roughtorer
IndoForum Senior A
- No. Urut
- 44416
- Sejak
- 24 Mei 2008
- Pesan
- 6.755
- Nilai reaksi
- 174
- Poin
- 63
Senin, 20 Oktober 2008 | 21:47 WIB
JAKARTA, SENIN - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Muhammad Jusuf Kalla menegaskan tidak ada dinasti politik dalam kehidupan partai politik di Indonesia, termasuk yang ada Partai Golkar. Yang ada justru pengaruh lingkungan keluarga kepada tokoh-tokoh tertentu.
Demikian disampaikan Kalla, dalam wawancara khusus dengan Kompas, Senin (20/10) di Istana Wapres, Jakarta.
"Saya kira itu sama sekali bukan dinasti politik. Seperti pengusaha, maka anaknya pun cenderung menjadi pengusaha. Tentara juga demikian, karena anaknya itu berada dalam lingkungan militer itu. Jadi, kalau anak Agung Laksono, yakni Dave jadi anggota DPR, itu karena lingkungannya setiap hari di mana ia mendengar omongan politik. Semakin lama, dia tentu akan tertarik dengan dunia politik," ujar Kalla.
Menurut Kalla, seseorang menjadi politisi melalui jalur pencalonan legislatif, tidak semata-mata karena faktor orangtuanya. Tetapi juga karena pengaruh lingkungan keluarganya.
Anaknya AM Fatwa menjadi caleg, juga karena tertarik dengan politik. Jadi, tidak semata-mata karena faktor Bapaknya. Sama dengan pers, jika orang tuanya wartawan, anaknya pun biasanya ada yang menjadi wartawan. Jadi, itu bukan karena dinasti. "Anak saya juga pengusaha. Jadi, itu hanya pengaruh lingkungan saja," tambah Kalla.
Seperti juga Puan Maharani (putri Megawati Soekanoputri). Ia juga aktif di bidang politik, karena bertahun-tahun sudah mengikuti ibunya. "Dia tidak perlu masuk Fakultas Ilmu Sosial Politik. Karena, dia sudah berhari-hari ikut dengan ibunya," lanjut Kalla.
Sebaliknya, menurut Kalla, yang disebut politk dinasti adalah apa yang dipraktekkan dalam kehidupan parpol di India dan Pakistan. "Selama ada Ghandi-nya, ya siapapun, tidak bisa menjadi pemimpin partai.Begitu juga dalam partai politik yang dipimpin almarhum mantan Perdana Menteri Pakistan, Bhuto seperti Benazir dan Ali Bhuto dan lainnya," lanjut Kalla.
.Jadi, meskipun almarhum Sonya Ghandi tinggal lama di Italia, namun karena dia satu-satunya yang punya nama Ghandi di belakanag namanya, maka almarhum Sonya-lah yang jadi Ketua Umum Partai Kongres di India meskipun dia menjadi warganegara Italia. Jepang lebih hebat lagi. Keluarga Fukuda itu juga turun menurun menjadi parlemen dan pemerintahan. Juga di Malaysia, Tun Abdul Razak. "Itu karena lingkungannya," kata Kalla.
"Seperti saya juga dengan ayah saya. Sejak kecil Bapak saya mengurus toko, lama-kelamaan saya tertarik berdagang," kata Kalla.
Menurut Kalla, dengan sistem suara terbanyak, tidak ada ada lagi sistrem seperti itu. Seseorang tidak akan dapat menjadi caleg, sekalipun dia dan tidak kerja keras untuk rakyat,
"Adik saya, Halim Kalla memang menjadi angota DPR/ 11, paling akhir. Itu sengaja. Saya ingin, kasih pilihan. Tanpa nomor jadi, ya tidak akan jadi caleg. Dia terima tantangan saya untuk menjadi caleg."
----------------------------------
nb: angan angan sering beda dengan kenyataan.