Handyplast
IndoForum Beginner D
- No. Urut
- 10814
- Sejak
- 29 Jan 2007
- Pesan
- 608
- Nilai reaksi
- 219
- Poin
- 43
Beijing - Pengumuman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang melarang konsumsi 39 manisan dan permen asal Cina karena mengandung formalin, dibalas Cina dengan melarang impor produk makanan dan minuman berair asal Indonesia.
Badan Pengawas dan Karantina Cina atau General Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine (GAQSIQ) pada Jumat (3/8/2007) mengumumkan pelarangan impor produk makanan dan minuman berair asal Indonesia karena ditemukannya kandungan racun dan patogen penyebab penyakit.
Seperti dilansir Xinhua, Sabtu (4/8/2007) petugas karantina Cina menemukan produk makanan dan minuman berair asal Indonesia yang tercemar merkuri, khrom (chromium), obat antibakteri nitrofual serta patogen.
GAQSIQ telah mengedarkan surat edaran agar produk makanan dan minuman berair asal Indonesia itu segera dikembalikan atau dimusnahkan.
Dalam enam bulan pertama tahun ini, petugas Cina telah menyita 121 tumpukan makanan dari Indonesia. Mulai dari produk makanan dan minuman berair, minyak sawit, makanan kaleng seperti biskuit, karena mengandung obat residu yang terlalu banyak serta adanya zat tambahan dan organisme yang berbahaya.
Petugas karantina Cina juga mulai meneliti makanan dari Indonesia di sejumlah kota seperti Guangdong, provinsi selatan di Cina. Di wilayah itu dideteksi adanya salmonela dalam produk belut beku dan listeria monocytogenes pada makanan ikan beku. Sedangkan di kota Ningbo ditemukan zat pewarna untuk makanan kaleng nanas.
GAQSIQ mengatakan petugas karantina telah mengembalikan atau menghancurkan semua produk yang tercemar tersebut. Namun tidak dijelaskan secara detil merek makanan tersebut.
Sementara otoritas lokal di sejumlah kota Cina juga mendesak peningkatan pengawasan terhadap makanan impor dari Indonesia. Mereka juga mendesak importir lokal agar meminta penjelasan dari eksportir Indonesia tentang syarat makanan yang aman untuk mengurangi risiko perdagangan kedua negara.
Cina dikenal reaktif melakukan pembalasan terhadap negara yang melarang produknya dengan alasan mengandung bahan kimia. Seperti pengumuman AS yang melarang beberapa produk makanan dan mainan Cina karena mengandung zat berbahaya dan beracun, yang langsung dibalas Cina dengan melarang produk kesehatan dari AS.
Sebelumnya Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Thomas Darmawan pernah mengingatkan, jika Indonesia melarang produk makanan dan minuman Cina seperti halnya AS, maka Cina akan membalasnya.
Detik.com
Badan Pengawas dan Karantina Cina atau General Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine (GAQSIQ) pada Jumat (3/8/2007) mengumumkan pelarangan impor produk makanan dan minuman berair asal Indonesia karena ditemukannya kandungan racun dan patogen penyebab penyakit.
Seperti dilansir Xinhua, Sabtu (4/8/2007) petugas karantina Cina menemukan produk makanan dan minuman berair asal Indonesia yang tercemar merkuri, khrom (chromium), obat antibakteri nitrofual serta patogen.
GAQSIQ telah mengedarkan surat edaran agar produk makanan dan minuman berair asal Indonesia itu segera dikembalikan atau dimusnahkan.
Dalam enam bulan pertama tahun ini, petugas Cina telah menyita 121 tumpukan makanan dari Indonesia. Mulai dari produk makanan dan minuman berair, minyak sawit, makanan kaleng seperti biskuit, karena mengandung obat residu yang terlalu banyak serta adanya zat tambahan dan organisme yang berbahaya.
Petugas karantina Cina juga mulai meneliti makanan dari Indonesia di sejumlah kota seperti Guangdong, provinsi selatan di Cina. Di wilayah itu dideteksi adanya salmonela dalam produk belut beku dan listeria monocytogenes pada makanan ikan beku. Sedangkan di kota Ningbo ditemukan zat pewarna untuk makanan kaleng nanas.
GAQSIQ mengatakan petugas karantina telah mengembalikan atau menghancurkan semua produk yang tercemar tersebut. Namun tidak dijelaskan secara detil merek makanan tersebut.
Sementara otoritas lokal di sejumlah kota Cina juga mendesak peningkatan pengawasan terhadap makanan impor dari Indonesia. Mereka juga mendesak importir lokal agar meminta penjelasan dari eksportir Indonesia tentang syarat makanan yang aman untuk mengurangi risiko perdagangan kedua negara.
Cina dikenal reaktif melakukan pembalasan terhadap negara yang melarang produknya dengan alasan mengandung bahan kimia. Seperti pengumuman AS yang melarang beberapa produk makanan dan mainan Cina karena mengandung zat berbahaya dan beracun, yang langsung dibalas Cina dengan melarang produk kesehatan dari AS.
Sebelumnya Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Thomas Darmawan pernah mengingatkan, jika Indonesia melarang produk makanan dan minuman Cina seperti halnya AS, maka Cina akan membalasnya.
Detik.com