• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Jawaban ilmiah dari sebuah pertanyaan " Dimanakah ALLAH"

Abudzul

IndoForum Newbie D
No. Urut
70242
Sejak
7 Mei 2009
Pesan
82
Nilai reaksi
1
Poin
8
PENDAHULUAN

Adalah sangat naif bagi kita seorang muslim apabila ditanya dimanakah ALLAH ?, maka jawabannya tergantung darimana dia mengambil ilmunya atau menjawab berdasarkan purbasangka (kira-kira), umumnya jawaban dari pertanyaan tersebut berkisar ALLAH ada dimana-mana atau ALLAH itu dekat.

Adapun untuk jawaban ALLAH itu dekat maka perlu diperinci lagi maksud dari jawaban itu jika yang dimaksud dzatNYA maka jawaban ini adalah jawaban yang keliru namun jika yang dimaksud ilmuNYA ini adalah jawaban yang tepat.

Jawaban dari pertanyaan diatas tentunya kita kembalikan kepada pembuat syariat (ALLAH) dan hamba ALLAH yang diberikan kenikmatan berupa kerasulan (Muhammad SAW) yang diberi wewenang untuk menyampaikan dan menjelaskan kepada umat beliau, dengan katalain kita merujuk ke kitabullah dan sunnah berdasarkan pemahaman generasi awal umat ini (shahabat) dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik (attaubah:100).

Tulisan ini dikutip dari perkataan seorang ulama salaf yaitu syaikhul islam Abu Isma’il ash-shabuni dalam kitab Aqidatu As-salaf Ashabul Hadist.

PEMBAHASAN
Beliau berkata dalam kitabnya bahwasanya ahli hadist berkeyakinan dan bersaksi bahwa ALLAH Subhanahu wa Ta’ala berada diatas tujuh lapis langit, diatas ‘Arsy-NYA. Sebagaimana termaktub dalam surah

1. Yunus:3
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah ALLAH yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy .

2. Ar- Rad : 2
ALLAH-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy,

3. Al- Furqan : 59
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy [1071], (Dialah) yang Maha pemurah, Maka Tanyakanlah (tentang ALLAH) kepada yang lebih mengetahui tentang Dia.

[1071] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat ALLAH yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran ALLAH dan keagungan-NYA.

4. As- Sajdah : 4
ALLAH lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara kedua nya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy

5. As- Sajdah : 5
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu[1190]

[1190] Maksud urusan itu naik kepadanya ialah beritanya yang dibawa oleh malaikat.

6. Faathir : 10
…Kepada-NYAlah naik perkataan-perkataan yang baik [1249] dan amal yang saleh diangkat kepada-NYA [1250].

[1249] Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa Perkataan yang baik itu ialah kalimat tauhid Yaitu laa ilaa ha illallaah; dan ada pula yang mengatakan zikir kepada ALLAH dan ada pula yang mengatakan semua Perkataan yang baik yang diucapkan karena ALLAH.

[1250] Maksudnya ialah bahwa Perkataan baik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima dan diberi-Nya pahala.

7. Al-Mulk : 16

Apakah kamu merasa aman terhadap ALLAH yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,

8. Thaahaa :5
Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy

Kemudian beliau berkata pula bahwasanya ALLAH Subhanahu wa Ta’ala memberitakan kepada kita tindakan Fir’aun laknatullah ketika ia berkata kepada tangan kanannya si Haman dalam surah Almu’min(40): 36-37

Dan berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang Tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhannya Musa dan Sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta". Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan Dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian.

Adapun motivasi fir’aun terhadap tindakannya ini adalah ia pernah mendengar perkataan Musa bahwasanya ALLAH ada diatas langit. Oleh karena itu orang yang mendustakan bahwasanya ALLAH berada diatas langit maka dia adalah sama dengan fir’aun sebaliknya orang yang meyakini bahwasanya ALLAH berada diatas langit adalah orang yang mengikuti Musa dan Muhammad SAW dan itulah pemahaman para nabi dan rasul seluruhnya.

