m3tt4
IndoForum Beginner E
- No. Urut
- 103936
- Sejak
- 31 Agt 2010
- Pesan
- 431
- Nilai reaksi
- 10
- Poin
- 18
Clairvoyance | Kemampuan Melihat Masa Depan (1)
Oleh : Ajahn Brahm
Tema pembicaraan kita pada malam ini adalah tentang kemampuan melihat masa depan (clairvoyance). Ada berapa orang di antara anda sekalian yang telah meramalkan bahwa saya akan berbicara tentang hal ini pada malam ini ? Dan yang anehnya, kadang-kadang kebanyakan dari kita telah sudah mengetahui apa yang akan terjadi kemudian. Atau mungkin kita pergi ke paranormal atau ke orang-orang yang menyebut diri mereka peramal. Mereka memberikan ramalan. Kadang-kadang mereka benar dan kadang-kadang mereka tidak benar. Dan apa yang terjadi, terutama dengan para bhikkhu yang ada di depan anda ini, karena kami telah bermeditasi untuk waktu yang lama dan orang-orang berpikir kami mempunyai kekuatan supranatural yang hebat.
Seperti yang saya alami ketika saya menghadiri suatu konferensi global pada bulan Juni lalu. Pihak panitianya menginginkan suatu pertunjukan untuk konferensi tersebut. Lalu mereka bertanya, apakah saya bisa "terbang" (levitate) di hadapan umum, karena hal itu akan menjadikan konferensi tersebut sukses besar. Dan saya menolaknya. Mengapa ? Karena para bhikkhu tidak akan pernah mempertunjukkan kekuatan supranatural mereka. Karena jika kami benar-benar melakukan hal-hal seperti meramal nasib di dalam praktek kami, maka tentu saja anda semua akan bertanya kepada saya tentang siapa yang akan memenangkan Piala Melbourne. Dan anda semua akan bertanya kepada saya, "Tolonglah, bisakah anda memberitahukan nomor lotere nya?" Itu namanya mencuri ! Karena jika seseorang membeli lotere atau bertaruh di pacuan kuda, bukankah itu tidak adil ketika anda mencuri kesempatan dengan mencari para bhikkhu atau peramal, dan mencari tahu siapa yang akan menang ? Oleh karena itu kami tidak melakukan hal-hal seperti itu.
Dan juga jika kami mengetahui apa yang akan terjadi dan memberitahukannya kepada orang-orang, lalu bayangkan saja apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. Mereka akan mengangkat saya menjadi anggota CIA. Dan saya takkan pernah bisa datang ke Buddhist Center ini lagi karena saya akan menjadi sangat sibuk. Kerjanya hanya meramal peristiwa apa yang akan terjadi, kapan bom akan meledak, atau siapa yang menjadi teroris atau siapa yang bukan teroris. Dan jika anda bisa "terbang" seperti apa yang sudah saya katakan sebelumnya, Pesta Olahraga Persemakmuran di Melbourne akan segera tiba, dan saya akan senantiasa berada di sana di setiap saat, mengikuti pertandingan lompat tinggi. Dan itu akan menjadi sangat tidak adil karena saya mencuri kesempatan dari orang lain. Jadi, kami tidak melakukan hal-hal tsb.
Tetapi orang lain melakukannya. Kadang-kadang bahkan para bhikkhu sendiri. Kadang-kadang anda mengatakan sesuatu dan orang-orang mendengarkan dengan penuh perhatian. Terutama tradisi-tradisi di Asia. Mereka selalu berpikir bahwa bhikkhu-bhikkhu bisa meramal tentang hal-hal ini. Memberikan nomor lotere dan hal-hal semacam itu. Dan sayangnya, kadang-kadang mereka benar. Saya ingat ini ketika saya masih seorang bhikkhu muda, saya sedang menetap di gunung seorang diri di pedalaman Thailand. Dan orang-orang Thai di sana suka bermain lotere. Kami punya sebuah guyonan di Thailand, bahwa tidak seorang pun yang tahu kapan rahib Buddhis bekerja, kapan bulan purnama ataupun setengah bulan purnama tiba. Tetapi mereka semua tahu kapan ada permainan lotere.
