• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Deja vu dan asal usulnya...

kintamani

IndoForum Junior D
No. Urut
14673
Sejak
25 Apr 2007
Pesan
1.889
Nilai reaksi
63
Poin
48
Hampir semua dari kita pernah mengalami apa yang dinamakan deja vu: sebuah perasaan aneh yang mengatakan bahwa peristiwa baru yang sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami jauh sebelumnya. Peristiwa ini bisa berupa sebuah tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang sedang dilakukan, atau sebuah acara TV yang sedang ditonton. Lebih anehnya lagi, kita juga seringkali tidak mampu untuk dapat benar-benar mengingat kapan dan bagaimana pengalaman sebelumnya itu terjadi secara rinci. Yang kita tahu hanyalah adanya sensasi misterius yang membuat kita tidak merasa asing dengan peristiwa baru itu. Keanehan fenomena deja vu ini kemudian melahirkan beberapa teori metafisis yang mencoba menjelaskan sebab musababnya. Salah satunya adalah teori yang mengatakan bahwa deja vu sebenarnya berasal dari kejadian serupa yang pernah dialami oleh jiwa kita dalam salah satu kehidupan reinkarnasi sebelumnya di masa lampau. Bagaimana penjelasan ilmu psikologi sendiri?

Terkait dengan Umur dan Penyakit Degeneratif
Pada awalnya, beberapa ilmuwan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.
Selain itu, sebelumnya Chris Moulin dari University of Leeds, Inggris, telah menemukan pula penderita deja vu kronis: orang-orang yang sering dapat menjelaskan secara rinci peristiwa-peristiwa yang tidak pernah terjadi. Mereka merasa tidak perlu menonton TV karena merasa telah menonton acara TV tersebut sebelumnya (padahal belum), dan mereka bahkan merasa tidak perlu pergi ke dokter untuk mengobati ‘penyakit’nya karena mereka merasa sudah pergi ke dokter dan dapat menceritakan hal-hal rinci selama kunjungannya! Alih-alih kesalahan persepsi atau delusi, para peneliti mulai melihat sebab musabab deja vu ke dalam otak dan ingatan kita.
Baru-baru ini, sebuah eksperimen pada tikus mungkin dapat memberi pencerahan baru mengenai asal-usul deja vu yang sebenarnya. Susumu Tonegawa, seorang neuroscientist MIT, membiakkan sejumlah tikus yang tidak memiliki dentante gyrus, sebuah bagian kecil dari , yang berfungsi hippocampus normal. Bagian ini sebelumnya diketahui terkait dengan ingatan episodik, yaitu ingatan mengenai pengalaman pribadi kita. Ketika menjumpai sebuah situasi, dentate gyrus akan mencatat tanda-tanda visual, audio, bau, waktu, dan tanda-tanda lainnya dari panca indra untuk dicocokkan dengan ingatan episodik kita. Jika tidak ada yang cocok, situasi ini akan ‘didaftarkan’ sebagai pengalaman baru dan dicatat untuk pembandingan di masa depan.
Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam mencocokkan persamaan dan perbedaan antara beberapa situasi. Namun, seperti yang telah diduga, tikus-tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer: kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.
Menciptakan ‘Deja Vu’ dalam Laboratorium
Salah satu hal yang menyulitkan para peneliti dalam mengungkap misteri deja vu adalah kemunculan alamiahnya yang spontan dan tidak dapat diperkirakan. Seorang peneliti tidak dapat begitu saja meminta partisipan untuk datang dan ‘menyuruh’ mereka mengalami deja vu dalam kondisi lab yang steril. Deja vu pada umumnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di mana tidak mungkin bagi peneliti untuk terus-menerus menghubungkan partisipan dengan alat pemindai otak yang besar dan berat. Selain itu, jarangnya deja vu terjadi membuat mengikuti partisipan kemana-mana setiap saat bukanlah hal yang efisien dan efektif untuk dilakukan. Namun beberapa peneliti telah berhasil mensimulasikan keadaan yang mirip deja vu.
Seperti yang dilaporkan LiveScience, Kenneth Peller dari Northwestern University menemukan cara yang sederhana untuk membuat seseorang memiliki ‘ingatan palsu’. Para partisipan diperlihatkan sebuah gambar, namun mereka diminta untuk membayangkan sebuah gambar yang lain sama sekali dalam benak mereka. Setelah dilakukan beberapa kali, para partisipan ini kemudian diminta untuk memilih apakah suatu gambar tertentu benar-benar mereka lihat atau hanya dibayangkan. Ternyata gambar-gambar yang hanya dibayangkan partisipan seringkali diklaim benar-benar mereka lihat. Karena itu, deja vu mungkin terjadi ketika secara kebetulan sebuah peristiwa yang dialami seseorang serupa atau mirip dengan gambaran yang pernah dibayangkan.
LiveScience juga melaporkan percobaan Akira O’Connor dan Chris Moulin dari University of Leeds dalam menciptakan sensasi deja vu melalui hipnosis. Para partisipan pertama-tama diminta untuk mengingat sederetan daftar kata-kata. Kemudian mereka dihipnotis agar mereka ‘melupakan’ kata-kata tersebut. Ketika para partisipan ini ditunjukkan daftar kata-kata yang sama, setengah dari mereka melaporkan adanya sensasi yang serupa seperti dejavu, sementara separuhnya lagi sangat yakin bahwa yang mereka alami adalah benar-benar deja vu. Menurut mereka hal ini terjadi karena area otak yang terkait dengan familiaritas diganggu kerjanya oleh hipnosis.

