
WASHINGTON - Horseshoe crab dari famili Limulidae, atau dalam bahasa Indonesia sering disebut belangkas, merupakan jenis hewan beruas (artropoda) yang tinggal di perairan dangkal. Hewan yang menghuni kawasan hutan bakau ini berbentuk seperti ladam atau tapal kuda berekor.
Belangkas tidak berbahaya, umumnya hewan ini ditangkap di tepi-tepi pantai. Bentuk fosil hewan ini tidak mengalami perubahan besar sejak periode Devon, yakni periode waktu sekira 400-250 juta tahun yang lalu. Kabarnya, sekira 500.000 belangkas setiap tahun dikumpulkan di pesisir Timur AS, yang diatur di bawah hukum antarnegara bagian.
Belangkas memiliki kegunaan, berdasarkan informasi Wikipedia, hewan air ini menyerupai krustasea atau udang. Awal mula belangkas muncul melalui temuan fosil yang diyakini pernah hidup pada periode Ordovisium sekira 450 juta tahun lalu.
Seluruh tubuh hewan ini dilindungi oleh cangkang keras. Belangkas atau kepiting tapal kuda ini memiliki dua mata majemuk primer dan tujuh mata sekunder, di mana dua diantara tujuh mata sekunder ini berada di bagian bawah.
Hewan ini umumnya muncul ke pantai untuk kawin. Umumnya hewan ini digunakan sebagai umpan dan pupuk. Akan tetapi, penggunaan berlebihan konon menyebabkan penurunan jumlah individu belangkas.
Kerusakan habitat pesisir di Jepang dan di sepanjang pantai timur Amerika Utara juga semakin memperparah populasi hewan dianggap fosil hidup ini.
Beberapa waktu lalu terungkap, fosil belangkas atau kepiting tapal kuda ditemukan oleh bocah 10 tahun bernama Bruno Debattista dari sekolah Oxford. Fosil tersebut diyakini merupakan sepotong serpihan bebatuan yang dipercaya merupakan jejak belangkas berusia lebih dari 300 juta tahun ...
info lengkap