• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Bertanya tentang agama Budha

tusuksate

IndoForum Activist A
No. Urut
48279
Sejak
14 Jul 2008
Pesan
20.342
Nilai reaksi
397
Poin
83
Langsung saja, gw ini bukan agama Budha, tapi gw Tertarik dengan ajaran Budha, ada beberapa point yg saya kurang mengerti dan saya harap saya dapat bertanya dan mendapatkan jawabannya disini...

1. Benarkah kalau kita meninggal dan reinkarnasi ingatan kita akan di hapus dan menjalani kehidupan selanjutnya?
2. Benarkan kalau di kehidupan ini kita banyak melakukan kejahatan maka kita akan menderita di kehidupan selanjutnya karena menerima karma?
3. apakah dalam ajaran Budha ada neraka dan surga?

Gw berharap nga ada Flame di dalam Thread ini, Thanks all...
 
Langsung saja, gw ini bukan agama Budha, tapi gw Tertarik dengan ajaran Budha, ada beberapa point yg saya kurang mengerti dan saya harap saya dapat bertanya dan mendapatkan jawabannya disini...

1. Benarkah kalau kita meninggal dan reinkarnasi ingatan kita akan di hapus dan menjalani kehidupan selanjutnya?
2. Benarkan kalau di kehidupan ini kita banyak melakukan kejahatan maka kita akan menderita di kehidupan selanjutnya karena menerima karma?
3. apakah dalam ajaran Budha ada neraka dan surga?

Gw berharap nga ada Flame di dalam Thread ini, Thanks all...
1.buddhis tidak mengenal reinkarnasi karena disitu ada "inti" yang berpindah, buddhis hanya "tumimbal lahir" / rebirth.

sebenarnya ingatan itu tidak dihapus.....dan juga tidak ditambah sekaligus tidak ada "penguasa" yang menghapus atau menghukum......hanya saja tenggelam dalam memory yang sangat dalam....
jadi butuh konsentrasi tinggi untuk mengingat itu kembali...


2.sekali lagi tergantung....ada buah kamma yang berbuah dalam kehidupan selanjutnya...ada pula tidak.

tetapi pada hakekat sebenarnya (paramatha), batu pastilah tenggelam dasar kolam,sedangkan mentega naik ke permukaan...
begitu juga perbuatan jahat...maka akan terlahir dialam bawah, dan perbuatan baik naik ke alam bahagia.
tetapi semua itu tidak kekal.

3.ada 31 alam kehidupan.
terbagi menjadi 1 alam manusia, 4 alam menderita(binatang,neraka,peta, asura) , 26 sisanya alam dewa.
 
Langsung saja, gw ini bukan agama Budha, tapi gw Tertarik dengan ajaran Budha, ada beberapa point yg saya kurang mengerti dan saya harap saya dapat bertanya dan mendapatkan jawabannya disini...

1. Benarkah kalau kita meninggal dan reinkarnasi ingatan kita akan di hapus dan menjalani kehidupan selanjutnya?
2. Benarkan kalau di kehidupan ini kita banyak melakukan kejahatan maka kita akan menderita di kehidupan selanjutnya karena menerima karma?
3. apakah dalam ajaran Budha ada neraka dan surga?

Gw berharap nga ada Flame di dalam Thread ini, Thanks all...


1. bukannya di hapus tapi memang lupa. untuk mudahnya adalah apakah anda ingat semua yang anda lakukan kemarin? dan jangan lupa semakin tua biasanya kita semakin gampang melupakan sesuatu. Apakah proses lupa itu ada yang menghapus dari pikiran kita?

Ada beberapa kasus yang pernah di publish di media adalah
a. dimana seorang anak dapat mengingat kelahiran sebelumnya, dimana anak tersebut belum pernah pergi atau tahu tentang tempat tinggalnya di kehidupan sebelumnya.
b. Dengan bantuan hipnotis yang sangat kuat seseorang dapat mengingat kehidupannya di masa lampau.
c. Seseorang yang melakukan meditasi dan berbakat dapat mengingat kehidupan sebelumnya. tapi ini sulit dilakukan dan umat Buddha pada umumnya ber-meditasi bukan untuk tujuan seperti ini.

2. Cara kerja karma tidak dapat di pahami oleh pikiran manusia biasa, terlalu rumit untuk dimengerti. Tapi untuk mudahnya, segala perbuatan anda akan kembali kepada anda, apakah perbuatan baik atau perbuatan buruk.

