan, bukan main paksa dan anarkis. "Jadi, demokrasi membutuhkan hukum yang tegas dan akal sehat sebagai kendalinya. Di dalam demokrasi orang tidak bisa sesukanya, memaksakan kehendak dan mengabaikan keselamatan manusia lain. Itu lah pembeda antara demokrasi dan anarki," jelasnya. (rul/ndr)

ckckckck ,, sedang mau dibikin propinsi tapanuli aja dah kek gini minta nya
mana mau dibikin

tu mahasiswa2 pendemo pada punya otak ga sie ???? X(

sumpah carut-marut gw keluar pas liat ni berita di tipi

X(X(X(
 
orang-orang emang ga tau aturan, ga pake otak...

*ups ini bukan Flame Arena yah... /heh
 
demonstrasi yang anarkis..
harus diusut tuntas para pelakunya..
 
skrg gw makin berpikir neh

"apa sebaiknya indonesia menjadi otoriter ??"
 
Yah.. Kumpulan orang2 "bodoh" yang ga tau gimana cara yang bener buat
nunjukin eksistensinya ya gitulah.. Jangan diikutin kalo ga mau dibilang bodoh
juga..
 
Ah...demokrasi gak penting...
malahan nyawa ilang...mending duduk manis di rumah maen game..
wkwkwkkw./heh
 
loh" klian prna dnger gk wktu taun baru kan mama laurent ngeramalin, klo ada 2 politikus besar meninggal... dibunuh,


T_T innalilahi wa'inailaihi rojiun
 
tangkap dan bila perlu gantung aja kalo terbukti X(

.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.