• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Film Kristen Terbaru, The Grace Cards

Invisible Star

IndoForum Newbie A
No. Urut
88832
Sejak
7 Jan 2010
Pesan
336
Nilai reaksi
26
Poin
28
Lebih dari 40 tahun setelah pembunuhan Martin Luther King, Jr., masalah ras masih menjadi isu yang meresahkan di Memphis, Tennesse. Tetapi sebuah film yang rencananya akan dirilis di bioskop musim semi ini menawarkan kasih karunia Allah sebagai jawaban untuk masalah tersebut.

"The Grace Card" ini diproduksi oleh Graceworks Pictures dan Calvary Pictures, rumah produksi yang baru didirikan oleh Calvary Church di Cordova, Tennesse.

Film ini merupakan film pertama yang dikerjakan oleh produser veteran Hollywood Klausner Howard semenjak kepulangannya kembali ke Tennesse bersama dengan keluarganya.

"Tentu saja ini adalah film yang berbicara tentang ras," kata Klausner saat sedang beristirahat di sela-sela penyuntingan gambar di Nashville studio. "Film ini bercerita tentang seorang polisi berkulit hitan dan seorang polisi berkulit putih. Dan tidak semuanya berakhir dengan bahagia."

Klausner menambahkan film Kristen ini ke dalam kredit filmnya termasuk Clint Eastwood's Space Cowboys, Dirty Harry dan Outlaw Dreams. Klausner merasa waktunya telah tiba bagi orang Kristen untuk terlibat dalam percakapan tentang ras.

"Saya pikir orang Kristen selama ini selalu diam jika menyangkut ras karena sama halnya dengan kasih karunia, masalah ras adalah sebuah hal yang sulit," ujar Klausner kepada CBN News. "Sulit untuk diperbincangkan dan membuat tidak nyaman."

Cerita berpusat pada polisi Memphis Mac McDonald dan Sam Wright. Tragedi pribadi membuat McDonald dipenuhi kemarahan terhadap orang berkulit hitam, dirinya sendiri dan juga Tuhan. McDonal berpartner dengan Wright selama bertugas, seorang kulit hitam yang sedang bersinar di kepolisian dan juga merupakan seorang pendeta, suami dan ayah.

Cerita ini ditulis oleh Davis Evans, seorang dokter mata di Memphis dan anggota gereja yang aktif dari Calvary Church.

"Saya pikir apa yang membedakan film ini adalah sudut pandangnya yang mengangkat sisi lain dari Memphis yang belum pernah digambarkan dalam film-film sebelumnya," Ungkap David kepada CBN News dalam sebuah wawancara di luar Lorraine Motel dimana Martin Luther King Jr. dibunuh.

"Dari dalam hatiku saya tahu perbedaan apa yang akan dibawa melalui film ini," lanjutnya. "Ada hal-hal tertentu yang hanya Anda yang tahu bahwa Allah telah menempatkannya di dalam hati Anda dan berkata, ‘David semuanya akan berjalan baik-baik saja'."

Grace-Card_1.jpg
Grace-Card_2.jpg
Grace-Card_3.jpg


Sebelum memproduksi "The Grace Card", David Evans hanya memiliki sedikit pengalaman sebagai pengarah dalam acara paskah tahunan gerejanya. Namun sebagai seorang pembuat film yang baru terlibat untuk pertama kalinya, David menunjukkan talenta yang luar biasa. Pemenang Academy Award, aktor Louis Gossett Jr. menandatangani kontrak untuk berperan sebagai seorang pemimpin hak-hak warga sipil yang sudah pensiun dan juga merupakan kakek dari petugas kepolisian Sam Wright.

"David mengirimkan naskah kepadanya dan saya bahagia untuk mengatakannya bahwa di hari berikutnya Tuan Gossett sendiri yang menelepon dan mengatakan bahwa naskah tersebut sangat indah dan ia bersedia untuk terlibat di dalamnya," ujar Klausner mengenang bagaimana David berhasil mengirimkan salinan naskahnya kepada agen Gossett sampai akhirnya sampai ke tangan Gossett sendiri.