Kemudian beliau berkatapula bahwa para Ulama umat dan tokoh-tokoh imam dari kalangan salaf tak pernah berselisih pendapat, bahwa ALLAH Azza wa Jalla diatas 'Arsy-NYA, dan sesungguhnya `Arsy-NYA itu ada diatas tujuh lapis langit. Oleh karena itu, mereka menetapkan segala yang ditetapkan ALLAH mengimaninya dan membenarkan ALLAH Azza wa Jalla dalam setiap berita-NYA. Mereka berkata seperti apa yang dikkabarkan ALLAH mengenai bersemayamnya ALLAH diatas 'Arsy-NYA. Mereka membiarkan makna ayat itu berdasarkan dhahirnya. Sementara mereka meyerahkan hakekat yang sesungguhnya kepada ALLAH Subhanahu wa Ta'ala. Mereka berkata: "

Kami beriman pada ayat-ayat mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Surah ali Imran (3):7).

Kemudian beliau berkata dari Ja’far bin Abdillah berkata bahwa seseorang mendatangi imam Malik dan bertanya padanya tentang firman ALLAH pada surah thaaha: 5
Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy
Bagaimana ALLAH bersemayam di ‘arsyNYA? Maka Ja’far bin Abdillah berkata belum pernah aku melihat beliau (Imam Malik) marah sedemikian rupa seperti marahnya beliau terhadap ucapan orang ini, tubuhnya berkeringat menahan amarah dan orang-orangpun terdiam, mereka menunggu apa yang terjadi. Kemudian setelah keadaan imam Malik kembali normal, maka beliau berkata Istiwa’(bersemayam) dalam bahasa arab adalah maknanya sudah diketahui, mengimaninya wajib, mempertanyakan adalah bid’ah dan beliau berkata pada orang itu aku khawatir kamu berada dalam kesesatan.

Bukti (hujjah) dari perbuatannya manusia kinasih, manusia yang paling tahu tentang ALLAH yaitu Rasullullah beliau selalu menengadahkah wajahnya kelangit ketika beliau berharap agar kiblat dikembalikan ke baitullah di makkah dari baitul maqdis di syam yang peristiwa ini diabadikan oleh ALLAH dalam surah albaqarah:144

Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit [96], Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

[96] Maksudnya ialah Nabi Muhammad s.a.w. sering melihat ke langit mendoa dan menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke Baitullah.

Dan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (537), Imam Abu Dawud (930), Annasa’I (1218) dari Mu’awiyah bin Alhakan assulami yang matannya:” aku dahulu memiliki budak wanita yang menggembalakan domba-dombaku di dekat gunung uhud dan Juwaniyah. Suatu hari aku melihat kesana, ternyata seekor srigala menggondol dombaku. Aku sebagai manusia biasa marah pada budak wanitaku sehingga aku menamparnya, setelah itu timbul penyesalan padaku, maka aku adukan persoalan ini pada Rasullullah, Beliau menganggap perbuatanku keterlaluan, maka aku segera bertanya” Wahai rasullullah tidakkah aku bebaskan saja budak itu (sebagai kaffarah perbuatannya menampar si Budak tadi) ?, Beliau menjawab coba bawa dia (budak wanita itu) kemari !, akupun membawanya kepada beliau, lalu beliau bertanya kepadanya “ Dimanakah ALLAH ?” , Budak itu menjawab “ di langit “. Beliau bertanya lagi :” Lalu siapakah saya ? “ lalu budak itu menjawab engkau adalah Rasullullah, maka beliau berkata: bebaskan dia, sesungguhnya dia dalah wanita mukminah.


