• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

-= Keringat berlebih (hiperhidrosis) =-

cute_charity

IndoForum Junior D
No. Urut
21448
Sejak
3 Sep 2007
Pesan
1.819
Nilai reaksi
59
Poin
48
Umumnya keringat diproduksi karena rangsang panas/suhu disekitar. Hal ini dilakukan tubuh sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk mempertahankan kelembaban kulit. Selain itu, keringat juga dapat diproduksi akibat adanya rangsangan emosi seperti rasa takut atau gugup. Dengan kata lain, faktor yang dapat mempengaruhi produksi keringat meliputi faktor lingkungan (suhu) serta faktor internal (yang ada pada individu itu sendiri).


Mekanisme Berkeringat

Kelenjar keringat berada di lapisan dermis dan keringat keluar dari kulit bermuara pada epidermis. Terdiri dari segmen sekresi, segmen transisional, saluran berkelok dan saluran lurus serta bagian akhir lubang pada epidermis (Gambar 1). Pada segmen sekresi terdapat akhiran saraf kolinergik bila terangsang oleh peningkatan suhu tubuh maupun faktor-faktor emosi, maka akan dihasilkan asetilkolin yang memacu timbulnya keringat.

Penanganan keringat berlebih pada ketiak dapat diberikan pengobatan secara konservatif baik topikal maupun sistemik, dan operatif. Pengobatan secara topikal diberikan dengan mengoleskan suatu bahan obat pada daerah ketiak. Jenis pengobatan ini banyak digunakan tanpa melalui resep dokter misalnya pemakaian deodoran yang mengandung aluminium klorida.

Namun diperkirakan memiliki efek oklusi pada saluran kelenjar keringat dan mempengaruhi segmen sekresi. Meski dapat mengurangi keringat tetapi bersifat sementara, pemakaian deodoran berefek samping ringan misalnya iritasi, dan biasanya tidak dijumpai efek samping sistemik.

Pengobatan sistemik dilakukan dengan pemberian obat-obatan per oral dan obat-obat penenang untuk menghambat efek asetilkolin pada kelenjar keringat. Tetapi sering dijumpai efek samping dengan masalah melebihi hiperhidrosisnya sendiri. Seperti mulut kering, gangguan penglihatan, glaukoma, hipertermia, hipotensi, dan kejang. Juga perlu diperhatikan efek toksik obat antikolinergik yang biasanya tercapai sebelum timbul efek anhidrosisnya. Sementara obat penenang biasanya tidak berespon meskipun hiperhidrosis dipengaruhi oleh stres emosional.

Pengobatan operatif pada keringat berlebih daerah ketiak dapat dilakukan dengan berbagai macam tindakan. Yakni dengan kuretase subkutan, eksisi parsial dan kuretase terbuka, eksisi luas, simpatektomi, dan penyuntikan toksin botulinum A.

Kuretase subkutan, tindakan operasi mengambil seluruh kelenjar keringat dengan aktivitas maksimum menggunakan alat kuret (Gambar 2-4). Tindakan eksisi parsial dan kuretase terbuka adalah menghilangkan sebagian kulit dengan aktivitas kelenjar keringat maksimum kemudian sisanya dilakukan kuretase. Eksisi luas adalah tindakan operasi mengambil seluruh daerah keringat dengan aktivitas maksimum kemudian dilakukan penutupan kulit.

Sedangkan simpatektomi, suatu tindakan operasi dengan mengambil ganglion simpatik, biasanya dilakukan oleh dokter bedah saraf. Penyuntikan toksin botulinum A dapat dilakukan pada daerah ketiak dengan aktivitas kelenjar keringat maksimum.

Metode-metode operatif ini lebih menguntungkan karena dapat dicapai efek terapi yang permanen atau lebih lama. Efek samping yang timbul pada metode operatif sama seperti metode bedah pada umumnya misalnya perdarahan selama dan/atau sesudah operasi, infeksi, timbunan serum, radang getah bening, ketidaknyamanan pada lengan atas, rasa kebas, dan dapat timbul keloid pada orang yang memiliki bakat keloid.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari konsumsi obat-obatan, alkohol, sampai pada penyakit jantung, pernapasan, saraf, infeksi, gangguan hormonal, dan keganasan. Bila salah satu keadaan tersebut ada pada Saudara, maka hal tersebutlah yang seharusnya diatasi dan keringat berlebih ini hanya merupakan salah satu gejala saja. Bila Saudara tidak mengalami gangguan kesehatan apapun selain keringat berlebih ini, kemungkinan besar saudara mengalami hiperhidrosis idiopatik, yang artinya penyebab terjadinya keringat berlebih pada saudara tidak diketahui.

