• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Fenomena Angin Matahari, Bonus Pengamatan Gerhana

L999

IndoForum Junior E
No. Urut
44983
Sejak
31 Mei 2008
Pesan
1.587
Nilai reaksi
38
Poin
48
012217p.jpg

Fenomena gerhana matahari terlihat di Jakarta, Senin (26/1). Proses gerhana ini terjadi dari pukul 15.21-17.50 wib dan mencapai puncaknya pada pukul 16.41 wib. Gerhana matahari cincin ini dapat dilihat secara sempurna di wilayah Tanjung Karang Lampung, Anyer Banten, dan Samarinda.

JAKARTA, SENIN - Munculnya awan saat gerhana Matahari yang terjadi Senin (26/1) sore ini tidak selamanya mengganggu. Bahkan masyarakat disuguhi bonus fenomena alam yang belum tentu muncul setiap kali ada peristiwa gerhana Matahari.

Fenomena tersebut terlihat pada pengamatan yang dilakukan di Pusat Peragaan IPTEK Taman Mini Indonesia Indah. Masyarakat yang datang khusus untuk melihat gerhana Matahari melalui teleskop yang disediakan sempat kecewa karena awan tebal beberapa kali melintas dan menghalangi pengamatan.

Namun, beberapa saat setelah puncak gerhana yang terjadi pukul 16.41 WIB, tiba-tiba awan memudar dan Matahari yang tinggal tersisa dalam bentuk sabit karena tertutup Bulan pun muncul. Uniknya bentuk sabit Matahari seolah-olah berada di tengah awan yang berlubang.

"Akhirnya momentum puncak gerhana matahari cincin bisa terlihat walaupun hanya terjadi sekitar 80 persen dan bisa dilihat oleh masyarakat yang hadir di sini," kata Moedji Raharto, pakar astronomi yang juga mantan Kepala UPT Observatorium Bosscha ditemui di PP Iptek TMII Jakarta.

Moedji mengatakan fenomena tersebut terjadi akibat pengaruh angin Matahari. Pengaruh angin matahari, lanjut Moedji, sangat membantu agar proses gerhana matahari dapat terlihat. Ia menjelaskan ketika Bulan menutup sebagian besar pancaran cahaya Matahari, terjadi perbedaan suhu tepat di bawah gerhana.

Awan yang ada di bawahnya akan mengalami suhu dingin sehingga terjadi pembekuan. Namun, akhirnya segera memudar dan menyebar untuk mengisi ruangan yang lebih hangat di sekitarnya.

"Sayangnya angin matahari tersebut terjadi setelah momentum puncak. Tapi, meskipun begitu, fenomena yang indah ini tetap dapat dinikmati," ujar Moedji.

Selain itu, masyarakat sebenarnya juga diuntungkan oleh mendung yang terbentuk. Menurut Moedji, awan tersebut menjadi semacam filter cahaya matahari yang sangat menyilaukan sehingga masyarakat bisa melihat langsung dengan mata telanjang.

Sementara itu salah satu pengunjung bernama Tehodorus mengaku puas melihat peristiwa ini. Diakui siswa SD kelas 5 itu, ini merupakan pengalaman pertamanya melihat proses gerhana.

Hal yang sama diungkapkan Lulu dan Adit, siswa SMP Presiden Jababeka. Mereka merasa puas setelah mempelajari peristiwa gerhana lewat buku ajar di sekolah akhirnya bisa melihatnya secara langsung.

"Penasaran kami seperti hilang dan ternyata fenomena ini memang sangat indah," kata Lulu yang datang bersama 85 orang rombongan sekolahnya.
 
disini jelas bgt terlihat awan yang menghalangi >.<

tp pas jam 6.30 mulai kelihatn gerhananya, tp dah 1/2 bagian matahari terbuka....

tp lumayan lah daripada tidak sama sekali
 
dari rmh gw bisa kelihatan dengan mata telanjang.. coz ada awan yg cukup membantu sebagai flter alami.. hehehehe
 
ya q di surabaya jd gk bisa liat dehhhh
 
keren, gw baru denger sekarang...
gk ngeliat deh jadi nya :))
 
pas mw liat, d rmh gw lg mendung....
wkwkwkwkwk
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.