Pemberantasan korupsi saat ini tidak didukung semua pihak. Hal ini terlihat dari ketidakadaan kesamaan langkah bahkan terkesan saling jegal- menjegal antara pimpinan lembaga penegak hukum.
"Kesalahan (penyidik KPK) Novel (Basewan) ini dicari. Ini terlihat Novel diintip-intip ke rumahnya, bahkan ada berita keluarganya yang diancam," ujar Ketua Kaukus Antikorupsi Dewan Perwakilan Daerah (DPD), I Wayan Sudirta, dalam jumpa pers di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, tadi malam.
Sudirta meyakini, apabila kesalahan-selahan dicari tanpa berdasarkan bukti dan fakta dan menghambat pemberantasan korupsi, dikhawatirkan gelombang kemarahan masyarakat akan terus bergulir.
Sementara di tempat yang sama anggota DPD, AM Fatwa mengatakan, KPK harus didukung oleh seluruh elemen bangsa. DPD siap berada di garis terdepan dalam pemberantasan korupsi. Oleh karena itu, DPD, kata Fatwa, sudah dua tahun membentuk kaukus anti korupsi.
Untuk itu, Polri, ujar dia, harus tahu diri. Polri jangan melemahkan KPK. Polri harus back-up KPK.
"Kesalahan (penyidik KPK) Novel (Basewan) ini dicari. Ini terlihat Novel diintip-intip ke rumahnya, bahkan ada berita keluarganya yang diancam," ujar Ketua Kaukus Antikorupsi Dewan Perwakilan Daerah (DPD), I Wayan Sudirta, dalam jumpa pers di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, tadi malam.
Sudirta meyakini, apabila kesalahan-selahan dicari tanpa berdasarkan bukti dan fakta dan menghambat pemberantasan korupsi, dikhawatirkan gelombang kemarahan masyarakat akan terus bergulir.
Sementara di tempat yang sama anggota DPD, AM Fatwa mengatakan, KPK harus didukung oleh seluruh elemen bangsa. DPD siap berada di garis terdepan dalam pemberantasan korupsi. Oleh karena itu, DPD, kata Fatwa, sudah dua tahun membentuk kaukus anti korupsi.
Untuk itu, Polri, ujar dia, harus tahu diri. Polri jangan melemahkan KPK. Polri harus back-up KPK.