rosa89
IndoForum Junior A
- No. Urut
- 77770
- Sejak
- 13 Agt 2009
- Pesan
- 2.699
- Nilai reaksi
- 165
- Poin
- 63
Berhubung sudah janji sebelumnya sama bro beam , maka terciptalah thread ini... Satu hal yang unik dari cerita legenda, Qt dapat menemukan kisah maupun tokoh yang hampir menyerupai diberbagai belahan dunia demikian pula adanya kisah burung legendaris dari berbagai belahan dunia. Di thread ini Q khusus membahas soal burung-burung legendaris ini.
Fenghuang----------------------------------------------------------------
Roc-----------------------------------------------------------------------
Jatayu--------------------------------------------------------------------
Huma---------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------
Udah dulu deh , capek juga ngumpulin bahan dan cerita dari mana-mana /ho.
Fenghuang----------------------------------------------------------------
Pada awalnya Fenghuang digambarkan sebagai dua ekor burung dimana yang jantan disebut Feng 鳳 dan yang betina disebut Huang 凰, mulai muncul pada awal dinasti Shang (sekitar 4.000 tahun yang lalu). Pada masa dinasti Han (2.200 tahun yang lalu) dua burung ini sering digambarkan saling berhadapan satu dengan yang lain. Namun pada masa dinasti Yuan kedua sosok ini digabungkan dan secara general disebut sebagai Pheonix atau Raja Para Burung dan dijadikan simbol Permaisuri dimana Naga menjadi simbol Raja.
Namun semenjak masa Raja Jiajing (1522 - 1566) burung ini kembali dijadikan dua sosok yang berbeda. Yang jantan dapat dikenali dari 5 / 3 bulu ekor (lima / tiga ~ ganjil ~ yang) sementara yang betina memiliki 2 bulu ekor (satu ~ genap ~ yin).
Fenghuang dalam bahasa jepang ho-o , merupakan burung legendaris yang unik dengan rupa asli yang luar biasa. Jujur Q enggak bisa ngebayanngin seperti apa burung ini dalam penggambaran aslinya .
Fenghuang tidak memiliki koneksi dengan Pheonix dari tradisi barat yang berasal dari mitologi Mesir, karena dalam mitologi mesir Pheonix digambarkan sebagai burung prehistorik Bennu Heron. Berbeda dengan Fenghuang yang digambarkan sebagai chimera (makhluk yang wujudnya terdiri dari beberapa binatang sekaligus), Pheonix dalam mitologi mesir labih menyerupai heron atau elang.
Namun semenjak masa Raja Jiajing (1522 - 1566) burung ini kembali dijadikan dua sosok yang berbeda. Yang jantan dapat dikenali dari 5 / 3 bulu ekor (lima / tiga ~ ganjil ~ yang) sementara yang betina memiliki 2 bulu ekor (satu ~ genap ~ yin).
Fenghuang dalam bahasa jepang ho-o , merupakan burung legendaris yang unik dengan rupa asli yang luar biasa. Jujur Q enggak bisa ngebayanngin seperti apa burung ini dalam penggambaran aslinya .
According to scripture Erya - chapter 17 Shiniao, Fenghuang is said to be made up of the beak of a rooster, the face of a swallow, the forehead of a fowl, the neck of a snake, the breast of a goose, the back of a tortoise, the hindquarters of a stag and the tail of a fish.[1] Today, however, it is often described as a composite of many birds including the head of a golden pheasant, the body of a mandarin duck, the tail of a peacock, the legs of a crane, the mouth of a parrot, and the wings of a swallow.
Its body symbolizes the six celestial bodies. The head is the sky, the eyes are the sun, the back is the moon, the wings are the wind, the feet are the earth, and the tail is the planets. Its feathers contain the five fundamental colors: black, white, red, blue and yellow. It is also sometimes depicted as having three legs.
Fenghuang tidak memiliki koneksi dengan Pheonix dari tradisi barat yang berasal dari mitologi Mesir, karena dalam mitologi mesir Pheonix digambarkan sebagai burung prehistorik Bennu Heron. Berbeda dengan Fenghuang yang digambarkan sebagai chimera (makhluk yang wujudnya terdiri dari beberapa binatang sekaligus), Pheonix dalam mitologi mesir labih menyerupai heron atau elang.