Berikut ini saya berikan sedikit gambaran tentang hukum karma yang saya pahami
a. Seperti anda menanam pohon, bila anda menanam biji mangga maka anda akan mendapatkan pohon mangga bukan pohon jambu.
b. Dan bila perbuatan baik adalah air putih sedangkan perbuatan jahat adalah kopi. Saat seseorang berbuat baik seperti menuang 1 cangkir air putih ke dalam suatu wadah, dan bila melakukan perbuatan jahat seperti menuang 1 cangkir kopi pada wadah yang sama. Maka warna air akan tergantung pada perbuatan yang dilakukan. Semakin banyak air putih (perbuatan baik) yang anda tuangkan maka warna air akan semakin terang, semakin banyak kopi yang anda tuangkan maka warna air akan makin gelap.

Apakah karma berbuah di kehidupan selanjutnya? Tidak selalu, karma bisa juga berbuah di kehidupan sekarang.

3. Dalam agama Buddha, kami mengenal neraka dan surga, seperti yang dijelaskan @Marcedes. Tapi yang patut di ingat, neraka dan surga di agama Buddha bukanlah kondisi/keadaan yang kekal. Dimana bila seseorang masuk surga maka suatu saat dia bisa terlahir kembali di neraka atau alam manusia atau alam2 lainnya, sampai dia mencapai Nibanna dimana tidak terlahir kembali (kedalam salah satu dari 31 alam kehidupan tsb).
 
Terimah kasih jawabannya, Maaf tapi gw ingin kembali bertanya...

1. Andaikata seseorang terlahir kembali dan melupakan kehidupan sebelumnya apakah ketika dia akhirnya mencapai Nibanna semua ingatannya akan kembali?
2. jika jawabannya tidak apa arti keeradaan kita sekarang menurut agama Budha?


Pertanyaan nomor dua saya ajukan karena bila kita tidak dapat mengingat ingatan kita pada saat ini nantinya, keberadaan kita yg saat ini menjadi hilang jadi singkatnya dapat dibilang mati, yang tersisa hanya ingatan pada saat kehidupan kita mencapai Nibanna
 
Terimah kasih jawabannya, Maaf tapi gw ingin kembali bertanya...

1. Andaikata seseorang terlahir kembali dan melupakan kehidupan sebelumnya apakah ketika dia akhirnya mencapai Nibanna semua ingatannya akan kembali?
2. jika jawabannya tidak apa arti keeradaan kita sekarang menurut agama Budha?


Pertanyaan nomor dua saya ajukan karena bila kita tidak dapat mengingat ingatan kita pada saat ini nantinya, keberadaan kita yg saat ini menjadi hilang jadi singkatnya dapat dibilang mati, yang tersisa hanya ingatan pada saat kehidupan kita mencapai Nibanna

1. Nibbana adalah kondisi bathin yang bebas dari Lobha (keserakahan), Dosa (kebencian) dan Moha (kebodohan) sehingga terbebas dari lingkaran tumimbal lahir. Seseorang yang mencapai nibbana, setelah parinibbana (meninggal) tidak akan terlahirkan di alam manapun lagi. Tidak ada keharusnya bahwa seseorang yang mencapai nibbana (arahat) itu bisa mengingat semua ingatannya semua. Tetapi ada orang yang bisa mengingat beberapa kehidupan yang lain tetapi tidak mencapai nibbana. Seorang Arahat kendati bisa mengingat banyak kehidupan yang lampau, senantiasa hidup pada masa sekarang, hidup pada momen sekarang ini, karena masa lampau sudah berlalu sedangkan masa depan belum bisa diraih.

2. Untuk menjawab pertanyaan ke-2, coba simak cerita berikut ini...

Suatu siang, kala Buddha dan Kassapa sedang berdiri di tepi sungai Neranjara, Kassapa berkata, "Gotama, di hari sebelumnya engkau menyebutkan tentang memeditasikan tubuh, perasaan-perasaan, persepsi persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran. Aku telah melatih meditasi itu, dan mulai dapat memahami betapa berbagai perasaan dan persepsi seseorang menentukan kualitas kehidupannya. Aku juga melihat tidak adanya elemen kekal abadi yang dapat diketemukan di dalam salah satu dari kelima elemen itu. Aku bahkan dapat melihat bahwa keyakinan akan suatu diri yang terpisah keliru adanya. Namun, aku masih belum mengerti mengapa seseorang menelusuri jalur spiritual jika tanpa adanya diri ? Siapakah yang akan menjadi terbebaskan ?

