• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berita Ketika Upin & Ipin Jadi Korban Indonesia Vs Malaysia

byakuya

IndoForum Activist C
No. Urut
46894
Sejak
25 Jun 2008
Pesan
14.460
Nilai reaksi
288
Poin
83
Dua bocah gundul asal Malaysia, Upin dan Ipin sebentar lagi tak dapat disaksikan di layar kaca Indonesia. Kisah serial mendidik itu telah menjadi sasaran emosi ketegangan Indonesia dengan Malaysia.

Hubungan diplomatik Indonesia dan Malaysia masih memanas pascapenangkapan petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia oleh Malaysia. Masyarakat merespons penangkapan tersebut dengan unjuk rasa pelemparan kotoran ke Kedubes Malaysia. Selain itu, usulan boikot prosuk Malaysia pun menggaung.

Salah satunya adalah larangan siar serial kartun produksi Les' Copaque itu. Manager Humas TPI, Theressia Ellasari menyatakan, pihaknya akan menghentikan tayangan Upin dan Ipin bila memang larangan itu datang dari pemerintah.

"Tetapi kita akan melihat dulu apakah keputusan politik untuk mengembargo produk Malaysia itu datang dari Pemerintah atau bukan. Jika itu putusan pemerintah, maka kita akan melakukannya," ujarnya.

Usulan pelarangan produk Malaysia itu ramai-ramai disuarakan anggota Dewan di Senayan.

Adalah Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan yang mengusulkan pemboikotan produk Malaysia, termasuk film anak-anak Upin dan Ipin. Hal itu perlu dilakukan sebagai bentuk pelajaran bagi negeri jiran itu. Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari diplomasi.

Menanggapi usulan Taufik, sejumlah dewan lainnya menyatakan kesetujuan mereka. Menurut mereka, boikot produk Malaysia harus dilakukan agar Malaysia tidak lagi melecehkan Indonesia. Bahkan sejumlah anggota DPR juga telah melarang anggota keluarganya menggunakan produk-produk asal Malaysia, termasuk menonton film Upin dan Ipin.

Sosok Upin dan Ipin saat ini telah sangat melekat dengan anak-anak Indonesia. Di jalan-jalan, di pasar-pasar bahkan di perkantoran, aneka pernak-pernik dua bocah kembar itu diperjual-belikan. Tak dapat dipungkiri, banyal orang tua yang kini memanjakan anak-anaknya dengan membelikan berbagai pernik itu, sepeti baju lebaran misalnya.

Popularitas Upin dan Ipin itu paradoks dengan sentimen anti-Malaysia yang merebak di kalangan masyarakat, terutama setelah insiden penangkapan tiga pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau.

Upin-Ipin menjadi tayangan anak-anak di televisi yang paling populer dengan meraih share dan rating tertinggi. Popularitasnya itu teruji ketika berlangsung Piala Dunia Afrika Selatan Juni-Juli silam. Ketika itu, gencarnya siaran langsung pertandingan sepakbola tingkat dunia tak menggoyahkan share dan rating Upin-Ipin. Padahal, acara lainnya terdegradasi oleh demam Piala Dunia yang digelar empat tahun sekali itu.

Jika Upin dan Ipin dilarang, dapat dibayangkan, akan ada tangisan ribuan anak-anak yang selama ini menggemari sosok dua anak periang yang memiliki banyak teman itu.

Terlebih serial Upin dan Ipin merupakan tayangan mendidik penuh pesan moral. Alur cerita serial animasi 3 dimensi itu juga mengalir penuh makna dan tanpa terkesan menggurui yang jauh berbeda dengan sinetron Indonesia yang kerap dianggap tidak mendidik.

Masyarakat dua negara serumpun ini harusnya berkaca pada sosok Upin dan Ipin. Dua bocah itu mau berteman dengan banyak orang dari berbagai negara dengan bermacam-macam tingkah lakunya tanpa konflik dan menghargai perbedaan.

Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak Aries Merdeka Sirait pun angkat bicara. Ia menyatakan, daripada larut mengganti film anak-anak Upin dan Ipin dengan Si Unyil, lebih baik pemerintah dan DPR segera menyelamatkan sekitar 32 ribu anak Indonesia yang tersebar di perkebunan kelapa sawit di Malaysia. Di sana, mereka menjadi buruh murah yang dieksploitasi.
penggemar upin & ipin bgmn??
setuju??
 
Yah, jangan dong

Upin Ipin lucu tau.
Rukun aja, kejarlah perdamaian, jangan tunggu Lebaran baru maaf2an.
>:D<
 
tuh... kan

akibat primodialisme :D
pahamnya siapa sih ini :-"

sejak awal ga semuanya kale bangsa malay jahat, tergantung dari akhlak masing2 karakter
 
gw setuju dgn pernyataan beritanya....................
upin ipin dkk aja ga bermalsah ......................
masa ini dkt2 dari dulu ada ja yg buat kesalahan..........
 
upin ipin emang bagus se!!

tapi kita juga bisa belajar se dari serial tersebut. Omg2 mana karya dari negeri kita..
kalau kita marah sama mereka tunjukkan kekuatan kita. jangan cuma isa demo ja...
gak usum..!!
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.