Amanda
IndoForum Beginner C
- No. Urut
- 122162
- Sejak
- 12 Mar 2011
- Pesan
- 806
- Nilai reaksi
- 30
- Poin
- 28
"Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!" — Mazmur 103:1
Kata Ibrani untuk berbagai ekspresi penyembahan menariknya memang terkait dengan postur tubuh. Misalnya:
Dalam Mazmur 95, pemimpin ibadah mengajak umat menyembah Tuhan dengan dua ekspresi yang kontras. Yang pertama gegap gempita, sarat sorak dan pujian, kemungkinan besar dengan musik dan tari-tarian. Yang kedua hening teduh, diam di tempat dan bersujud khidmat.
Namun, kedua ekspresi itu sama-sama dikaitkan dengan pengalaman dan pemahaman akan pribadi dan karya Tuhan yang besar.
Ini adalah prinsip yang penting. Penyembahan bukanlah sekadar rangkaian kata atau gerakan tubuh, tetapi tanggapan hati terhadap Tuhan. Tidak ada penyembahan yang lahir dari hati yang keras dan berpusat pada diri sendiri. Ketika kita tergoda menilai cara orang lain menyembah Tuhan dalam ibadah, ingatlah untuk menguji hati sendiri. Apakah hati dan ekspresi kita lebih dipengaruhi oleh musik, kebiasaan, kemajuan tegnology, performance yang sebatas pertunjukkan mimbar atau sebaliknya pada pengenalan kita akan pribadi Allah.
Menyembah berarti sepenuhnya fokus pada pribadi Allah, dan bukan pada musik, manusia atau perangkat lain yang sebatas sebagai pendukung.
Kata Ibrani untuk berbagai ekspresi penyembahan menariknya memang terkait dengan postur tubuh. Misalnya:
- Mengucap syukur = merentangkan tangan;
- Memuji = berlutut;
- Menyembah = sujud hingga wajah menyentuh tanah.
Dalam Mazmur 95, pemimpin ibadah mengajak umat menyembah Tuhan dengan dua ekspresi yang kontras. Yang pertama gegap gempita, sarat sorak dan pujian, kemungkinan besar dengan musik dan tari-tarian. Yang kedua hening teduh, diam di tempat dan bersujud khidmat.
Namun, kedua ekspresi itu sama-sama dikaitkan dengan pengalaman dan pemahaman akan pribadi dan karya Tuhan yang besar.
Ini adalah prinsip yang penting. Penyembahan bukanlah sekadar rangkaian kata atau gerakan tubuh, tetapi tanggapan hati terhadap Tuhan. Tidak ada penyembahan yang lahir dari hati yang keras dan berpusat pada diri sendiri. Ketika kita tergoda menilai cara orang lain menyembah Tuhan dalam ibadah, ingatlah untuk menguji hati sendiri. Apakah hati dan ekspresi kita lebih dipengaruhi oleh musik, kebiasaan, kemajuan tegnology, performance yang sebatas pertunjukkan mimbar atau sebaliknya pada pengenalan kita akan pribadi Allah.
Menyembah berarti sepenuhnya fokus pada pribadi Allah, dan bukan pada musik, manusia atau perangkat lain yang sebatas sebagai pendukung.