Terinspirasi dari thread
newbie di thread pertama bila ada kekurangan dalam thread ini dengan inbox terbuka di terima kritik dan sarannya
Bagi yang merasa thread ini berguna.. jangan lupa memberikan GRP nya yah
Kode:
https://www.forum.or.id/showthread.php?t=26436&highlight=nakula+sadewa
newbie di thread pertama bila ada kekurangan dalam thread ini dengan inbox terbuka di terima kritik dan sarannya
> mencoba mengangkat sedikit asal usul salah satu pemain the wayang's
> semoga thread ini berguna bagi kehidupan bro / sist di sini semua
cuma sekedar berbagi ilmu.. bagi yang suka jangan lupa Rate 5 yah biar rame threadnya
Nakula(Pandawa)
NAKULA yang dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat) adalah putra ke-empat Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka.
Nakula lahir kembar bersama adiknya, Sahadewa atau Sadewa (pedalangan Jawa), Nakula juga menpunyai tiga saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara Mandura bernama; Puntadewa, Bima/Werkundara dan Arjuna
Nakula adalah titisan Bathara Aswi, Dewa Tabib.
Nakula mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata panah dan lembing.
Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui karena ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara Mretani.
Nakula juga mempunyai cupu berisi, "Banyu Panguripan/Air kehidupan" pemberian Bhatara Indra.
Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia.
Nakula tinggal di kesatrian Sawojajar, wilayah negara Amarta.
Nakula mempunyai dua orang isteri yaitu:
1. Dewi Sayati putri Prabu Kridakirata, raja negara Awuawulangit, dan
memperoleh dua orang putra masing-masing bernama; Bambang
Pramusinta dan Dewi Pramuwati.
2. Dewi Srengganawati, putri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa
yang tinggal di sungai/narmada Wailu (menurut Purwacarita,
Badawanangala dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra/Ekapratala)
dan memperoleh seorang putri bernama Dewi Sritanjung.
Dari perkawinan itu Nakula mendapat anugrah cupu pusaka berisi air kehidupan bernama Tirtamanik.
Setelah selesai perang Bharatyuda, Nakula diangkat menjadi raja negara Mandaraka sesuai amanat Prabu Salya kakak ibunya, Dewi Madrim. Akhir riwayatnya diceritakan, Nakula mati moksa bersama keempat saudaranya.
RADEN NAKULA DAN SADEWA
Kedua ksatria ini kembar, putra Pandu dari permaisuni Dewi Madrim, saudara Prabu Salya, raja negara Madraka. Waktu kanak-kanak, Nakula dan Sadewa bernama Pintèn dan Tangsèn.
Kesetiaan saudara kembar pada ketiga saudara mereka yang lebih tua tak pernah goyah. Kelima-limanya berpendirian sama dan merupakan suatu benteng yang kuat.
Sewaktu perang Baratayuda hampir pecah, Pendawa merasa was-was menghadapi prabu yang sakti dan sabar itu. Atas kebijaksanaaa Sri Kresna, Nakula dan Sadewa diutus menghadap Prabu Salya untuk meredakan amarahnya. Oleh karenanya, Prabu Salya tak sampai hati bermusuhan dengan Pendawa mengingat, bahwa kelima bersaudara itu adalah kemenakannya sendiri. Maka ketika perang Baratayuda pecah, Prabu Salya pun tak berperang sepenuh semangat, hingga menyebabkan menangnya Pendawa di dalam perang itu.
Nakula bermata jaitan, berhidung mancung, bersanggul kadal menek bersunting kembang Kluwih panjang. Berkalung ulur-ulur. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain bokongan putran.
Sadewa(Pandawa)
SADEWA atau Sahadewa yang dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Tangsen (=buah dari tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan dan dipakai untuk obat) adalah putra ke-lima/bungsu Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama kakanya, Nakula.
Sadewa juga mempunyai tiga orang saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara Mandura, bernama; Puntadewa, Bima/Werkundara dan Arjuna.
Sadewa adalah titisan Bathara Aswin, Dewa Tabib.
Sadewa sangat mahir dalam ilmu kasidan (Jawa)/seorang mistikus.
Mahir menunggang kuda dan mahir menggunakan senjata panah dan lembing.
Selain sangat sakti, Sadewa juga memiliki Aji Purnamajati pemberian Ditya Sapulebu, Senapati negara Mretani yang berkhasiat; dapat mengerti dan mengingat dengan jelas pada semua peristiwa.
Sadewa mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia.
Sadewa tinggal di kesatrian Bawenatalun/Bumiretawu, wilayah negara Amarta.
Sadewa menikah dengan Dewi Srengginiwati, adik Dewi Srengganawati (Isteri Nakula), putri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai/narmada Wailu (menurut Purwacarita, Badawanangala dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra/Ekapratala).
Dari perkawinan tersebut ia memperoleh seorang putra bernama Bambang Widapaksa/ Sidapaksa).
Setelah selesai perang Bharatayuda, Sedewa menjadi patih negara Astina mendampingi Prabu Kalimataya/Prabu Yudhistrira.
Akhir riwayatnya di ceritakan, Sahadewa mati moksa bersama ke empat saudaranya.
RADEN NAKULA DAN SADEWA
Kedua ksatria ini kembar, putra Pandu dari permaisuni Dewi Madrim, saudara Prabu Salya, raja negara Madraka. Waktu kanak-kanak, Nakula dan Sadewa bernama Pintèn dan Tangsèn.
Kesetiaan saudara kembar pada ketiga saudara mereka yang lebih tua tak pernah goyah. Kelima-limanya berpendirian sama dan merupakan suatu benteng yang kuat.
Sewaktu perang Baratayuda hampir pecah, Pendawa merasa was-was menghadapi prabu yang sakti dan sabar itu. Atas kebijaksanaaa Sri Kresna, Nakula dan Sadewa diutus menghadap Prabu Salya untuk meredakan amarahnya. Oleh karenanya, Prabu Salya tak sampai hati bermusuhan dengan Pendawa mengingat, bahwa kelima bersaudara itu adalah kemenakannya sendiri. Maka ketika perang Baratayuda pecah, Prabu Salya pun tak berperang sepenuh semangat, hingga menyebabkan menangnya Pendawa di dalam perang itu.
Nakula bermata jaitan, berhidung mancung, bersanggul kadal menek bersunting kembang Kluwih panjang. Berkalung ulur-ulur. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain bokongan putran.
Sumber berkata:Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982
FAQ :
_Perbedaan Nakula dan Sadewa apa donk ?
Nakula di Bold, Sadewa tidak
Bagi yang merasa thread ini berguna.. jangan lupa memberikan GRP nya yah