Karena itu adalah hari yang paling penting dalam seminggu bagi mereka. Jadi, mereka akan mendatangi saya dua atau tiga hari sebelumnya. Dan mereka akan bertanya, "Begini, anda kan seorang bhikkhu pertapa. Anda pasti sudah menjalani meditasi yang mendalam, jadi anda bisa menolong kami. Bisakah anda memberi kami angka-angkanya?" Dan kadang-kadang mereka akan datang dan memperlihatkan semua bilur-bilur di tangan mereka untuk menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat miskin. Dan mereka akan berkata, "Oh, anda benar-benar tidak memiliki rasa iba, jika anda tidak memberitahukan kami angka-angkanya." Kadang-kadang saya berpikir untuk bilang, "Baiklah, selama kalian membagikan saya 10 persen !"
Tetapi tentu saja kami tidak bisa melakukan hal-hal seperti itu. Dan pada akhirnya saya hanya berkata kepada mereka, "Tidak, saya tidak bisa mengatakannya." Namun mereka mencoba mengelabui saya. Mereka mulai bertanya kepada saya pertanyaan-pertanyaan seperti, "Berapa lama anda akan tinggal di sini?" Saya bilang saya tidak tahu. "Kapan anda akan pergi?" Dan saya katakan, sekitar dua atau tiga hari lagi. Setelah itu saya mengetahui bahwa ketika saya bilang saya tidak tahu, itu artinya 0 (nol), dua atau tiga hari artinya 5 (lima), dua tambah tiga. Jadi, sebagian besar penduduk desa membeli 50 (limapuluh). Dan bagi orang-orang Thai yang bermain lotere ilegal ini, dua angka terakhir adalah angka lotere yang sebenarnya. Itulah yang mereka beli.
Dan ternyata angka 50 pun keluar. Saya mengetahui hal itu karena keesokan harinya, kepala desa bersama dengan beberapa orang warganya datang mengunjungi saya, dan mereka berkata, "Semua penduduk desa sangat senang dengan anda. Anda adalah seorang bhikkhu yang hebat. Tolonglah anda tinggal di sini selama-lamanya." Itulah yang mereka katakan. Jadi saya pun harus segera angkat kaki dari sana, karena itu bukanlah alasan untuk tinggal dengan bhikkhu, yakni hanya untuk menjadi kaya.
Ada sebuah cerita yg sangat menarik. Tidak berapa lama sesudah Perang Dunia Kedua, ada salah seorang sepupu saya, atau lebih tepatnya sepupu ibu saya. Usianya sekitar delapan belas atau dua puluhan tahun. Hanya untuk bersenang-senang seperti yg dilakukan kebanyakan orang, dia pun pergi menemui salah seorang dari paranormal-paranormal yang terkenal di London. Paranormal ini melihat padanya dan berkata, "Kamu akan menikah dgn seorang pria yg bernama Donald Woofrist." Dia tak pernah mengenal seseorang dengan nama itu. Dan itu bukan nama yang umum. Tidak seperti John Smith atau nama-nama yang umum lainnya. Ini adalah Woofrist. Dan tentu saja dia mengabaikannya. "Itu sesuatu yang tidak mungkin. Cuma hal-hal yang bodoh," pikirnya. Dan beberapa minggu kemudian, dia sedang berada di sebuah pesta dansa dan bertemu dengan seorang pria muda yang baik. Mereka pun berdansa bersama. Dan seperti halnya jika anda berdansa dengan seseorang, maka dia pun bertanya, "Namamu siapa ?" Lalu pria itu menjawab,"Donald." "Dan nama keluargamu?" tanyanya lagi. Dan pria itu menjawab,"Woofrist." Astaga! Dan mereka telah menikah selama 50 atau 60 tahun sekarang dan mereka tetap bersama setelah sekian lama.