source: popsy,physiologic journal
kalo suka plz GRP,kalo repost,lngng gembok aja om
 
Udah pernah di Health centre ini/hmm
cuma berbeda artikelnya, disana gak ada contoh2 tikus2nya....
Nice posting
 
ooh jadi gitu ya, gw pikir emang beneran kita pernah melakuan itu dan terulang2 gitu hwhwhw
 
Kalo menurut Artikel yg satunya, kesalahan di bagian otak Hippocampus, katanya bagian itu yg membedakan antara dua kejadian yang mirip, kalo pas ngalamin deja vu artinya bagian sananya lagi eror..../hmm
bisa eror juga otak manusia...
 
Kalo menurut Artikel yg satunya, kesalahan di bagian otak Hippocampus, katanya bagian itu yg membedakan antara dua kejadian yang mirip, kalo pas ngalamin deja vu artinya bagian sananya lagi eror..../hmm
bisa eror juga otak manusia...

ini ada hubunganny dgn stress,ato geger otak gt??? /hmm
 
wew.. mantep niy.. jadi dejavu itu yg pasti knp ya?
 
ada penjelasan alternatif. di belanda ada satu hypnotis bisa membawa anda ke "kehidupan sebelum-nya". dari testimony para pengunjung, mereka melihat orang2 yg sekarang mereka kenal di kehidupan ini juga berada di "kehidupan sebelum-nya" ketika dibawah pengaruh hypnotis. praktek dokter ini berjalan baik dengan teology reinkarnasi yg dipercaya umat buddha.
 
Gw sering banget deja vu.
Rasanya aneh banget gitu.
 
jd kesimpulannya apa yah...??

kok aq ga bisa nyimpulin artikel diatas.../hmm
 
ada penjelasan alternatif. di belanda ada satu hypnotis bisa membawa anda ke "kehidupan sebelum-nya". dari testimony para pengunjung, mereka melihat orang2 yg sekarang mereka kenal di kehidupan ini juga berada di "kehidupan sebelum-nya" ketika dibawah pengaruh hypnotis. praktek dokter ini berjalan baik dengan teology reinkarnasi yg dipercaya umat buddha.

tapi pembuktian dari penglihatan masa lalu nya itu belum bisa dibuktikan
 
yah believe in yourself aja... klo emang bener2 kita bisa dikit2 ngeliat ke masa depan bagus juga khan...?
 
Kalo gw malah berkali-kali,,gw ngerasa kalo ada beberapa kejadian aktivitas gw yang hari ini tuh dah pernah sebelumna,,dan gag ada bedana sama yang dah pernah terjadi...............
 
/hmm /hmm klo gue sih sptnya blom pernah deajvu /heh

nice inpo /no1
 
hmm jadi deja vu itu bukan kejadian yang pernah kita alami di mimpi toh? /hmm karna yg gw tau slama ini deja vu itu kejadian yg pernah kita mimpi-in alias mimpi jadi kenyataan :))

gw jg pernah denger katanya kalo sering mengalami deja vu umurnya makin pendek? /hmm

btw, nice info /no1
 
memang rada membingungkan.. ehehehe
 
gw juga udah pernah denger tapi belum sedetail ini...
gw sendiri juga jarang melakukan hal tersebut...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.