• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berita Eksekusi Pancung Ruyati, Ini Sikap SBY

Samantha

IndoForum Senior B
No. Urut
43737
Sejak
17 Mei 2008
Pesan
6.450
Nilai reaksi
157
Poin
63
Pemerintah melakukan moratorium TKI ke Arab Saudi, efektif terhitung mulai 1 Agustus 2011

VIVAnews – Lima hari setelah Ruyati binti Satubi dieksekusi pancung, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya menyatakan sikapnya secara langsung. Bertempat di Kantor Kepresidenan, Kamis 23 Juni 2011 siang, SBY mengungkapkan keprihatinannya.
“Hukuman mati terhadap saudari kita, Ruyati Binti Satubi, sebagaimana rakyat Indonesia, saya pun turut berduka atas musibah itu. Dan saya prihatin, serta menyatakan protes keras karena dalam pelaksanaan hukuman mati menabrak norma dan tata krama yang berlaku secara internasional,” kata SBY, Kamis siang. Sebab, tambah dia, eksekusi mati dilakukan tanpa pemberitahuan kepada pemerintah Indonesia.
Yudhoyono sekaligus membantah anggapan yang beredar di masyarakat: bahwa pemerintah gagal melindungi warga negaranya di luar negeri. “Karena itu saya memandang perlu memberi penjelasan lebih utuh. Lebih obyektif, untuk mengetahui duduk persoalan. Saya perlu beri penjelasan yang gamblang bagi rakyat Indonesia untuk diketahui duduk persoalannya. Apa, mengapa, dan bagaimana,” lanjut SBY.
Diakui presiden, ada banyak komentar negatif yang ditujukan ke pemerintah. “Saya menyimak, mendengarkan, pendapat dan pemberitahuan, cukup banyak komentar, kritik, bahkan serangan baik dari politisi dan pengamat, anggota DPR,” kata dia.

Hal-hal tersebut, kata dia, memang dibenarkan dalam demokrasi. Sebaliknya, "negara demokrasi pula memberikan hak pada pemerintah untuk memberikan penjelasan apa yang disoroti berdasar data, fakta, dan logika. Dan apa saja yang telah, dan sedang kita lakukan," tambah SBY.
SBY menekankan selama tiga hari ini pemerintah telah bekerja. Buktinya adalah enam keputusan dan instruksi yang dihasilkan dalam rapat terbatas yang diselenggarakan Rabu, 22 Juni 2011 malam.
Keputusan pertama, melakukan moratorium TKI ke Saudi Arabia, efektif terhitung mulai 1 Agustus 2011. Langkah-langkah moratorium dilakukan mulai hari ini. “Saya juga minta, berkaitan moratorium ini, warga negara patuh, mendukung, dan tak berupaya sendiri-sendiri mencari jalan pintas untuk nekat, karena ini semata-mata demi mereka semua,” kata SBY. Moratorium akan diberlakukan sampai ada kesepakatan dengan Arab Saudi.
Kedua, terkait moratorium ke negara-negara Timur Tengah lain, menunggu rekomendasi tim terpadu yang dipimpin Menakertrans yang sedang melakukan evaluasi secara menyeluruh. "Tim sedang bekerja. Segera setelah mereka melaporkan pada saya, akan diputuskan apakah moratorium juga layak diberlakukan di negara selain Saudi Arabia," kata Presiden.

Ketiga, SBY memutuskan untuk mengirim surat ke Raja Arab Saudi. Ada tiga hal yang disampaikan di dalamnya: bahwa SBY menilai hubungan bilateral RI dan Saudi dalam keadaan baik, kecuali dalam hal kasus TKI. Presiden juga menyatakan penghargaan karena ratusan TKI telah mendapat pembebasan dari ancaman hukuman. Yang ketiga adalah "protes keras saya atas eksekusi Saudari Ruyati, yang menabrak kelaziman norma, tata krama internasional dengan tak memberitahu ke pihak Indonesia."