Oleh : Ajahn Brahm

Tema pembicaraan kita pada malam ini adalah tentang kemampuan melihat masa depan (clairvoyance). Ada berapa orang di antara anda sekalian yang telah meramalkan bahwa saya akan berbicara tentang hal ini pada malam ini ? Dan yang anehnya, kadang-kadang kebanyakan dari kita telah sudah mengetahui apa yang akan terjadi kemudian. Atau mungkin kita pergi ke paranormal atau ke orang-orang yang menyebut diri mereka peramal. Mereka memberikan ramalan. Kadang-kadang mereka benar dan kadang-kadang mereka tidak benar. Dan apa yang terjadi, terutama dengan para bhikkhu yang ada di depan anda ini, karena kami telah bermeditasi untuk waktu yang lama dan orang-orang berpikir kami mempunyai kekuatan supranatural yang hebat.
Seperti yang saya alami ketika saya menghadiri suatu konferensi global pada bulan Juni lalu. Pihak panitianya menginginkan suatu pertunjukan untuk konferensi tersebut. Lalu mereka bertanya, apakah saya bisa "terbang" (levitate) di hadapan umum, karena hal itu akan menjadikan konferensi tersebut sukses besar. Dan saya menolaknya. Mengapa ? Karena para bhikkhu tidak akan pernah mempertunjukkan kekuatan supranatural mereka. Karena jika kami benar-benar melakukan hal-hal seperti meramal nasib di dalam praktek kami, maka tentu saja anda semua akan bertanya kepada saya tentang siapa yang akan memenangkan Piala Melbourne. Dan anda semua akan bertanya kepada saya, "Tolonglah, bisakah anda memberitahukan nomor lotere nya?" Itu namanya mencuri ! Karena jika seseorang membeli lotere atau bertaruh di pacuan kuda, bukankah itu tidak adil ketika anda mencuri kesempatan dengan mencari para bhikkhu atau peramal, dan mencari tahu siapa yang akan menang ? Oleh karena itu kami tidak melakukan hal-hal seperti itu.
Dan juga jika kami mengetahui apa yang akan terjadi dan memberitahukannya kepada orang-orang, lalu bayangkan saja apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. Mereka akan mengangkat saya menjadi anggota CIA. Dan saya takkan pernah bisa datang ke Buddhist Center ini lagi karena saya akan menjadi sangat sibuk. Kerjanya hanya meramal peristiwa apa yang akan terjadi, kapan bom akan meledak, atau siapa yang menjadi teroris atau siapa yang bukan teroris. Dan jika anda bisa "terbang" seperti apa yang sudah saya katakan sebelumnya, Pesta Olahraga Persemakmuran di Melbourne akan segera tiba, dan saya akan senantiasa berada di sana di setiap saat, mengikuti pertandingan lompat tinggi. Dan itu akan menjadi sangat tidak adil karena saya mencuri kesempatan dari orang lain. Jadi, kami tidak melakukan hal-hal tsb.
Tetapi orang lain melakukannya. Kadang-kadang bahkan para bhikkhu sendiri. Kadang-kadang anda mengatakan sesuatu dan orang-orang mendengarkan dengan penuh perhatian. Terutama tradisi-tradisi di Asia. Mereka selalu berpikir bahwa bhikkhu-bhikkhu bisa meramal tentang hal-hal ini. Memberikan nomor lotere dan hal-hal semacam itu. Dan sayangnya, kadang-kadang mereka benar. Saya ingat ini ketika saya masih seorang bhikkhu muda, saya sedang menetap di gunung seorang diri di pedalaman Thailand. Dan orang-orang Thai di sana suka bermain lotere. Kami punya sebuah guyonan di Thailand, bahwa tidak seorang pun yang tahu kapan rahib Buddhis bekerja, kapan bulan purnama ataupun setengah bulan purnama tiba. Tetapi mereka semua tahu kapan ada permainan lotere.