Roc-----------------------------------------------------------------------
Roc atau Rukh (dari bahasa arab رخ rokh) merupakan burung pemakan daging yang luar biasa besar dan mampu membawa dan memakan gajah. Diantara burung2 legendaris lainnya, roc tergolong burung yang paling sering dilaporkan terlihat dalam sejarah.
Salah satu dugaan menyebutkan, legenda roc berasal dari seekor burung elang besar yang mampu membawa seekor anak domba yang baru dilahirkan. Apalagi setelah ditemukannya fosil elang yang berasal dari genus Stephanoaetus di Madagaskar.
Rabbi Benjamin of Tudela reported a story reminiscent of the roc in which shipwrecked sailors had themselves carried off desert islands by wrapping ox-hides round them and letting griffins carry them off as if they were cattle.
In the 13th century, Marco Polo (as quoted in Attenborough (1961: 32)
stated "It was for all the world like an eagle, but one indeed of enormous size; so big in fact that its quills were twelve paces long and thick in proportion. And it is so strong that it will seize an elephant in its talons and carry him high into the air and drop him so that he is smashed to pieces; having so killed him, the bird swoops down on him and eats him at leisure". Marco Polo explicitly distinguishes the bird from a griffin. Doubtless it was Marco Polo's description that inspired Antonio Pigafetta, one of Magellan's companions, who wrote or had ghost-written an embroidered account of the circumglobal voyage; in Pigafetta's account the home grounds of the roc were the China Seas. Such descriptions doubtless captured the imaginations of later illustrators, such as Johannes Stradanus ca 1590 or Theodor de Bry in 1594 who showed an elephant being carried off in the roc's talons, or showed the roc destroying entire ships in revenge for destruction of its giant egg, as recounted in the fifth voyage of Sinbad the Sailor. Tommaso Aldrovandini's Ornithologia (1599) included a woodcut of a roc with a somewhat pig-like elephant in its talons, but in the rational world of the seventeenth century, the roc was more critically looked upon.
The roc appears in Arabic geographies and natural history, popularized in Arabian fairy tales and sailors' folklore. Ibn attuta (iv. 305ff) tells of a mountain hovering in air over the China Seas, which was the roc.
Salah satu dugaan menyebutkan, legenda roc berasal dari seekor burung elang besar yang mampu membawa seekor anak domba yang baru dilahirkan. Apalagi setelah ditemukannya fosil elang yang berasal dari genus Stephanoaetus di Madagaskar.
Jatayu--------------------------------------------------------------------
Jatayu (Sansekerta: जटायू,; Jatāyū) adalah tokoh protagonis dari wiracarita Ramayana, putera dari Sang Aruna dan keponakan dari Sang Garuda. Ia merupakan saudara Sempati. Ia adalah seekor burung yang melihat bagaimana Dewi Sita diculik oleh Rawana. Ia berusaha melawan tetapi kalah bertarung dan akhirnya mati. Tetapi ketika belum mati dan masih sekarat masih bisa melaporkan kepada Sri Rama bahwa Dewi Sita istrinya, diculik.
Setelah Jatayu menghembuskan nafas terakhirnya, Sang Rama bersabda:
“ Hé Jatayu mahā dibya, wênang dharaka ring hurip, sangka ryasih ta mamitra, bapangku kalulut têmên, tumuluy têka ring putra, ah ō dibyanta hé kaga. Sêdêng tat mahurip nguni, bapangku mahurip hidêp, ri pêjah ta kunêng mangke, menyak uwuh-uwuh. (Kakawin Ramayana) ”
terjemahan:
“ Hai jatayu yang maha mulia, sungguh kuat dikau memepertahankan jiwa. Karena cinta kasihmu bersahabat terhadap ayahku lekat sekali, berkelanjutan sampai kepada aku, puteranya. Amatlah mulia wahai dikau burung perkasa. Tatkala engkau masih hidup tadi, ayahku kurasakan masih hidup, sekarang ketika engkau telah meninggal, sungguh bertambah sedih hatiku. ”
Tempat dimana Sri Rama menemukan Jatayu yang sedang sekarat dinamakan JatayuMangalam, sekarang dikenal sebagai ChadayaMangalam, terletak di Distrik Kollam, Kerala. Batu besar di tempat tersebut dinamai JatayuPara, diambil dari nama Jatayu. Tempat itu dimanfaatkan sebagai obyek wisata.