Pemerintah juga memutuskan untuk membentuk satgas khusus penanganan dan pembelaan WNI yang terancam hukuman mati, membentuk Atase Hukum dan HAM di kedutaan-kedutaan besar RI yang memiliki tenaga kerja Indonesia dalam jumlah yang cukup banyak. Lalu, akan merumuskan kebijakan nasional menyangkut TKI di luar negeri setelah tim terpadu selesai melakukan evaluasi.

Tak hanya sendirian, dalam konferensi pers terkait Ruyati, presiden menggandeng tiga menteri terkait, yakni Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar, dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar – yang masing-masing memberikan penjelasan.
Dalam paparannya, Marty menegaskan bahwa pemerintah sudah bekerja keras menyelamatkan Ruyati. Dia juga menegaskan bahwa bukan cuma Indonesia yang tidak diberitahu jika warganya dieksekusi di Arab Saudi.
Menlu mengungkapkan bahwa Filipina pun, yang selama ini dicitrakan sukses melindungi pekerjanya di Saudi, pernah kecolongan atas hukuman mati seorang warga. Pada tahun 1999, lanjutnya, pemerintah Filipina malah baru tahu dua minggu setelah pekerjanya dieksekusi mati di Saudi. Sementara itu Menteri Patrialis Akbar menegaskan bahwa pemerintah sudah sukses menyelamatkan sejumlah tenaga kerja darihukuman mati.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Negara Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar menegaskan bahwa pemerintah sudah mengkaji soal TKI. Dan memutuskan untuk melakukan moratorium pengiriman TKI ke Saudi Arabia, sampai sejumlah hal disepakati. Sejumlah persyaratan itu antara lain soal kesempatan untuk berkomunikasi dengan keluarga dan gaji majikan yang minimal 11 ribu real.
Untung-rugi moratorium

Keputusan melakukan moratorium bukan keputusan sepihak pemerintah. Pada Selasa, 21 Juni 2011, Dewan Perwakilan Rakyat menggelar sidang paripurna terkait eksekusi mati Ruyati. Saat itu, semua fraksi DPR sepakat mendesak pemerintah agar melakukan moratorium pengiriman TKI ke luar negeri. Sampai pemerintah membenahi semua sistem rekruitmen TKI yang selama ini dianggap biang permasalahan.
Apa yang terjadi jika moratorium dilakukan? Menakertrans, Muhaimin Iskandar menggambarkan kondisi pasca keputusan soft moratorium yang diberlakukan sejak Januari 2011. Dilakukan pengetatan standar permintaan dan standar pengiriman TKI. Dari sebelumnya dikirim sampai 50 ribu TKI per bulan, sejak Januari berkurang separuhnya.
Selain itu, juga dengan menambah syarat-syarat agar majikan yang mempekerjakan TKI terseleksi dengan lebih baik. "Calon majikan harus melengkapi diri dengan surat kelakuan baik, gaji minimum 11 ribu riyal, peta rumah, jumlah dan foto keluarga serta pernyataan kesediaan membuka akses komunikasi," kata Cak Imin dalam keterangan resmi tertulis.
Soft moratorium, tambah dia, memberikan sejumlah dampak, positif dan negatif. Di antaranya, penurunan drastis apply job order dari 1.000 permintaan setiap hari menjadi hanya lima permintaan sejak Januari–Juni, ada kelangkaan TKI karena terjadi penurunan drastis keberangkatan ke Arab Saudi dari 30 ribuan per bulan menjadi 12-15 ribuan per bulan. Yang positif, Pemerintah Arab Saudi yang selama 40 tahun tidak pernah bersedia melakukan diplomasi perundingan untuk perlindungan TKI akhirnya bersedia berunding.
Namun, soft moratorium yang dilakukan juga menimbulkan dampak negatif. Dalam tiga bulan terakhir terdapat kurang lebih 180 ribu TKI yang habis kontrak kerjanya akan memilih untuk tidak pulang dan memperpanjang kontrak, sehingga status menjadi ilegal (overstayer). Selain itu, majikan tidak bersedia memenuhi persyaratan karena beratnya syarat untuk mempekerjakan TKI yang diberlakukan oleh perwakilan RI.
Sementara, pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, berpendapat pemberlakuan penghentian sementara (moratorium) pengiriman TKI ke Arab Saudi dipastikan tidak akan berpengaruh kepada anggaran pemerintah. Kondisi itu lebih banyak berpengaruh pada neraca pembayaran. “Pengurangan devisa sama sekali tidak terkait dengan anggaran, tapi lebih ke neraca pembayaran,” kata dia.