Mengenai cara mengatasinya, ada beberapa cara yang bisa Saudara coba, yaitu dengan modifikasi gaya hidup, obat-obatan, iontoforesis, atau dengan operasi. Cara lain yang dapat Saudara coba (namun tidak lazim secara medis tapi mungkin dapat membantu) melalui penguasaan emosi (kontrol emosi dan pikiran). Cara yang terakhir ini berdasarkan salah satu mekanisme timbulnya keringat yaitu melalui rangsang emosi. Bila Saudara dapat memberikan suatu sugesti yang cukup kuat bahwa Saudara dalam suasana yang tenang dan tidak perlu berkeringat, mungkin produksi keringat Saudara dapat lebih terkontrol. Sekali lagi saya tekankan bahwa cara ini belum lazim di bidang medis dan belum ada penelitian mengenai hal ini.

Secara medis, cara yang paling ringan dan aman untuk mengatasi masalah keringat berlebih adalah dengan melakukan modifikasi gaya hidup yang meliputi pemilihan pakaian. Tidak dianjurkan untuk mengenakan pakaian ketat, berbahan nylon, polyester, atau wool (kecuali pada suhu dingin), dan juga topi. Selain itu, penggunaan bedak dan produk antiperspirant lainnya seperti deodoran (untuk tubuh dan lipat ketiak). Untuk bagian wajah, mungkin dapat menggunakan bedak bayi (ditaburkan merata dan tipis).

Penggunaan obat baru dianjurkan jika cara pertama tidak berhasil. Obat yang diminum merupakan obat golongan antikolinergik yang dapat mempengaruhi sistem saraf yang akan merangsang produksi keringat. Namun demikian, dosis yang dibutuhkan seringkali menimbulkan efek samping berupa mulut kering, gangguan penglihatan, sulit berkemih dan buang air besar (konstipasi).

Iontoforesis adalah pemberian rangsang listrik pada kulit sehingga mengganggu kerja kelenjar keringat. Keterbatasan metode ini adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk terapi serta efek samping berupa iritasi kulit, rasa kering, sampai penglupasan kulit.

Injeksi botulinum toxin A (botox®) juga telah dilaporkan mampu mengatasi hiperhidrosis pada daerah ketiak, serta telapak tangan dan kaki. Efek samping yang dapat timbul berupa kelemahan otot sementara. Efektifitas botulinum toxin dapat bertahan selama beberapa bulan dan setelah itu perlu dilakukan injeksi ulangan untuk dapat mempertahankan efek terapi.

Metode operatif memiliki angka keberhasilan yang tinggi namun tidak lazim dilakukan (kecuali pada keadaan yang sangat parah) karena juga memiliki angka kekambuhan yang tinggi.

Mengapa dengan Pembedahan?


Gangguan berkeringat berlebih pada daerah ketiak metode pengobatan apa yang paling baik? Bila seseorang menginginkan bebas dari hiperhidrosis aksilaris secara permanen/lebih lama maka pengobatan operatif dapat dipertimbangkan untuk dilakukan. Bila juga menghendaki rambut ketiak dikurangi/dihilangkan dapat dipertimbangkan dengan cara eksisi parsial dan kuretase terbuka atau eksisi luas. Terapi topikal dapat dilakukan tetapi efek terapi hanya sementara dan harus dilakukan terapi secara berulang.

Metode kuretase subkutan, eksisi parsial dan kuretase terbuka, eksisi luas, dan penyuntikan toksin botulinum A merupakan tindakan operasi kecil dengan menggunakan bius lokal dan dapat dilakukan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin.
Untuk konsultasi lebih lanjut dan lebih spesifik pada masalah yang ada pada Saudara, dapat menemui dokter kulit (dermatologis).

Semoga informasi ini dapat membantu.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.