PENUTUP

Demikianlah pembahasan tentang jawaban dari sebuah pertanyaa dimanakah ALLAH, dan dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ALLAH subhanahu wa Ta’ala berada diatas ‘ArsyNYA yang berada diatas langit ke-7, demikianlah tulisan singkat ini semoga ALLAH menjadikannya amal sholih bagi penulis.

more article click this link http://dakwahsalaf.blogspot.com/
 
ALLAH subhanahu wa Ta’ala berada diatas ‘ArsyNYA yang berada diatas langit ke-7

maaf sebelumnya mas, mau kasih pendapat boLeh ? :)
Klo menurut pemahaman ane yg dangkal, klo Allah berada pada suatu tempat, berarti Allah itu terbatas donk mas? bukannya Allah SWT itu tidak bertempat, berjarak, meruang, mewaktu, tidak ada rupa , warna, bentuk dan adanya "dimana-mana" ?

Klo salah mohon diluruskan :)
thx
 
maaf sebelumnya mas, mau kasih pendapat boLeh ? :)
Klo menurut pemahaman ane yg dangkal, klo Allah berada pada suatu tempat, berarti Allah itu terbatas donk mas? bukannya Allah SWT itu tidak bertempat, berjarak, meruang, mewaktu, tidak ada rupa , warna, bentuk dan adanya "dimana-mana" ?

Klo salah mohon diluruskan :)
thx

Cukuplah ayat-ayat alquran dan assunah yang shohih sebagai pegangan
ALLAH tak butuh dengan ArsyNYA (mahluk yang terbesar).

cukuplah perkataan ulama tentang hal ini seperti perkataan syaikhul islam Abu Isma’il ash-shabuni dalam kitab Aqidatu As-salaf Ashabul Hadist.

beliau berkata pula bahwasanya ALLAH Subhanahu wa Ta’ala memberitakan kepada kita tindakan Fir’aun laknatullah ketika ia berkata kepada tangan kanannya si Haman dalam surah Almu’min(40): 36-37

Dan berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang Tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhannya Musa dan Sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta". Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan Dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian.

Adapun motivasi fir’aun terhadap tindakannya ini adalah ia pernah mendengar perkataan Musa bahwasanya ALLAH ada diatas langit. Oleh karena itu orang yang mendustakan bahwasanya ALLAH berada diatas langit maka dia adalah sama dengan fir’aun sebaliknya orang yang meyakini bahwasanya ALLAH berada diatas langit adalah orang yang mengikuti Musa dan Muhammad SAW dan itulah pemahaman para nabi dan rasul seluruhnya.

beliau juga berkata dari Ja’far bin Abdillah berkata bahwa seseorang mendatangi imam Malik dan bertanya padanya tentang firman ALLAH pada surah thaaha: 5
Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy
Bagaimana ALLAH bersemayam di ‘arsyNYA? Maka Ja’far bin Abdillah berkata belum pernah aku melihat beliau (Imam Malik) marah sedemikian rupa seperti marahnya beliau terhadap ucapan orang ini, tubuhnya berkeringat menahan amarah dan orang-orangpun terdiam, mereka menunggu apa yang terjadi. Kemudian setelah keadaan imam Malik kembali normal, maka beliau berkata Istiwa’(bersemayam) dalam bahasa arab adalah maknanya sudah diketahui, mengimaninya wajib, mempertanyakan adalah bid’ah dan beliau berkata pada orang itu aku khawatir kamu berada dalam kesesatan.

jadilah kita orang yang ALLAH firmankan dalan surah ali imran:7

... orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

karena redaksinya ayat ini muhkam (jelas) bahwa ALLAH mengkhabarkan kepada kita bahwasanya ALLAH bersemayam di ArsyNYA, namun hakikat beremayamnya ALLAH lah yang mutasyabihat (samar) bagi kita sehingga cukuplah kita yakini bahwa ALLAH bersemayam di ArsyNYA karena adanya dalil yang jelas dan banyak tentang hal itu, tentang pendapat ALLAH ada dimana-mana berikanlah hujjah yang nyata untuk mendukung pendapat itu.
 