Buddha bertanya, "Kassapa, apakah engkau setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran ?"

"Ya Gotama, aku setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran".

"Apakah engkau setuju penderitaan pasti ada sebab-sebabnya ?"

"Ya, aku setuju penderitaan pasti ada sebab-sebabnya ?"

"Kassapa, ketika sebab sebab penderitaan hadir, maka penderitaan juga hadir. Ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, maka penderitaan pun hilang."

"Ya, aku melihat ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, penderitaan itu sendiri akan hilang."

"Penyebab penderitaan adalah kebodohan bathin, suatu cara yang keliru untuk melihat realita. Berpikir bahwa yang tidak kekal sebagai kekal merupakan kebodohan bathin. Berpikir ada diri sementara tak ada yang disebut diri merupakan kebodohan bathin. Dari kebodohan bathin lahirlah keserakahan, ketakutan, iri hati, dan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya. Jalan menuju pembebasan adalah jalan untuk melihat segala sesuatu secara mendalam agar benar benar mampu memahami sifat dasar ketidak kekalan (Anicca), tiada diri yang terpisah (An-atta), akan saling ketergantungan dari segala sesuatu (Pattica Samupada). Jalan ini adalah jalan untuk mengatasi kebodohan bathin. Setelah kebodohan bathin di atasi, penderitaan pun terlampaui. Itulah pembebasan sejati. Tak perlu ada suatu diri di sana untuk dibebaskan."
 
/no1 nice answer.
membuka wawasan.
kembali lagi kepada pandangan dan pemahaman konsep kebudhaan. konsep kekekalan dan tujuan akhir seorang buddhist.
seperti cara yang telah lama di ajarkan oleh sang bhagavan.
 
sesuai dengan saudara Dilbert...

Nibbana adalah kondisi batin yang lepas dari kemelekatan, pikiran yang Tidak terhalang,Mulia, lepas dari segala penderitaan maupun kebahagiaan.....yang ada adalah kedamaian sejati

Hidup kita adalah rangkaian dari unsur-unsur. Kita menggunakan kebiasaan untuk menggambarkan sesuatu, tetapi kita telah terikat pada kebiasaan dan memakainya sebagai sesuatu yang nyata. Sebagai contoh, manusia dan benda diberi nama. Kita dapat kembali pada permulaan sebelum nama diberikan, dan memanggil pria dengan “wanita” dan memanggil wanita dengan “pria”, apa ada bedanya? Tetapi sekarang kita terpaku pada penamaan dan konsep, sehingga kita mendapat pertentangan jenis kelamin dan pertentangan lainnya yang serupa. Meditasi adalah untuk melihat melampaui semua ini. Dengan demikian, kita kelak dapat mencapai tahapan tanpa-kondisi dan dalam kedamaian, bukan peperangan.
 
sesuai dengan saudara Dilbert...

Nibbana adalah kondisi batin yang lepas dari kemelekatan, pikiran yang Tidak terhalang,Mulia, lepas dari segala penderitaan maupun kebahagiaan.....yang ada adalah kedamaian sejati

Bolehkah bertanya sesuatu,

"Pikiran yg tak terhalangi": apa yg tak terhalangi? siapa yg tak terhalangi? apa yg dikenalnya sebagai yg tak terhalangi?

"yang ada adalah kedamaian sejati": siapa yg merasakan kedamaian sejati? kedamaian sejati adanya dimana? sampai kapan merasakan kedamaian sejati? bagaimana caranya mengenal kedamaian sejati? mengapa kita yg mengenalnya?

trims atas jawabannya. :)
 
Hambatan utama yang mencegah timbulnya semua pengalaman dan realisasi ‘luar biasa’ adalah karma negatif, halangan, dan tendesi kebiasaan
Obscurations – halangan – yaitu halangan emosi negatif (klesa) dan halangan konseptual. Halangan berarti faktor yang menghalangi dan menutupi sifat Buddha kita.

tendesi kebiasaan = Pola kebiasaan yang diciptakan oleh perbuatan (karma?) di masa lalu

Seperti pentingnya membersihkan permukaan cermin supaya bayangan bisa terpantul disitu, sama juga pentingnya menghilangkan penghalang sehingga realisasi bisa muncul