Ke depan, Bambang berharap, pengiriman TKI akan lebih diprioritaskan pada negara-negara yang memang menghormati hak asasi dari tenaga kerja bersangkutan. Untuk pengalihan tenaga kerja ini, Kemenkeu mengusulkan dua negara tujuan TKI yang ideal untuk mencari nafkah yaitu Hong Kong dan Taiwan.
Kembalikan ‘Ruyati’

Ruyati terlanjur tewas, tanpa sempat melakukan pertemuan terakhir dengan keluarganya, tanpa mendapatkan pembelaan maksimal. Namun, ada yang masih mengganjal. Keluarga menginginkan, paling tidak, jasadnya kembali ke kampung halamannya.
Analis kebijakan Migrant Care, Wahyu Susilo mengatakan, pemerintah harus bertindak menjawab permintaan keluarga korban, agar jenazah Ruyati dipulangkan. "Jika pemerintah menganggap penting kasus Ruyati, seharusnya punya kemauan serius untuk memulangkan jenazahnya. Ini bentuk pertanggungjawaban pemerintah," kata Wahyu, saat dihubungi Kamis siang.

Secara terpisah, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid, Direktur Wahid Institute mengatakan beberapa tokoh lintas agama sepakat untuk mengutus Migrant Care ke Arab Saudi. Terkait usaha pemulangan jenazah. Termasuk memberangkatkan keluarga Ruyati. Hal itu ditempuh, kata Yenny, karena pemerintah tidak mau berusaha memulangkan jenazah Ruyati. Padahal, jika pemerintah mau berusaha, peluang itu masih ada."Persoalannya sudah dilakukan belum. Jangan bilang susah dulu, kalau mentok dan nyerah dari awal, ya ga bisa. Pertama sudah beralasan nggak mau nyoba, terus kecolongan, gimana coba," tegas Yenny.
Sementara, Kamis siang, puluhan aktivis dari Forum Gerakan Rakyat Nasional Indonesia, Persatuan Pergerakan Wanita Nasional Kota Bekasi, dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Bekasi, melakukan aksi simpatik mengumpulkan sejuta tanda tangan dukungan untuk pemulangan jenazah Ruyati.

"Cara-cara seperti inilah yang bisa kami lakukan, untuk mengetuk hati para pejabat Pemerintah Indonesia. Agar mereka mau serius, mengupayakan jenazah Ruyati bisa dipulangkan dan dimakamkan di kampungnya, seperti yang diinginkan keluarga," kata Pembina FGRNI, Nyimas Sakuntala Dewi, dalam aksi di depan Gedung DPRD Kota Bekasi, 23 Juni 2011. Aksi pengumpulan sejuta tanda tangan dilakukan pada sebuah spanduk putih sepanjang 25 meter.
Lalu, bagaimana tanggapan pemerintah? Menakertrans, Muhaimin Iskandar mengatakan, pemerintah mengusahakan jenazah Ruyati bisa dibawa pulang ke Indonesia. Maksud itu sudah disampaikan kepada kedutaan besar Arab Saudi di Indonesia. "Kementerian Luar Negeri juga memerintahkan perwakilan melakukan lobi-lobi kepada pihak terkait," kata Muhaimin, di Istana Presiden, Kamis 23 Juni 2011

Muhaimin mengungkapkan, dalam pemulangan jenazah Ruyati ada dua kendala yang dihadapi pemerintah. "Soal keagamaan dan tradisi," kata dia.