Maaf mas saya mau tanya lagi, boleh kan, skalian belajar gtu :)
klo Allah bertempat apa itu tidak disebut menyerupakan sifat Allah dengan makhluk ? bukankah didalam tauhid tidak boleh ada tamsil mas ?

afwan :)
 
PENDAHULUAN

Adalah sangat naif bagi kita seorang muslim apabila ditanya dimanakah ALLAH ?, maka jawabannya tergantung darimana dia mengambil ilmunya atau menjawab berdasarkan purbasangka (kira-kira), umumnya jawaban dari pertanyaan tersebut berkisar ALLAH ada dimana-mana atau ALLAH itu dekat.
sependapat dgn Abudzul

pendapat bahwa Allah s.w.t ada dimana-mana adalah keliru

karena dimana-mana berarti banyak, sedangkan Allah s.w.t Maha Esa (Mutlak Tunggal tak terbagi)

yg benar, Allah s.w.t menguasai segala sesuatu (atau titik) di alam semesta

yg dimaksud dengan "..kemanapun kamu menghadap, disitulah wajah Allah s.w.t.." adalah:
- Allah s.w.t Maha Besar
- Allah s.w.t Maha Tahu dan Maha Menguasai segala ruang

wallahu a'lam

Adapun untuk jawaban ALLAH itu dekat maka perlu diperinci lagi maksud dari jawaban itu jika yang dimaksud dzatNYA maka jawaban ini adalah jawaban yang keliru namun jika yang dimaksud ilmuNYA ini adalah jawaban yang tepat.

Jawaban dari pertanyaan diatas tentunya kita kembalikan kepada pembuat syariat (ALLAH) dan hamba ALLAH yang diberikan kenikmatan berupa kerasulan (Muhammad SAW) yang diberi wewenang untuk menyampaikan dan menjelaskan kepada umat beliau, dengan katalain kita merujuk ke kitabullah dan sunnah berdasarkan pemahaman generasi awal umat ini (shahabat) dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik (attaubah:100).

Tulisan ini dikutip dari perkataan seorang ulama salaf yaitu syaikhul islam Abu Isma’il ash-shabuni dalam kitab Aqidatu As-salaf Ashabul Hadist.

PEMBAHASAN
Beliau berkata dalam kitabnya bahwasanya ahli hadist berkeyakinan dan bersaksi bahwa ALLAH Subhanahu wa Ta’ala berada diatas tujuh lapis langit, diatas ‘Arsy-NYA. Sebagaimana termaktub dalam surah

1. Yunus:3
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah ALLAH yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy .

2. Ar- Rad : 2
ALLAH-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy,

3. Al- Furqan : 59
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy [1071], (Dialah) yang Maha pemurah, Maka Tanyakanlah (tentang ALLAH) kepada yang lebih mengetahui tentang Dia.

[1071] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat ALLAH yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran ALLAH dan keagungan-NYA.

4. As- Sajdah : 4
ALLAH lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara kedua nya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy

5. As- Sajdah : 5
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu[1190]

[1190] Maksud urusan itu naik kepadanya ialah beritanya yang dibawa oleh malaikat.

6. Faathir : 10
…Kepada-NYAlah naik perkataan-perkataan yang baik [1249] dan amal yang saleh diangkat kepada-NYA [1250].

[1249] Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa Perkataan yang baik itu ialah kalimat tauhid Yaitu laa ilaa ha illallaah; dan ada pula yang mengatakan zikir kepada ALLAH dan ada pula yang mengatakan semua Perkataan yang baik yang diucapkan karena ALLAH.

[1250] Maksudnya ialah bahwa Perkataan baik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima dan diberi-Nya pahala.

7. Al-Mulk : 16

Apakah kamu merasa aman terhadap ALLAH yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,

8. Thaahaa :5
Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy

Kemudian beliau berkata pula bahwasanya ALLAH Subhanahu wa Ta’ala memberitakan kepada kita tindakan Fir’aun laknatullah ketika ia berkata kepada tangan kanannya si Haman dalam surah Almu’min(40): 36-37

Dan berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang Tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhannya Musa dan Sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta". Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan Dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian.