Jadi metode latihan adalah seperti ini:

Tubuh adalah pohon pencerahan
Pikiran adalah tempat berdirinya cermin bersih kemilau
Usaplah setiap hari dengan penuh perhatian dan tanpa henti
Agar tetap bersih dari debu keduniawian


Dan setelah berhasil seperti ini:

Pada hakekatnya tidak ada pohon pencerahan
Tidak juga ada cermin bersih kemilau dan tempat berdirinya
Karena sejak dari semula semuanya kosong
Dimana pula debu bisa melekat ?
 
nanya juga yah,
sy masih bingung dengan konsep Nibbana, yang tak berkondisi, yang tak berwujud, dll
jadi maksudnya kita yang sudah mencapai nibbana itu sudah tak berwujud apa seperti angin, udara ato apa yah, trus apa mencapai Nibbana juga bebas dari ruang dan waktu?
bingung sy, mentok...
 
Bolehkah bertanya sesuatu,

"Pikiran yg tak terhalangi": apa yg tak terhalangi? siapa yg tak terhalangi? apa yg dikenalnya sebagai yg tak terhalangi?

"yang ada adalah kedamaian sejati": siapa yg merasakan kedamaian sejati? kedamaian sejati adanya dimana? sampai kapan merasakan kedamaian sejati? bagaimana caranya mengenal kedamaian sejati? mengapa kita yg mengenalnya?

trims atas jawabannya. :)

pikiran yang menembus segala konsep dan tidak terikat akan apapun,

selama anda berpikir "aku merasakan kedamaian sejati"
"aku bahagia"
"aku ada disitu, disana"
tidak akan ada kebahagiaan.

kita mengetahui bahagia sebagaimana bahagia, dan kita mengetahui penderitaan sebagai penderitaan.....adalah hanya "diketahui"
tidak ada "aku" disitu....hanya kebodohan batin yang menganggap "aku" ada disitu dan bahagia sebagai milik maupun penderitaan sebagai milik.,

para Buddha sendiri pernah merasakan sakit,lapar...tapi hanya fisiknya yang sakit...bukan batin-nya.
master Chen yen saja pernah berkata "badan boleh sakit,tapi batin jangan ikut sakit"

bagaimana cara mengenal kedamaian sejati?
kedamaian yang tidak terikat dengan apapun, termasuk kedamaian itu.

lebih dekat ingin belajar, mulai lah dari SILA(latihan kemoralan)....kemudian masuk ke Samadhi(latihan konsentrasi dan pikiran)..lalu kemudian timbul PANNA(kebijaksanaan)....

nanti juga anda mengenal nya dengan baik kedamaian itu seperti apa. ^^

selamat mencoba.


=========================================

nanya juga yah,
sy masih bingung dengan konsep Nibbana, yang tak berkondisi, yang tak berwujud, dll
jadi maksudnya kita yang sudah mencapai nibbana itu sudah tak berwujud apa seperti angin, udara ato apa yah, trus apa mencapai Nibbana juga bebas dari ruang dan waktu?
bingung sy, mentok...
^^.
Nibbana bukanlah ADA..bukan juga TIADA...melainkan lepas dari pemikiran seperti itu...(pikiran tembus dan tidak terhalang)

nibbana tidak akan ada...selama masih terikat konsep "ada dan tiada"
karena tiada kedamaian disitu.

SangBuddha mengatakan "ADA" tapi bukan berarti "ADA"
seperti "ketiadaan" yang kita anggap "tidak ada" namun dikatakan "ada"
 
^
makin bingung aku, ada tapi tiada,antara ada dan tiada itu apa yah, jadi kyk lagu hehe...
maklumlah om, belum sampai sana sih,tapi bisa di jelasin lebih terperinci lagi ngak seperti apa suasana Nibbana itu, jika ada kedamaian,bahagia berarti masih berkondisi dong,
antara ada dan tiada itu apa yah??
trim's
 
^
makin bingung aku, ada tapi tiada,antara ada dan tiada itu apa yah, jadi kyk lagu hehe...
maklumlah om, belum sampai sana sih,tapi bisa di jelasin lebih terperinci lagi ngak seperti apa suasana Nibbana itu, jika ada kedamaian,bahagia berarti masih berkondisi dong,
antara ada dan tiada itu apa yah??
trim's

wah....mau dijelaskan secara terperinci....gimana yah. ^^
gw bingung mau pakai kata apa...

tapi bisa coba baca di sini.
http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Nibbana Sebagai Suatu Pengalaman Hidup.pdf

mudah-mudahan bermanfaat.

atau coba baca tanya jawab di milinda panha......