Karena itu adalah hari yang paling penting dalam seminggu bagi mereka. Jadi, mereka akan mendatangi saya dua atau tiga hari sebelumnya. Dan mereka akan bertanya, "Begini, anda kan seorang bhikkhu pertapa. Anda pasti sudah menjalani meditasi yang mendalam, jadi anda bisa menolong kami. Bisakah anda memberi kami angka-angkanya?" Dan kadang-kadang mereka akan datang dan memperlihatkan semua bilur-bilur di tangan mereka untuk menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat miskin. Dan mereka akan berkata, "Oh, anda benar-benar tidak memiliki rasa iba, jika anda tidak memberitahukan kami angka-angkanya." Kadang-kadang saya berpikir untuk bilang, "Baiklah, selama kalian membagikan saya 10 persen !"
Tetapi tentu saja kami tidak bisa melakukan hal-hal seperti itu. Dan pada akhirnya saya hanya berkata kepada mereka, "Tidak, saya tidak bisa mengatakannya." Namun mereka mencoba mengelabui saya. Mereka mulai bertanya kepada saya pertanyaan-pertanyaan seperti, "Berapa lama anda akan tinggal di sini?" Saya bilang saya tidak tahu. "Kapan anda akan pergi?" Dan saya katakan, sekitar dua atau tiga hari lagi. Setelah itu saya mengetahui bahwa ketika saya bilang saya tidak tahu, itu artinya 0 (nol), dua atau tiga hari artinya 5 (lima), dua tambah tiga. Jadi, sebagian besar penduduk desa membeli 50 (limapuluh). Dan bagi orang-orang Thai yang bermain lotere ilegal ini, dua angka terakhir adalah angka lotere yang sebenarnya. Itulah yang mereka beli.
Dan ternyata angka 50 pun keluar. Saya mengetahui hal itu karena keesokan harinya, kepala desa bersama dengan beberapa orang warganya datang mengunjungi saya, dan mereka berkata, "Semua penduduk desa sangat senang dengan anda. Anda adalah seorang bhikkhu yang hebat. Tolonglah anda tinggal di sini selama-lamanya." Itulah yang mereka katakan. Jadi saya pun harus segera angkat kaki dari sana, karena itu bukanlah alasan untuk tinggal dengan bhikkhu, yakni hanya untuk menjadi kaya.
Ada sebuah cerita yg sangat menarik. Tidak berapa lama sesudah Perang Dunia Kedua, ada salah seorang sepupu saya, atau lebih tepatnya sepupu ibu saya. Usianya sekitar delapan belas atau dua puluhan tahun. Hanya untuk bersenang-senang seperti yg dilakukan kebanyakan orang, dia pun pergi menemui salah seorang dari paranormal-paranormal yang terkenal di London. Paranormal ini melihat padanya dan berkata, "Kamu akan menikah dgn seorang pria yg bernama Donald Woofrist." Dia tak pernah mengenal seseorang dengan nama itu. Dan itu bukan nama yang umum. Tidak seperti John Smith atau nama-nama yang umum lainnya. Ini adalah Woofrist. Dan tentu saja dia mengabaikannya. "Itu sesuatu yang tidak mungkin. Cuma hal-hal yang bodoh," pikirnya. Dan beberapa minggu kemudian, dia sedang berada di sebuah pesta dansa dan bertemu dengan seorang pria muda yang baik. Mereka pun berdansa bersama. Dan seperti halnya jika anda berdansa dengan seseorang, maka dia pun bertanya, "Namamu siapa ?" Lalu pria itu menjawab,"Donald." "Dan nama keluargamu?" tanyanya lagi. Dan pria itu menjawab,"Woofrist." Astaga! Dan mereka telah menikah selama 50 atau 60 tahun sekarang dan mereka tetap bersama setelah sekian lama.