Adapun motivasi fir’aun terhadap tindakannya ini adalah ia pernah mendengar perkataan Musa bahwasanya ALLAH ada diatas langit. Oleh karena itu orang yang mendustakan bahwasanya ALLAH berada diatas langit maka dia adalah sama dengan fir’aun sebaliknya orang yang meyakini bahwasanya ALLAH berada diatas langit adalah orang yang mengikuti Musa dan Muhammad SAW dan itulah pemahaman para nabi dan rasul seluruhnya.

Kemudian beliau berkatapula bahwa para Ulama umat dan tokoh-tokoh imam dari kalangan salaf tak pernah berselisih pendapat, bahwa ALLAH Azza wa Jalla diatas 'Arsy-NYA, dan sesungguhnya `Arsy-NYA itu ada diatas tujuh lapis langit. Oleh karena itu, mereka menetapkan segala yang ditetapkan ALLAH mengimaninya dan membenarkan ALLAH Azza wa Jalla dalam setiap berita-NYA. Mereka berkata seperti apa yang dikkabarkan ALLAH mengenai bersemayamnya ALLAH diatas 'Arsy-NYA. Mereka membiarkan makna ayat itu berdasarkan dhahirnya. Sementara mereka meyerahkan hakekat yang sesungguhnya kepada ALLAH Subhanahu wa Ta'ala. Mereka berkata: "

Kami beriman pada ayat-ayat mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Surah ali Imran (3):7).

Kemudian beliau berkata dari Ja’far bin Abdillah berkata bahwa seseorang mendatangi imam Malik dan bertanya padanya tentang firman ALLAH pada surah thaaha: 5
Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy
Bagaimana ALLAH bersemayam di ‘arsyNYA? Maka Ja’far bin Abdillah berkata belum pernah aku melihat beliau (Imam Malik) marah sedemikian rupa seperti marahnya beliau terhadap ucapan orang ini, tubuhnya berkeringat menahan amarah dan orang-orangpun terdiam, mereka menunggu apa yang terjadi. Kemudian setelah keadaan imam Malik kembali normal, maka beliau berkata Istiwa’(bersemayam) dalam bahasa arab adalah maknanya sudah diketahui, mengimaninya wajib, mempertanyakan adalah bid’ah dan beliau berkata pada orang itu aku khawatir kamu berada dalam kesesatan.

Bukti (hujjah) dari perbuatannya manusia kinasih, manusia yang paling tahu tentang ALLAH yaitu Rasullullah beliau selalu menengadahkah wajahnya kelangit ketika beliau berharap agar kiblat dikembalikan ke baitullah di makkah dari baitul maqdis di syam yang peristiwa ini diabadikan oleh ALLAH dalam surah albaqarah:144

Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit [96], Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

[96] Maksudnya ialah Nabi Muhammad s.a.w. sering melihat ke langit mendoa dan menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke Baitullah.

Dan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (537), Imam Abu Dawud (930), Annasa’I (1218) dari Mu’awiyah bin Alhakan assulami yang matannya:” aku dahulu memiliki budak wanita yang menggembalakan domba-dombaku di dekat gunung uhud dan Juwaniyah. Suatu hari aku melihat kesana, ternyata seekor srigala menggondol dombaku. Aku sebagai manusia biasa marah pada budak wanitaku sehingga aku menamparnya, setelah itu timbul penyesalan padaku, maka aku adukan persoalan ini pada Rasullullah, Beliau menganggap perbuatanku keterlaluan, maka aku segera bertanya” Wahai rasullullah tidakkah aku bebaskan saja budak itu (sebagai kaffarah perbuatannya menampar si Budak tadi) ?, Beliau menjawab coba bawa dia (budak wanita itu) kemari !, akupun membawanya kepada beliau, lalu beliau bertanya kepadanya “ Dimanakah ALLAH ?” , Budak itu menjawab “ di langit “. Beliau bertanya lagi :” Lalu siapakah saya ? “ lalu budak itu menjawab engkau adalah Rasullullah, maka beliau berkata: bebaskan dia, sesungguhnya dia dalah wanita mukminah.