6. "Apakah berhentinya nafsu itu nibbana?"
"Ya, O Baginda. Semua makhluk yang tolol memanjakan diri dalam
kenikmatan
indera dan obyeknya; mereka menemukan kesenangan di dalamnya
dan melekat
padanya. Oleh karena itu mereka terhanyut oleh arus nafsu dan
tidak terbebas
dari kelahiran dan kematian. Siswa yang bijaksana tidak
menyenangi
kenikmatan indera dan obyeknya. Dan di dalam dirinya
nafsu keinginan berhenti, kemelekatan berhenti, dumadi
berhenti, kelahiran
berhenti, usia tua, kematian, kesengsaraan, ratapan,
penderitaan dan
keputusasaan berhenti dan tidak ada lagi hal itu. Dengan begitu
berhentinya
nafsu adalah nibbana."

7. "Apakah semua orang mencapai nibbana?"
"Tidak semuanya, O Baginda; tetapi siapapun yang bertingkah
laku dengan
benar, mengetahui apa yang seharusnya diketahui, mencerap apa
yang
seharusnya dicerap, meninggalkan apa yang seharusnya
ditinggalkan,
mengembangkan apa yang seharusnya dikembangkan dan menyadari
apa yang
seharusnya disadari; ia mencapai nibbana."

8. "Dapatkah orang yang belum mencapai nibbana mengetahui bahwa
nibbana
benar-benar membahagiakan?"
"Ya tentu saja, O Baginda. Seperti halnya orang yang belum
pernah merasakan
tangan dan kakinya putus dipotong dapat mengetahui betapa
sakitnya kondisi
itu karena mendengar jeritan kesakitan orang yang kehilangan
anggota
badannya; demikian .juga orang yang belum pernah mencapai
nibbana mengetahui
betapa membahagiakannya kondisi itu karena
mendengar kata-kata yang penuh sukacita dari mereka yang telah
mencapainya."

65. Yang Tanpa Sebab
"Bhante Nagasena, terdapat hal-hal di dunia ini yang menjadi ada karena
kamma, ada yang merupakan hasil dari suatu sebab, dan ada yang dihasilkan
oleh musim. Beritahukan padaku, apakah ada yang tidak masuk di dalam tiga
kategori itu?"
"Ada dua hal, O Baginda; ruang dan nibbana."
"Bhante Nagasena, janganlah mengubah kata-kata Sang Penakluk, atau menjawab
pertanyaan tanpa mengetahui apa yang Bhante katakan!"
"Apa yang telah saya katakan, O Baginda, sehingga Baginda berkata demikian?"
"Yang Mulia, memang betul apa yang Bhante katakan tentang ruang. Tetapi
dengan ratusan alasan Sang Buddha menyatakan pada muridnya cara menuju
perwujudan nibbana. Dan Bhante mengatakan bahwa nibbana bukanlah hasil dari
suatu sebab.
"Memang benar, O raja, dengan banyak cara Sang Buddha
menunjukkan jalan bagi perwujudan nibbana, tetapi Beliau tidak menunjukkan
sebab bagi timbulnya nibbana."
"Di sini, Bhante Nagasena, kami melangkah dari kegelapan menuju ke kegelapan
yang lebih besar; dari ketidakpastian menuju ke kebingungan total.
Jika ada ayah dari seorang anak, maka kami akan mengharapkan
dapat menemukan ayah dari sang ayah. Demikian juga, jika ada penyebab bagi
perwujudan nibbana maka kami mengharapkan dapat menemukan penyebab bagi
timbulnya nibbana itu."
"Nibbana, O Raja, tidak dibangun, dan karenanya tidak ada sebab yang dapat
ditunjuk bagi pembuatannya. Tidak dapat dikatakan bahwa nibbana itu telah
timbul atau dapat timbul; bahwa nibbana itu adalah masa lalu, masa kini atau
masa depan; atau dapat dikenali dengan mata, telinga, hidung, lidah atau
tubuh."
"Kalau begitu, Yang Mulia Nagasena, nibbana adalah kondisi yang tidak ada!"
"Nibbana itu ada, O Baginda, dan dapat dikenali lewat pikiran.
Seorang siswa Arya yang pikirannya murni, mulia, tulus, tidak terhalang, dan
bebas dari kemelekatan dapat mencapai nibbana."