Dipercaya Jatayu merupakan anak dari Garuda dan merupakan keponakan dari Naga.
Setelah Jatayu menghembuskan nafas terakhirnya, Sang Rama bersabda:
“ Hé Jatayu mahā dibya, wênang dharaka ring hurip, sangka ryasih ta mamitra, bapangku kalulut têmên, tumuluy têka ring putra, ah ō dibyanta hé kaga. Sêdêng tat mahurip nguni, bapangku mahurip hidêp, ri pêjah ta kunêng mangke, menyak uwuh-uwuh. (Kakawin Ramayana) ”
terjemahan:
“ Hai jatayu yang maha mulia, sungguh kuat dikau memepertahankan jiwa. Karena cinta kasihmu bersahabat terhadap ayahku lekat sekali, berkelanjutan sampai kepada aku, puteranya. Amatlah mulia wahai dikau burung perkasa. Tatkala engkau masih hidup tadi, ayahku kurasakan masih hidup, sekarang ketika engkau telah meninggal, sungguh bertambah sedih hatiku. ”
Tempat dimana Sri Rama menemukan Jatayu yang sedang sekarat dinamakan JatayuMangalam, sekarang dikenal sebagai ChadayaMangalam, terletak di Distrik Kollam, Kerala. Batu besar di tempat tersebut dinamai JatayuPara, diambil dari nama Jatayu. Tempat itu dimanfaatkan sebagai obyek wisata.
Dipercaya Jatayu merupakan anak dari Garuda dan merupakan keponakan dari Naga.
Huma---------------------------------------------------------------------
Burung Huma (Persia : هما) adalah burung legendaris dari fabel sufi yang dikatakan tidak pernah beristirahat, menghabiskan seluruh hidupnya terbang mengelilingi bumi dan tidak pernah mendarat (ada juga legenda yang mengatakan dia tidak memiliki kaki). Kata huma berasal dari dua kata yang brbeda, "hu" melambangkan jiwa dan "ma" melambangkan air. Dalam mitologi Turkin huma memiliki persamaan dengan burung kumay atau umay, dimana umay adalah dewi kesuburan dan keperawanan.
Dalam beberapa legenda, huma digambarkan memiliki kemampuan seperti burung pheonix dimana dia membakar dirinya sendiri dalam jangka waktu beberapa ratus tahun dan lahir kembali dari abu ang ditinggalkannya. Dikatakan juga burung ini memiliki dua jiwa dalam satu tubuh (pria dan wanita) dimana setiap jiwanya memiliki satu sayap dan satu kaki.
Huma juga memiliki reputasi sebagai burung pembawa keberuntungan dimana dipercaya setiap bayangannya jatuh dikepala seseorang maka orang tersebut akan menjadi raja. Karena itu, bulu yang menghiasi sorban seorang raja dipercaya merupakan bulu dari burung huhma.
Dalam tradisi sufi, menangkap huma merupakan suatu hal yang tidak mungkin dilakukan. Namun menangkap bayangan atau sosoknya dipercaya dapat membuat orang itu bahagia seumur hidupnya. Orang yang mampu menangkap huma tidak akan bertahan hidup lebih dari empat puluh hari.
Dalam beberapa legenda, huma digambarkan memiliki kemampuan seperti burung pheonix dimana dia membakar dirinya sendiri dalam jangka waktu beberapa ratus tahun dan lahir kembali dari abu ang ditinggalkannya. Dikatakan juga burung ini memiliki dua jiwa dalam satu tubuh (pria dan wanita) dimana setiap jiwanya memiliki satu sayap dan satu kaki.
Huma juga memiliki reputasi sebagai burung pembawa keberuntungan dimana dipercaya setiap bayangannya jatuh dikepala seseorang maka orang tersebut akan menjadi raja. Karena itu, bulu yang menghiasi sorban seorang raja dipercaya merupakan bulu dari burung huhma.
Dalam tradisi sufi, menangkap huma merupakan suatu hal yang tidak mungkin dilakukan. Namun menangkap bayangan atau sosoknya dipercaya dapat membuat orang itu bahagia seumur hidupnya. Orang yang mampu menangkap huma tidak akan bertahan hidup lebih dari empat puluh hari.
--------------------------------------------------------------------------
Udah dulu deh , capek juga ngumpulin bahan dan cerita dari mana-mana /ho.