PENUTUP

Demikianlah pembahasan tentang jawaban dari sebuah pertanyaa dimanakah ALLAH, dan dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ALLAH subhanahu wa Ta’ala berada diatas ‘ArsyNYA yang berada diatas langit ke-7, demikianlah tulisan singkat ini semoga ALLAH menjadikannya amal sholih bagi penulis.

more article click this link http://dakwahsalaf.blogspot.com/
maaf sebelumnya mas, mau kasih pendapat boLeh ? :)
Klo menurut pemahaman ane yg dangkal, klo Allah berada pada suatu tempat, berarti Allah itu terbatas donk mas? bukannya Allah SWT itu tidak bertempat, berjarak, meruang, mewaktu, tidak ada rupa , warna, bentuk dan adanya "dimana-mana" ?

Klo salah mohon diluruskan :)
thx
memang benar Allah s.w.t Maha Tak Terbatas

liat post saya di akhir

Cukuplah ayat-ayat alquran dan assunah yang shohih sebagai pegangan
ALLAH tak butuh dengan ArsyNYA (makhluk yang terbesar).

cukuplah perkataan ulama tentang hal ini seperti perkataan syaikhul islam Abu Isma’il ash-shabuni dalam kitab Aqidatu As-salaf Ashabul Hadist.

beliau berkata pula bahwasanya ALLAH Subhanahu wa Ta’ala memberitakan kepada kita tindakan Fir’aun laknatullah ketika ia berkata kepada tangan kanannya si Haman dalam surah Almu’min(40): 36-37

Dan berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang Tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhannya Musa dan Sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta". Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan Dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian.

Adapun motivasi fir’aun terhadap tindakannya ini adalah ia pernah mendengar perkataan Musa bahwasanya ALLAH ada diatas langit. Oleh karena itu orang yang mendustakan bahwasanya ALLAH berada diatas langit maka dia adalah sama dengan fir’aun sebaliknya orang yang meyakini bahwasanya ALLAH berada diatas langit adalah orang yang mengikuti Musa dan Muhammad SAW dan itulah pemahaman para nabi dan rasul seluruhnya.

beliau juga berkata dari Ja’far bin Abdillah berkata bahwa seseorang mendatangi imam Malik dan bertanya padanya tentang firman ALLAH pada surah thaaha: 5
Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy
Bagaimana ALLAH bersemayam di ‘arsyNYA? Maka Ja’far bin Abdillah berkata belum pernah aku melihat beliau (Imam Malik) marah sedemikian rupa seperti marahnya beliau terhadap ucapan orang ini, tubuhnya berkeringat menahan amarah dan orang-orangpun terdiam, mereka menunggu apa yang terjadi. Kemudian setelah keadaan imam Malik kembali normal, maka beliau berkata Istiwa’(bersemayam) dalam bahasa arab adalah maknanya sudah diketahui, mengimaninya wajib, mempertanyakan adalah bid’ah dan beliau berkata pada orang itu aku khawatir kamu berada dalam kesesatan.

jadilah kita orang yang ALLAH firmankan dalan surah ali imran:7

... orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

karena redaksinya ayat ini muhkam (jelas) bahwa ALLAH mengkhabarkan kepada kita bahwasanya ALLAH bersemayam di ArsyNYA, namun hakikat beremayamnya ALLAH lah yang mutasyabihat (samar) bagi kita sehingga cukuplah kita yakini bahwa ALLAH bersemayam di ArsyNYA karena adanya dalil yang jelas dan banyak tentang hal itu, tentang pendapat ALLAH ada dimana-mana berikanlah hujjah yang nyata untuk mendukung pendapat itu.
yup

Maaf mas saya mau tanya lagi, boleh kan, skalian belajar gtu :)
klo Allah bertempat apa itu tidak disebut menyerupakan sifat Allah dengan makhluk ? bukankah didalam tauhid tidak boleh ada tamsil mas ?

afwan :)
arti "di atas" tidak selalu dalam hal ruang, apalagi disitu menjelaskan tentang Allah s.w.t

"di atas" bisa berarti "lebih" atau "tidak terpengaruh"
jadi:
1. Yunus:3
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah ALLAH yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy .

artinya: Dia lebih dari 'Arsy-Nya. Dia Maha dari segala sesuatu.

wallahu huwa a'lam 'alal 'aalimiin
 
bedakan antara "berada" dengan "bersemayam",
berada= terikat bidang fisik, ruang dan waktu, sedang "bersemayam" sebaliknya

CMIIW....
 
