• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Iman Tidak Harus dengan Bukti

stanza

IndoForum Beginner E
No. Urut
44969
Sejak
31 Mei 2008
Pesan
441
Nilai reaksi
3
Poin
18
Dalam kehidupan sehari- hari kita sudah akrab dengan istilah "promosi". Promosi biasanya dilakukan untuk memperkenalkan suatu produk baru atau untuk lebih memasyarakatkan suatu produk yang sudah dikenal masyarakat, namun omset penjualannya belum mencapai target.
Untuk mempromosiksn suatu produk diperlukan kiat- kiat khusus, misalnya dengan menggunakan kata- kata yang menarik. Ada pula dengan cara menjanjikan hadiah. Bahkan, ada produsen yang mendemonstrasikan atau memperagakan langsung produknya di depan khalayak ramai. Cara yang paling efektif dan menarik sangat tergantung pada jenis barangnya. Untuk jenis barang yang telah dikenal masyarakat dengan mutu barang yang terjamin, maka cara peragaan secara langsung tidak diperlukan lagi. Pengenalan barang yang disertai dengan peragaan secara langsung biasanya dilakukan terhadap barang yang belum dikenal betul oleh masyarakat, sehingga bukti nyata masih perlu diperlihatkan secara langsung.
Kalimat dan kata dalam sebuah iklan disusun sebaik mungkin dengan maksud dapat lebih menyakinkan masyarakat, agar dapat menarik langganan baru sebanyak- banyaknya. Kita mengenal kata- kata promosi seperti: "Coba dulu baru beli", Kami tidak menjual janji tetapi bukti", "Tidak puas, uang kembali", dan lain sebagainya.
Kata- kata tersebut lebih menekankan dan menjanjikan suatu bukti atas kualitas barangnya, walaupun tanpa disertai peragaan secara langsung.
Apa pun cara promosi yang dilakukan oleh seorang produsen, pada prinsipnya barang tersebut belum dikenal betul oleh masyarakat atau ingin lebih dikenal dari sebelumnya. Tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan untuk biaya promosi suatu produk baru. Lain halnya dengan suatu produk yang telah dikenal betul oleh masyarakat, tanpa melakukan promosi pun barangnya tetap menarik pembeli dan akan mudah terjual.
Yohanes 20: 24- 29 mengungkapkan bahwa iman Tomas kepada Tuhan Yesus masih memerlukan bukti. Ayat 25 mengatakan :"...Tetapi, Tomas berkata kepada mereka:' Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku kedalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali- kali aku tidak akan percaya'".
Bagi Tomas tidak cukup hanya sekedar mendengar bahwa Yesus yang telah mati di atas kayu salib dan dikuburkan, telah bangkit dari antara orang mati. Tomas masih menginginkan bukti yang lebih konkret, yaitu dengan mencucukkan jari tangannya ke bekas luka pada lambung Tuhan Yesus. Sebenarnya Tomas dengan mata dan kepalanya sendiri telah melihat keajaiban yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bersama dengan murid- murid-Nya, tetapi baginya semua itu masih memerlukan bukti yang lebih nyata. Akhirnya, Yesus menampakkan diri dan menghampiri Tomas, dan memintanya untuk mencucukkan tangannya ke bekas tusukan yang dilakukan tentara Romawi pada lambung-Nya. Masih adakah orang Kristen saat ini yang bersikap seperti Tomas? Seharusnya tidak perlu ada lagi Tomas yang kedua. Pembuktian Tomas kepada Tuhan Yesus telah cukup menyakinkan iman umat Kristen di seluruh dunia saat ini. Pembuktian Tomas tersebut, yang tercatat dalam Kitab Injil, telah diyakini oleh setiap orang Kristen. Pembuktian Tomas tersebut tidak hanya berdampak pada imannya pribadi, tetapi juga berdampak kuat untuk menguatkan iman seluruh umat Kristen atas penebusan, kematian dan kenbangkitan Tuhan Yesus.
Namun, kalau kita melihat kehidupan iman orang Kristen secara seksama, maka akan nyata bagi kita bahwa masih banyak orang Kristen yang menginginkan bukti- bukti nyata dari Tuhan, meskipun dalam bentuk yang berbeda dari yang dilakukan Tomas. Di bawah ini penulis mengutip beberapa contoh yang sering terjadi di kalangan orang- orang Kristen:
- Seorang pemuda akan ikut serta dalam tugas pelayanan gereja apabila seorang wanita yang menjadi idamannya, bersedia menerima cintanya;
- Seorang jemaat bersedia memberikan persembahan persepuluhan, kalau ia diterima bekerja di sebuah perusahaan yang memiliki fasilitas yang serba memuaskan;
- Seorang simpatisan bersedia dibaptis dan menjadi anggota sebuah gereja, apabila pada tahun ini ia lulus dalam ujian kesarjanaannya.
Itulah beberapa ungkapan yang menginginkan bukti dari Tuhan. Cara- cara seperti itu seolah-olah ingin menguji kehendak Tuhan. Secara tidak langsung, ungkapan- ungkapan itu menunjukan bahwa kehendak pribadi lebih diutamakan daripada kehendak Tuhan. Atau, dengan lebih gamblang dapat dikalimatkan seperti berikut: "Bukan kehendak Tuhan yang jadi tetapi kehendakkulah yang jadi".
Pada era globalisasi saat ini, masih ada umat Kristen yang imannya kepada Tuhan belum kukuh. Imannya masih gampang terombang- ambing dan tidak menentu. Iman yang masih menginginkan bukti- bukti merupakan bukti akan iman yang belum sungguh- sungguh kepada Tuhan Yesus. Iman yang demikian tidak akan membawa pada keselamatan, tetapi lebih bersifat mencobai Tuhan.
Waktu yang sedang kita hadapi sekarang ini adalah waktu untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali. Akan sia- sia saja kalau sisa waktu ini kita pakai hanya untuk meminta bukti dari Tuhan dan ini akan menunjukkan bahwa iman kita kerdil. Iman yang tidak mantap bahkan yang suam- suam kuku, tidak mendapat bagian dalam kerajaan sorga dan orang- orang yang memiliki iman yang demikian tidak berbeda dengan orang- orang yang berkhianat kepada Tuhan.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.