"Kalau begitu, jelaskanlah dengan perumpamaan apa nibbana itu."
"Apakah ada sesuatu yang disebut angin?"
"Ya, ada."
"Kalau begitu, jelaskanlah dengan perumpamaan apa angin itu."
"Tidaklah mungkin dapat menjelaskan apa angin itu dengan menggunakan
perumpamaan. Tetapi angin itu ada."
"Demikian juga, O Baginda, nibbana itu ada tetapi tidak mungkin digambarkan."
66. Cara-cara Menghasilkan
"Apa saja yang dilahirkan oleh kamma, apa yang dilahirkan oleh sebab, dan
apa yang dilahirkan oleh musim? Dan apa yang bukan semua ini?"
"Semua makhluk, 0 Baginda, dilahirkan oleh kamma. Api, dan semua yang
bertumbuh dari biji, dilahirkan oleh sebab. Tanah, air dan angin dilahirkan
oleh musim. Sedangkan ruang dan nibbana itu ada, tetapi tidak tergantung
dari kamma, sebab dan musim. Tentang nibbana, tidak dapat dikatakan dapat
dikenali oleh panca indera, tetapi dapat dipahami oleh
batin. Seorang murid yang batinnya murni, dan bebas dari rintangan dapat
mencerap nibbana."

sisa nya baca sendiri lagi. ^^
http://www.geocities.com/Tokyo/Garden/9609/MilindaPanha/MilindaPanha8.htm
 
ini budha dan itu bukan budha. ini sidharta gautama dan itu bukan sidarta gautama.

SEMOGA tidak ada budha dan bukan budha. Semoga jg tdk ada Sidharta gautama jg bukan sidharta gautama.

Semua adalah SAMA

:)
 
penjelasan yg bagus. tdk cukup bagus kl menganggap 1 adalah 1. 2 adalah 2 dan 3 adalah 3.

1,2,3 sama saja. sama-sama keluarga angka. Tapi andai perbedaan itu tdk dilihat, dicari, disadari perbedaannya. apalagi sampai dipermasalahkan semua adalah sama saja sampai kapanpun jg.

hanya saja krn Aku dan Kau belum mencapai, 1 dan 2 adalah beda.

kita tahu bagaimana itu sama tapi tdk tau bagaimana sama itu.

ada istilah:
"kalau semua adalah satu. darimana datangnya ayam dan itik"
"Semua adalah berjalan sebagaimana adanya.."

lalu,
Kapan kita membacanya dan kapan kita mengingatnya hingga kini?
bagaimana jika kalimat itu tdk pernah ada didunia ini?

metode pun tdk ada


tulisan ini tdk dibawa sampai kapanpun kl memang semua adalah tak berbekas. apalagi sampe nyangkut..

lewatkan saja bukan tulisan yg berguna..
 
ini budha dan itu bukan budha. ini sidharta gautama dan itu bukan sidarta gautama.

SEMOGA tidak ada budha dan bukan budha. Semoga jg tdk ada Sidharta gautama jg bukan sidharta gautama.

Semua adalah SAMA

:)

Hmmm, apa maksdunya nih bro?
 
^
makin bingung aku, ada tapi tiada,antara ada dan tiada itu apa yah, jadi kyk lagu hehe...
maklumlah om, belum sampai sana sih,tapi bisa di jelasin lebih terperinci lagi ngak seperti apa suasana Nibbana itu, jika ada kedamaian,bahagia berarti masih berkondisi dong,
antara ada dan tiada itu apa yah??
trim's

Coba lihat 2 analogi gatha dari seorang praktisi ZEN...

Gatha dari Shen Xiu (murid kepala) dari Master Zen ke-5 Hong Ren...

Tubuh adalah pohon pencerahan
Pikiran adalah tempat berdirinya cermin bersih kemilau
Usaplah setiap hari dengan penuh perhatian dan tanpa henti
Agar tetap bersih dari debu keduniawian


Kemudian Hui Neng (Master Zen ke-6) yang bahkan belum menjadi murid Hong Ren, tetapi hanya bekerja di dapur vihara menuliskan gatha pembanding sebagai berikut :

Pada hakekatnya tidak ada pohon pencerahan
Tidak juga ada cermin bersih kemilau dan tempat berdirinya
Karena sejak dari semula semuanya kosong
Dimana pula debu bisa melekat ?