Bersemayam sama bertempat bukannya sama ya ? maaf klo salah, masih banyak yg ga tau :)
 
Great info...

Tambah lagi pencerahan rohani yang gu dapat :D:D
 
^
ya, terima kasih mas jawabanya, paham saya sekarang :)

ternyata masih banyak jg yg saya blm tau, dan ternyata juga masih banyak orang islam yang membuat tamsiL terhadap Allah SWT ..

afwan .. :)
 
1. Yunus:3
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah ALLAH yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy.

2. Ar- Rad : 2
ALLAH-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy,

3. Al- Furqan : 59
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy [1071], (Dialah) yang Maha pemurah, Maka Tanyakanlah (tentang ALLAH) kepada yang lebih mengetahui tentang Dia.

[1071] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat ALLAH yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran ALLAH dan keagungan-NYA.

4. As- Sajdah : 4
ALLAH lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara kedua nya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy

5. As- Sajdah : 5
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu[1190]

[1190] Maksud urusan itu naik kepadanya ialah beritanya yang dibawa oleh malaikat.

6. Faathir : 10
…Kepada-NYAlah naik perkataan-perkataan yang baik [1249] dan amal yang saleh diangkat kepada-NYA [1250].

[1249] Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa Perkataan yang baik itu ialah kalimat tauhid Yaitu laa ilaa ha illallaah; dan ada pula yang mengatakan zikir kepada ALLAH dan ada pula yang mengatakan semua Perkataan yang baik yang diucapkan karena ALLAH.

[1250] Maksudnya ialah bahwa Perkataan baik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima dan diberi-Nya pahala.

7. Al-Mulk : 16
Apakah kamu merasa aman terhadap ALLAH yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,

8. Thaahaa :5
Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy
tambah lagi, disitu tersurat bahwa Allah s.w.t menciptakan langit dan bumi (big bang), sedangkan sebelum big bang kan tidak ada ruang dan waktu,
maka dari itu kita tidak akan pernah sampai kepada pemahaman disitu kecuali Allah s.w.t menghendakinya,
karena kita sendiri sekarang adalah ruang dan waktu (yang berjiwa), sedangkan ruang dan waktu itu bermula (sejak big bang). :)

wallahu a'lam
 
di mana-mana, bahaya tuh, kt temenku maksudnya Allah ada banyak gitu ?

Allah ga ad di bumi, contohnya dlu waktu ada nabi yang mau melihat Allah, waktu di terkena cahayanya gunung aja hancur, jadi letaknya sudah pasti di atas Arsy

maksudnya Allah dekat itu, menurutku sih karena kekuasaannya yang besar itu Dia bisa berkuasa terhadap semua makhluknya, seolah-oleh dekat urat lehernya, bisa dicabut nyawanya kapan saja, atau dilindungi
 
ah cahaya matahari juga ada dimana-mana
apakah itu berarti matahari ada banyak?

kecuali sih matahari tempat belanja, itu baru banyak ;))
 
di mana-mana, bahaya tuh, kt temenku maksudnya Allah ada banyak gitu ?