Meski demikian, Menakertras tidak bisa memastikan, SBY akan melobi langsung ke pemerintahan Saudi Arabia soal pemulangan jenazah Ruyati. "Kita tidak bisa memprediksi, tapi kita tetap usaha," kata dia. Soal waktu juga belum ditentukan. Soal pemulangan jenazah Ruyati juga dibahas dalam rapat kabinet terbatas Rabu malam.

udah lima hari berlalu, baru ngomong :D

eh eh eh kalo orang asli Arab sana, mereka baik-baik. tapi kalo seperti pendatang gitu.. jangan ditanya, dah moralnya nol! kalau pun ada yang resek, paling cuman beberapa gelintir. :) Ah... mendingan tuh para tki suruh pulang semua.. ayo kembangkan Indonesia aja! masih banyak loh sebenernya lapangan kerja di dalam negeri. sayangnya, masih banyak tangan yang tega berbuat nista!!

Moratorium TKI, Ini Tanggapan Saudi

Media di Saudi bahkan menyebut moratorium sebagai langkah politis.

Indonesia melakukan moratorium pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi mulai 1 Agustus 2011. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Kamis 23 Juni kemarin. Keputusan moratorium itu disokong banyak pihak, terutama sesudah eksekusi pancung terhadap Ruyati. Sebelum keputusan pemerintah itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam rapat paripurna Selasa pekan ini bahwa sudah memutuskan dan mendesak pemerintah mengambil langkah moratorium itu. Semua fraksi di Senayan sepakat mendesak pemerintah menghentikan pengiriman TKI, khususnya ke Arab Saudi.
Sampai kapan moratorium itu berlaku? Sampai manajemen pengiriman TKI ini beres dan jelas, begitu bunyi keputusan paripurna itu.
Memang haruslah diakui bahwa sebagian persoalan TKI itu ada di sini. Ya, soal manajemen itu. Dan salah satu alasan DPR mendesak pemerintah melakukan moratorium, kata Ketua DPR Marzuki Alie, adalah memberi waktu kepada pemerintah membenah kerjasama antara sejumlah institusi dan lembaga yang berkaitan pengiriman TKI. Lembaga-lembaga itu adalah Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, BNP2TKI, dan Kementerian Luar Negeri.
Apalagi, dari pantauan DPR sendiri, banyak para calon TKI yang justru dijadikan alat untuk memperkaya perusahaan tertentu di dalam negeri. "Saya mendengar ada iuran. Tapi manakala TKI membutuhkan, iuran itu tidak dimanfaatkan untuk memberi perlindungan terhadap mereka," terang Marzuki yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini..

Bagaimana reaksi publik Arab Saudi atas keputusan itu? Seperti publik di sini, ada yang melihat akar masalahnya di dalam negeri, ada pula yang menilai akar masalahnya di seberang sana.
Sejumlah pihak di Arab Saudi menanggapi moratorium ini secara emosional. Kepala Komite Perekrutan Nasional Arab Saudi, Saad Al-Baddah mendesak pemerintah Arab Saudi untuk melarang perekrutan warga negara Indonesia sebagai tenaga kerja.

"Kenyataannya, kedatangan pekerja Indonesia ke Arab Saudi telah dihentikan sejak lebih dari enam bulan lalu," kata Al-Baddah, seperti dikutip dari Saudi Gazette.

"Sumber tenaga kerja lain masih banyak tersedia, tak memengaruhi pasar (tenaga kerja) Saudi," lanjut Baddah. Sejak keputusan moratorium TKI, Saudi akan meningkatkan pencarian tenaga kerja dari Ethiopia, Nepal, Kenya, dan Sri Lanka.

Saudi Gazette pun kemudian menulis bahwa moratorium penghentian TKI dilatarbelakangi motif politis. Mengutip sumber anonim, Saudi Gazette menulis bahwa moratorium pengiriman TKI berlatar belakang politis dan sebagai langkah skeptis dari keseriusan pemerintah Indonesia menangani masalah TKI.