Teman-teman gereja David juga terlibat dalam film ini sebagai pemain, figuran, kru film dan juga penyedia katering. Mereka secara sukarela bekerja lebih dari 10.000 jam, bekerja siang dan malam selama pembuatan film dalam 28 hari.

Komedian Michael Joiner berperan sebagai Mac McDonalds, bom waktu yang siap meledak. Joiner telah menjadi penulis untuk The Tonight Show with Jay Leno dan menjadi salah satu komedian paling top di seantero negeri. Tapi perannya dalam film ini adalah impian yang dinantikannya setelah ia meninggalkan dunia Hollywood.

"Ketika saya melihat naskahnya, saya merasa peran inilah yang saya doakan selama ini sebagai seorang Kristen dan juga aktor," ujar Joiner. "Saya tidak tahu apa yang sedang Tuhan kerjakan," lanjutnya. "Saya tidak ingin menjadi sombong, tapi saya memiliki perasaan bahwa saya sedang berada di tengah-tengah sesuatu yang besar dan saya membutuhkan itu karena saya telah melalui saat-saat sulit di LA."

Sisi lain dari Memphis yang digambarkan dalam film ini menjadi suatu hal yang lebih personal bagi Michael Higgenbottom, penduduk asli Memphis, yang memulai debutnya di film ini sebagai Sam Wright.

"Saya akan mengatakan bahwa Memphis memiliki kisah yang panjang akan masa lalu yang membedakan ras," ujar Higgenbottom, di sela-sela istirahatnya saat pengambilan adegan penembakan. "Kami masih memiliki dua pemerintahan yang berbeda di kota ini. Ada pemerintahan Shelby County dan juga pemerintahan Memphis City. Anda akan melihat sebagian besar orang kulit putih tinggal di daerah sini dan mayoritas orang kulit hitam tinggal di daerah sana."

Memphis menjadi pemeran utama dalam film Kristen, namun kota ini juga berperan penting dalam sejarah hak-hak sipil secara nyata. Hanya sehari sebelum Martin Luther King Jr. ditembak dan terbunuh, ia menyampaikan statement terkenalnya, "I've been to the Mountain Top" dalam pidatonya mendukung para pekerja sanitasi Memphis menghadapi rasisme.

"Bahkan sampai hari ini saya hanya berpikir masih ada api yang membara dan hanya dibutuhkan sebuah percikan untuk menyulut ketegangan," ujar David Evans, sambil duduk di luar Lorraine Motel, yang sekarang telah menjadi National Civil Rights Museum.

"The Grace Card" rencananya akan dirilis di bioskop musim semi ini dan David Evans berdoa agar film ini dapat meredakan ketegangan rasial, memulai percakapan antara ras dan membawa percikan harapan.

"Saya percaya masih ada gunung besar yang harus dipindahkan," ujar David. "Tapi hal itu sedang terjadi dan saya merasakannya selama 28 hari membuat film ini. Saya dapat merasakannya gunung itu sedang berpindah."

Sumber : cbn
 
wah bro..
bisa di share film2 kristiani terbaru nda nih?
wa lagi cari2
 
Ini filmnya tentang Rasis ya.....
gw ga ngerti padahal da baca kata2nya....
 
Ternyata di Amrik sono masih ada masalah RASIAL yach..... /sob

"Gunung" nya kalo bisa di hancurin dan jangan di pindahin,,,,, /gawi
 
Entah sampai kapan Rasis bisa dihapuskan di Amerika padahal Abraham Lincoln sudah mencoba untuk menghapuskan itu namun ternyata sampai sekarang tidak bisa dihapuskan seluruhnya /hmm

apalagi waktu Obama jadi presiden ada seorang Ibu2 tua yang diwawancarai sama lawannya John McCain berkata , " I don't Like Obama because he is an Iranian ... " /sob
 
film kayak gini cari dimana ya ??? apa ada yg jual DVDnya ?>?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.