Allah ga ad di bumi, contohnya dlu waktu ada nabi yang mau melihat Allah, waktu di terkena cahayanya gunung aja hancur, jadi letaknya sudah pasti di atas Arsy
itu kan ayat mutasyabihaat, jadi ayat itu bukan berarti menunjukkan letak di atas 'Arsy (singgasana) seperti yang manusia kira

misalnya saja, anda menguasai Rusia, apakah anda harus berada di Rusia untuk membuktikan kekuasaan anda?

ya, itu hanya contoh
 
intinya banyak yang kita tidak tahu tentang Allah, namun JANGAN DIPERTANYAKAN, Nabi Muhammad SAW pernah marah ketika ada orang yang bertanya,

Di manakah Allah ?
dijawab bersemayam di atas arsy

bagaimanakah bersemayamnya ?

nah setelah pertanyaan itulah nabi menjadi marah, tp aq lupa sambil jawab apa, pokoknya intinya itu kita tidak perlu tahu.

inilah yang dinamakan iman, meski tidak melihat, tidak tahu pasti seperti apa namun taat dan patuh

Pikiran kita tidak kuat / sampai jika harus berpikiran sampai tentang apa yang Allah perbuat, sehingga ingin tahu ada di mana. Ilmu tentang bumi aja masih banyak yang tidak diketahui, apalagi luar angkasa sana, masa mau cari tahu tentang penciptanya.

@tes12345
ah cahaya matahari juga ada dimana-mana
apakah itu berarti matahari ada banyak?

kecuali sih matahari tempat belanja, itu baru banyak

anda bilang cahaya matahari, bukan mataharinya

sedangkan yang dimaksud di sini adalah Allah itu sendiri, bukan cahayanya
 
mana ilmiahnya brooo? hanya kajian bahasa untuk sesuatu yang bersifat fisik? subyektif banget broooo....
 
intinya banyak yang kita tidak tahu tentang Allah, namun JANGAN DIPERTANYAKAN, Nabi Muhammad SAW pernah marah ketika ada orang yang bertanya,

Di manakah Allah ?
dijawab bersemayam di atas arsy

bagaimanakah bersemayamnya ?

nah setelah pertanyaan itulah nabi menjadi marah, tp aq lupa sambil jawab apa, pokoknya intinya itu kita tidak perlu tahu.

inilah yang dinamakan iman, meski tidak melihat, tidak tahu pasti seperti apa namun taat dan patuh

Pikiran kita tidak kuat / sampai jika harus berpikiran sampai tentang apa yang Allah perbuat, sehingga ingin tahu ada di mana. Ilmu tentang bumi aja masih banyak yang tidak diketahui, apalagi luar angkasa sana, masa mau cari tahu tentang penciptanya.
yup

perlu dan sangat perlu kita ketahui:
1. Al-Quran turun di masa umat Nabi Muhammad s.a.w yang saat itu umat 'Arab berada pada kondisi kejahiliyahan. Dan, tentu saja saat itu umat 'Arab belum maju.
2. Untuk menerangkan sesuatu yang bersifat masa depan di dunia, maka tentunya akan menjelaskan bahasa yang mudah dipahami umat 'Arab itu.
Contoh: untuk menjelaskan kendaraan yang dipakai manusia, tidak menyebutnya secara spesifik, misalnya mobil, tetapi dengan sebutan "kendaraan"
3. Dengan menimbang seperti itu, maka kita tidak boleh mengartikan semau kita akan ayat Al-Quran, apalagi ayat-ayat mutasyaabihaat
wallahu a'lam

ada tambahan?
 
selanjutnya

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah ALLAH yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. (QS Yunus:3)

mungkin ada kaitannya dengan ini:
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati." (QS Fushshilat:11)

menimbang dari:
1. 'Arsy adalah singgasana (Tanda kemahakuasaan Allah s.w.t)
2. Dia bersemayam diatas 'Arsy setelah menciptakan langit dan bumi

menurut saya:
Setelah menciptakan langit dan bumi, Allah s.w.t menunjukkan kekuasaan-Nya kepada langit dan bumi dan menunjukkan bahwa Dia lah Tuhan mereka, dan Allah s.w.t memberikan pilihan kepada mereka (langit dan bumi) dengan suka hati atau terpaksa

Jadi, "istawaa 'ala a'-'arsy" yang dimaksud adalah menunjukkan kemahabesaran Allah s.w.t kepada langit dan bumi
wallahu a'lam
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.