"Pemerintah Indonesia selalu melakukan taktik ini menjelang Pemilihan Umum. Pengumuman penghentian pengiriman telah diumumkan beberapa kali di masa lalu, tapi suplai pekerja Indonesia ke Saudi Arabia tak pernah berhenti," kata sumber Saudi Gazette di Indonesia itu.
Politis? Ini Jawaban Istana

Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, penilaian sejumlah media massa di sana bahwa moratorium TKI sebagai langkah politis lantaran karena mereka belum mendapat informasi dan berita yang utuh soal alasan pemerintah Indonesia melakukan moratorium.

"Mereka belum mendapat informasi secara utuh," kata Julian saat dihubungi VIVAnews, 24 Juni 2011. "Soft moratorium kan sudah dimulai sebelumnya, keputusan ini setelah evaluasi berkala selama tiga bulan," lanjut Julian.

Pemerintah, kata Julian, memutuskan untuk melakukan penghentian pengiriman TKI ke Arab Saudi karena pertimbangan banyaknya kasus yang terjadi. "Ini bukan politis, tapi karena pertimbangan kasus-kasus hukum yang dialami TKI di Arab Saudi," jelas Julian.

Kemarin, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan soft moratorium ke Arab Saudi telah dilakukan sejak awal Januari tahun ini. Langkah awal yang dilakukan dalam soft moratorium terdiri dari dua cara, regulasi dan sosialisasi ke TKI.

"Regulasi menyangkut job order secara ketat," ucap Muhaimin. "Juga lakukan pengawasan rekrutmen di dalam negeri hingga titik-titik keberangkatan."

Sedangkan, dalam sosialisasi ke TKI dilakukan untuk menyadarkan TKI mengenai konsekuensi kerja di luar negeri, terutama Arab Saudi. "Langkah semi moratorium ini telah memperlihatkan dampak positifnya, dari order 50 ribu (TKI ke Arab Saudi) per hari, kini tinggal 15 ribu," ucap Muhaimin.
 
pikir SBY..
satu di pancung masih ada 1000 ruyati lagi sebagai pengantinya yang di kirim dari indonesia:)
 
wah, yg ngomong hanya karna ruyati, harus menghentikan seluruh pengiriman tki ke arab itu harus dilakukan.
tetapi, apakah yg ngomong seperti itu berpikir, berapa banyak bertambahnya pengangguran di indonesia ini kalo ga dikirim tki?
kalo ga mau dihukum pancung disana, jangan bunuh orang negri seberang donk...

dalam kasus ruyati, kita jangan hanya menyalahkan pemerintah arab, karna warga negara arab juga ada yg mati ditangan warga kita.
contohnya ruyati.
dia dihukum pancung karena dituduh melakukan pembunuhan terhadap majikannya dan ruyati juga telah mengakuinya.

jadi, pemerintah arab tidak bersalah dalam hal pemancungan itu, dan pemerintah kita juga tidak dapat berbuat apa2 terhadap hal ini.
 
katanya skrg presiden kita SBY dipanggil raja Saudi Arabia.. mau apa lagi tuh mereka..~ X(
 
pemerintah tutup mata pada kasus ruyati, ini bukti bahwa pemerintah ga becus dalam menanggani masalah TKI..
ga ada payung hukum yang jelas,
pemerintah sibuk soal keuntungan devisa dari TKI..

hebat!!
 
dalam kasus ruyati, kita jangan hanya menyalahkan pemerintah arab, karna warga negara arab juga ada yg mati ditangan warga kita.
contohnya ruyati.
dia dihukum pancung karena dituduh melakukan pembunuhan terhadap majikannya dan ruyati juga telah mengakuinya.
tapi ruyati ada alasan kan kenapa dia sampe bunuh majikannya

emang sih morotarium bukan pemecahan masalah yang tepat soalnya kalo sampe beneran diberlakukan berfikir juga berapa pengangguran yang bakal ada :((
yang pasti pemerintah harus peka gitu loh kayanya bagus juga kalo setiap 5 TKW diawasin sama satu pejabat berwenang diKBRI yang bersangkutan
 
pikir SBY..
satu di pancung masih ada 1000 ruyati lagi sebagai pengantinya yang di kirim dari indonesia:)

haha gak boleh berprasangka buruk dulu..
tapi itu bisa jadi sih :D

wah, yg ngomong hanya karna ruyati, harus menghentikan seluruh pengiriman tki ke arab itu harus dilakukan.
tetapi, apakah yg ngomong seperti itu berpikir, berapa banyak bertambahnya pengangguran di indonesia ini kalo ga dikirim tki?
kalo ga mau dihukum pancung disana, jangan bunuh orang negri seberang donk...