Gatha Shen Xiu dapat dikatakan mewakili ADA... Sedangkan Gatha Hui Neng dikatakan mewakili TIADA. Apakah TIADA melampaui ADA, atau sebaliknya... tentu saja tidak...

Karena Gatha ini-lah, kemudian Master Hong Ren diam diam menyuruh Hui Neng ke kamarnya pada malam hari-nya dan membabarkan Sutra Intan kepada Hui Neng yang tercerahkan sepenuhnya ketika mendengar kalimat "JAGALAH PIKIRANMU DENGAN PENUH KEWASPADAAN".

Pencerahan Sempurna melampaui ADA dan TIADA...
 
Langsung saja, gw ini bukan agama Budha, tapi gw Tertarik dengan ajaran Budha, ada beberapa point yg saya kurang mengerti dan saya harap saya dapat bertanya dan mendapatkan jawabannya disini...

1. Benarkah kalau kita meninggal dan reinkarnasi ingatan kita akan di hapus dan menjalani kehidupan selanjutnya?
2. Benarkan kalau di kehidupan ini kita banyak melakukan kejahatan maka kita akan menderita di kehidupan selanjutnya karena menerima karma?
3. apakah dalam ajaran Budha ada neraka dan surga?

Gw berharap nga ada Flame di dalam Thread ini, Thanks all...


bila dijawab dgn sederhana setiap manusia bertumibal lahir dr wkt ke wkt.bereinkarnasi.ingatan manusia sama sekali tdk dihapus. Karena ingatan manusia adalah kesadaran. Kesadaran tdk akan pernah bisa dihapus oleh obat apapun.Ia akan terus berjalan hingga kapanpun. Krn KESADARAN INI-lah maka manusia bisa ada.

Meskipun,pernah baca dlm sutra keliling alam neraka disebutkan seseorang yg akan terlahir kedunia ini diminumkan "sup pelupa".

"sup pelupa" sy tdk blg itu benar atau bohong. krn blm pernah keliling alam neraka dan bertanya2 disana /heh

"sup pelupa"= menjawab dengan logika dan ajaran yg kita tahu saja tdk cukup kalau kita tdk pernah mengalaminya sendiri.

hanya saja, ingatan manusia selalu bertumpuk, saling timpang tindih, saling bersilang, saling ganti mengganti setiap hari. cobalah anda agendakan 30 hari dalam satu bulan. bisakah kita mengingat kejadian penuh selama 30 hari secara spesifik? Kecuali kejadian yg lebih memberi penekanan pd kesadaran anda shg -tdk sengaja- mjd lebih kuat terhadapnya. dengan begitu anda akan mengingatnya.
SAMA HALNYA yg dilakukan pd meditator yg ahli. Ia memberi kekuatan penekanan pd suatu objek tertentu dengan konsentrasi yg sangat tinggi, sehingga ia mampu menembus / mengingat semua kejadian baik dekat lampau maupun jauh lampau.

Ada kasus nyata yg sy baca dibuku dulu: sptny buku ini msh ada digramedia :)
seorang wanita menjalani hynotis terapy dgn sangat kuat dimana kesadarannya yg paling dalam mampu terangkat kembali serta menceritakan semua tentang dirinya dikehidupan lampau.
Ia menceritakan tentang nama orang tuanya dulu, saudara, hingga barang kesayangannya.

Pada saat diselidiki keberadaan bekas keluarga siwanita n diperbandingkan ternyata data yg didapat adalah sangat cocok sekali. Dari tanggal kelahirannya hingga tanggal kematiannya. Bahkan bbrp mainan kesayangannya yg disembunyikan ditempat rahasia mampu disebutkan keberadaannya dengan tepat.

-----

Dalam agama budha tdpt 31 alam kehidupan. Mengenai perbuatan jahat yang menghasilkan balasan/karma. hal itu bs terjadi kapan saja. bisa dekat. bisa jg berbuah dikehidupan mendatang. Bahkan ada yg baru berbuah puluhan kehidupan mendatang.

Disebutnya karma dekat dan karma jauh. Segala hal buruk yg menghancurkan hidup anda dikehidupan ini. bisa langsung berbuah karma buruknya dikehidupan ini jg. cth: narkoba=overdosis. zinah=rusak syaraf/harmonis. bermusuhan=dibenci. membunuh=dibunuh. dll
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.