dalam kasus ruyati, kita jangan hanya menyalahkan pemerintah arab, karna warga negara arab juga ada yg mati ditangan warga kita.
contohnya ruyati.
dia dihukum pancung karena dituduh melakukan pembunuhan terhadap majikannya dan ruyati juga telah mengakuinya.

jadi, pemerintah arab tidak bersalah dalam hal pemancungan itu, dan pemerintah kita juga tidak dapat berbuat apa2 terhadap hal ini.

Juga gak bisa menyalahkan Ibu Ruyati sepenuhnya :D
toh Ibu Ruyati punya alasan, kenapa sampai membunuh..
so, menurutku, impas kok.. yang sana mati, yang sini mati.. IMPAS

katanya skrg presiden kita SBY dipanggil raja Saudi Arabia.. mau apa lagi tuh mereka..~ X(

kongkalikong kali ya :D

pemerintah tutup mata pada kasus ruyati, ini bukti bahwa pemerintah ga becus dalam menanggani masalah TKI..
ga ada payung hukum yang jelas,
pemerintah sibuk soal keuntungan devisa dari TKI..

hebat!!

tapi ruyati ada alasan kan kenapa dia sampe bunuh majikannya

emang sih morotarium bukan pemecahan masalah yang tepat soalnya kalo sampe beneran diberlakukan berfikir juga berapa pengangguran yang bakal ada :((
yang pasti pemerintah harus peka gitu loh kayanya bagus juga kalo setiap 5 TKW diawasin sama satu pejabat berwenang diKBRI yang bersangkutan

Maka dari itu, aku setuju sekali sama wacana beberapa bulan silam yang ternyata gak juga terwujud itu..

TKI/TKW HARUS dibekali skill, ability, experience, defense & attack kalo perlu.. sebelum berangkat ke negara yang dituju.
Mereka harus dibekali pengetahuan bahasa, ilmu bidang pekerjaan yang akan dilakoni, dan cara membela diri yang baik, gimana jangan sampe terjadi pembunuhan atau melukai satu sama lain.

Sekarang kan engga, asal duit beres, tinggal berangkat, tanpa peduli apakah si TKI/TKW bisa kerja apa gak! Jadi asal main kirim gitu.
Bisa aja, penyiksaan yang terjadi, karena majikannya gak sabaran ngeliat cara kerja para TKI/TKW yang menurut mereka mungkin gak becus.
aku aja kalo di rumah pembantu kerjaan gak beres gak becus gitu, udah dibilangin berkali-kali tetep aja gitu ya jengkel juga. apalagi yang di luar negeri. udah bahasa gak ngerti, kerja gak beres.. wahh
 
terlambat sudah/ terlambat sudah/ ruyati sudah dipancung.
sedikit plagiat lagu panbers
 
^
tetep aja harus dipikirkan gimana supaya hal-hal kayak gini jangan terjadi lagi...
 
g ada Presiden rasanya negeri ini tetep baik2 saja
 
@Samantha: iya tuw kyknya bener mereka kongkalikong deh cc.. ksihan bu Ruyati nya xg jd korban :-q

Arab Saudi & Malaysia tuh emx prh.. dngr² TKI & TKW qt dsna jg mlh dilarang sholat X(

Pdhl mreka kn negara islam, maunya apa sih mereka tuh :-?
 
namanya juga manusia.. tempat paling banyak berbuat dosa.. :D
 
ckckkck.. kpan y di indonesia ad damainya..
ad aj kasus macam"..
klo gk di dlm negeri, di luar negeri.. hwaa~
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.